Masih dengan degup jantung tidak karuan dengan peristiwa tadi, Anya masih mendekap Dewa yang mulai menangis.“Sayang, kaget ya. Ini Mama, nak. Mbak Ira, kamu ….”“Saya nggak pa-pa. Ayo pak, lebih cepat. Mobil di belakang masih ngikutin.”Ira menghubungi seseorang dengan ponsel di telinganya sambil menoleh ke belakang.“Kalian di mana? Kami diikuti, motor dan mobil,” ujar Ira lalu diam dan mengernyitkan dahi. “Hah?”“Pegangan Bu.”Brak.Mobil kembali ditabrak dari belakang. Wajah Anya pucat dan panik, tapi tetap berusaha untuk tenang. Dewa semakin rewel. Sempat menatap sekeliling, di mana pula mereka berada. Terdengar decit ban mobil, rupanya mobil di belakang berusaha menyalip.Ira kembali menghubungi seseorang, masih terdengar nada tunggu.“Pegangan,” seru sopir.BrakMobil di mana Anya berada sengaja dipepet dan kembali dibenturkan. Ira memasang seatbelt Anya dan melepaskan ponselnya begitu saja. Wanita itu ikut memegang Dewa sambil memperhatikan mobil di samping.Prank.Kaca jendel
Terakhir Diperbarui : 2024-12-11 Baca selengkapnya