Semua Bab Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam: Bab 41 - Bab 50

67 Bab

41. Bukti Cinta

Liona meluruskan pandangannya, menatap Sandra dengan ragu. Dia dan Sandra kini berada di ruang tamu, duduk berseberangan meja. "Maaf jika tadi mama membentakmu."Liona tersentak kaget. Kenapa Sandra meminta maaf?"Jujur, saat menemukan surat tanda tangan kontrak pernikahan kalian tadi, mama sangat kecewa dan tidak bisa mengontrol emosi." Sandra mengalihkan pandangannya sesaat, lalu menghela nafas pelan. "Tapi baru saja nenek mengatakan jika Sehan mulai bergabung di Wiratama group. Itu artinya syarat yang mama berikan untukmu, telah kamu laksanakan bukan?"Sekarang Liona paham kenapa Sandra meminta maaf padanya. Melihat Sandra sudah lebih tenang dibandingkan tadi, Liona berusaha untuk memberikan penjelasan. Dia harus membantu Sehan, membuat laki-laki itu dimaafkan oleh keluarganya."Tentang kontrak pernikahan, sebenarnya itu ditandatangani sesudah pernikahan selesai. Liona dan Sehan juga banyak melanggar peraturan kontrak pernik
Baca selengkapnya

42. Menjatuhkan

Perempuan paruh baya mengukir senyum menyapa saat seseorang yang sejak tadi dia tunggu akhirnya datang. Saat ini, di sebuah restoran bintang lima Gretta dan Aoura bertemu dengan Sandra. Setelah mendapatkan telepon dari Bram tentang pernikahan kontrak Liona dan Sehan kemarin, Gretta langsung mengajak Aoura untuk menemui Sandra.Tentu saja Aoura sangat bahagia dengan berita itu. Dia berpikir, ini adalah awal kehidupannya bersama Sehan akan dimulai.Sandra kemudian duduk berseberangan meja dengan besannya. Para pelayan tiba, dan menghidangkan makanan dan minuman yang sebelumnya sudah dipesan oleh Gretta. "Aku yang memesan ini semua."Tak ada ekspresi apapun di wajah Sandra. Dia juga tak berniat mengucapkan terimakasih pada Gretta. Tentu karena Sandra tidak terlalu menyukai sifat Gretta semenjak pertama mengenal perempuan itu. "Aku ingin meminta maaf, setelah mendengar kabar bahwa Liona membohongi kita semua, aku sangat merasa mal
Baca selengkapnya

43. Gagal

Dengan kesal Gretta memasuki rumahnya bersama Aoura. Niatnya ingin menjatuhkan Liona, tapi Sandra justru membuatnya emosi."Ibu, jadi laki-laki tadi adalah kakaknya Sehan?" Gretta tak menggubris pertanyaan Aoura sejak tadi. Seharusnya Aoura juga merasa kesal sama seperti dirinya, karena jika dia gagal menjatuhkan Liona berarti Aoura juga gagal mendapatkan hati Sandra untuk mendekati Sehan. Tapi di wajah Aoura saat ini sama sekali tidak ada penyesalan.Gretta menjatuhkan tubuhnya ke sofa, diikuti Aoura yang juga duduk di sampingnya."Aku tidak menyangka jika kakaknya Sehan juga sangat tampan." Aoura masih begitu takjub setelah melihat wajah Galen tadinya. Bahkan dia sampai tak bisa berkata-kata lagi. "Kenapa keturunan keluarga Wiratama semuanya sangat tampan? Apa mereka juga manusia?"Gretta memutar matanya malas. Mulai muak dengan ocehan sang anak yang terus memuja keturunan Wiratama."Ibu, berapa umur kakaknya Sehan?"
Baca selengkapnya

44. Keinginan Sandra

"Kenapa kamu ada di restoran itu?" tanya Sandra penasaran. "Aku ... baru saja bertemu dengan klien." Sandra mengangguk paham. Mobil yang mereka tumpangi kini sudah sampai di halaman rumah Wiratama. Sebelum keluar dari mobil, Sandra kembali berucap, "terimakasih sudah melindungi mama tadi." Galen terdiam. Dia sendiri juga bingung, tanpa sadar dia bergerak melindungi Sandra saat melihat perempuan itu nyaris dilukai. "Terimakasih juga karena ... mama sudah membawaku ke rumah sakit." Sandra mengukir senyum tipis. Mereka memang baru saja pulang dari rumah sakit. Karena melihat Galen kakinya kesakitan setelah jatuh tadi, Sandra khawatir dan segera memeriksakan kaki Galen yang masih cidera. "Mama akan bantu kamu keluar dari mobil." Galen ingin menolak, namun Sandra lebih dulu keluar dari mobil dan berjalan ke samping pintu mobil yang ada di sebelah Galen.
Baca selengkapnya

45. Keputusan

"Apa yang kamu bicarakan?" Liona kembali mengalihkan pandangannya. Hampir saja dia dibuat salah tingkah oleh ucapan Sehan.Laki-laki itu kemudian berjalan mendekat, menghampiri Liona. Mereka ada di ruang kerja Sehan saat ini, jadi tak akan ada orang lain yang mengganggu mereka. "Liona, nenek memintaku bergabung ke Wiratama group. Tapi aku yakin, jika aku ke sana pasti akan menggeser posisi kak Galen. Apa kamu mempunyai saran untukku?"Liona kembali menatap Sehan, terlihat jelas jika laki-laki itu sedang serius. Liona tau, pasti Sehan takut mengambil keputusan yang salah. Mengingat Sehan pernah mengatakan dia begitu takut melukai keluarganya karena permusuhannya dengan Galen."Aku percaya pada pilihanmu Sehan. Aku yakin, apa yang kamu pilih nanti adalah keputusan yang tepat. Jika aku yang menentukan, aku tidak yakin apa keputusanku bisa menjadi yang terbaik untukmu."Sehan mengangguk paham. Dia lalu mengalihkan pandang
Baca selengkapnya

46. Pilihan

Liona mengernyit tak paham. "Maksudmu?"Sehan tersadar, dan segera menggeleng. "Bukan apa-apa, ayo ikut aku menemui nenek."Laki-laki itu merangkul bahu Liona. Namun sebelum mereka meninggalkan interior harmony Liona kembali bertanya, "apa tidak masalah jika aku ikut ke sana bersamamu?""Tidak masalah, tidak akan ada yang melarang juga." Sehan tersenyum meyakinkan. Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan interior harmony.Hingga tak lama. Mereka akhirnya tiba di perusahaan Wiratama group. Sehan langsung mengajak istrinya memasuki gedung itu, menuju ruang tempat Joana dan Galen menunggu."Sore nek."Joana tersenyum saat sang cucu yang sejak tadi dia tunggu akhirnya datang juga. "Tadi Sehan sedang jalan bersama Liona, jadi Sehan ingin mengajaknya sekalian ke sini."Joana mengangguk mengijinkan. Dia kini menatap ke arah Liona. "Duduklah di samping nenek Liona."Liona menatap Sehan sesaat. Laki-la
Baca selengkapnya

47. Melihatnya Lagi

Setelah selesai membereskan ruangan rumahnya, Liona kembali menatap pintu kamar Sehan yang masih belum terbuka. Dia penasaran, apa laki-laki itu bangun kesiangan karena malam tadi bergadang?Liona menghampiri dan mengetuk pintu kamar tersebut. "Sehan, apa kamu sudah bangun?"Tak ada jawaban. Liona semakin penasaran, dia mencoba memutar kenop pintu di hadapannya, dan ternyata pintu itu tidak dikunci. "Apa setiap hari dia tidak pernah mengunci pintu kamarnya?"Liona akhirnya membuka pintu di hadapannya, dan masuk ke dalam kamar tanpa meminta ijin dari sang pemilik. Namun dia tak mendapati keberadaan Sehan di sana. Hal ini membuat Liona semakin bingung, padahal dia bangun lebih pagi dibandingkan hari lainnya, dan sama sekali belum melihat sang suami keluar kamar. Tempat tidur laki-laki itu juga sudah tersusun rapi. "Itu artinya Sehan sudah bangun."Suara terbuka mengagetkan Liona, seketika dia menoleh. Sehan ba
Baca selengkapnya

48. Senjata Sehan

Pintu kamar terbuka. Galen keluar dari kamarnya, berniat untuk segera pergi ke perusahaan.Dia menatap Joana dan Sandra sedang berbicara di ruang keluarga. Galen tak berniat menegur, lagi pula dia juga sudah terbiasa tak berpamitan sebelum pergi meninggalkan rumah. "Jadi, Sehan bersedia untuk bergabung ke Wiratama group?"Langah Galen seketika terhenti. Tangannya perlahan mencengkram erat, tongkat yang membantunya berjalan. "Benar, kau berhasil membujuk putramu Sandra," jawab Joana merasa bangga pada menantunya saat ini. Sandra hanya tersenyum dan membalas, "bukan aku. Tapi Liona lah yang telah berhasil membujuk Sehan."'Liona?' Galen masih mendengarkan pembicaraan Joana dan Sandra di sana."Sepertinya benar mereka saling mencintai. Jika tidak, maka Liona tak akan bisa merubah Sehan dan Sehan tak akan mau dirubah oleh Liona. Kekuatan cinta memang bisa dimanfaatkan dengan baik," imbuh Sandra.Joana mengangguk
Baca selengkapnya

49. Menemui

Galen keluar dari mobil, setelah mobil yang mengantarkannya sampai di depan perusahaan Wiratama Group. Dia berniat untuk langsung memasuki gedung di hadapannya tersebut, namun seorang perempuan dari kejauhan berlari kearahnya, membuat langkah Galen terhenti seketika."Galen!"Laki-laki itu mengernyit bingung, memperhatikan wajah perempuan di hadapannya sedang seksama.Perempuan itu merapikan rambut sebahunya yang sedikit berantakan karena berlari menghampiri Galen barusan. Dia kemudian mengukir senyum."Apa kamu tidak ingat denganku? Aku Aoura, adik kak Liona. Kita pernah bertemu di restoran waktu itu, saat kau menolong mamamu."Galen mengingatnya. "Ah benar. Kenapa kau ada di sini? Apa ada yang bisa ku bantu?"Aoura mengulum senyum malu. "Sebenarnya aku ke sini untuk meminta maaf padamu, karena ulah ibuku saat itu kamu jadi terjatuh. Waktu itu kau terlihat kesakitan, jadi aku ingin memastikan keadaanmu sekarang? Apa ka
Baca selengkapnya

50. Untuk Nenek

Liona mengangguk mengiyakan. Dia kemudian meletakkan nampan yang sejak tadi dia bawa ke atas meja depan Joana."Nenek maukah mencicipi masakan Liona?"Joana mengangguk dengan senang hati. "Tentu saja, nenek tidak akan bisa menolak jika cucu nenek sudah memasak dengan susah payah."Liona tersenyum, masih ada perasaan ragu. Jantungnya semakin berdetak takut saat melihat Joana mulai mencicipi makannya. Nyaris Liona ingin memejamkan mata, tak mau melihat ekspresi Joana saat memakan masakannya. Liona tau, Joana tidak seperti Sandra. Pasti neneknya itu akan blak-blakan tentang rasa masakannya itu."Wah, sepertinya kamu sudah pandai memasak sekarang."Liona menatap Joana dengan sorot tak percaya. Perempuan tua itu tak berhenti melahap masakan yang dia buat, membuat hati Liona seketika merasa lega. Apa itu artinya masakannya enak?"Bagaimana rasanya nek?""Apa kamu tidak mencicipinya sebelum dihidangkan padak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status