Home / Rumah Tangga / Semalam Dengan Sepupumu / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Semalam Dengan Sepupumu: Chapter 131 - Chapter 140

145 Chapters

131. Season 2 - Malam Kedua

Sebenarnya pasangan itu sudah pernah melakukannya, menyentuh satu sama lain. Hanya saja saat itu mereka lakukan dalam keadaan tidak sadar atau mabuk. Kali ini keduanya sadar sesadarnya.Pagutan yang awalnya terasa romantis berubah menjadi pagutan liar dan dalam. Lidah Bima seakan mengabsen rongga mulut pasangannya, bahkan berusaha membelit lidah wanita itu. Nafas Anya mulai terengah karena, Bima pun mengurai pagutannya lalu menatap dengan tatapan sendu.“Bisa kita mulai? Aku inginkan kamu … malam ini,” ujar Bima dan Anya mengangguk pelan.Tangan Bima menuntun Anya untuk berpindah ke atas ranjang dan berbaring disana. Menatap tajam tubuh yang terbalut dengan kain tipis, seakan percuma ditutupi karena menampilkan seluruh isinya.Perlahan Bima menaiki ranjang dan mengungkung tubuh Anya. Memulai sentuhan dari wajah lalu turun ke leher dan berhenti di tengah belahan dada kemudian menarik paksa dan lingerie tersebut akhirnya terkoyak dan dilempar begitu saja.Tangan Anya refleks menutupi ke
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

132. Season 2 - Belum Ada Judul

Belum lebih dari dua puluh empat jam menikmati pernikahannya bersama Anya, Bima merasa sangat luar biasa. Bukan hanya meraih kebahagiaan berkeluarga dengan wanita itu juga anak mereka, tapi bisa melakukan hal menyenangkan saling melengkapi seperti yang sudah dia lakukan semalam.Bukan hanya sekali, bahkan Bima tega mengganggu tidur Anya dan mengajaknya kembali bergerak di atas ranjang mereka. Mendapati sang istri mendesah nikmat membuat gelora dan merasa ia begitu perkasa.Sudah hampir jam sembilan pagi, tapi Anya masih terlelap di bawah selimut. Bima sudah membersihkan diri dan berganti pakaian. Bahkan membawa Dewa ke kamar mereka setelah Ira mengantarkannya.“Boy, mama kamu kecapekan karena ulah papa. Wajar kamu hadir, karena papa memang perkasa,” seru Bima dan Dewa yang hanya bisa menggeliat dan sibuk mencicipi ibu jarinya belum paham apa yang disampaikan oleh Bima.Sarapan mereka sudah diantar ke kamar dan mungkin sudah dingin. Bima meletakan Dewa di atas ranjang tepat di samping
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

133. Season 2 - Cuma Kamu

Anya tersenyum saat security membuka pintu dan menyapanya. Sambil mendorong stroller di mana Dewa berada dan Ira mengekor membawakan tas berisi perlengkapan milik bocah itu.Padahal ia hanya berkunjung ke kantor pusat untuk menemui Bima dan akan makan siang bersama, tapi membawa Dewa ikut serta sama saja dengan membawa banyak barang kebutuhan bayi itu.Itulah mengapa Anya malas bepergian jauh, karena perlengkapan bayinya lebih banyak dari pada perlengkapan miliknya.“Selamat datang Ibu Anya,” sapa Umar.“Hm. Apa kami datang terlalu awal?” tanya Anya lalu Umar mengarahkan menuju lift khusus petinggi di perusahaan.“Tidak, rapatnya sudah selesai. Pak Bima sudah kembali ke ruangannya,” jawab Umar lalu menekan tombol dan pintu lift terbuka.Semuanya sudah berada di kotak persegi yang membawa mereka menuju lantai di mana Bima berada. Ada hela lega dari Anya karena sempat menjadi perhatian pada karyawan yang bertemu di lobby,Wajahnya sudah tidak asing di Hardana Company, hanya saja sekaran
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

134. Season 2 - Aneh ....

Ira keluar dari ruang kerja Bima, sepertinya ada aroma perdebatan. Meski kecil kemungkinan Bima akan marah, lebih tepatnya Anya yang cemburu. Solusinya adalah mencari Umar.“Kemana dia, perasaan tadi di sini.”Saat ia dan Anya memasuki ruang Bima, Umar masih berada tidak jauh dari lift berbincang dengan seseorang, tapi kini sudah tidak terlihat. Bahkan Ira berbelok ke arah kiri koridor lain, tidak juga terlihat ada Umar.“Ibu Anya kayaknya marah dan cemburu dengan perempuan tadi. Nggak tahu malu juga, bukannya pergi ngeliat istri bosnya datang malah asyik aja jadi patung.”Meja sekretaris Bima masih kosong, entah kemana perginya orang itu. Padahal masih jam kerja dan jam sibuk meski sebentar lagi waktu makan siang.Kalau masalah melindungi Anya, Ira bisa gesit dan tidak perlu lagi masukan dari orang lain. Namun, masalah pertengkaran dan selisih paham dalam rumah tangga dia angkat tangan. Pengalamannya belum cukup untuk membantu menyelesaikan masalah itu.Berusaha menghubungi Umar, Ira
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

135. Season 2 - Tespek

Di kantor, Bima masih memikirkan keanehan Anya. Bukan hanya drama masalah yogurt, Anya pun mengatakan kalau Dewa bau dirinya. Entah bau apa yang dimaksud, padahal kalau dicium Dewa wangi khas bayi dengan aroma minyak telon.Belum lama Bima menghubungi Anya dan tidak ada jawaban, saat menghubungi Ira ternyata istrinya sedang tidur. Setelah Bima berangkat, Anya pamit untuk tidur matanya seperti lengket karena begadang.“Anya sakit apa ya?” gumam Bima sambil mengusap dagunya.“Ada apa bos?” tanya Umar karena Bima terlihat tidak fokus.“Oh, tidak. Tidak ada masalah,” seru Bima lalu fokus lagi dengan layar laptop dan mendengarkan penjelasan Umar karena mereka sedang berdiskusi.“Tunggu,” ucap Bima karena masalah dengan Anya masih berseliweran di pikirannya. Bukan masalah, lebih tepatnya ada hal yang mengganjal. “Gue tahu lo belum pengalaman dengan pernikahan, tapi gue butuh saran. Anya dari kemarin kayaknya aneh. Ucapan dan permintaannya nggak biasa dan dia bilang lagi kurang sehat dan sek
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

136. Season 2 - Sabar

Tidak menduga kalau Bima akan pulang malam itu juga, padahal sudah mempersiapkan rencana kejutan untuk pria itu. Sayangnya Bima sudah menemukan bukti kalau Anya sedang mengandung, tanpa sengaja.Terlalu bahagia, Bima bahkan meneteskan air mata memandang ketiga stik itu. Berjanji akan selalu mensupport dan siaga untuk Anya selama kehamilannya. Tidak seperti waktu Dewa masih dalam kandungan, ia tidak bisa mendampingi.“Anya, terima kasih sudah mengandung anak-anakku.”Membiarkan begitu saja tespek di dekat wastafel, Bima mengeringkan rambutnya dan gegas meninggalkan toilet.“Sikap aneh kamu ternyata karena hormon kehamilan, aku harus bersiap dengan drama ngidam lainnya.”Bima menaiki ranjang dengan pelan lalu memeluk Anya sangat hati-hati, khawatir kalau ia akan diusir karena gerah atau bau tidak sedap. Nyatanya Anya malah berbalik ke arahnya dan langsung memeluk.“Hm, nyaman.”“Aku juga nyaman tidur dalam pelukanmu.”Rasa kantuk masih luar biasa, tapi kesadaran Bima muncul ketika mende
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

137. Season 2 - Semoga Saja

Saat Anya dan Bima kembali ke rumah, sudah ada Citra dan Alya di sana. Menyambut kedatangan mereka yang membawa kabar gembira. Bukan hanya pasangan itu yang antusias dengan kehamilan Anya, tapi keluarga besar Anya juga para pekerja di rumah.Kebahagiaan seakan berkali lipat manakala hasil pemeriksaan ditemukan ada dua kantung janin, artinya Anya mengandung anak kembar. Usia kehamilan sudah hampir sepuluh minggu. Tidak menyadari cukup lama periodenya terlewat.“Dewa, mama sama papa datang,” seru Citra.Anya langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, Bima yang tadi merangkul Anya memaksa wanita itu untuk membersihkan diri sebelum menyentuh Dewa.“Bik, tolong turunkan belanjaan di bagasi,” titah Bima. “Lalu buatkan salad, istriku mau makan salad. Yogurtnya yang di kulkas.”“Nah gitu, mau makan sesuatu lebih baik minta bibik yang buatkan. Jangan beli, apalagi yang di pinggir jalan. Mana tahu ada debu masuk ke makanan,” nasehat Citra.Kalau Citra bahagia karena akan mendapatkan cucu lagi, be
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

138. Season 2 - Makan Malam

Anya merasakan keseruan mengasuh ketiga anaknya, meski masih dibantu oleh Ira dan seorang baby sitter bernama Emi. Rencana memiliki banyak anak, minimal empat atau lima harus ditunda untuk sementara. Paling tidak menunggu si kembar berumur empat tahun.Bima agak trauma saat Anya melahirkan anak kedua mereka karena pecah ketuban di umur kehamilan delapan bulan dan pembukaan yang sangat cepat dan harus rela persalinan darurat dengan jalan operasi.“Mbak, anak-anak sudah tidur?” tanya Anya memastikan hidangan makan malam sudah siap dan tinggal di sajikan.“si kembar sudah bu, tapi Dewa belum. Ini saya mau buat susunya dulu.”Anya hanya mengangguk mendengar laporan dari Emi. Malam ini Bima mengundang makan malam keluarganya, Rama serta Malika juga keluarga Anya.“Anak-anak kemana?” tanya Citra yang baru datang bersama Alya. Bagas tidak hadir karena ada pertemuan mendadak dengan klien bisnisnya.“Di kamar Bun, sudah tidur, tapi Dewa belum.”“Hm, Alya kamu bantu temani anak-anak,” titah Cit
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

139. Season 2 - Penghuni Baru

“Halo.” Selly menjawab telepon sambil menguap dengan suara parau.“Mbak, ada masalah. Bisa turun dulu nggak, please!”“Astaga, kalian nggak bisa kasih saya istirahat tenang. Tengah malam saya baru naik ke kamar, ini jam berapa saya harus turun lagi,” keluh Selly mendengar permintaan dari ujung sana.“Tolong, mbak! Aku tidak ngerti, ini bule marah-marah nggak jelas.”“Tunggu, aku turun sekarang.”Panggilan berakhir, Selly gegas menuju toilet untuk memeriksa penampilannya. Tidak mungkin harus mandi dulu, akan semakin lama. Menyisir rambutnya, beruntung rambut lurusnya tidak sulit diatur. Menggunakan liptint agar tidak pucat dan terlihat belum mandi.“Oke, nggak mungkin pake piyama.” Selly melepaskan dan membiarkan piyamanya teronggok di lantai lalu mengambil dress putih dan blazer hitam. Tidak lupa ponselnya aman di dalam saku.Masih jam empat pagi, suasana apartemen masih lenggang. Tentu saja aktivitas lift bisa cepat digunakan.“Halo.”“Mbak ….”“Ini sudah di lift. Bentar lagi sampe.
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

140. Season 2 - Hanya Kebetulan

“Selamat sore, mbak. Saya mau ambil kunci kamar, booking atas nama Rama. Rama Hardana.”Resepsionis yang sedang bertugas menatap Rama tanpa berkedip, beberapa saat masih saja diam mematung. Tidak menjawab salam dan permintaan pria di hadapannya.Rama sampai berdeham.“Mbak, saya mau ambil kunci,” ujar Rama lagi.“Eh, iya, maaf mas.” Resepsionis itu terlihat canggung. “Namanya … siapa?”“Rama Hardana,” jawab Rama kembali tersenyum.“Ah. Iya, sebentar.” Mengambil kunci access kamar sekaligus id card dan form yang harus diparaf oleh Rama. “Ini tolong ditanda tangani, boleh dibaca dulu. Kami isi berdasarkan data yang dikirim saat booking ya.”Rama membaca sekilas isian biodatanya tentang perjanjian sewa, tidak ada yang aneh dan semua terlihat aturan biasa yang berlaku untuk sewa menyewa apartemen atau gedung. Ia membubuhkan tanda tangan lalu menyerahkan kembali formulir tersebut.“Ini kartu aksesnya, selamat datang semoga nyaman tinggal di sini. Kalau ada saran atau membutuhkan sesuatu si
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status