Semua Bab Tiga Saudara Kembar Cerdik: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Agnes kembali ke rumah dengan langkah berat. Sepanjang sore, dia masih belum menemukan cara untuk merancang desainnya yang bertema cinta dan romansa.“Leo, Bintang, Ibu kembali.”Ketika Agnes membuka pintu dan melihat apartemen yang rapi dan berkilau, suasana hatinya langsung pulih."Ibu!" Leo mendatanginya, memberikan sandal, dan menyambutnya."Yang Mulia Permaisuri, silakan!""Dasar bocah!" Agnes tertawa dan semua rasa lelahnya langsung hilang.“Yang Mulia Permaisuri, silakan minum air.”Bintang datang membawa air dan menyerahkannya dengan hormat.Agnes tersenyum, mengulurkan tangannya, dan memeluk mereka.“Ibu, aku sangat lapar.” Leo menyentuh perutnya dan dia terlihat seperti orang yang sangat kelaparan. Agnes tertawa dan semua kekhawatirannya hilang. Dia menepuk keningnya dan berkata dengan marah, "Kamu ini yang paling cepat lapar.""Bagaimana kalau Ibu membuatkanmu pasta?""Ok!"Kedua bersaudara itu melompat dengan gembira.Agnes masuk ke dapur sambil tersenyum. Dia merasa tidak
Baca selengkapnya

Bab 32

Kembali ke kamar, Leo bergumam, “Apa yang harus aku lakukan? Bintang, Ibu masih mau tinggal di sini untuk beberapa hari lagi."Bintang mulai berpikir."Menurutmu, bagaimana kalau orang jahat itu akan menindas Ibu lagi atau sengaja membawa tunangannya untuk menyakiti hati Ibu?"Bagi Leo, Gideon Gandrio itu seperti penjahat yang ada di TV, yang mampu melakukan segala macam kejahatan.“Kalau begitu, mari kita cegah dia menindas ibu.”Karena itu, Bintang bergerak dan menyalakan komputer.*Di Vila Ocean“Kevin, buka pintunya.” Gideon berdiri di depan pintu dan sudah mengetuk pintu hampir setengah jam.Kevin, yang mengunci diri di dalam kamar, sedang menggambar di papan gambar dengan wajah datarnya.Gambar demi gambar, seolah sedang menyelesaikan suatu tugas.“Kevin, kalau kamu tidak membuka pintu lagi, aku akan menggunakan kunci cadangan untuk membuka pintu dan masuk.”Masih belum ada respon dari dalam.Tepat ketika Gideon hendak membuka pintu, Geri datang dengan ekspresi serius.“Pak Gideo
Baca selengkapnya

Bab 33

Untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih awal, Agnes tiba di perusahaan lebih pagi dan mulai mendesain model perhiasan.Tapi dia tidak puas dengan setiap gambar rancangan yang dia buat, jadi dia meremasnya dan melemparkannya ke lantai. Sekarang lantai penuh dengan sampah kertas.Tok! Tok! Tok!Ketukan di pintu membuyarkan pikirannya."Masuk!"Yeni masuk sambil membawa kopi. “Kak, kamu sudah sibuk sepanjang hari, minumlah kopi dan bersantai dulu."Yeni kaget saat melihat sampah berserakan di lantai.“Terima kasih!” kata Agnes dengan sopan.Yeni Liberty adalah orang asing yang paling akrab baginya.Terkait dengan Andara Shint, ayahnya Yeni, yang berkuasa di keluarganya, hal itu tidak membuat Agnes membenci ayah dan anak itu. Dikarenakan memang ayahnya Agnes tidak punya kesalahan apa-apa dan dikhianati oleh Ibunya sendiri.Jika sang ibu benar-benar mencintai ayahnya, bagaimanapun baiknya Andara, sang ibu pasti bisa menahan dirinya. Namun, ketika seseorang sudah memilih untuk berkhianat, ora
Baca selengkapnya

Bab 34

Setelah Agnes menghabiskan banyak tenaga dan pikirannya, akhirnya sketsa desainnya selesai. Melihat hasil desainnya, senyum puas muncul di bibirnya.Namun, kepuasannya saja tidak cukup. Dia harus menunjukkannya kepada Gideon, si pria yang sulit dihadapi, agar Gideon juga puas dengan hal itu.Agnes datang ke Perusahaan Bintang Utara Internasional dengan membawa hasil desainnya. Setiap kali dia melihat Gideon, dia gugup dan panik.Meskipun pria itu sangat membencinya dan sering melukai hatinya dengan kata-kata, tetapi perasaan berdebar saat dulu pertama kali bertemu dengannya itu masih ada “Pak Gideon, Nona Agnes sudah tiba.” Sekretaris mengundang Agnes masuk.Agnes masuk ke kantor sambil memegang rancangan desain dengan erat, sementara Gideon menundukkan kepalanya melihat dokumen tanpa mengangkat kepalanya."Pak Gideon, ini gambar yang aku rancang. Silakan dilihat." Agnes menyerahkan desainnya.Gideon tidak hanya mengabaikannya, tetapi bahkan tidak mengangkat kepalanya.Agnes cemberut,
Baca selengkapnya

Bab 35

Gideon meletakkan tangannya di atas meja, berdiri dengan bantuan kekuatannya, dan setengah membungkuk mendekati Agnes.“Sebagai seorang kepala desainer, kamu bertanya kepadaku?”Agnes, secara spontan, melangkah mundur dan memberi jarak.Dia takut jaraknya terlalu dekat dan dia tidak bisa mengendalikan hatinya yang gelisah."Aku ... aku hanya meminta pendapatmu karena setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda tentang cinta dan romansa."Gideon mencibir, “Itu kamu tahu."Kalimat “itu kamu tahu” seakan seperti pisau yang menusuk hati Agnes dalam-dalam."Desainmu benar-benar mirip dengan Agnes yang penuh angan-angan." Gideon memasang senyuman sinis di bibirnya.Tampaknya hanya penyerangan secara verbal kepada Agnes bisa mengurangi kebencian Gideon terhadap Agnes.Agnes tidak membalasnya. Benar seperti yang pria itu katakan saat itu. Agnes terlalu memaksakan cintanya pada pria di depannya itu dan tidak pernah bertanya padanya apakah dia bersedia."Agnes, kamu harus kembali dan selesaikan
Baca selengkapnya

Bab 36

Mendengar kata-kata itu, Agnes merasa sangat sedih.“Kevin, Kevin, ini Ibu.” Agnes mengetuk pintu dengan lembut, tidak ingin menakuti Kevin.Di dalam kamar, ketika Kevin mendengar suara Agnes, dia sedikit terkejut, dan mengira kalau dia sedang berhalusinasi.“Kevin, Kevin, ini Ibu, bisakah kamu membuka pintunya?”ujar Agnes.Melihat Agnes yang juga gagal membuat pintunya terbuka, Gideon mencibir dengan nada menghina.Gideon merasa, dia terlalu berekspektasi tinggi pada wanita itu.Selama tujuh tahun ini tidak pernah bertemu, bagaimana mungkin Gideon masih ada perasaan.Namun, sebelum senyuman di sudut bibirnya benar-benar hilang, pintu kamar tiba-tiba terbuka.Kevin berdiri di depan pintu, menatap Agnes dengan pandangan kosong.Baru sehari sejak tidak bertemu, tetapi terlihat jelas bahwa Kevin terlihat lebih kurus. Hati Agnes sangat sakit. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Kevin, mencoba menahan emosinya, tetapi suaranya sedikit bergetar."Kevin, kenapa kamu mengunci diri
Baca selengkapnya

Bab 37

Agnes?Senyum Rinta membeku saat dia melihat ke arah Agnes yang berdiri di depan meja makan.Agnes juga kaget.Dia tidak menyangka akan melihat Rinta di Vila Ocean.Dia sudah mengetahui bahwa Rinta menyukai Gideon sejak masih di sekolah menengah.Dia dan Rola adalah teman baik dan Rola dengan Rinta juga teman baik.Dia dan Rinta hanyalah sebatas kenal dan mungkin karena mereka jatuh cinta dengan orang yang sama pada saat yang sama, mereka selalu tidak cocok.Rola bahkan dengan bercanda berkata di awal dengan kata-kata, “Kalian berdua menyukai kakakku, coba saja kejar dia. Siapa pun yang berhasil, dia akan menjadi kakak iparku."Setelah lulus SMA, Rinta pergi lanjut studi ke luar negeri.Pada saat itu, Agnes bersyukur tidak ada lagi yang akan memperebutkan Gideon.Sekarang kalau dipikir-pikir, sungguh ironis.“Agnes?” Rinta dengan senyum terpaksa berkata, “Kapan kamu kembali?”Dia melangkah maju dan memegang tangan Agnes dengan penuh kasih, seolah-olah mereka adalah teman dekat yang sud
Baca selengkapnya

Bab 38

Gideon berkata dengan dingin, "Tidak, kondisi Kevin memang belum stabil."Jika Agnes kembali, kondisi Kevin akan membaik.Kali ini Kevin mengunci diri di kamar, itu juga karena tindakan kasarnya pada Agnes.Mendengar Gideon yang membela Agnes, Rinta kesal dan tangannya diam-diam mengepal lagi.Rinta tidak akan pernah membiarkan rencana yang telah dijalankannya selama ini hancur karena kemunculan Agnes. ... Kembali ke apartemen, Agnes mengunci diri di kamar. Dia takut emosinya akan mempengaruhi Leo dan Bintang.Namun, tindakannya sudah membuat Leo dan Bintang menyadari sesuatu yang aneh.“Bintang, menurutmu, ada apa dengan Ibu? Mungkinkah dia sudah tahu tentang tunangan orang jahat itu?”Bintang mengerutkan kening dan melihat ke pintu kamar Agnes.Agnes, yang mengunci diri di dalam kamar, memegang keras dadanya."Agnes, bukankah kamu bilang kamu ingin melepaskannya? Apa yang kamu lakukan? Sudah tujuh tahun, kamu seharusnya sudah bisa menduga kalau dia sudah memiliki kehidupan baru, bu
Baca selengkapnya

Bab 39

Agnes bergegas ke Vila Ocean, sementara Gideon sedang berdiri di ruang tamu dengan rasa tak berdaya."Bagaimana keadaan Kevin?"Gideon melihat ke arah Agnes yang terengah-engah, dia bahkan tidak menyalahkan Agnes dengan sepatah kata pun, lalu berkata dengan dingin, “Dia ada di dalam kamar. Dia baru saja mengalami mimpi buruk. Suasana hatinya sangat tidak stabil dan dia tidak membiarkan siapa pun masuk." Gideon menelepon Hebee, tetapi Hebee terlalu jauh dari Vila Ocean dan suasana hati Kevin tampak sangat tidak stabil, jadi dia tidak punya pilihan selain menelepon Agnes.Sebenarnya, Gideon tidak tahu kenapa dia menelepon Agnes.Agnes melangkah ke atas dan membuka pintu, dia melihat Kevin meringkuk di sudut, seluruh tubuhnya gemetar."Kevin!"Begitu Agnes melangkah maju, Kevin melambaikan tangannya dan berteriak, “Jangan mendekat, jangan ... jangan pukul aku."Melihat Kevin seperti ini, Agnes merasa hatinya seperti ditusuk pisau.“Kevin, ini Ibu.” Agnes segera menghiburnya."Kevin, jang
Baca selengkapnya

Bab 40

"Kevin mimpi buruk lagi? Bukankah dia sudah lama tidak mengalami mimpi buruk? Mengapa dia tiba-tiba mengalami mimpi buruk lagi? Apakah dia melihat seseorang atau melakukan sesuatu hari ini?" tanya Hebee.Gideon menggelengkan kepalanya. “Dia tidak keluar hari ini dan dia tidak melihat orang lain, kecuali Agnes dan Rinta."“Karena Agnes?” Hebee bertanya dengan ragu.Gideon berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya setelah beberapa saat. Ini bukan pertama kalinya Agnes dan Kevin bertemu. Beberapa kali sebelumnya, Kevin juga tidak seperti ini, malahan keadaannya membaik.Hanya Rinta.Hebee tidak mengatakannya dengan lantang, tetapi dia tahu status Rinta di Keluarga Gandrio.“Oke, kamu bisa kembali dulu, untuk sementara, Kevin baik-baik saja,”ujar Gideon."Oke!" Hebee berdiri dan pergi.Dia sudah memikirkan tentang mimpi buruk Kevin, tetapi merasa tidak ada polanya. Saat Kevin berada di rumah utama, dia akan mengalami mimpi buruk hampir setiap malam. Kemudian, ketika pindah ke Vila Ocean
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status