Ternyata sulit keluar dari kediaman Denis, ada beberapa pekerja yang ditugaskan mengawasi Anya. Sejak tadi, ia tidak melihat celah bisa melarikan diri. Berada di beranda menatap sekeliling sambil berpura-pura fokus dengan ponselnya.Malika pagi tadi pamit keluar dan tersenyum melihat gelang melingkar di pergelangan tangan Anya. Padahal setelah wanita itu pergi, segera Anya lepas dan simpan di kantongnya.“Bik,” panggil Anya.Bibi tergopoh-gopoh menghampiri. Ada tiga wanita yang mengurus rumah dan semua Anya panggil bibi.“Ada apa mbak Anya, butuh sesuatu?”“Kayaknya enak makan bakso. Keluar yuk,” ajak Anya.“Biar saya belikan, Mbak Anya tunggu sini saja.”Sesuai dugaanku, tidak akan mudah. Solusi itu yang akan ditawarkan oleh bibi, batin Anya. “Nggak enak kalau dibungkus. Makan langsung di tempat lebih nikmat, ayo Bik.”“Jangan Mbak, saya tidak berani. Nyonya pasti marah. Mbak Anya di rumah saja, apalagi belum sehat. Lihat itu luka perbannya.”Anya tidak memaksa, ia mengurungkan niat
Read more