Home / Pernikahan / Semalam Dengan Sepupumu / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Semalam Dengan Sepupumu: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

41. Sombong

Anya bersembunyi di balik tembok tidak jauh dari tempatnya berada, tidak ingin dipergoki Rama kalau ia mencuri dengar.“Hah. Kenapa kacau begini,” keluh Anya ketika Rama sudah lewat setelah selesai bertelponan. “Aku hanya ingin pergi dan lepas dari Mas Rama,” gumamnya pelan.Cukup lama ia beada di luar, duduk di gazebo memikirkan masalahnya. Sempat mengusap perut yang masih rata dan ada kehidupan di sana.‘Maafkan bunda kamu berada dalam situasi begini, tapi tenang saja bunda akan mempertahankanmu. Kita akan berjuang bersama,” batin Anya.“Mbak Anya, ya ampun saya cari ke mana-mana.”“Kenapa Bi?”“Ada orangtua Mbak Anya, mereka mau bertemu,” ujar bibi lalu meraih tangan Anya agar ikut dengannya.“Mereka di mana?” tanya Anya karena bibi tidak mengajaknya masuk melainkan terus menyusuri koridor samping ke beranda.“Orangtua Mbak Anya menunggu di depan, sepertinya mau bicara serius. Jangan lama-lama ya mbak, makan malam mau dimulai.”Bibi meninggalkan Anya bertemu dengan orangtuanya. Bu
Read more

42. Aku Akan Ceraikan ....

“Tenanglah pah! Aku yakin si Bima itu tidak tahu apa-apa. Dia bodoh, kita jalankan saja rencana awal Papa,” usul Rama.Denis melirik Rama lalu menghela pelan.“Menurutmu begitu?”“Hm. Kalau dia memang tahu Ayahnya punya hak di keluarga ini, kenapa tidak dari dulu dia datang.” Rama mengatakan menurut persepsinya. Tanpa memikirkan kemungkinan lain. Yang ada di pikirannya adalah ia harus lebih tinggi dan hebat dibandingkan Bima.Berbeda dengan Denis yang khawatir kalau Bima memiliki rencana lain. merebut semua miliknya atau entahlah.Namun, Rama berhasil menenangkan Denis. Pria paruh baya itu akan menjalankan apa yang sudah direncanakan. memberikan Bima sedikit posisi dan harta, berharap akan sibuk sendiri dan tidak memikirkan masa lalu sang ayah.‘Kalau dia macam-macam, aku bisa lakukan apa yang pernah aku perbuat pada Ayahnya dan juga Oscar,’ batin Denis.“Jadi, apa yang akan papa sampaikan di acara besok?” Rama berharap Denis berubah pikiran dan melupakan kesalahannya bersama Selly.
Read more

43. Janji Bima

Rama sempat menghentikan langkahnya setelah menuruni anak tangga, mendengar suara Selly dan sang Mama. Maksudnya akan mengusir Selly agar kembali ke kantor, sepertinya urung karena wanita itu sedang bicara dengan Malika.“Iya tante, aku pasti datang. Pak Rama sering lupa, jadi aku harus dampingi terus.”“Iyakah? Maklum saja ya, namanya juga calon pewaris. Pasti banyak hal yang dipikirkan, ribuan karyawan akan menjadi tanggung jawabnya. Bukan hanya perut sendiri,” tutur Malika membanggakan putranya.“Baik tante, memang sudah tugas saya.”Rama berdiri mendengarkan percakapan dua wanita beda usia itu, dengan tangan berada di kantong celana menandakan dia santai menunggu mereka selesai.Malah rasanya Rama ingin tepuk tangan dengan akting Selly. wanita itu benar-benar licik dan manipulatif. Bicara dengan lemah lembut dan sangat santun pada Malika, sedangkan jika hanya berdua selalu menabuh genderang perang. “Eh, kemana Rama. Lama sekali dia.”“Mungkin sedang sibuk Tante, kemarin saya suda
Read more

44. Untuk Kamu

“Sudah siap?” tanya Rama membuka pintu kamar.“Sebentar,” sahut Anya beranjak dari meja rias.Rama terpaku ditempat melihat penampilan istrinya. Waktu ia meninggalkan kamar, wanita itu masih mengenakan bathrobe dan mulai memoles wajahnya. Sekarang penampilannya sudah lengkap dan mempesona.Dengan gaun panjang one shoulders lengkap dengan hells dan warna senada dengan setelan pesta yang dikenakan Rama. Model rambut dengan gaya sanggul modern, membuat Anya terlihat sempurna.“Ayo,” ajak Anya karena Rama malah melamun. Bukan melamun melainkan terpana.“Hm, malam ini kita bermalam di sana. Kamu sudah--"“Sudah. Kopernya sudah dibawa ke hotel tadi siang.” Rama mengangguk pelan lalu pasangan itu keluar dari kamar.Malam ini adalah perayaan perusahaan. tepatnya ulang tahun perusahaan. Anya sebenarnya tidak antusias untuk hadir, tapi statusnya sebagai menantu keluarga Hardana membuatnya wajib hadir.Dalam perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi, bahkan Anya menatap keluar jendela. Berbed
Read more

45. Ikut Aku

Anya senyum-senyum mengingat ulah Bima tadi. Bahkan jantungnya masih berdebar karena ucapan pria itu. sepertinya ia mulai gila karena bersimpati pada pria lain, jelas-jelas statusnya adalah istri orang. Penampilan Bima malam ini tanpa cela. Terlihat gagah, berwibawa dan tentu saja tampan mempesona. Hanya rayuan gombal receh, tapi berhasil membuat hati Anya kembang kempis. “Dari mana kamu?”Anya menoleh, Rama sudah berdiri di belakangnya. Berharap pria itu tidak melihat bagaimana ia tadi salah tingkah dan senyum-senyum tidak jelas.“Toilet, memang aku bisa kemana di ruangan ini,” jawab Anya.“Rama, kamu kenapa sih buru-buru terus. Aku panggil juga cuek aja,” seru Selly.“Ayo, kamu harus dampingi aku temui tamu,” ajak Rama dengan malas. Kalau bukan karena Denis yang memerintahkan agar dia bersikap baik sebagai tuan rumah, tidak mungkin ia lakukan.Rama merasakan hidupnya sedang berat-beratnya. Hubungannya dengan Anya dan Selly, lalu kehadiran Bima dan menjadi saingan tunggal. Ia pikir
Read more

46. Aku Talak Kamu

“Bima.”“Sstttt. Aku sudah muak melihat Rama mengasari mu malam ini. Kalau ikut emosi, rasanya sudah ingin aku hajar dia. Tapi tidak aku lakukan karena hanya akan menyusahkan kamu.”Anya menatap Bima sambil bersandar pada pintu, mereka sudah berada dalam kamar yang disiapkan untuk Bima.“Sepertinya perjuangan kita akan lebih berat,” seru Bima masih dengan kedua tangan berada di sisi kiri dan kanan Anya mengurungnya agar tidak bisa kemanapun.“Perjuangan kita?” tanya Anya lirih, tidak mengerti maksud Bima.“Hm. Kita sedang sama-sama berjuang. Kamu lepas dari Rama dan aku mengambilmu dari Rama. kamu terlalu baik untuk dia yang jahat.”“Jadi kamu mau rebut aku dari Mas Rama, bukan hal yang jahat?”Bima berdecak karena pertanyaan Anya.“Beda cerita. Dia jahat karena sudah menyakiti perempuan, udah kayak banc1 aja beraninya sama perempuan. Kalau aku, lelaki sejati,” tutur Bima sambil menepuk dadanya.“MInggir, aku harus pergi.”Tangan Bima sudah turun tidak lagu mengungkung Anya, tapi tubu
Read more

47. Nyaman Denganmu

Selly mengepalkan kedua tangannya mendengar keputusan Rama. Berharap yang dia dengar itu salah. Nyatanya Rama dengan yakin mengatakan kalau ia akan mengucapkan kata talak. Artinya mereka akan berpisah.Sepertinya Rama mulai mencintai Anya, itu yang terpatri dalam benak Selly tanpa memikirkan kalau dia sebenarnya tidak setia dan Rama sudah mengetahuinya.“Anya, karena dia ‘kan?”“Jangan libatkan orang lain, ini antara kamu dan aku.”Selly mendengus. “Jangan libatkan orang lain, jelas-jelas karena Anya. Dia ingin menjadi istri kamu satu-satunya. Mana janjimu Rama, kamu bilang akan menjadikan aku satu-satunya wanita di hidupmu.” Selly bicara dengan nada tinggi.“Seharusnya aku tidak percaya dengan mulutmu. Sebaiknya tarik ucapanmu tadi atau aku akan labrak Anya. Biarkan orang tuamu tahu hubungan kita.”“Aku bilang jangan libatkan Anya, ini tentang aku dan kamu.”Mendengar pembelaan Rama untuk Anya, Selly tertawa sinis dan membuang pandangan sekilas lalu kembali menatap tajam suaminya.“K
Read more

48. Aku Di sini

Anya masih senyum-senyum mengingat kebersamaan bersama Bima, sambil memegang dada merasakan debaran jantungnya.“Aku kok gini sih,” gumamnya,Ia merasa ada perasaan lain, entah cinta atau hanya kagum. Karena memang belum pernah merasakan cinta yang sesungguhnya, hanya cinta monyet saat jaman sekolah. Namun, ia juga tahu kalau ini salah.Bukan cintanya yang salah, tapi situasinya yang tidak memungkinkan. Ia istri Rama dan sekarang jatuh cinta pada Bima, parahnya ia pun sedang hamil anak pria itu.“Mas Rama harus segera menceraikan aku.”Anya membuka kopernya lalu mengambil pakaian ganti. Masih ada satu acara lagi dan ia harus bertemu dengan keluarga besar Hardana. Setelah membersihkan diri, gaun dan piyama milik Bima ia simpan rapi di dalam koper. Bisa gawat kalau Rama menemukan piyama laki-laki yang bukan miliknya.Sudah hampir jam enam pagi dan Rama belum juga datang. Anya sudah dua kali menghubungi, tapi tidak dijawab. Kalau pria itu tidak muncul saat sarapan, tentu saja Denis akan
Read more

49. Jangan Panik

“Kita bicara di rumah, ayo pulang!”Anya masih bergeming, tapi Rama menarik tangannya karena tidak sabar.“Tunggu-tunggu!” Bima berdiri, tidak tahan dengan apa yang dia lihat dan harus ditengahi. Meskipun ingin sekali ia langsung menghajar Rama yang lagi-lagi hanya berani pada perempuan. “Ini tempat umum, apa tidak malu seorang Hardana bersikap kasar pada perempuan,” ejek Bima yang berusaha menahan emosinya. Rama berusaha tenang, yang juga sudah emosi karena Denis menyudutkan dan meragukannya. Ditambah urusan dengan Selly, ia masih harus berhati-hati mana tahu wanita itu ada rencana lain di kemudian hari dan merugikan dirinya. Ia menatap Anya seakan bertitah, ayo pergi dari sini.Anya meninggalkan Rama dan Bima yang masih dalam aura permusuhan. Semakin yakin kalau dia berada di keluarga yang salah. Harta dan tahta, semua selalu berdasarkan dua hal tersebut. Melarikan diri mungkin solusi akhir kalau Rama masih saja tidak mengabulkan permintaan dan memenuhi janjinya. TErkait hubungan
Read more

50. Drama Keluarga

“Hati-hati,” tegur Bima melihat Anya brjalan cepat menaiki anak tangga. Pria itu paham, Anya bukan bergegas karena takut pada Rama apalagi hendak menyambut melainkan menghindar. Alih-alih ikut menghindar Bima malah sengaja menunggu di sofa ruang depan.Rama menatap heran mendapati sepupunya saat membuka pintu.“Apa aku menjadi lawan yang berat sampai kamu frustasi dan harus mabuk semalaman lalu datang lagi ke club? Bagaimana kalau Anya tahu ulah suaminya, ia pasti punya alasan lain untuk bercerai.”“Omong kosong dan aku malas berdebat denganmu,” sahut Rama. Bahkan ia sudah melangkah menjauh saat Bima Kembali bersuara.“Apa kamu cari wanita lagi, yang seperti Selly? Kalau begitu, segera tinggalkan Anya.” Bima tidak peduli kalau ucapannya ini akan membuat Rama menduga dia memang ada hubungan dengan Anya. Sudah terlanjur basah.Rama menoleh, tatapannya datar. Merasa Bima hanya sedang memprovokasi meskipun ingin sekali menanggapi.“Bukan urusanmu. Kenapa tidak kamu cari istri, bukannya us
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status