“Ya,” ucap Bima menjawab interkom dari sekretarisnya.“Pak Bima, ada Pak Bagas ingin bertemu dan dia sudah ada di sini di depan saya.”Bima menghela nafasnya. di tengah kesibukannya, ia malas bertemu dengan pria yang mungkin saja akan menjadi mertuanya.“Oke, suruh masuk.”Bima masih fokus dengan layar laptop dan dokumen di depannya saat Bagas masuk ke ruangan, tidak hanya sendiri tapi bersama Citra dan juga Alya.“Pagi Nak Bima,” sapa Citra.“Pagi, silahkan duduk. Saya selesaikan ini dulu, sudah ditunggu,” ujar Bima.“Oh, iya silahkan. Kami paham Nak Bima pasti sangat sibuk,” tutur Citra lagi.Bima hanya tersenyum dengan pandangan masih tertuju pada layar laptop, menyempatkan untuk mengirim pesan pada Umar agar datang sepuluh menit lagi ke ruangannya. Tidak ingin berlama dengan keluarga itu, meskipun nanti dia harus memohon restu pada Bagas dan Citra.Ia pun berdiri lalu bergabung dengan keluarga Anya, tentu saja minus Anya. Dari wajah Bagas yang terlihat tidak ramah, ia mencium bau
Last Updated : 2024-12-15 Read more