Semua Bab Dari Nyamar Jadi Sekamar: Bab 41 - Bab 50

50 Bab

Bab 41

Dengan rasa sakit di hatinya, Ruisha menjawab dengan bibir bergetar, "Saya ... saya nggak begitu."Kenapa Anzelo mengatakan hal seperti itu?"Nggak begitu?" Anzelo mencibir, "Aku melihat Evano tersenyum lebih banyak dari siapa pun malam ini.""Nggak, kok."Ruisha merasa sangat sedih.Wajahnya memucat dan matanya yang berkaca-kaca terlihat lebih cantik dari langit berbintang.Anzelo tiba-tiba menangkup wajahnya dan menunduk untuk menciumnya.Ponsel jatuh dan senter tertutup lantai, hanya menyisakan kegelapan.Mata Ruisha membelalak saat melihat wajah Anzelo di depannya.Bulu mata yang tebal seperti kupu-kupu hitam bertengger diam di wajah yang bagaikan karya seni itu. Aroma kelelakian yang bergulir, invasi yang kuat, membuat giginya sedikit terbuka.Orang yang tinggi dan dingin diselimuti oleh keinginan duniawi, berubah menjadi penampilan yang asing, tetapi terasa begitu familier.Yang mana yang merupakan dia yang sebenarnya?Kata-kata Clara terus terulang di benak Ruisha dan ada rasa s
Baca selengkapnya

Bab 42

Aura Anzelo begitu mengerikan dan dingin, matanya terpejam dalam perenungan.Mobil berderit tajam dan berhenti secara tiba-tiba, membuat tubuh Anzelo terentak ke depan.Anzelo membuka matanya. "Apa yang terjadi?""Ada yang tiba-tiba menyeberang jalan."Sopir menyeka keringat dingin di dahinya dan berkata dengan hati-hati.Gadis itu mungkin juga terkejut, duduk berlutut di depan mobil. Rambutnya yang panjang menutupi pipinya dan dia masih diam tak bergerak."Coba periksa."Sopir itu mengiakan, lalu menoleh ke belakang dan berkata dengan ragu, "Pak ... Pak Anzelo, sepertinya itu ... Nona Clara."Clara?Anzelo turun dari mobil. Gadis yang berjongkok di bawah mendongak pelan, lalu memanggilnya dengan nada menyedihkan, "Anzelo ....""Kenapa kamu di sini?""Aku pulang terlambat dari kantor dan ponselku mati. Jadi, aku niatnya mau menginap di rumah temanku."Clara melanjutkan, "Dia nggak di rumah, jadi aku tunggu dia di luar begini. Nggak disangka malah ketemu kamu."Alis Anzelo berkerut saat
Baca selengkapnya

Bab 43

Anzelo tidak bergerak, seperti tertidur.Dengan sedikit lebih berani, Clara duduk berlutut di kursi belakang, membungkuk di atasnya dengan tubuh yang begitu lentur.Perlahan-lahan, dia menekan bibirnya ke bibir tipis Anzelo.Jantungnya berdegup kencang seperti guntur, begitu bersemangat sehingga setiap inci di tubuhnya bergetar.Saat dia akan mencium, laki-laki itu tiba-tiba membuka matanya, berkata tegas dan sadar, "Ada yang salah."Tangan besar itu menggenggam pergelangan tangan Clara yang tidak mau diam, seolah-olah ingin meremukkan tulang-tulangnya."Sakit ...."Clara sangat terkejut dan hampir berteriak ketakutan.Dengan gemetar, dia bertanya, "Anzelo, ada apa?""Bau yang ada di tubuhmu, kenapa seperti ini?"Mengernyit jijik, Anzelo mendorongnya menjauh. "Di mana parfum yang kamu pakai kemarin?"Dengan alis terangkat, Clara berkata dengan sikap acuh, "Saat pergi kencan buta, aku minta parfum sama temanku. Apa kamu suka aromanya? Kalau kamu suka, aku akan beli sama yang seperti pun
Baca selengkapnya

Bab 44

Kebetulan, mobil sampai di depan kediaman Keluarga Kamandjana.Anzelo keluar dari mobil dengan wajah dingin, tidak menoleh bahkan setelah Clara memanggilnya beberapa kali.Clara memukul-mukul kursi dengan marah.Anzelo itu laki-laki atau bukan?Dia begitu cantik dan menawan, serta memiliki tubuh yang bagus, tetapi dia bahkan tidak tertarik?Kemungkinan hanya ada dua, Anzelo tidak mampu melakukannya atau dia seorang biksu.Dia tidak percaya bahwa di dunia ini benar-benar ada seorang laki-laki yang bisa melarikan diri dari cengkeramannya.*Clara tahu bahwa Keluarga Kamandjana kaya, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sekaya ini.Melihat kediaman Keluarga Kamandjana yang menunjukkan kemewahan dalam segala hal dengan cara yang sederhana, matanya langsung terbelalak.Rumah ini bahkan memiliki tempat gym khusus dan taman yang mempertontonkan pemandangan langit.Jika bukan karena kepala pelayan yang berada di sampingnya, dia pasti akan langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengambil ribua
Baca selengkapnya

Bab 45

Menyemprotkan parfum ke lehernya, Clara menatap dirinya di cermin dengan puas.Setelah satu jam merias wajahnya dengan hati-hati, dia terlihat lebih cantik dan memiliki wajah mungil. Penampilan ini benar-benar sesuai dengan harga mahal yang dia keluarkan.Pelayan mengantarkan piyama dan Clara memilih dua potong dengan bahan sutra.Tali pengikat di bagian luarnya longgar, samar-samar memperlihatkan lekuk tubuh yang dibalut renda di dalamnya.Tubuhnya bergoyang dan dia naik ke lantai atas dengan penuh percaya diri.Pelayan yang habis selesai berbenah pun sangat terkejut saat melihat ini. "Nona Clara, apa ada yang bisa saya bantu?"Clara mengangkat dagunya. "Aku mencari Anzelo."Ada tiga waktu ketika pertahanan seorang laki-laki berada pada titik terendah. Setelah minum, larut malam dan pagi hari saat baru bangun tidur.Dia tidak percaya bahwa dia tidak bisa mendapatkan Anzelo.Clara sangat percaya diri dan pikirannya dipenuhi dengan betapa luar biasanya dia setelah dia dan Anzelo benar-b
Baca selengkapnya

Bab 46

Siapa pun yang punya mata pasti bisa menyadari kalau dia sedang bernafsu.Mata yang dalam berfluktuasi saat Anzelo menatapnya dan berdehem pelan.Aroma makanan sepertinya membuat rasa jijiknya sedikit berkurang.Clara makin berani dan mendekat, berniat untuk menciumnya. "Anzelo, kamu sangat baik padaku. Sebelumnya, nggak ada yang pernah sebaik ini padaku ...."Clara menutup matanya. Begitu ciumannya mendarat, ekspresinya langsung membeku.Benda yang disentuh bibirnya terasa halus, keras dan sedikit dingin.Telapak tangan besar laki-laki itu menangkup segelas air untuk menghalangi di depannya.Ternyata Clara mencium permukaan gelas.Clara merasa malu."Sudah kubilang, jangan lakukan hal yang nggak perlu."Anzelo menatapnya dengan tatapan dingin. "Menjauhlah dariku."Ekspresi wajahnya dingin. Saat menatap Clara, ekspresinya tidak seperti tengah menatap seorang perempuan yang hidup dan bernapas. Dia seperti tengah menatap benda mati.Tatapan yang melihat semuanya bahkan lebih menakutkan d
Baca selengkapnya

Bab 47

"Plaakk!"Anzelo tanpa sadar mendorong Clara menjauh, kepanikan yang sangat jelas terlihat di wajahnya yang selalu terlihat tenang itu."Tunggu!"Dia langsung menyela, "Minta dia tunggu dulu."Terdorong hingga jatuh ke lantai, Clara merasakan sakit yang menusuk pada tulang ekornya, hingga air matanya menetes.Kali ini bukan pura-pura, tetapi memang benar-benar sakit."Kenapa diam saja?"Tanpa sedikit pun rasa khawatir, Anzelo merendahkan suaranya dan berkata dengan panik, "Cepat sembunyi!"Clara menatapnya dengan tidak percaya. "Anzelo, aku, aku terjatuh ....""Kalau begitu, bangunlah dan pergi ke kamarmu!"Wajah Anzelo terlihat tidak peduli, bahkan terkesan tidak sabar. "Cepat!"Sikapnya seperti orang yang takut tertangkap basah oleh istrinya karena melakukan perzinahan.Apa yang membuat Ruisha berada di posisi itu?Jika Clara tidak memberinya kesempatan untuk menggantikannya pergi ke kencan buta itu, Ruisha hanya akan menjadi orang ketiga yang tidak seharusnya ada di antara mereka.K
Baca selengkapnya

Bab 48

Melihat lingkaran hitam di bawah mata Ruisha yang bahkan tidak bisa ditutupi oleh kacamata berbingkai hitamnya, dia teringat perkataan Clara yang mengatakan kalau temannya itu suka pergi keluar dan sering tidak pulang ke rumah.Gelombang kemarahan yang tidak dapat dijelaskan melonjak ke dalam hati Anzelo. Lalu, dia berkata dengan kejam, "Mau seberantakan dan sebebas apa kehidupan Evano, perusahaan nggak akan ikut campur. Lakukan apa pun yang kamu mau saat liburan. Tapi, jangan sampai semua itu mempengaruhi pekerjaanmu."Tatapannya tajam dan mengejek. "Dari sudut pandang pribadi, aku sarankan agar Evano lebih menyayangi diri sendiri saja. Perusahaan nggak akan mengganti biaya pengobatanmu kalau kamu terserang penyakit."Seolah-olah ada sesuatu yang menampar hatinya, Ruisha menatapnya dengan sorot tidak percaya.Ruisha hanya pernah melakukan itu bersama Anzelo saja.Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu?"Pak Anzelo jangan khawatir, saya yakin ada orang lain yang lebih kotor saat
Baca selengkapnya

Bab 49

"Nggak akan."Anzelo menjawab tegas, lalu perkataannya selanjutnya terdengar dingin, "Aku yang mengambil keputusan penuh atas Kamandjana Group."Bahu laki-laki itu lurus, setelan jas buatan tangan yang dia kenakan sudah disesuaikan dengan ukuran tubuhnya, memamerkan dengan sempurna pinggang ramping dan kakinya.Saat dia berdiri di sana, sinar matahari menyinari bahunya, membuat sosoknya tampak begitu agung.Mata Ruisha memerah.Kemala tidak sehat secara mental dan Burhan bekerja sangat keras untuk menghidupi keluarga.Sejak kecil, Ruisha sudah menganut paham untuk tidak membuat masalah bagi keluarga. Tidak ada orang yang pernah membantu dan menyelamatkannya sampai berkali-kali.Hanya Anzelo, yang berdiri dengan tegas di depannya dan melindunginya setiap saat.Dengan bulir-bulir air mata di matanya, bahu Ruisha bergetar.Tiba-tiba, dia membungkuk sambil berkata, "Pak Anzelo, terima kasih."Sikapnya begitu tulus hingga tubuhnya yang kurus membungkuk hampir sembilan puluh derajat.Mata An
Baca selengkapnya

Bab 50

Kebetulan, pintu lift yang dinaiki Ruisha menutup.Ruisha hanya sempat melihat pakaian yang dikenakan orang itu sebelum pintu lift tertutup rapat.*Clara, yang tidak menyadari bahwa dirinya hampir ketahuan, memaksa untuk tidak terlalu bersemangat dan berjalan masuk ke dalam ruang kerja presdir dengan tenang.Rheno pun ikut keluar, menyisakan mereka berdua di dalam ruangan yang besar itu."Anzelo, kamu pasti kelelahan karena bekerja seharian."Menyesuaikan ekspresinya, Clara memutar tubuhnya hingga setengah berlutut di samping meja untuk menyiapkan makanan yang dia bawa.Sambil memosisikan kakinya, dia menunjukkan lekukan betisnya. Pinggulnya terangkat ke atas, terlihat seksi dan menggoda.Tali gaunnya meluncur setengah ke bawah dan dia berkata sambil tersenyum, "Lapar nggak? Sini, cobalah."Mencoba makan siang yang dia bawa, atau mencoba rasa akan dirinya?Pemandangan seperti itu bisa digambarkan sangat menawan dan menggoda. Namun, ekspresi Anzelo begitu dingin dan tidak terkesan. "Ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status