Semua Bab Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam: Bab 21 - Bab 30

67 Bab

21. Siapa Sebenarnya?

Kelopak mata Liona mulai terbuka, pandangannya langsung tertuju pada sang suami yang masih tertidur. Liona cukup terkejut saat mengetahui ternyata Sehan sejak malam tadi menunggunya, bahkan laki-laki itu tertidur dalam posisi duduk bersandar headboard kasur.Satu tangan laki-laki itu juga masih berada di atas kepala Liona. Pasti semalaman Sehan terus berusaha menenangkannya. Liona kemudian mulai beringsut duduk. Membuat laki-laki di sampingnya ikut terbangun. "Liona." Sehan mengucek matanya sesaat, menjernihkan pandangannya sebelum kembali menatap sang istri. "Apa kamu sudah merasa lebih baik?"Tak langsung menjawab. Liona justru menatap wajah sang suami sesaat. Sehan begitu mengkhawatirkannya, membuat Liona jadi merasa bersalah. "Pasti sejak tadi malam kamu terus memikirkan ku."Sehan meraih tangan sang istri, menggenggamnya dengan erat, sesekali mengusap punggung tangan Liona dengan ibu jarinya. "Katakan padaku Lio
Baca selengkapnya

22. Sandra

Liona menghentikan langkahnya saat sampai di teras rumah. Dia kemudian mengukir senyum saat sang suami kembali menatapnya sebelum memasuki mobil.Saat ini Sehan sudah bersiap untuk berangkat kerja. Setelah kondisi Liona terlihat lebih membaik dibandingkan pagi tadi, Sehan berencana untuk ke perusahaannya sebentar. "Kamu masih ingat dengan ucapanku tadi? Jangan terlalu memikirkannya, untuk sementara ini kita sebaiknya pura-pura tidak tau. Sampai kita mengetahui lebih dulu apa tujuan mereka melakukan semua ini padamu." Sehan memegang salah satu bahu Liona, berusaha memberinya ketenangan. Lalu laki-laki itu mencium kening Liona singkat.Liona hanya tersenyum. Sang suami kemudian memasuki mobil, lalu mulai meninggalkannya. "Aku menurut Sehan, aku percaya apa yang kamu katakan," ucap Liona sambil menatap mobil putih milik Sehan yang semakin menjauh dari rumahnya. Dia menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirny
Baca selengkapnya

23. Keuntungan Apa Yang Diberikan?

Liona tertegun. Padahal dia sangat berharap bisa akrab dengan Sandra layaknya ibu dan anak. Liona hanya tersenyum kosong. "Itu artinya, jika aku tidak berhasil membujuk Sehan kembali pada keluarga Wiratama, mama akan memintaku bercerai dengan Sehan?" Sandra tak mengiyakan. Dia justru menjawab, "itu sebabnya kau harus berusaha membujuk Sehan. Kalian menikah karena saling mencintai kan? Pasti Sehan akan mengikuti semua permintaan perempuan yang dicintainya." Liona kembali teringat ucapan Sehan malam itu. Benar, Sehan telah mengatakan cinta padanya. Tapi sampai saat ini Liona masih ragu, apakah Sehan mengatakan hal itu hanya karena menginginkan Liona melayani nafsunya? Namun selama di dekat Sehan, Liona tak pernah merasa jika laki-laki itu memanfaatkan keberadaannya sebagai pemuas nafsu saja. Bahkan Sehan pernah mengatakan, pernikahan mereka adalah bisnis yang harus saling menguntungkan. Keberadaan Sehan memang
Baca selengkapnya

24. Restu

Sepanjang jalan, di dalam mobil Sandra dan Liona hanya saling diam.Liona masih menahan luka di hatinya karena ulah Aoura tadi. Dia sama sekali tak berniat untuk berbicara atau menjelaskan apapun pada sang mama mertua. Tak peduli jika Sandra akan memandangnya buruk saat ini. Lagi pula, Liona juga tau bahwa dirinya tak ada tempat di hati Sandra. Bahkan tadi Sandra juga mengatakan bisa dengan mudah membuat Liona dan Sehan bercerai. Hal itu membuat Liona tak bisa berharap lebih pada Sandra, tapi dia juga belum siap jika harus bercerai dengan Sehan. Walau Liona belum mencintai laki-laki itu, namun dia masih memerlukan keberadaan Sehan untuk membantunya."Liona."Liona menoleh, menatap Sandra dengan sorot tanya. Akhirnya mama mertuanya itu memulai pembicaraan. Entah apa yang akan dikatakan, apakah akan menghina Liona karena sikap Liona pada Aoura tadi?"Maafin mama ya," ucap Sandra tulus. Membuat Liona tertegun seketika. Sandra menghela nafas
Baca selengkapnya

25. Perbedaan

Pukul tujuh malam, Sehan menghidangkan makanan yang baru dia masak ke atas meja. Laki-laki itu kemudian duduk di samping Liona, dan mencicipi makanan di piring Liona. "Aku sudah mencicipinya, sekarang makanlah."Liona tersenyum. Dia lalu mengambil sendok, dan menyuap satu sendok makanan ke mulut. "Jika dilihat-lihat kamu itu pengusaha yang sangat sibuk. Aku berpikir, bagaimana bisa seorang laki-laki yang selalu sibuk dengan bisnisnya juga bisa membuat makanan seenak ini?"Sehan terkekeh pelan. Dia mengaduk makanan yang ada di piringnya sesaat. "Jika aku tidak bisa masak, bagaimana caranya aku bisa bertahan hidup? Kau sendiri tau jika aku tinggal di rumah sendiri setelah lulus kuliah, saat itu umurku juga masih begitu sangat muda. Jadi aku terus belajar bagaimana cara untuk bertahan hidup tanpa meminta bantuan orang tua."Liona cukup takjub dengan cara berpikir Sehan. Padahal laki-laki itu mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, tapi
Baca selengkapnya

26. Belajar Memasak

Liona menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Entah kenapa mendadak Liona jadi gugup saat melihat rumah mewah di hadapannya saat ini. Seperti apa yang Sehan katakan kemarin, hari ini laki-laki itu mengantarkan Liona ke rumah Wiratama. "Ayo," ajak Sehan sambil menggandeng tangan Liona. Mereka mulai memasuki rumah tersebut.Saat sampai di ruang tengah, mereka justru tak sengaja berpapasan dengan Galen. Liona tersentak kaget melihat keberadaan Galen secara tiba-tiba, membuat langkanya dan Sehan terhenti sesaat. "Kalian ada di sini? Tumben sekali pagi-pagi sudah ada di sini, apa akan ada acara di sini? Aku tidak tahu hal itu." Galen tersenyum, berusaha menyapa mereka dengan hangat. Namun saat Liona ingin menjawab, Sehan tiba-tiba menarik tangannya dan melanjutkan langkah mereka mencari keberadaan Sandra. Liona masih ingat, Sehan pernah melarangnya untuk dekat dengan Galen. Tapi jika hanya untuk membalas sapaa
Baca selengkapnya

27. Butuh Mama

Sandra memberikan segelas air putih pada Liona. Mereka kini berada di ruang tengah, Sandra meminta Liona duduk di sofa untuk menenangkan diri. Setelah meminum air putih yang Sandra berikan, Liona meletakkan gelas berisi sisa air minumnya ke atas meja. "Sekarang sudah lebih baik?" tanya Sandra memastikan.Liona mengangguk membenarkan. "Lain kali, jika kamu tidak bisa melakukannya langsung katakan saja pada mama. Mama sangat merasa bersalah membuatmu jadi seperti ini."Liona tersenyum. Dia nyaris tak percaya jika mama mertuanya itu begitu mengkhawatirkannya saat ini. "Maafkan Liona ma.""Jangan meminta maaf, seharusnya mama yang meminta maaf padamu." Sandra menghela nafas pelan.Sejak pertama melihat Liona, Sandra memang sangat kasihan pada anak itu. Bahkan Gretta sang ibu justru menjelekkan anak itu di hadapannya sebelum menikah dengan Sehan. Ini yang membuat Sandra curiga, pasti Liona tak diperlakukan dengan
Baca selengkapnya

28. Semakin Dekat

Setelah merasa tenang, Sandra akhirnya mengajak Liona untuk belajar memasak di dapur. Cukup lama, hingga tiga jam lebih akhirnya mereka selesai. Liona juga baru saja mendapat pesan dari sang suami, bahwa Sehan sudah selesai dengan pekerjaannya dan ingin menjemputnya di rumah itu. Jadi Liona menyudahi belajar memasaknya hari ini."Lain kali ke sinilah kembali."Liona mengangguk mengiyakan ucapan Sandra. Dia senang, karena kejadian tadi pagi, kini dirinya dan Sandra terlihat akrab. Liona harap hubungan mereka akan terus dekat seperti saat ini. "Jika ada kesempatan lagi, menginap lah di sini bersama Sehan. Setiap hari mama selalu meminta pembantu untuk membersihkan kamar Sehan, tapi Sehan tidak pernah lagi tidur di sini."Senyum Liona luntur. Dia bisa melihat sorot mata Sandra yang kembali mengisyaratkan kerinduan. "Ma, Liona masih ingat dengan syarat yang diberikan mama. Beri waktu Liona lebih lama, untuk membujuk Sehan kembali
Baca selengkapnya

29. Sama

Liona terdiam seketika setelah mendengar ucapan Galen barusan. Apa yang dikatakan Galen memang tidak salah.Galen tersenyum puas telah membuat Liona tak bisa menjawabnya lagi. "Liona, aku tidak ingin diam saja ketika kebahagiaanku mulai diganggu oleh kehadiran seseorang. Aku ingin ... menyingkirkan Sehan."Mata Liona membulat tak percaya. Namun Liona tak bisa menemukan kalimat yang pas untuk menjawab ucapan Galen. Apa yang dilakukan Galen pada Sehan saat ini, juga sama dengan rencananya kepada Aoura. Tapi entah kenapa, walau posisinya dengan Galen sama, Liona tetap tidak ingin Galen melukai Sehan. Dimata Liona, Sehan tidak seperti Aoura. Galen tidak pantas melakukan itu semua pada Sehan."Liona, sebenarnya aku tidak ingin membahas ini padamu. Tapi, kamu yang memulai lebih dulu dan membuat aku mengatakan semuanya padamu."Galen kembali mengukir senyum sedih. Dia kini berusaha berjalan menghampiri sebuah paper bag di atas meja yang tak jau
Baca selengkapnya

30. Hadiah Dari Galen

Liona meletakkan rantang kecil ke atas meja. Dia lalu membuka satu persatu rantang itu, dan menghidangkannya.Sehan duduk di salah satu kursi, menatap makanan yang mulai dihidangkan sang istri. "Berarti ini adalah masakanmu tadi?""Lebih tepatnya, masakan ku dan mama. Karena mama yang membantuku."Sehan tersenyum. "Kelihatannya enak. Aku akan menikmati masakan istriku untuk pertama kalinya."Liona hanya menahan senyum. Dia tak sabar melihat sang suami memakannya. Liona kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil piring. Mendadak pandangan Sehan terarah pada paper bag yang Liona letakkan di kursi sampingnya. Dia penasaran, dan mengambilnya. "Apa ini juga pemberian mama?"Sehan ingat, Liona juga membawa paper bag itu dari rumah orang tuanya. Saat Sehan ingin melihat isi paper bag itu, Liona justru kembali.Perempuan itu dengan segera merampas paper bag miliknya dari tangan Sehan. Membuat Sehan menatapnya dengan s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status