All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 121 - Chapter 130

136 Chapters

121. Lamaran

Delotta meng-curly ujung rambut Ola. Setelah itu memasang mini hairpin di sisi rambut sebelah kanan putrinya. Sentuhan terakhir, dia memulas bibir Ola dengan lipcreame berwarna lembut. Membuat Ola seketika mematung melihat dirinya dari pantulan cermin. Malam ini kata sang mami ada tamu istimewa yang akan datang ke rumah. Tamu istimewa yang berhubungan dengan dirinya. Entah seistimewa apa sampai mami mendandaninya semaksimal ini. Wanita itu sama sekali tidak memberitahu tentang tamu itu. Hal itu yang sampai saat ini membuat Ola curiga. "Nanti kamu juga tau." Jawaban itu yang selalu Delotta kasih ketika Ola bertanya untuk ke sekian kalinya. Jadi wanita itu hanya pasrah saja ketika sang mami mendandaninya malam ini. Saat Ola turun dari lantai dua ternyata yang berpakaian rapi bukan hanya dirinya dan mami papinya. Ola cukup terkejut saat mendapati kakak-kakaknya tengah berkumpul di ruang tengah dengan outfit yang tak kalah rapi. "Sebenarnya ini ada acara apa sih? Tumben banget pada n
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

122. How Much You Love Me?

Ola tersenyum penuh arti. Tatapnya bergeser ke sisi lain dan melihat Ara tengah berusaha mendekati Gyan. Ketika Gyan bergeser, wanita itu pun ikut bergeser. Dalam hidup Ola, dia tidak akan membiarkan ada wanita tidak tahu malu seperti Ara ada di sekelilingnya dan Bumi. Tidak akan pernah. "Oke. Pertanyaan pertama!" seru Ola, sedikit membuat semua mata di sana tersentak. Termasuk Ara yang tengah mencoba menyentuh lengan Gyan. Ola menatap wajah tenang Bumi, lalu senyum miringnya terbit. "Aku benci poligami," ucapnya tiba-tiba. Sekonyong-konyong mata Bumi mengerjap. "Aku menentang keras poligami. Bumi, kalau kamu mau menikahiku, aku mau menjadi satu-satunya wanita di hati dan hidup kamu. Apa kamu bisa berjanji nggak akan ada wanita lain selain aku?" Sudut bibir Bumi naik. Dia tahu Ola sedang menyindir Ara. Ujung matanya bisa melihat Gyan langsung menyentak tangan nakal Ara dari lengannya. "Sama seperti kamu. Aku juga benci poligami. Meskipun di dunia ini banyak wanita cantik, yang aku
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

123. Ibu Bahagia

Beberapa kali Ola mengecek jam di pergelangan tangan. Sudah hampir satu jam Bumi belum juga datang padahal dia sudah siap melakukan fitting baju pengantin. Ola tidak tahu apa yang pria itu lakukan sampai telat datang ke butik. Jauh-jauh hari Ola sudah memberitahu bahwa hari ini mereka akan fitting baju pengantin. Betapa kesalnya Ola ketika dirinya menghubungi, tapi ternyata pria itu masih mengurus pekerjaan. Persiapan pernikahan Ola sudah hampir 70 persen selesai. Meskipun semua biaya dibebankan kepada Bumi sesuai permintaan pria itu, yang lebih banyak mengurus tetek bengek pernikahan maminya dan Kavia. Kedua wanita itu sangat excited dengan pernikahan si bungsu. Semua yang menjadi pilihan mereka benar-benar perfect. Apalagi Daniel menginginkan pernikahan putrinya harus berkesan. "Sayang...." Ola menoleh mendengar suara familiar itu. Wajahnya yang cemberut makin bersungut-sungut melihat Bumi yang baru saja tiba. Napas pria itu tampak terengah seperti baru saja menyelesaikan lari ma
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

124. PreWed

Bumi mengerjap ketika melihat Ola keluar dengan gaun panjang off shoulder berwarna putih. Gaun itu memiliki belahan panjang hingga hampir mencapai setengah paha. Mempertontonkan dengan jelas tungkai mulus sebelah kirinya. Tidak hanya itu. Sepanjang garis punggungnya pun terekspos begitu terbuka. Malam ini Ola tampil begitu dewasa dan berani. Makeup minimalis yang biasa dia pakai raib berganti dengan makeup bold yang menambah kesan menantang. Bumi tidak tahu konsep prewedding yang Ola pilih ini temanya apa. Bahkan dirinya saja hanya memakai setelan jas semi formal, ditambah aksesoris kacamata hitam untuk memperkuat karakter. Heels tujuh senti silver mengetuk lantai dengan nyaring ketika Ola beranjak mendekat. "Apa ini nggak terlalu berlebihan?" tanya Bumi seraya berbisik. Rasanya tidak rela melihat calon istrinya berpakaian begitu terbuka. "Berlebihan gimana?" Dari belakang tangan Bumi sengaja menyentuh punggung wanita itu. "Punggung kamu sangat terbuka. Lalu kaki kamu." "Ini kan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

125. Undangan

Seorang wanita muda berlari kencang sambil mengangkat roknya tinggi-tinggi. Napasnya terengah-engah seperti tengah berlari sejauh ratusan kilometer. Rambut panjangnya yang di kuncir kuda bergoyang seiring dengan langkah kakinya yang makin cepat. Kaki panjangnya menapaki tanah area panti dengan cepat, dan menuju balé. Di sana dia menghentikan larinya saat melihat seseorang yang sangat ingin dia temui. "Itu Kak Dira!" seru salah seorang anak, membuat anak lain menoleh. Juga Bumi yang sedang bersama Bu Tina. Bumi bisa melihat napas wanita itu terengah. Dia tersenyum melihat kedatangan perempuan yang sudah dia anggap adik itu. Baru beberapa hari lalu Bumi mendengar bahwa adiknya dari panti itu tahun ini akan ikut yudisium. Pria itu bahkan sudah memberinya saran agar segera melamar pekerjaan ke perusahaan milik Daniel. "Kamu temui dia. Mendengar kamu mau menikah, dia terus murung," ucap Bu Tina tersenyum kecil. "Ibu bingung bagaimana membujuknya agar tidak sedih. Dia bukan hanya mengagu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

126. Patah Hati? No More!

"E-eh, ada yang patah tuh!" Seruan Yara dengan mata tertuju ke bawah kaki Galen, membuat pria itu sontak menunduk mencari sesuatu dengan muka bodoh. "Hatimu!" seru Yara lagi lantas tertawa. Melihat itu Galen mendengus kesal. Yara bukan hanya mengolok-ngoloknya, tapi mengerjainya. "Nggak lucu!" tukas Galen sebal. Dia bersedekap tangan sambil menatap panggung pelaminan. Sudah hampir setengah jam dia berada di lokasi acara resepsi pernikahan Ola, tapi pria itu masih saja belum mau beranjak dari kursinya. Dia bahkan belum mengucapkan selamat pada kedua mempelai. Galen berdecak saat melihat Yara masih saja tertawa. Seolah patah hatinya menjadi hal terlucu sedunia. Wanita itu benar-benar kurang ajar. Mentang-mentang hari ini dia datang bersama tunangannya. Sementara Galen hanya sendirian. "Belum puas ketawa lo? Hati-hati mulut lo sobek," ujar Galen dengan mimik muka kecut. "Sori deh." Yara berusaha menghentikan tawanya. Dia ingin prihatin sebenarnya, tapi yang keluar malah semburan ta
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

127. Sempurna

Aku skip scene pernikahan yak. Bosan nulis adegan itu. Wkwkwk.=================Sebuah usapan lembut membuat Ola menggerakkan kelopak mata. Lalu suara kapten pesawat yang mereka naiki mulai terdengar jelas masuk ke telinganya. Secara perlahan dia pun terjaga. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah Bumi yang tersenyum padanya. Di dahi pria itu terdapat penutup mata miliknya. Dari wajahnya sepertinya Bumi juga baru bangun tidur. "Bentar lagi kita landing. Pake sabuk pengaman," ujar Bumi kemudian dan mulai sibuk membantu Ola yang nyawanya belum ngumpul mengenakan sabuk pengaman. Kuapan panjang wanita itu terdengar meskipun dia menguap sambil menutup mulutnya. Badannya masih terasa lelah setelah dari kemarin hingga malam melakukan serangkaian acara pernikahan. Ola sama sekali belum istirahat dengan benar, dan paginya harus pergi ke bandara untuk melakukan penerbangan ke Sorong. Dibanding dirinya mungkin Bumi jauh lebih capek. Pria itu bahkan sempat mengepak baju yang harus mereka ba
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

128. Percobaan Pertama

"Se-sebentar?"Dahi Bumi mengernyit ketika Ola menahan dadanya ketika dia hendak mendekat. "Ada apa?" "I-itu, apa bisa masuk?" tanya Ola dengan wajah ragu. Sejujurnya dia masih syok dengan sesuatu yang dilihatnya. Oke, fine. Dia sering iseng ingin menyentuh atau melihat sebelumnya, tapi ketika Ola benar-benar bisa melihat benda itu, dia merasa ngeri sendiri. Apa bisa benda panjang dan besar itu menembus miliknya yang hanya memiliki lubang kecil, sekecil lubang semut? Ya Tuhan! Bumi terkekeh melihat wajah tegang sang istri. Dengan lembut dia menyentuh sisi wajah Ola. "Tentu saja bisa, Sayang. Kenapa nggak bisa? Milik wanita kan elastis. Mungkin awalnya sakit, tapi setelahnya enggak lagi.""Ka-kamu yakin?"Bumi terkekeh. Merasa geli melihat ekspresi Ola saat ini. "Kamu takut? Bukannya kamu yang biasanya suka godain aku biar ini..." Ola terperanjat ketika Bumi menyentak pangkal pahanya hingga benda itu tepat mengenai perutnya. "...bisa masuk ke dalam kamu." Ola meringis dengan alis m
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

129. Misi

Ola menggigit bibir melihat Bumi berdiri di bawah siraman air shower dengan kepala menunduk. Setelah membuat pria itu kecewa, Ola terlihat begitu menyesal. Mungkin saat ini Bumi tersiksa karena harus menahan hasrat. Pria itu tidak mengatakan apa pun, tapi Ola tahu Bumi pasti sangat kecewa padanya. Bukankah selama ini dia yang selalu menggoda? Dengan hati-hati dan tanpa menimbulkan suara, Ola menyelinap masuk ke kamar mandi. Berjalan pelan mendekati Bumi, lalu memeluk tubuh pria itu dari belakang, hingga dirinya ikut tersiram air dari shower kamar mandi dengan konsep natural itu. Bumi yang tengah mendinginkan tubuh, agak tersentak ketika sepasang lengan mendekapnya. Dia tahu itu Ola, istrinya. "Maafin aku, Kak," bisik wanita itu kemudian. Bumi menarik napas sebelum melepas pelukan Ola dan memutar badan. "Kenapa kamu nggak istirahat?" tanya pria itu seraya mengusap rambut Ola yang basah. "Kak, aku mau melakukannya sekali lagi." Sejak berdiri di ambang pintu kamar mandi dan melihat
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

130. Jarum Besar

Desahan Ola kembali mengudara ketika puncak dadanya kembali tenggelam di mulut hangat suaminya. Genggamannya pada kain yang mengalasi tempat tidur terlepas ketika hawa panas tubuhnya kembali tinggi. Telapak tangan Bumi yang tidak mau berhenti meraba membuat libidonya naik seketika. Rasa sakit di bawah sana pun mendadak tersamarkan. "Kamu merasa lebih baik?" tanya Bumi sesaat setelah melepas kulumannya. Dengan wajah memerah Ola mengangguk. Sakit tapi juga nikmat. Itu hal yang tidak bisa dia ungkapkan sekarang. "Boleh aku bergerak sekarang?" Bumi merasa perlu izin karena tidak ingin membuat istrinya kesakitan lagi. Dan lagi-lagi pertanyaannya hanya dibalas anggukan. Perlahan dia pun menggerakkan pinggul. Terlihat sangat hati-hati. Namun sepelan apa pun dia bergerak, wajah Ola masih terlihat kesakitan. "Kamu yakin nggak apa-apa?" tanya Bumi sekali lagi untuk memastikan lanjut atau berhenti. Dua tangan Ola terjulur dan menyentuh bahu Bumi. Dia memang masih merasakan nyeri, tapi jug
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status