"Rindu," pekik Ashraf saat melihat kening Rindu yang terluka dan berlumuran darah segar. Kaki Ashraf terasa lemas, tubuhnya lunglai, ia terduduk, lalu memangku kepala Rindu. Air mata Ashraf jatuh tanpa bisa dicegah. Ashraf langsung mati akal, ia tak tahu harus berbuat apa. "Rindu, bangun Rindu. Jangan tinggalin Kakak." Air mata Ashraf berjatuhan ke wajah Rindu yang tertutup cadar. Hatinya terlalu sakit melihat keadaan Rindu terluka parah.Satu-persatu orang-orang berdatangan mengerubungi Rindu, ada yang penasaran, ada juga yang merasa simpati. Orang-orang juga mengerubungi si penabrak dan memintanya untuk tanggungjawab."Rindu, bangun, Rin. Jangan tinggalin Kakak." Ashraf menepuk-nepuk pipi Rindu, tapi Rindu tak kunjung sadarkan diri. Ashraf sangat cemas, khawatir hal buruk terjadi pada Rindu. Tangannya sudah gemetar karena banyaknya darah Rindu yang keluar juga membasahi tangan dan kemeja yang Ashraf kenakan. Air mata terus saja mengalir tak mau berhenti. Kerudung panjang yang Rindu
Read more