Semua Bab Semalam Dengan Sepupumu: Bab 91 - Bab 100

127 Bab

91. Salah Sangka

Bima sudah mendapatkan kabar dari Rama, kemungkinan Denis akan gencar mencari Anya karena pengakuan kalau pria itu tidak akan mendapatkan cucu dari Anya. Dua orang kepercayaan Bima masih berada di daerah di mana Anya tinggal. Masih mengawasi dan memastikan keamanan Anya.Tidak boleh gegabah dengan datang menemui Anya, paling tidak sampai wanita itu melahirkan. Sebelum itu, sangat beresiko.Masalah lain yang harus dipikirkan adalah, di mana Anya akan tinggal setelah melahirkan. Selama menunggu proses perceraian dan masa iddah selesai sebelum menikah dengan Bima.Masa itu akan chaos, persoalannya bukan hanya berhadapan dengan Denis, tapi juga orangtua Anya. Bima kurang konsentrasi, padahal sedang berdiskusi dengan Umar.“Anda dengar penjelasan saya?”Bima bergeming.“Pak Bima,” tegur Umar.“Eh, kenapa?” tanya Bima dan Umar hanya mendesah pelan. Benar saja, bosnya itu tidak fokus. Tidak lain memikirkan Anya.“Kalau kangen, ya samperin aja Bos.”“Nggak semudah itu, kalau gue ke sana nanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

92. Pembukaan (1)

Dua hari ini Selly sedang sibuk, bahkan tidak bisa mampir ke rumah Anya. Hanya menghubungi tadi siang dan menanyakan kabar pada Ira. Tubuhnya lelah dengan aktivitas seharian ini. Hampir jam delapan malam saat dia tiba di rumah kontrakan yang selama ini ditempati.Brak.Selly melempar tasnya ke atas meja lalu menguap. Bukan hanya lelah, tapi masih kesal sendiri setelah obrolan dengan Rama beberapa hari yang lalu melalui telepon.“Mandi gak ya,” gumam Selly ragu-ragu. “Nggak mandi gerah, mandi dingin banget.”Seharian berada di luar ruangan, berpeluh dan kena debu. Selly memutuskan untuk mandi air hangat. Berbeda dengan tinggal di apartemen, yang tinggal memutar kran untuk mendapatkan air hangat. Di sini ia harus memasak air dalam panci, setelah cukup panas dituang dengan air mandinya di dalam bak atau ember besar.“Hah, segar,” ucap Selly setelah selesai membersihkan diri dan mengeringkan rambutnya. Terdengar dering ponsel, Selly menatap sekitar mencari keberadaan ponselnya.“Di mana y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

93. Pembukaan (Sempurna)

Hampir tengah malam saat Bima tiba di rumah sakit dan Anya masih menikmati kontraksi agar bisa pembukaan sempurna. Baik Selly ataupun Ira sama-sama belum pengalaman masalah persalinan, hanya bisa menyemangati Anya dan menyampaikan pada bidan keluhan Anya yang dianggap sudah mengkhawatirkan.“Sayang, aku di sini,” ujar Bima langsung meraih tangan Anya yang bebas dari jarum infus.Wanita itu tidak merespon dengan ceria karena menahan sakitnya kontraksi.“Maaf sudah buat kamu jadi begini.” Bima mengecup punggung tangan Anya.Hanya Bima yang menemani Anya, Selly dan Ira menunggu di luar. Efek induksi yang diberikan satu jam lalu membuat Anya merasakan kontraksi semakin intens.“Suster!” teriak Bima. “Istri saya kesakitan.” Bima langsung panik saat Anya mencengkram tangannya.Bidan kembali melakukan pemeriksaan dalam dan mengatakan sudah pembukaan sempurna.“Suster, panggilkan dokter. Ini sudah siap lahir, saya siapkan alat dulu.”“Saya nggak tahan sus, seperti ada yang mendorong dari dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

94. Dibuat Baper

Bima berjalan di sisi ranjang Anya yang didorong menuju kamar perawatan. Bayi mereka masih berada di ruang perawatan bayi. Ira sudah lebih dulu karena membawa perlengkapan Anya dan bayinya.Rama dan Selly mengekor agak jauh. Berjalan sambil menunduk mengingat interaksinya dengan Rama sejak pria itu datang. Sebenarnya Selly senang dengan sikap dan perhatian Rama, tapi ada ketakutan kalau Rama melakukan itu bukan karena masih ada perasaan dan cinta diantara mereka.‘Tenang Selly, jangan kepedean,' batin Selly agar tidak terjebak dengan rasanya sendiri.Jujur ia menyesal dengan apa yang sudah terjadi dan rasa pada Rama belum hilang. Apalagi setelah terpisah dan bertemu lagi, perasaan itu semakin kuat. Namun, Selly tidak akan menuntut Rama untuk membalas atau memiliki rasa yang sama. Seiring waktu, ia yakin akan bisa melupakan Rama.Anya mengatakan ia akan bercerai, bukan berarti Rama akan kembali pada Selly. Itulah mengapa ia harus menahan perasaannya.“Selamat ya Mom’s Anya, tapi aku be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

95. Ancaman Denis

Selly sudah sibuk dengan pekerjaannya. Entah Rama sedang apa di luar. Pria itu bilang akan kembali ke rumah sakit. Saat datang, mereka sempat menjadi perhatian dari security dan beberapa pekerja yang menyaksikan kedatangan.Siapa sebenarnya pria yang datang bersama Selly, bahkan atasan wanita itu atau manager operasional kantor cabang saja langsung menghampiri. Ternyata mengenal Rama. Selly langsung masuk dan menekuni berkas di mejanya.“Selly, itu siapa? Mani ganteng pisan, pacar kamu?” tanya rekan Selly. (Ganteng banget)“Bukan bu,” jawab Selly. “Beliau orang pusat, sepertinya sedang ada kegiatan dekat-dekat sini. Ada beberapa orang gitu,” seru Selly.Hanya menjelaskan singkat kedatangan Rama dan Bima, tidak mungkin jujur kalau Rama datang untuk melihat istrinya yang melahirkan putra dari pria lain dan dirinya adalah mantan istri Rama. Sangat membingungkan.Rama malah berniat mendatangi lokasi proyek bersama dengan atasan Selly, hanya untuk mengecek saja bukan bermaksud ikut campur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

96. Masih Kupantau

“Jagoan papa merem terus,” ucap Bima baru saja terjaga langsung menghampiri box bayi dan menatap hangat putranya yang sedang tertidur, sempat mengusap kepalanya seakan tidak ingin melukai atau membuat sang bayi terkejut.“Mas Rama kemana ya? Udah hampir jam lima,” tanya Anya karena tidak melihat pria itu sejak tadi pagi, beralasan akan sarapan bersama Selly.“Biarkan saja, ngapain cari Rama.” Bima langsung ikut duduk di ranjang tepat di samping Anya dan merangkulnya.“Ya bukan gitu, dia kelayapan takutnya ada yang lihat. Feeling aku nggak enak, takutnya Papa Denis sudah tahu keberadaan kita di sini.”“Kamu nggak usah pikirin hal beginian, biar jadi urusan aku. Fokus kamu hanya sehat dan jaga buah hati kita ini. Lainnya biar jadi urusan aku dan Rama.”Anya menghela nafasnya, sudah pasti akan hal yang tidak terduga. Sejak kemarin Bima selalu serius bicara dengan Rama dan beberapa kali melakukan panggilan telepon di luar kamar, seakan tidak ingin didengar apa yang dibicarakan. Namun, Any
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

96. Aku Mau

Rasanya malas melanjutkan pembicaraan, tidak ingin memiliki rasa semakin besar pada Rama yang sudah move on darinya. Ia pun memilih berbaring dan memejamkan mata, bahkan tidak mengatakan kalau ia ingin tidur.Mengacuhkan Rama yang masih duduk di sofa tunggal. Padahal ia sendiri belum ada rasa kantuk.“Sell, kamu tidur?” tanya Rama dan Selly hanya berdehem menjawab Rama. “Tidurlah, pasti capek dengan aktivitasmu hari ini,” seru Rama lirih.Yang capek bukan fisik, tapi batin, ucap Selly dalam hati.Cukup lama Selly pura-pura tidur dengan memejamkan matanya, entah apa yang dilakukan Rama. Saat ia sudah mulai kantuk dan terbuai mimpi, terasa usapan di kepala dan sesuatu di kening. Hendak merespon, tapi Selly sudah mulai tidak sadar.Rama mengusap kepala Selly, mengecup kening wanita itu.“Tidur yang nyenyak ya, harimu pasti berat,” ujar Rama lirih. Selly tidak merespon, Rama menghela nafasnya lalu menyandarkan kepala pada sandaran sofa. Memikirkan esok yang pasti akan sangat sibuk.Sang p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

98. Percaya Aku

Selly melambaikan tangannya saat mobil Rama meninggalkan area parkir, sebelum turun Rama kembali menciumnya dan mengacak rambut Selly. Tentu saja wanita itu senang bukan kepalang, ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.Rama janji akan datang setelah semua urusan dengan Anya selesai. Ketika masa itu datang, ia akan berusaha untuk mendapatkan restu dari orangtua Rama.“Sel, eta kakang anu kasep tea lain?”“Kakang, kakang siapa?” tanya Selly sambil mengibaskan rambutnya yang digerai lalu terkekeh dan menghindar dari kejaran rekan kerjanya.“Ditanya ku kolot malah kitu.”“Ngomong apa sih Bu, aku nggak ngerti. Yang tadi bukan kakang, tapi calon Mas-nya aku.”“Serius maneh?”“Iya serius, aku nggak bercanda untuk masalah beginian.” Selly sudah berada di mejanya, mengecek berkas dan menghidupkan komputer. Sambil bersenandung mulai mengerjakan apa yang harus dia kerjakan.Terdengar salam dari pintu depan, Selly hafal itu suara siapa. Sena. Ia tersenyum mengingat Rama yang cemburu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

99. Kedatangan Bagas

“Kemana saja kamu, baru pulang?” ternyata Denis menunggu kedatangan Rama, padahal sudah hampir jam sepuluh malam.Rama pikir Papanya sudah tidur, nyatanya masih menunggu. Prediksinya sang Papa akan membahas masalah kepergian dirinya beberapa malam kemarin.“Papa belum tidur?”“Jawab pertanyaan Papa,” sentak Denis.“Keluar kota,” jawab Rama santai lalu menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia sudah lelah, tapi langsung meninggalkan Denis sangat tidak sopan.“Bertemu Anya ‘kan? Sudah melahirkan dia?”Rama tidak menjawab, hanya menghela nafas. Tidak lama Malika datang dan mengajak Denis ke kamar.“Pah, lebih baik ikut mama ke kamar. Papa harus istirahat, ingat tekanan Papa.”“Kalau kamu sayang Papa, harusnya tidak membela Anya.”“Cukup Pah, aku tidak ingin memanfaatkan Anya. Biar dia bahagia.”“Melepas dia untuk Bima. Anak itu anak Bima, cucu Danar. Ini sama saja kamu bunuh Papa, Rama. Aku tidak bisa biarkan Anya bahagia, dia sudah mengkhianati kamu. Warisan itu tidak akan jatuh pada Danar at
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

100. Mencurigakan

“Astaga,” gumam Rama saat orangtua Anya meninggalkan ruangannya. Bukan hanya gelengan kepala, tapi pria itu juga mengusap wajahnya.“Bisa-bisanya hanya mengkhawatirkan bisnis keluarga, daripada putrinya. Tidak papaku, tidak ayahnya Anya … sama saja.”Bicara dengan Bima, ia rencanakan besok. Rama membuka ponselnya mencari chat room dengan Selly lalu tersenyum. Mengetikan pesan untuk wanita itu, menanyakan sedang apa. Hal receh yang tidak pernah mereka lakukan saat masih bersama.Tiga menit, pesan yang dikirim masih belum dibaca. Rama kembali fokus dengan pekerjaannya. Hampir satu jam berlalu, ponselnya bergetar. Sempat melirik sekilas, dari jendela pop up ternyata pesan dari Selly. Wajahnya tersenyum dan gegas membuka pesan itu.Selly : Lagi cari makan, aku belum ada yang menafkahi.Masih dengan wajah tersenyum, Rama membalas pesan tersebut.Rama : Tunggu saja, pria itu masih otwTernyata Selly masih online dan sedang mengetik balasan.Selly : Harus pria mapan karena setelah menikah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status