Semua Bab Tiga Saudara Kembar Cerdik: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Agnes menahan rasa sakit di pinggangnya dan mengejar ke bawah dan berdiri di depan pintu mobil untuk menghalangi Gideon.“Gideon, berikan anakku padaku.”Mata Agnes yang penuh tekad itu menunjukkan sikapnya yang serius. Tidak mungkin Gideon menabraknya dengan mobilnya. Bagaimanapun Agnes tidak akan membiarkannya membawa Bintang.“Agnes, jangan menantang kesabaranku lagi.” Gideon memperingatkannya dengan suara yang dalam.“Lepaskan aku!” teriak Bintang.Bintang menggigit lengan Gideon dengan keras.Gideon mengerutkan kening kesakitan, menatap Bintang yang hanya memperhatikan ibunya dan malah bersikap kejam padanya.Gideon merasa sakit hati dan marah.“Ke! Vin!” teriak Gideon.“Hah?”Bintang berbicara sambil menatap Gideon dengan bingung saat dia berusaha keras menahan marahnya.Agnes juga sedikit terkejut. Ternyata Gideon mengira kalau Bintang adalah Kevin.Bintang? Kevin?Di pikiran Agnes terlintas sosok mirip Bintang yang ditemuinya di kantor kemarin dan dia tiba-tiba menyadari bahwa
Baca selengkapnya

Bab 12

Gideon terdiam, menundukkan pandangannya karena merasa bersalah, dan berbisik setelah beberapa saat. “Aku tahu kalau aku sibuk dengan bisnisku selama dua tahun terakhir dan mengabaikanmu, tetapi dalam dua tahun terakhir ini juga, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menolak pekerjaan demi menemanimu. Tidak bisakah kamu memberiku kesempatan lagi?”Bintang menatapnya dengan matanya yang indah dan sedikit terkejut.Di hatinya yang paling dalam, Bintang sedikit gemetar dan perasaan kesal terhadap Gideon pun memudar.Kapan Gideon, orang yang paling berkuasa dan ditakuti semua orang di Jisara, pernah berbicara dengan nada rendah hati seperti itu?Mobilnya berhenti di depan Vila Ocean dan Gideon menggendong Bintang masuk ke dalam.“Halo, Tuan.”Dua baris pelayan berdiri rapi, memberi salam hormat, tetapi saat melihat Bintang digendong Gideon, mereka semua terkejut.Mereka merasa kalau Kevin sudah kembali.Lalu mereka mengira apakah Kevin pergi keluar lagi.Gideon menurunkan Bintang dan memb
Baca selengkapnya

Bab 13

Dalam hal perasaan, perasaan Bintang lebih peka daripada Leo.Ini juga menjadi alasan kenapa Agnes sering menyebut Bintang sebagai anak berhati hangat.“Apa yang kamu ingin aku lakukan?” Leo mencoba kompromi.Leo juga tahu bahwa ibunya merindukan Kevin. Oleh karena itu, Leo mengesampingkan perasaan kesalnya terhadap ayahnya yang jahat itu.“Kevin tidak tahu di mana kita tinggal. Nanti aku akan mengirimmu titik lokasiku. Besok, jam sembilan pagi, kamu bisa datang menjemputnya. Aku akan menggantikan posisinya di rumah ini untuk mencegah orang jahat itu mengetahui hal ini dan membuat masalah lagi dengan Ibu.”Bintang mengulangi rencananya.“Oke!” ujar Leo setuju.Di lantai bawah, Kevin segera menghabiskan semangkuk nasi, lalu bangkit dan pergi ke dapur, mengambil mangkuk dan sumpit lain lagi, menyimpan sisa nasi, mengambil beberapa makanan, dan kembali ke kamar.Gideon melihatnya dan ingin menegurnya, tetapi akhirnya dia menahan perkataannya.Dengan keanehan tingkah Kevin, Gideon sudah te
Baca selengkapnya

Bab 14

Gideon mengeluh dan mengusap alisnya.“Bos Gideon, mobilnya sudah siap.” Geri datang melapor.Gideon menahan emosinya, lalu berdiri dan melangkah keluar dari vila.Kurang dari lima menit setelah mobil Gideon pergi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di sudut luar vila Gideon.“Hei, Bintang, aku sudah sampai,” ujar Leo.“Oke!” jawab Bintang.Bintang menutup telepon, menggigit rotinya, menatap Kevin, dan mengangkat alisnya. “Leo sudah sampai.”Kevin menatapnya.Di luar vila, di dalam mobil, Leo melihat sekeliling hingga dia melihat Kevin keluar, lalu dia membuka pintu dan melambaikan tangan padanya sambil berkata, “Di sini.”Kevin meliriknya, menghampirinya, dan masuk ke dalam mobil.Mobilnya pun pergi.Leo memiringkan kepalanya dan menatap Kevin, lalu mengangguk dengan serius seperti orang dewasa kecil. “Tidak heran orang-orang bisa salah sangka, kalian memang sama persis.”Kevin terlihat tidak senang dilihat dari tatapannya dan ekspresi wajahnya sangat datar.“Halo, namaku Leo, kakak
Baca selengkapnya

Bab 15

Agnes sangat gembira dengan kedatangan Kevin. Dia ingin menyiapakan banyak makanan enak, tetapi dia tidak terlalu pintar memasak.Takut Kevin akan memakan makanannya dalam diam karena merasa tidak enak.Setelah berpikir sejenak, Agnes memutuskan untuk berpikir positif dan membuat tiga mangkuk hidangan terbaiknya, mi goreng.Leo dan Bintang sudah mengakui kalau itu adalah makanan terenak yang pernah ibunya masak.Kevin dan Leo, yang sedang duduk di sofa, saling memandang dengan tak satu pun dari mereka berbicara.Leo tidak suka dengan sikap dingin Kevin terhadap Agnes.“Kevin, Leo, kemarilah makan.” Agnes memanggil mereka.Kevin dan Leo berdiri dan berjalan beriringan.“Ibu, aromanya sangat enak,” puji Leo.Agnes tersenyum dan ketika dia melihat Kevin, dia menjadi gugup. “Kevin, aku tidak tahu apakah ini sesuai dengan seleramu. Kalau kamu nanti tidak suka, aku akan mengajakmu makan di luar.”Kevin tidak berkata apa-apa, menatap mi goreng di mangkuk, yang di atasnya ada telur goreng berb
Baca selengkapnya

Bab 16

Agnes berusaha keras menahan perasaannya dan melanjutkan kata-katanya. “Saat aku melahirkan kalian bertiga, aku bahkan tidak punya waktu untuk merasa bahagia. Dokter mengatakan padaku kalau kamu memiliki penyakit jantung bawaan dan perlu dirawat di rumah sakit.”“Aku bahkan meninggalkan keluargaku dan membawa kalian bertiga. Pengobatannya menghabiskan semua uang yang aku punya, tetapi kondisimu waktu itu belum juga membaik. Dokter mengatakan kalau kamu perlu dioperasi dan biayanya sangat besar,” ucap Agnes.“Ayahmu adalah seorang bos di Grup Bintang Utara. Rumah Sakit Bintang Utara adalah rumah sakit terbaik di negara ini dan punya peralatan medis terlengkap. Hanya dengan menitipkanmu kepadanya …”“Baiklah, berhenti bicara.” Sebelum Agnes selesai berbicara, suara dingin Kevin menyela. “Aku ingin menyendiri sebentar.”Menurut Kevin, hanya ada satu alasan, yaitu karena dia bukan anak yang sehat dan tidak pantas untuk tinggal bersama ibunya.Agnes ingin menjelaskan lagi, tetapi saat melih
Baca selengkapnya

Bab 17

Setelah menghitung waktu, Bintang menelepon Leo.“Leo, Ibu sudah bertemu Kevin?” tanya Bintang.“Ya, mereka ada di kamar sekarang. Kevin bilang, dia mau bicara dengan Ibu,” jawab Leo.Begitu selesai bicara, pintu kamar terbuka dan Kevin berjalan keluar, ekspresinya tidak lagi seperti di awal-awal.“Sudah selesai,” ujar Leo.“Tanyakan bagaimana pembicaraannya,” jawab Bintang.“Oke!” jawab Leo.Leo tidak menutup telepon. Dia menatap Kevin dan bertanya, “Di mana Ibu?”“Sedang merevisi desain kerjaannya.” Kevin berkata dengan dingin.“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Leo.Kevin meliriknya dan berkata dengan dingin, “Kamu tidak perlu tahu.”“Kamu …” Leo mengepalkan tangannya.Merasa kesal.Suara Bintang terdengar dari ponsel. “Leo, hari sudah larut, antar Kevin pulang.”Leo menahan amarahnya dan berkata dengan kesal, “Ayo pergi, sudah waktunya kamu pulang.”“Berapa lama kamu berencana untuk tinggal di Jisara?” tanya Kevin, matanya terlihat antusias.“Ibu ingin bertemu denganmu. Sekarang ke
Baca selengkapnya

Bab 18

Agnes merevisi desainnya secepat mungkin dan mengirimkannya kembali ke perusahaan dalam waktu satu jam, lalu mematikan ponselnya. Sekarang Agnes hanya ingin menemani Kevin dengan sepenuh hati dan menebus cinta yang telah hilang padanya selama bertahun-tahun.“Kevin, maukah pergi ke taman hiburan bersama?” Agnes memanggil dengan lembut dari balik pintu.Tidak ada tanda apa-apa dari dalam ruangan.“Kevin … Kevin … Kevin …” Agnes memanggil beberapa kali.Setelah beberapa menit.Pintu kamar pun perlahan terbuka dan Kevin muncul dengan ekspresi datarnya. Dia berkata dengan dingin, “Taman hiburan, sangat kekanak-kanakan, aku tidak mau pergi.”Huh …Nada bicara Kevin benar-benar terdengar mirip nada bicara seseorang.Agnes tersenyum lembut dan berkata, “Bagaimana mungkin kalau taman hiburan itu kekanak-kanakan? Ada begitu banyak hal menyenangkan di sana. Ya, kan, Leo?”Agnes berkedip kepada Leo.Menurut Agnes, anak-anak harus menikmati masa kecilnya. Menilai Gideon, Agnes takut Gideon tidak p
Baca selengkapnya

Bab 19

“Kevin, kamu masih mau bermain ini?” tanya Agnes.“Tidak.” Kevin turun dari komidi putar.Agnes mengangkat alisnya, tetapi tidak memaksanya lagi. Ada begitu banyak hal menyenangkan di taman hiburan yang cukup untuk mereka mainkan sepanjang sore.“Kevin, Leo, lihat, kereta luncur itu. Apa kalian ingin naik itu? Sepertinya sangat mengasyikkan.” Agnes terus membujuk.“Kereta luncur, aku ingin menaikinya, aku mau naik itu.” Leo berkata dengan semangat sambil bertepuk tangan.Di Negara Franeska, hanya orang dewasa yang boleh bermain kereta luncur. Setiap kali Leo dan Bintang melihat para remaja bersenang-senang menaiki permainan itu, mereka sangat iri.Agnes tidak menyangka bahwa Jisara memiliki wahana kereta luncur kecil untuk anak-anak. Meskipun tidak semenarik wahana untuk orang dewasa, tetapi tetap saja itu bisa jadi pengalaman yang menyenangkan.“Baiklah, kalau begitu kamu jaga baik-baik adikmu,” pinta Agnes sambil tersenyum.Hal itu juga menjadi kesempatan bagus untuk mendekatkan kedu
Baca selengkapnya

Bab 20

Kevin melangkah maju dengan marah dan mendorong wanita paruh baya itu dengan keras, tetapi dengan tubuhnya yang kecil, bagaimana bisa dia mendorong orang dewasa seberat 70 kilogram itu?“Hei, dasar anak tak berpendidikan, beraninya kamu melawanku.” Wanita paruh baya itu mengangkat tangannya dan mau memukulnya.“Kevin!”Agnes, yang baru saja kembali dari membeli air minum, melangkah mendekat dan dengan cepat memeluk Kevin. Dia menatap wanita paruh baya itu dan berkata dengan dingin, “Bu, apa yang telah dilakukan anakku padamu? Apa perlu berlaku seperti itu pada anakku?”Pelukan hangat itu membuat Kevin tercengang. Apakah seperti itu rasanya pelukan seorang ibu?Wanita paruh baya itu menatap Agnes dan berkata dengan nada meremehkan, “Apakah kamu ibu dari dua orang anak yang tidak memiliki sopan santun ini?”“Bu, tolong jaga ucapanmu,” kata Agnes dengan nada yang dingin.Wanita paruh baya itu mencibir. “Kenapa? Putramu mendorong putriku hingga terjatuh dan kamu tidak meminta maaf. Kamu pi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status