All Chapters of Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar: Chapter 41 - Chapter 50

56 Chapters

Bab 41. Duka dan Runtuh

Di saat semua orang panik dengan Yuni yang tiba-tiba jatuh pingsan. Tidak dengan Lily dan Weni yang terlihat biasa saja, mereka bahkan senang melihat Yuni seperti itu."Aku akan bantu ibu, Al!" seru Reno yang tidak menyerah untuk memberikan bantuan pada ibu mertuanya, meskipun Alina menolak bantuannya."Aku bilang jangan sentuh ibuku!" sentak Alina marah, kedua matanya berurai air mata. Hatinya sesak dan takut terjadi sesuatu pada ibunya."Jangan kamu bentak anak saya, Alina!"Weni balik membentak Alina dengan marah, karena tak terima dengan wanita itu yanh membentak Reno."Ma, jangan bentak istri aku!" tegur Reno pada mamanya yang membuat Weni kesal, karena Reno membela istri pertamanya.Tak mau mendengar keributan yang terjadi, Alina menerima bantuan dari Abimana yang akan menggendong ibunya. Alina sangat berterimakasih pada Abimana, karena pria itu mau membantunya."Kamu tenang aja, ibu Yuni pasti akan baik-baik aja," ucap Abimana lembut. Dalam keadaan genting seperti ini, pemuda i
Read more

Bab 42. Hancur

"Tidak dok, ibu saya baik-baik saja. Ibu tidak mungkin ..."Alina menjeda kalimatnya di sana, air matanya luruh jatuh tanpa diminta saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh dokter. Ibunya sudah tiada, karena serangan jantung mendadak. Bagaimana mungkin? Alina tidak bisa mempercayainya begitu saja."Alina!" Abimana langsung menahan tubuh adik iparnya itu, saat wanita itu limbung."I-ibu ... Ibu nggak mungkin pergi ninggalin aku, Bang. Ini nggak benar," gumam Alina dengan tatapan mata yang kosong, tapi penuh luka.Rasa bersalah menghantam hati Reno dengan kuat, bahkan ia juga ikut menangis. Merasakan rasa sakit yang dirasakan Alina. Wajah Reno pucat pasi, matanya memperlihatkan luka.'Seharusnya aku tidak terbawa nafsu dan bercinta dengan Lily di rumah, di saat ada ibu. Sekarang aku akan kehilangan Alina, aku akan benar-benar kehilangan dia' kata Reno dalam hatinya. Ia sudah tahu konsekuensi dari semua ini, meninggalnya Yuni akan membuat perubahan untuk rumah tangganya dan Alina
Read more

Bab 43. Ada aku di sini

Tidak seperti Reno yang menyadari kesalahannya, Lily tidak menyadari itu. Dia tetap merasa kalau kematian Yuni adalah takdir yang sudah digariskan Tuhan."Mas, gimana bisa meninggalnya bu Yuni jadi salah kita? Meninggalnya bu Yuni itu sudah takdir Tuhan."Dengan mudahnya Lily berkata seperti itu, tanpa merasa bersalah. Seseorang mati, karena mengetahui fakta besar tentang hubungan mereka dan melihat mereka bercinta di halaman belakang."Bisa-bisanya kamu, Ly. Aku nggak habis pikir sama kamu, kok bisa-bisa kamu bicara begitu, hah? Apa kamu nggak merasa bersalah? Bu Yuni meninggal gara-gara kita."Wanita yang ia pikir malaikat, lemah lembut dan baik hati, ternyata tidak berempati pada orang yang sudah meninggal."Alina sahabat kamu, bahkan ibu mengenal kamu dari kecil, Ly. Apa kamu nggak merasa simpati sama mereka?"Lily terdiam, ia tidak tahu harus bicara apa lagi untuk meyakinkan Reno kalau meninggalkan Yuni, bukan salah mereka berdua. Tapi di saat situasi seperti ini, melihat Reno ya
Read more

Bab 44. Rasa Bersalah

Angga begitu murka saat melihat kehadiran kakak ipar dan istri kedua itu berada di pemakaman ibunya. Dia mengusir mereka berdua di depan umum."Haram, makam ibu saya didatangi oleh kalian berdua! Pergi kalian!" teriak Angga marah, tak jauh dari tempat peristirahatan ibunya. Tepat dihadapan Lily dan Reno.Sedangkan Alina, ia berada di dalam pelukan Tira yang tengah berusaha untuk menenangkannya. Setelah mendengar kabar bahwa Yuni meninggal, Tira menutup tokonya pada hari ini dan langsung pergi ke Bandung untuk melayat."Kami kesini berniat baik untuk melayat tante Yuni, kenapa kamu malah bersikap tidak sopan seperti ini sama saya dan suami kakak kamu?" ketus Lily pada Angga dengan suara keras.Beberapa pelayat yang masih hadir di sana, mendengar keributan yang mencuri perhatian itu."Lily, diam," bisik Reno yang menegur istrinya untuk diam."Apa sih Mas? Jangan nyuruh aku diam, biarin aku bicara buat ngajarin anak kampung nggak sopan ini!" ujar Lily yang tidak terima dimarahi di depan
Read more

Bab 45. Bicara Berdua

Cahaya mentari perlahan-lahan hadir melalui celah jendela kamar yang ditempati oleh Alina. Akhirnya, cahaya tersebut membuat kedua matanya terbuka. Alina berusaha untuk beranjak bangun, meskipun saat ini kepalanya terasa sangat berat. Tubuhnya lemas, bahkan untuk menggerakkan jarinya saja dia membutuhkan banyak tenaga dan upaya."Lo udah bangun, Al?"Alina melihat Tira berjalan menghampirinya. Wanita itu terlihat senang melihat Alina sudah bangun. "Gimana keadaan kamu? Udah mendingan?" tanya Tira sambil menyentuh kening Alina dengan tangannya. Memastikan apakah wanita itu masih demam atau tidak?"Syukurlah, udah nggak demam kayak semalam." Tira bernafas lega, sebab Alina sudah baik-baik saja dan tidak demam seperti semalam.Alina memegang keningnya yang sakit, matanya juga masih berkunang-kunang, kepalanya berdenyut sakit. "Angga, mana Ra?" Angga, adalah orang pertama yang ditanyakan Alina begitu dia sudah bangun."Angga lagi pergi sama Pak Abi. Mereka lagi cari sarapan, soalnya di ru
Read more

Bab 46. Akhirnya Cerai

Abimana dan Angga terkejut, ketika Tira mengatakan kalau Alina sendiri yang ingin berbicara dengan Reno. Wanita itu juga minta untuk ditinggalkan berdua dengan suaminya. Tira juga tidak mau Alina berbicara dengan Reno, tapi apa haknya melarang Alina bicara dengan suaminya sendiri."Aku bakal susul kakak ke dalam!"Tangan Abimana langsung menahan tubuh Angga di sana. Ia menggelengkan kepalanya. "Jangan. Biarkan saja kakak kamu bicara sama Reno." Pria itu mencegah Angga untuk masuk ke dalam kamar."Tapi kak Abi ... gimana kalau kakak luluh lagi sama mas Reno?"Kedua mata Angga menyiratkan kekhawatiran, ia takut kalau sifat kakaknya yang lembut dan hatinya yang mudah lemah, membuat Alina menerima dan memaafkan Reno kembali."Kamu khawatir karena sifat kakak kamu yang lembut kan? Tapi kamu tenang saja, sifat kakak kamu itu lembut dan hatinya mudah luluh, dia tidak bodoh."Abimana mengatakannya dengan percaya diri, ia yakin bahwa kelembutan Alina tidak akan mempengaruhi keputusannya. Ia me
Read more

Bab 47. Janda Mandul

Belum sehari setelah perceraiannya dan Alina, Reno sudah mabuk-mabukan. Padahal ibu dan istrinya sedang merayakan perceraian Reno dan Alina dengan makan tumpeng bersama. Tapi apa yang Reno lakukan? Pria itu malah pulang dalam keadaan mabuk?Lily membantu Reno untuk bangun, tubuh suaminya itu sempoyongan dan bau alkohol yang menyengat."Mas, kamu kenapa mabuk kayak gini?" tanya Lily seraya meletakkan tangan Reno dipundaknya. Ia agak kesulitan untuk memapah Reno dan akhirnya Weni turut membantu menantunya untuk memapah Reno.Mereka membawa Reno ke atas sofa yang terdekat di sana, karena tubuh Reno cukup berat."Reno, kenapa kamu mabuk-mabukan kayak gini hah? Apa kamu nggak mikir kalau istri kamu lagi hamil besar?" tanya Weni kepada putranya dengan nada kesal. Bisa-bisanya Reno mabuk-mabukan di saat istrinya sedang hamil besar, ya kandungan Lily sudah berusia 6 bulan dan perutnya sudah buncit.Akan tetapi, Reno yang ditanya seperti itu malah diam saja. Kedua matanya teler, menandakan bah
Read more

Bab 48. Cewek Murahan

Abimana yang sedang berada di apartemennya, terlihat sedih setelah ia membaca pesan yang dikirimkan oleh Tira tentang Alina yang menangis."Alina nangis?" gumam Abimana sambil mendudukkan tubuhnya di atas sofa empuk di kamarnya.Sekarang Abimana sudah tinggal di apartemen yang diberikan oleh ayah kandungnya. Keluarga Abimana juga memberikan uang sebanyak 5 milyar kepada Weni, sebagai ucapan terima kasih karena Weni sudah merawat Abimana dari kecil. Kini Abimana sudah menyandang nama Gunandya di belakang namanya. Seorang konglomerat berdarah biru dan berasal dari Yogyakarta. Lantas bagaimana pewaris Gunandya satu-satunya bisa berkeliaran diluar? Itu karena Abimana pernah diculik oleh seorang pembantu yang menyimpan dendam terhadap keluarga Gunandya dan dengan tega membuang Abimana ke sungai.Saat itulah, mendiang suami Weni tanpa sengaja menemukannya dan membawa Abimana pulang ke rumah. Ia mengurus Abimana dengan penuh kasih sayang, berbeda dengan Weni yang membesarkan Abimana cukup ke
Read more

Bab 49. Kejahatan Weni Terkuak

Lily, wanita yang saat itu kebetulan sedang belanja ke supermarket yang sama dengan Alina, tanpa sengaja melihat adegan tidak terduga di sana. Di mana Alina sedang dipeluk oleh Abimana, mantan kakak iparnya sendiri.Seketika ia langsung melontarkan kata-kata yang pedas dan tidak menyenangkan didengar."Jangan-jangan, kalian memang ada hubungan ya? Sebelum kamu bercerai sama mas Reno," tuduh Lily seraya melihat Alina dengan sinis.Alina buru-buru menjauhkan tubuhnya dari Abimana, sebelum banyak yang akan salah paham saat melihatnya dan Abimana seperti ini."Maaf, tapi aku nggak seperti kamu yang ngerebut suami sahabat baik kamu sendiri. Coba bilang? Siapa yang murahan?" sindir Alina pada Lily dengan sarkas.Lily berdecih. "Cih! Siapa yang nganggap kamu sahabat aku? Aku nggak pernah menganggap begitu. Jadi ... aku bukan merebut suami sahabat aku, tapi merebut kembali apa yang seharusnya jadi milik aku. Mas Reno, cinta pertama aku dan dia lebih mencintai aku. Paham?"Perkataan Lily ini m
Read more

Bab 50. Karir Hancur

Alangkah terkejutnya Reno setelah ia mendengar perkataan ibunya yang sudah memberikan Alina minuman pencegah kehamilan. Telinga Reno tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, tapi pendengarannya tidak salah dan masih normal. Obat herbal yang selalu diberikan kepada Alina setiap pagi, yang dianggapnya sebagai penyubur kandungan, ternyata adalah obat untuk mencegah kehamilan dan ibunya tega melakukan semua ini."Ma, jawab Reno! Apa Mama sengaja memberikan obat itu sama Alina agar Alina tidak bisa hamil anak Reno?" tanya Reno dengan tatapan tajam dan menusuk pada ibu kandungnya itu.Weni tampak gelagapan, ia sudah berada di ujung tanduk, karena tanpa sengaja ia membongkar kesalahannya sendiri. "Ren-Reno, ini nggak seperti apa yang—""Jawab aja, iya atau tidak. Aku cuma mau jawaban itu, Ma ... dan aku harap mama mau jujur!" bentak Reno tepat di depan wajah ibunya.Tidak punya pilihan lain lagi, akhirnya Weni memberikan jawaban kepada Reno. "Iya, Mama memang ngasih obat menc
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status