Anya senyum-senyum mengingat ulah Bima tadi. Bahkan jantungnya masih berdebar karena ucapan pria itu. sepertinya ia mulai gila karena bersimpati pada pria lain, jelas-jelas statusnya adalah istri orang. Penampilan Bima malam ini tanpa cela. Terlihat gagah, berwibawa dan tentu saja tampan mempesona. Hanya rayuan gombal receh, tapi berhasil membuat hati Anya kembang kempis. “Dari mana kamu?”Anya menoleh, Rama sudah berdiri di belakangnya. Berharap pria itu tidak melihat bagaimana ia tadi salah tingkah dan senyum-senyum tidak jelas.“Toilet, memang aku bisa kemana di ruangan ini,” jawab Anya.“Rama, kamu kenapa sih buru-buru terus. Aku panggil juga cuek aja,” seru Selly.“Ayo, kamu harus dampingi aku temui tamu,” ajak Rama dengan malas. Kalau bukan karena Denis yang memerintahkan agar dia bersikap baik sebagai tuan rumah, tidak mungkin ia lakukan.Rama merasakan hidupnya sedang berat-beratnya. Hubungannya dengan Anya dan Selly, lalu kehadiran Bima dan menjadi saingan tunggal. Ia pikir
Read more