Semua Bab Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam: Bab 31 - Bab 40

67 Bab

31. Menyadarkan Sehan

Benar. Liona dan Sehan memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi masalah mereka. Liona memilih balas dendam, melakukan berbagai cara untuk balik melukai orang-orang yang menyakitinya. Berbeda dengan Sehan. Laki-laki itu memilih menghindar dari orang-orang yang menyakitinya, agar tidak terluka terlalu dalam.Andai Sehan melawan Galen, berusaha mengungkap kesalahan Galen di masa lalu, mungkin sampai saat ini dia bisa tinggal di rumah keluarga Wiratama tanpa rasa takut. Selama ini Sehan memang tidak bisa tenang. Dia terus merasa gelisah, takut saat ada orang yang dekat dengannya. Mengingat Galen pernah mengatakan akan menghancurkan orang-orang yang berada di sekitar Sehan. Sehan tidak pernah memikirkan cara menghentikan kejahatan Galen. Yang dia lakukan hanya menghindar. Setelah melihat paper bag yang diberikan Galen hangus terbakar bersama sampah lainnya, Liona hanya pasrah. Dia kembali memasuki rumah setelah merasa dirinya s
Baca selengkapnya

32. Maaf

Liona meremas ponselnya sesaat. Hatinya mendadak berdesir perih, sudah lama dia tak berbicara pada ayahnya. Terakhir dia menemui sang ayah untuk meminta ijin menemui Atharya. Setelah mengetahui bahwa dia anak kandung Darwin, Liona merasa tidak sanggup untuk menemui laki-laki itu.Namun baru saja, Darwin justru mengirimkannya pesan dan memintanya untuk mengajak Sehan makan malam di rumah Darwin. "Aku tetap harus menemui ayah, dan bersikap seolah-olah masih tidak tau apa-apa."Liona menghela nafas pelan. Yang saat ini harus dia pikirkan lebih dulu adalah untuk berbicara dengan Sehan, mengingat dia dan Sehan sampai saat ini masih belum bertegur sapa karena perdebatan tadi malam. Dia menatap pintu kamar Sehan yang masih tertutup. Liona tau suaminya itu sudah keluar rumah sejak tadi pagi. "Apa aku kirim pesan saja pada Sehan?"Liona mengangguk membenarkan. Mungkin jika meminta maaf melalui ponsel Liona tidak akan terlalu
Baca selengkapnya

33. Memanfaatkan

"Apa maksudmu Sehan?"Darwin menyikut lengan Gretta, saat perempuan itu tiba-tiba ikut berbicara dengan nada tinggi pada Sehan. Darwin memberinya tatapan marah, meminta Gretta untuk diam saja dalam pembicaraan ini."Sehan, kamu tau perusahaan Atharya sudah lama ini juga mengalami masalah bagian keuangan. Sebenarnya ayah ingin meminta bantuan pada papamu, agar Wiratama group meminjamkan dana pada perusahaan kami. Tapi kami belum ada waktu untuk berbicara dengan papamu. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Wiratama group mengalami masalah, ayah jadi ragu apakah Wiratama group bisa membantu ayah."Sehan hanya mengukir senyum tipis. Sesuai dugaannya, pada akhirnya Darwin akan mengatakan tujuannya.Liona kini kembali teringat dengan ucapan Sehan pertama kali saat bertemu dengannya. Apa yang dikatakan Sehan benar, dan laki-laki itu tidak mungkin mau membantu Darwin. Tapi Liona kenapa tiba-tiba merasa kasihan pada sang ayah, bukankah seharusnya dia sena
Baca selengkapnya

34. Untuk Liona

Liona menghentikan langkahnya. Sehan membukakan pintu mobil untuknya, namun perempuan itu tak kunjung masuk. Mereka baru saja keluar dari rumah Darwin setelah berbicara cukup panjang mengenai perusahaan.Mata Liona sejak tadi berkaca-kaca, menahan air mata sejak Darwin mengatakan bahwa Atharya sakit."Liona -""Kakek tidak sakit, Sehan. Apa ayah juga tidak tau bahwa kakek sedang dikurung oleh ibu? Atau ayah juga sama dengan ibu, mengatakan itu untuk membohongiku?"Sehan menghela nafas pelan. "Kita tidak akan tau jika tidak berbicara langsung dengan kakekmu. Masalahnya, menemui kakekmu juga harus memerlukan ijin dari mereka. Andai saja kita bisa menemui kakekmu secara diam-diam."Liona menunduk pasrah. Kakeknya juga sedang dijaga oleh orang suruhan Gretta, yang pasti walau dia dan Sehan diam-diam menemui Atharya akan dilarang oleh penjaganya. "Sabarlah Liona, aku akan mencari cara untuk menemui kakekmu."Liona
Baca selengkapnya

35. Melanggar Kontrak

Sesampainya di rumah, Liona langsung menuju kamarnya.Karena sudah larut malam, dia memutuskan untuk segera tidur. Namun sebelum itu Liona berniat untuk ganti baju lebih dulu. Setelah selesai berganti baju, mendadak pintu kamarnya terbuka. Liona tersentak, dan langsung merapikan piyama yang sudah dia pakai.Tanpa ada perasaan ragu, Sehan dengan santainya menyelonong masuk begitu saja. Membuat Liona menatapnya dengan sorot waspada. "Kenapa kamu tidak mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk? Ini kan kamarku!""Maaf aku lupa," jawab Sehan dengan entengnya. Laki-laki itu kemudian duduk di sisi kasur Liona, lalu menepuk tempat tidur di sampingnya. "Sini."Mata Liona membulat, entah kenapa tiba-tiba dia berfirasat tidak baik. "Ma-mau apa?"Sehan menyipitkan matanya, menatap Liona sambil berusaha menerka. "Kau selalu saja mempunyai pikiran kotor Liona."Liona mengelak. "Kamu yang selalu membuatku berpikir seperti itu
Baca selengkapnya

36. Antara Liona dan Aoura

"Jadi, ayah dan ibu ingin memberikan perusahaan Wiratama pada kak Liona?" tanya Aoura pada kedua orang tuanya. Tadi malam, dia sengaja pergi dari rumah dan menginap di rumah temannya. Hatinya sudah sangat hancur karena terlalu sering melihat kedekatan Sehan dan Liona, namun pagi ini setelah dia pulang ke rumah justru semuanya kacau tidak seperti yang dia harapkan. "Ayah, aku adalah anak kandung ayah. Kak Liona ... dia hanya anak adopsi. Apa begini cara ayah memperlakukan anak kandung ayah sendiri?""Aoura, kau tau perusahaan Atharya saat ini diambang kebangkrutan. Ayah ingin meminta bantuan pada Bram Wiratama, tapi perusahaannya juga sedang bermasalah. Maka satu-satunya harapan kita adalah Sehan. Dan Sehan tidak mau membantu kita, jika kakakmu tidak terlibat di perusahaan itu," jelas Darwin berusaha membuat putri bungsunya paham.Namun Aoura tetap saja tak terima. "Carilah cara lain ayah, aku tidak mau kak Liona berada di perusahaan Atharya!"
Baca selengkapnya

37. Masih Ragu

Sehan tersenyum gemas saat melihat sang istri masih tertidur dengan nyenyak dengan berbalut selimut tebal di atas kasur. Dia kemudian menghampiri sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk putih. "Sudah pagi, apa kau tidak mau bangun?"Tak ada jawaban. Tidur Liona masih begitu pulas. Sebenarnya Sehan tak tega membangunkan, tapi dia harus berpamitan sebelum berangkat kerja.Handuk putih yang baru saja dia gunakan untuk mengeringkan rambut, kini Sehan sampirkan ke bahu kanannya. Dia kemudian membungkuk, mendekatkan wajahnya pada sang istri. "Sayang, kau tidak mau bangun?"Satu tetes air dari rambut Sehan yang masih basah jatuh mengenai kening Liona. Membuat perempuan itu terusik.Sehan mengukir senyum menyapa saat Liona akhirnya membuka mata. Menyadari Sehan tengah menatapnya dalam jarak dekat, wajah Liona kembali memerah menahan malu. Dia lalu menarik selimut tebalnya hingga menutupi setengah waj
Baca selengkapnya

38. Ketidak Adilan

"Terimakasih Sehan, kamu sudah mau membantu perusahaan ini demi nenek," ucap Joana yang cukup senang akhirnya melihat cucu keduanya peduli pada Wiratama group. "Ini yang nenek harapkan sejak dulu."Sehan tersenyum, sesaat dia melirik sang kakak yang juga duduk di sampingnya.Saat ini mereka berada di Wiratama group. Sehan sengaja datang ke sana setelah mendapat telepon dari Joana. Sekalian, Sehan mengatakan niat baiknya yang ingin membantu perusahaan keluarganya yang sedang dalam masalah. Joana terlihat sangat senang setelah mendengar hal tersebut dari Sehan. Namun tentu saja karena hal itu Galen mulai khawatir, dengan adanya Sehan di perusahaan itu Galen takut dirinya hanya akan menjadi Presdir sementara di Wiratama group."Nenek harap, kamu akan selamanya menjadi bagian Wiratama group."Sehan menghela nafas pelan. "Maaf nek, sepertinya akan sulit bagi Sehan meninggalkan interior harmony."Joana mengangguk paham. Dia
Baca selengkapnya

39. Terbongkar

Namun Sehan tak mungkin menanyakan hal itu sekarang pada sang istri, di depan semua keluarganya. "Perjanjian kontrak? Pernikahan selama satu tahun? Kamu membohongi mama Sehan!" bentak Sandra begitu tampak kecewa pada putra bungsunya. Dia menggeleng tak habis pikir, apa alasan Sehan melakukan itu?Joana mengambil selembar kertas yang tadinya Sandra lemparkan ke atas meja. Tangannya mulai gemetar kaget setelah membaca tulisan pada kertas tersebut."Mama, papa, nenek, Sehan sangat mencintai Liona -""Sehan, kau terus berbohong di saat semua bukti sudah terungkap?" kini Bram yang berbicara memotong kalimat Sehan. Liona hanya menunduk. Dia tak tau harus berbuat apa sekarang. Kenapa semuanya harus terbongkar sedangkan tujuannya belum tercapai?Galen yang tadinya ingin memasuki kamar, memutuskan untuk ikut menghampiri keluarganya yang tengah berkumpul. Tentu dia tidak akan diam saja, ketika ada kesempatan emas baginya di depan mata.
Baca selengkapnya

40. Bukan Pernikahan Palsu

Liona, Sehan dan Galen saat ini berdiri di depan kamar sang nenek. Joana masih diperiksa oleh dokter di dalam sana.Hingga tak lama dokter yang memeriksa Joana keluar bersama Berlin. "Tante, bagaimana keadaan nenek?" tanya Galen pada Berlin untuk memastikan."Nenek sudah sadar, papa dan mamamu masih di dalam. Tunggu mereka keluar."Berlin kembali melangkah, mengantarkan dokter yang memeriksa sang nenek keluar rumah. Tak lama, kini giliran Bram yang keluar dari kamar Joana. Sehan segera menghampiri. "Papa -""Galen bisa kamu ikut papa sebentar," pinta Bram tak mempedulikan keberadaan Sehan. Galen mengangguk menurut dan mulai mengikuti langkah sang papa. Dia kembali mengukir senyum puas melihat Bram tak menghiraukan Sehan.Sehan menghela nafas pelan. Melihat hal itu Liona jadi sangat merasa kasihan pada sang suami. Liona mendekat, dan menggenggam tangan Sehan berusaha menyalurkan kekuatan untuk laki-laki itu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status