All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 101 - Chapter 110

140 Chapters

101. Bad Mood

Sudah lebih dari lima belas menit Bumi menunggu kedatangan Ola di area parkir basemen kantor. Namun batang hidung wanita itu belum juga muncul. Menurut info yang dia dapat, hari ini Ola pulang agak malam. Itu dibenarkan dengan adanya mobil milik wanita itu yang masih terparkir aman di sana. Bumi bergerak menyembunyikan diri di salah satu pilar besar saat mendengar langkah ketukan sepatu. Kepalanya sedikit melongok untuk memastikan siapa yang datang. Senyum kecilnya kontan terbit ketika melihat wanita cantik dengan rambut tergerai melangkah mendekat. Itu Ola. Wanita itu mengenakan kemeja panjang berwarna krem disambung bawahan rok span sebatas lutut. Tungkai mulusnya terayun cantik dengan heels senada warna rok yang dia pakai. Wanita itu berjalan cepat sendirian menuju ke arah tempat mobilnya berada. Bumi menyeringai. Diam-diam dia mengikuti Ola yang sudah lebih dulu berjalan di depannya. Dan tepat saat bunyi sensor mobil terdengar, dengan cepat dia menarik lengan Ola. Ola cukup ter
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

102. Khusus Buat Anak-anak

Helaan napas serta bunyi-bunyian keyboard yang diketuk sedikit mengganggu lelap Ola. Wanita itu menggeliat pelan. Kepalanya menoleh ke sisi kanan, lalu secara perlahan kelopak matanya terbuka. Tatapnya langsung menemukan Bumi yang ternyata sudah terjaga lebih dulu. Pria itu tengah sibuk mengutak-atik ponsel. "By the way, kamu belum ngasih tau aku nomor ponsel baru kamu," ucap Ola dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur. Bumi refleks menoleh mendengar suara kekasihnya. "Kamu sudah bangun?" Ola menggeser tubuh agar makin rapat ke Bumi. Tangannya lantas terjulur, memeluk pria itu. "Masih ngantuk sebenarnya." "Kamu bisa tidur lagi. Ini masih pagi." Bumi kembali menekuri ponsel dan membiarkan wanitanya kembali menutup mata. Ya, dia pikir begitu. Sampai kaki Ola menindih pusakanya di bawah sana. Kontan dia berjengit kaget dan memelotot melihat senyum kekasihnya. "Ola, singkirkan kaki kamu dari sana." "Ini udah besar banget, Kak," sahut Ola dan dengan sengaja menggesek-gesekkan
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

103. Permohonan Bumi

Saat ini Bumi berada di ruang kerja pribadi Daniel. Berusaha bersikap tenang meski dadanya terasa bergemuruh. Sudah lima menit berlalu, tapi Daniel belum juga mengeluarkan suara. Entah apa yang menarik di layar laptop pria itu. "Pi..." Bumi mengerjap ketika tangan Daniel terangkat. Dia kontan membungkam mulutnya kembali dan menunduk. Tidak berapa lama, pria tua itu membalik layar laptop ke hadapan Bumi. "Kamu tahu perusahaan ini?" tanya Daniel menunjukkan sebuah salah satu profil perusahaan. "Tahu, Pi. Itu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan makanan." Bumi agak bingung maksud papinya menunjukkan perusahaan itu. Namun sebuh pemikiran kemudian melintas. "Papi mau mengakuisisi perusahaan itu?" Daniel mengangguk. "Papi ingin kamu yang melakukannya. Jika berhasil, perusahaan itu akan menjadi milikmu." Kening Bumi mengernyit. Dia tidak pernah memantau laju saham perusahaan itu. Kalau tidak salah, perusahaan tersebut hanyalah anak cabang sebuah grup besar. Namun Bumi
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

104. Wanita Aneh

"Feli-sya Ta-ma-ra Dermawan?" Gyan mengeja nama yang lumayan familiar dalam dunia bisnis itu. Matanya terbelalak. "Papi kali ini nggak main-main jodohin kamu. Dia putri almarhum Pak Dermawan, kan? Yang punya Mayaka Grup?" Bumi mengangkat bahu tak peduli. Tidak tertarik sama sekali. Bahkan yang membuka amplop cokelat pertama kali Gyan, bukan dirinya. Dari semalam dia sudah pusing sendiri memikirkan cara untuk menolak wanita itu. Atau mungkin memprovokasi agar Felisya-Felisya itu enggan dijodohkan dengannya. Gyan benar. Papi kali ini tidak main-main, bahkan tidak mau mendengar pendapatnya. "Cantik sih, tatapannya juga tajam. Tapi kelihatan sekali kalau dia jutek dan tipe wanita dominan. Denger-denger ibunya menikah lagi sama konglomerat Surabaya. Kalau kamu jadi sama si Felisya ini, makmur sampai beranak pinak kalian."Demi apa pun Bumi tidak tertarik. Sehebat apa pun wanita yang Daniel pilih, itu tidak akan mengubah apa pun. Dia hanya menginginkan Ola. Bumi hanya menggeleng mendengar
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

105. Mengantuk

"Serius dia sudah punya istri?"Bumi mendorong pelan muka Ara hingga wanita itu duduk dengan benar kembali. "Bukan hanya sudah punya istri. Gyan juga sebentar lagi akan jadi seorang ayah. Istrinya sedang hamil besar." Alis melintang Ara mengeriting, bibirnya mencebik, sementara mukanya sudah seperti orang mau menangis. "Kenapa sih nggak dari dulu-dulu ayah nemuin kamu. Coba kalau dari dulu ketemu, mungkin aku juga bisa lebih awal ketemu Gyan." Bumi hanya menggeleng melihat drama Ara. Baru dua kali bertemu tapi sikap sodara sepupunya itu tampak tidak risih sama sekali berkeluh kesah seperti itu padanya. "Itu artinya dia bukan jodoh kamu. Sesimpel itu." Wanita cantik itu tiba-tiba menggelosor ke atas meja dan mengerang. "Ini semua salah ayah. Kalau dia nggak telat aku pasti bisa menikah sama Gyan." "Di luar sana masih banyak laki-laki yang lebih baik dari Gyan. Nggak perlu seputus asa itu." Bumi menatap heran perempuan itu. Ingin mengusir, tapi tidak tega. "Tapi, dia satu-satuny
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

106. Wanita Angkuh

Kita tinggalkan scene Ola sejenak ya dan beralih ke scene Bumi dulu. Moga tidak bingung. =======Bumi agak terlambat memenuhi undangan makan malam dari papinya. Dia sudah tidak peduli orang nomor satu di Blue Jagland itu nanti akan memarahinya. Yang pasti malam ini dia tetap datang, meski bukan berarti dia menyetujui perjodohan yang ayah asuhnya itu buat. Diantar oleh salah seorang pegawai restoran, dia mendatangi private table yang keluarganya pesan. Saat Bumi datang semua tampak sudah berkumpul. Total ada lima orang yang sudah duduk di meja itu termasuk mami dan papinya. Daniel yang melihatnya lebih dulu langsung tersenyum lebar. "Putra saya sudah datang," ujarnya. "Maaf, saya datang terlam--" ucapan Bumi terjeda kala netranya menangkap keberadaan seorang lelaki paruh baya yang dia kenal. Dia agak terkejut, begitu pun lelaki itu saat tatapan mereka bertemu. Bumi segera mencerna situasi ini setelah melihat dua orang wanita yang duduk di sisi lelaki itu. Lelaki yang tak lain dan t
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

107. Jawaban yang Sama

Delotta di tempatnya menghela napas. Punggungnya mundur ke sandaran kursi. Apakah seperti ini wanita yang harus Bumi nikahi? Terlalu angkuh dan sombong. Dia memang tidak menemukan track record yang buruk, tapi sikapnya benar-benar menyebalkan sebagai seorang wanita. Jika Bumi menikahinya, Delotta yakin Bumi hanya akan dikendalikan wanita itu. Dia melirik putranya itu. Menunggu jawaban apa yang akan Bumi berikan pada wanita yang kepercayaan dirinya sampai menyundul langit itu. "Tentu saja, tanpa ditanya pun, Bumi pasti setuju menikahi Feliysa. Iya, kan Bumi?" Hampir-hampir Delotta mendengus mendengar suaminya lebih dulu menimpali. Namun, seolah belum puas, wanita bernama Felisya itu terus menatap Bumi seakan menuntut jawaban dari mulut pria itu langsung. "Maaf, Pak Daniel. Saya hanya ingin mendengar jawaban Bumi langsung. Siapa tahu saja isi hatinya berbeda dengan keinginan Anda."Meskipun angkuh, ternyata Felisya cukup rasional. Bumi menyunggingkan senyum samar. "Thanks, saya cum
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

108. She Loves You So Much

"Bro!" Bumi yang tengah duduk terpekur di depan ruang tindakan mengangkat wajah ketika seseorang menepuk pundaknya. Dalam perjalanan ke rumah sakit dia sempat menghubungi Gyan, dan pria itu akhirnya sampai tak lama kemudian. "Gimana Ola?" tanya Gyan dengan wajah tanpa ekpresi. Dia bisa melihat bagaimana kacaunya keadaan Bumi sekarang. "Ola masih ada di dalam," sahut Bumi lirih lalu menekan muka dengan telapak tangan dan mendesah kasar. Gyan bergerak duduk di sebelah pria itu. "Ini salahku. Harusnya aku bisa mencegahnya pergi. Tapi kamu tau gimana keras kepalanya gadis itu kalau memiliki keinginan. Apalagi itu ada hubungannya dengan kamu." "Maksudnya?" "Ola baru saja keluar dari kantor saat kami bertemu. Dia sempat nanyain kamu. Aku yang nggak bisa bohong akhirnya ngasih tau dia di mana kamu dan sedang apa kamu. Dia pergi, berniat menyusul kamu."Tidak heran ada beberapa panggilan tak terjawab di ponsel Bumi sebelumnya. Hanya saja, Bumi tidak sadar. Kembali Bumi membuang napas ka
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

109. Keep Your Language

Satu minggu berlalu, tapi sampai saat ini Ola belum sadarkan diri. Wanita malang itu harus menjalani perawatan intensif di ICU akibat melambatnya aliran darah menuju organ vital. Cedera di kepala Ola ternyata tidak main-main. Bahkan dokter mengatakan wanita itu dalam kondisi koma. Selama itu pula Bumi tak pernah sedetik pun absen menjaga wanita itu. Dia benar-benar melepas semua pekerjaannya di kantor Blue Jagland demi tetap bersama Ola. Tidak ada yang berubah sedikit pun dari wanita yang saat ini berbaring di ranjang pesakitan dengan beberapa alat medis yang menyambung ke tubuhnya. Ola tetap terlihat cantik dalam kondisi apa pun. Hanya saja dia belum mau membuka mata. "Don't you miss me?" tanya Bumi seraya menyentuh tangan Ola, dan membawanya ke pipinya sendiri. "Aku kangen kamu. Kangen kenakalan kamu, kangen manjanya kamu, kangen omelan kamu, kangen keras kepala kamu. Segalanya yang ada di kamu aku kangen. Katakan apa yang kamu mau, asal kamu bangun sekarang aku pasti akan mengabu
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

110. Pi, Aku haus....

Lorong rumah sakit tampak lengang dan sepi saat Daniel sampai di lantai lima tempat ruang ICU berada. Sudah lebih dari pukul sepuluh malam, tapi pria tua itu berniat mengunjungi putrinya setelah lagi-lagi Delotta histeris dan terus menyalahkannya atas apa yang menimpa Ola. Dia tidak bisa melihat Delotta seperti itu terus. Bukan hanya perempuan itu yang terluka, dirinya pun sama terlukanya. Sejak Ola masuk rumah sakit keadaan rumah benar-benar berbeda, terutama sikap Delotta padanya. Wanita itu memang masih menyiapkan segala keperluannya, tapi interaksinya dengan ibu dari anak-anaknya itu sangat minim, bahkan nyaris tak pernah. Tidak ada lagi minum teh sore berdua di taman belakang. Tidak ada lagi candaan mesra yang seperti biasa istrinya lontarkan. Kebiasaan remeh temeh yang membuat cinta mereka masih tetap rimbun meski waktu menelan usianya, satu per satu menghilang.Genap satu bulan Daniel sefrustrasi ini. Puncaknya malam ini ketika Delotta melempar bingkai foto pernikahannya hing
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status