Lily, wanita yang saat itu kebetulan sedang belanja ke supermarket yang sama dengan Alina, tanpa sengaja melihat adegan tidak terduga di sana. Di mana Alina sedang dipeluk oleh Abimana, mantan kakak iparnya sendiri.Seketika ia langsung melontarkan kata-kata yang pedas dan tidak menyenangkan didengar."Jangan-jangan, kalian memang ada hubungan ya? Sebelum kamu bercerai sama mas Reno," tuduh Lily seraya melihat Alina dengan sinis.Alina buru-buru menjauhkan tubuhnya dari Abimana, sebelum banyak yang akan salah paham saat melihatnya dan Abimana seperti ini."Maaf, tapi aku nggak seperti kamu yang ngerebut suami sahabat baik kamu sendiri. Coba bilang? Siapa yang murahan?" sindir Alina pada Lily dengan sarkas.Lily berdecih. "Cih! Siapa yang nganggap kamu sahabat aku? Aku nggak pernah menganggap begitu. Jadi ... aku bukan merebut suami sahabat aku, tapi merebut kembali apa yang seharusnya jadi milik aku. Mas Reno, cinta pertama aku dan dia lebih mencintai aku. Paham?"Perkataan Lily ini m
Alangkah terkejutnya Reno setelah ia mendengar perkataan ibunya yang sudah memberikan Alina minuman pencegah kehamilan. Telinga Reno tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, tapi pendengarannya tidak salah dan masih normal. Obat herbal yang selalu diberikan kepada Alina setiap pagi, yang dianggapnya sebagai penyubur kandungan, ternyata adalah obat untuk mencegah kehamilan dan ibunya tega melakukan semua ini."Ma, jawab Reno! Apa Mama sengaja memberikan obat itu sama Alina agar Alina tidak bisa hamil anak Reno?" tanya Reno dengan tatapan tajam dan menusuk pada ibu kandungnya itu.Weni tampak gelagapan, ia sudah berada di ujung tanduk, karena tanpa sengaja ia membongkar kesalahannya sendiri. "Ren-Reno, ini nggak seperti apa yang—""Jawab aja, iya atau tidak. Aku cuma mau jawaban itu, Ma ... dan aku harap mama mau jujur!" bentak Reno tepat di depan wajah ibunya.Tidak punya pilihan lain lagi, akhirnya Weni memberikan jawaban kepada Reno. "Iya, Mama memang ngasih obat menc
"Reno? Ada apa? Kenapa kamu marah-marah kayak gitu,hah?" tanya Weni seraya menatap ke arah Reno yang baru saja berteriak dan memecahkan meja di rumahnya. "Aku dipecat Ma, bosku udah tahu kalau aku punya dua istri dan baru bercerai dengan istri pertamaku," ucap Reno sambil mengusap rambutnya dengan kasar. Ia benar-benar tidak terima dipecat seperti ini. Karir yang ia bangun dari nol, sekarang sudah hancur. Padahal ia berjuang susah payah untuk sampai ke posisi nyaman sampai berada di atas. "Apa? Kamu dipecat? Apa si wanita kampung itu yang kasih tahu bos kamu, kalau kalian sudah bercerai dan kamu punya dua istri sebelumnya?" Lagi-lagi Weni menuduh Alina yang membeberkan status Reno yang memiliki dua istri sebelumnya. Reno mendelik sinis pada ibunya. "Mama jangan nuduh Alina sembarangan. Dia bukan wanita seperti itu, meski kami udah bercerai. Tapi dia tidak akan menjelek-jelekkan aku! Dia menghargaiku, Ma!" Weni berdecak, ketika mendengar putranya yang membela Alina dan Reno ma
Tanpa Alina ketahui, bahwa ia sedang bersama dengan pewaris Gunandya grup. Ia mengatakan kalau pria itu bisa menjadi konglomerat terkaya di Indonesia. Abimana bisa mewujudkannya dengan mudah, ia hanya perlu datang kepada ayahnya dan Wirya Gunandya akan langsung menjadikan ia sebagai pewarisnya yang sah. Akan tetapi, ia memilih untuk menyembunyikan identitas aslinya terlebih dahulu. Alina memang sudah tahu kalau Abimana telah menemukan keluarganya, tapi Abimana belum memberitahu siapa keluarganya. Alina juga minta dikenalkan kepada keluarga Abimana dan tentu saja ia akan mengenalkan Alina kepada keluarga kandungnya nanti. Di dalam perjalanan, mereka berdua mengobrol dengan akrab. Alina juga terpaksa menyuapi Abimana dengan sandwich tadi pagi, karena lelaki itu sedang menyetir. Abimana terlihat senang, karena bisa mendapatkan momen seperti ini bersama Alina. Apa lagi Alina sudah bahkan istri orang lagi. "Makasih udah disuapin, Al." Lelaki itu mengungkapkan rasa terimakasihnya pada
Setelah mengambil kunci kamar itu, Abimana dan Alina berjalan menuju ke kamar yang sudah mereka pesan dengan terpaksa. Hanya satu kamar yang tersisa mereka tidak memiliki pilihan lain lagi."Bang, adanya cuma satu kamar. Kita nggak mungkin satu kamar," ucap Alina pada Abimana, saat mereka tiba di kamar itu"Siapa bilang kita? Hanya kamu aja yang akan berada di sini," jelas Abimana."Hah? Kenapa? Kalau aku aja yang di sini, Abang gimana? Abang tidur di mana?" cerca Alina dengan bingung. Jelas-jelas hanya ada satu kamar dan Abimana bilang tidak akan berada di sana."Aku bisa tidur di mobil."Alina terkejut mendengar keputusan Abimana. "Mana boleh tidur di mobil. Bahaya, Bang.""Terus aku harus tidur di mana, Al?" tanya Abimana bingung. Ia juga tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu saat berada dalam satu kamar bersama dengan Alina.Bukannya ia tidak percaya dengan pertahanan dirinya, tapi hanya saja kita tidak tahu bagaimana setan akan datang menggoda. Terlebih, Abimana memiliki perasaa
Jantung Abimana tak bisa dikendalikan lagi, sungguh tidak aman seakan-akan copot dari tubuhnya. Sensasi bersentuhan dengan wanita yang ia cintai, sungguh seluar biasa ini rasanya. Sangat menyenangkan dan membahagiakan.Salah satu impiannya adalah bisa memiliki Alina, bisa dekat dengan Alina seperti barusan. Sekarang, kesempatan untuknya terbuka lebar, karena Alina sudah bukan milik orang lain lagi."Apa yang terjadi barusan? Deg-degannya masih kerasa." Abimana memegang dadanya yang terasa sesak berlebihan karena berdebar. Ia jadi kesulitan bernafas, seperti mau mati saja rasanya."Enggak ... enggak! Kamu belum boleh mati Abimana, kamu harus hidup agar bisa merasakan cinta Alina."Lelaki itu senyum-senyum sendiri, seperti orang yang baru saja mengalami kasmaran. Ketika sedang membersihkan tubuhnya, ia bersenandung, persis seperti orang yang jatuh cinta. Untung saja Alina tidak mendengarnya.***Setelah Alina dan Abimana selesai berpakaian, makan malam pun sudah dihidangkan. Mereka akan
Dua bulan telah berlalu sejak perceraian Alina dan Reno. Sementara kandungan Lily semakin besar dan menginjak usia 7 bulan. Sejak kandungan Lily semakin besar, Reno selalu memperhatikannya dan hubungan mereka semakin membaik. Meskipun tidak ada yang tahu, apa yang ada di dalam lubuk hati terdalam Reno. Masihkah ada nama Alina di sana?Selama dua bulan itu, Alina semakin berkembang dan tidak terpuruk dengan perceraiannya dengan Reno, seperti apa yang diharapkan oleh Lily dan Weni. Alina malah semakin bebas mengekspresikan dirinya dan menjadi dirinya sendiri. Sekarang, Alina melanjutkan kuliahnya yang belum usai di jurusan desain. Alina menjadi mahasiswi kesayangan dosennya, karena rajin dan cepat menangkap pelajaran. Meskipun usianya lebih tua dibandingkan mahasiswi lain di kelasnya.Lalu bagaimana dengan pekerjaan Reno? Sekarang Reno bekerja di bawah kepemimpinan ayah mertuanya dan sebenarnya ia merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Tapi mau bagaimana lagi? Reno sudah melamar kesana
Abimana tidak mengira, kalau Reno akan mudah sekali goyah imannya. Ia jadi bertanya-tanya, apa dulu saat tergoda Lily, ia juga seperti ini?Terserahlah! Yang penting, Abimana sekarang sudah menjalankan rencananya untuk membuat Lily dan Reno merasakan akibatnya karena sudah menyakiti Alina. Abimana sengaja menyuruh seseorang untuk menggoda Reno dan mengikuti Reno ke club malam.Setelah itu, orang suruhannya akan menyebarkan foto itu di saat yang tepat. Di mana rumah tangga Reno dan Lily akan hancur, karenanya."Enak saja kalian hidup bahagia setelah menyakiti Alina. Kalian harus tahu apa yang namanya hukum tabur tuai," gumam Abimana sambil tersenyum menyeringai saat melihat foto Reno dan wanita club itu yang tampak sangat intim.Sekarang, mudah bagi Abimana untuk menghancurkan seorang Reno. Tapi ia lebih suka cara yang perlahan-lahan, dengan menyakitkan.Daripada terus memikirkan Reno dan Lily, Abimana kembali membuka laptopnya. Namun, bukan untuk melanjutkan pekerjaannya, melainkan un