Sepanjang sore itu, Gideon tersenyum tipis.Geri heran saat mengetuk pintu. Ini pertama kalinya dia melihat bosnya dalam suasana hati yang baik setelah sekian lama.“Kevin memanggilku ‘ayah’ hari ini.”Ketika Gideon melihat Geri, dia berkata dengan bangga. Bagaimanapun juga, hal itu adalah pertama kalinya terjadi selama dia hidup.“Apa Anda sedang berhalusinasi?” Geri tidak bisa menahan diri untuk tidak bercanda.Menurut Geri, Kevin lebih sulit didekati dan dilayani daripada Gideon, bosnya sendiri.Ekspresi Gideon berubah masam dan Geri tanpa rasa takut mengingatkan kembali semua yang pernah dilakukan Gideon sebelumnya.“Anda lupa kalau di hari ulang tahun Kevin dua tahun lalu, Anda memesan seluruh tiket pengunjung taman hiburan agar dia memanggilmu ayah, tapi dia malah pergi begitu saja karena dia bilang taman hiburan itu membosankan.”“Dan tahun lalu, Anda tahu dia suka melukis, jadi Anda mengundang pelukis internasional yang terkenal itu, Tuan Yeri, untuk menjadi gurunya. Namun, ket
”Halo, Bu Direktur, apakah kliennya masih belum puas dengan desainnya?”“Tidak, klien sangat puas dengan desain kali ini. Aku punya kabar baik lain untukmu.”Agnes sedikit mengernyit dan firasat kuatnya mengatakan bahwa apa yang dikatakan direkturnya mungkin bukan hal baik.“Perusahaan Bintang Utara Internasional telah setuju untuk bekerja sama dengan kita dan secara khusus memintamu untuk menjadi penanggung jawab proyek ini. Kamu kebetulan berasal dari Jisara dan bos mengatakan bahwa kamu juga familiar dengan kota Jisara. Untuk menjadi penanggung jawab di proyek ini, kamu akan langsung dipindahkan kembali ke cabang perusahaan di Jisara untuk menjabat sebagai direktur cabang. Bagaimana? Apa kamu menyukainya?” jelas direktur itu.“Haha!” Agnes tertawa datar.“Bu Direktur, kamu tahu kalau aku tidak punya rencana untuk kembali ke Jisara. Alasanku kembali berlibur kali ini adalah karena Leo ada pertunjukan. Bisakah kamu berbicara dengan bos untuk menggantikanku dengan orang lain?”Agnes ti
Setelah pulang ke rumah, Agnes memberi tahu Leo tentang keputusan dari perusahaan.Baik Leo, Bintang, maupun Kevin, dia merasa mereka semua berhak tahu.“Jadi, Bu, kita tidak akan kembali untuk sementara waktu?” tanya Leo.Agnes mengangguk dengan serius. “Yah, Ibu mungkin masih belum bisa kembali hingga ketika nanti sekolahmu sudah dimulai.”Leo menatap kamar yang tertutup itu, lalu menatap Agnes, dan dia mengerti.Leo berpikir kalau ibunya ingin lebih lama di sini karena Kevin.Leo segera memberi tahu Bintang tentang hal itu.Kemudian, Leo menatap Kevin dengan dengan tidak ramah dan berkata, “Ibu tidak akan pergi dalam waktu dekat, bisakah kamu bertukar posisi lagi dengan Bintang?”Kakak beradik itu tidak pernah bersama selama tujuh tahun terakhir dan Kevin selalu berekspresi datar serta tidak mau mengobrol dengan Leo.Hubungan antara keduanya itu tidak terlalu baik.“Karena kamu tidak pergi dalam waktu dekat, kenapa kamu terburu-buru menyuruhku pulang?” kata Kevin dengan nada cuek.N
Agnes tidak pernah menyangka bahwa dendam antara orang dewasa ternyata bisa melibatkan anak-anak.“Ibu, aku baik-baik saja. Ayah juga sangat baik padaku,” ucap Bintang.“Setidaknya dia memperlakukanmu dengan baik.” Agnes merasa lega.“Ngomong-ngomong, Bintang, Kevin …”Agnes disela oleh Bintang saat dia hendak menyelesaikan kata-katanya. “Bu, kalau Kevin ingin tinggal bersama Ibu selama dua hari lagi, tidak apa-apa, sebenarnya aku juga ingin tinggal bersama Ayah selama dua hari lagi kira-kira.”“Baiklah!” Agnes sangat terharu karena Bintang yang begitu pengertian dan tidak sadar matanya basah.“Baiklah, Bu, aku tutup teleponnya sekarang, kalau tidak aku akan ketahuan.”“Baiklah!” kata Agnes.Setelah menutup telepon, Agnes merasa jauh lebih tenang. Itu adalah satu-satunya cara terbaik untuk saat ini dan dia hanya bisa melakukan semuanya sedikit demi sedikit.Agnes merasa tidak nyaman memikirkan pekerjaannya dan harus pergi ke Kantor Perusahaan Bintang Utara besok.Ketika Bintang keluar
”Bibi, apa kamu ingin mencobanya?” Bintang menatapnya dengan senyum provokatif.“Kamu …” Rinta mengangkat tangannya, sebelum tangannya menyentuhnya, dia melihat seorang pelayan masuk, ekspresi wajahnya pun berubah. Dia tersenyum dan menarik tangan Bintang, lalu berbisik dengan marah, “Bocah ingusan, kau tunggu saja pembalasanku, kamu akan menderita.”“Kevin, kamu harus nurut. Bibi akan datang menemuimu lagi lain kali.” Rinta menepuk wajah Bintang dengan lembut, senyumnya berangsur-angsur menjadi dingin, lalu berdiri dan pergi.Bintang menyipitkan matanya sedikit dan memperhatikan Rinta pergi sebelum kembali ke kamarnya. Bintang menyalakan komputer, menatap layar, dan mengetik cepat pada keyboard dengan tangan kecilnya.Dalam waktu kurang dari tiga puluh detik, segala informasi tentang Rinta muncul di layar.Rinta Dominik, dari Grup Dominik, putri tunggal dari Keluarga Dominik, tingginya 165 cm dan beratnya 58 kg. Dia adalah mahasiswa internasional di sebuah universitas seni dan tunanga
Di Kantor Perusahaan Bintang Utara Internasional.Melihat nama perusahaan di depan gedung itu, Agnes menarik napas dalam-dalam dengan gugup, mencoba untuk tetap tenang, dan berjalan masuk.“Halo, saya Angel, Direktur Grup Rosel. Saya punya janji dengan penanggung jawab yang mengurus gambar desain perusahaan Anda.”Agnes memperkenalkan dirinya.“Mari lewat sini.”Resepsionis membawa Agnes ke departemen kesekretariatan di lantai 28, lalu resepsionis itu membawanya ke sebuah ruangan kantor.Resepsionis itu mengetuk pintu. “Tuan Gideon, Nona Angel, Direktur Grup Rosel, sudah datang.”“Biarkan dia masuk.”Sebuah suara yang rendah dan dalam datang dari dalam ruangan itu, suara yang sangat familiar bagi Agnes.Gideon?Orang yang menghubunginya sebenarnya adalah Gideon?Apakah masalah kecil bisa membuat seorang CEO besar, seperti Gideon, turun tangan secara pribadi?Agnes merasakan kakinya lemas dan dia ingin sekali melarikan diri.Meskipun dia sudah siap bertemu dengan Gideon lagi, dia tidak
Gideon meliriknya dengan jijik dan berkata dengan dingin, “Kami berencana untuk menggunakan perhiasan kali ini untuk Hari Valentine sebagai acara promosi. Apa kriteria darimu untuk hari Valentine dan tema apa yang kira-kira cocok?”Gideon mendekat, menatap lurus ke arahnya dengan tatapan tajam.“Hanya itu?” Agnes menatap tatapan tajam Gideon.Perasaan berdebar-debar yang Agnes rasakan saat pertama kali bertemu Gideon itu muncul lagi.Setelah bertahun-tahun, rasa cintanya tidak berkurang sedikit pun.Menahan jantung yang berdebar kencang, Agnes segera mengalihkan pandangannya dan bertanya, “Apakah Pak Gideon punya permintaan lain?”“Cukup dengan mencerminkan tema Hari Valentine saja. Kalau aku meminta terlalu banyak, kamu tidak akan mampu.”Cukup!Meremehkan orang lain.Agnes menyingkirkan buku catatannya, lalu berdiri dan berkata, “Pak Gideon, kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, saya pergi dulu. Saya akan menyelesaikan draf desain ini dalam waktu tiga hari dan memberikannya ke
Melihat ibunya diganggu, Leo dengan marah melangkah maju dan menendang betis Gideon. “Jangan ganggu Ibu,” seru Leo.“Kamu …” Gideon yang sedang marah, mengangkat tangannya dengan marah.Agnes berteriak, “Gideon, apakah kamu akan bertengkar dengan anak kecil?”Gideon merasa ada yang menarik ujung bajunya. Dia menoleh dan melihat Kevin melotot ke arahnya.Gideon menatap Kevin, lalu menatap Leo, menarik tangannya, menatap Agnes, dan memperingatkan. “Sebaiknya, kamu dengarkan kata-kataku. Kalau aku melihatmu mendekati Kevin lagi, aku akan membuatmu menyesal seumur hidup.”Setelah mengatakan hal itu, Gideon pergi sambil menggendong Kevin.Agnes merasa seakan-akan tidak punya tenaga lagi. Melihat Gideon pergi, air mata jatuh dari sudut matanya.Menyesal seumur hidup?Agnes sudah menyesali itu. Dia menyesal karena sudah jatuh cinta padanya.Betapa Agnes berharap agar dia tidak pernah bertemu Gideon di tahun itu sehingga dia tidak akan tertarik padanya dan mencintainya begitu dalam hingga tida