Semua Bab Dari Nyamar Jadi Sekamar: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Hanya karena Ruisha tidak membuat masalah, bukan berarti dia benar-benar bisa ditindas dan diremehkan dengan mudah."Kamu!"Linda sangat marah karena dibantah oleh Ruisha.Sinisme muncul di bawah matanya. Dia mengangkat tangannya dan melayangkan tamparan. "Hari ini aku akan mengajarimu bagaimana caranya bicara dengan atasan!""Apa yang kalian lakukan?"Sebuah teguran terdengar.Rheno mencengkeram lengan Linda dan menegur dengan wajah muram, "Ini perusahaan, bukan pasar sayur tempat siapa pun bebas berteriak!""Pak Rheno!" Linda panik dan langsung menunjukkan wajah teraniaya. "Evano ini benar-benar menyebalkan. Dia membuat Pak Anzelo marah, aku dengan baik hati mengajarinya peraturan di tempat kerja. Tapi dia ....""Cukup!"Rheno membentak, menyela dengan tidak sabar, "Kamu nggak bisa mengendalikan bawahanmu, apa Kamandjana Group membayarmu dengan gaji tinggi cuma buat jadi pajangan saja?"Ditegur di depan umum, wajah Linda sedikit menunduk.Tersipu malu, dia menundukkan kepalanya. "Ya,
Baca selengkapnya

Bab 32

Dengan mata menegang, Anzelo menoleh. "Katakan.""Dia memang melakukan kencan buta dengan Nona Clara di kedai kopi seberang Permata Indah pada tanggal 7. Dia juga mengaku memberikan obat perangsang kepada Nona Clara."Rheno berkata, "Selama beberapa tahun ini, dia sudah melakukan kencan buta sampai beberapa kali, tapi nggak ada yang berhasil. Ketika mendengar kalau Nona Clara masih muda dan cantik, dia langsung punya rencana untuk mengambil jalan pintas, yaitu langsung tidur dengan Nona Clara. Dengan begitu, dia nggak perlu memberikan mas kawin terlalu banyak."Dengan semua bukti fisik yang ada, sepertinya perempuan malam itu memanglah Clara.Suaranya cocok dan jam tangan itu pun ada padanya.Namun, hati Anzelo enggan menerima kenyataan ini.Laki-laki itu menunduk, dingin dan tidak tertebak. "Tanyakan padanya, apakah dia ada waktu untuk makan malam."Apa atasannya ini akan makan malam bersama seseorang?Rheno terdiam, lalu langsung membuat pengaturan.Setelah mengikuti Anzelo sekian la
Baca selengkapnya

Bab 33

Kenapa situasi jadi berubah mencekam begini?Ruisha mengangguk. "Pak Rheno bilang malam ini Anda akan pergi, jadi ingin saya bantu memilih hadiah pertemuan."Mata yang tersembunyi di balik kaca mata terlihat jernih dan polos.Anzelo tersenyum karena sangat marah. "Jadi, kamu sengaja memilih ini, ingin aku memberikannya untuk pacarku?"Kenapa masih tanya?Apa Ruisha harus mengakuinya secara langsung?Rasa sakit yang menggelitik makin menggerayangi hatinya.Ruisha mengangguk. "Ya.""Bagus, bagus sekali!"Pembuluh darah menonjol di dahi Anzelo. Rasanya, dia ingin sekali menghancurkan kotak kado ini dan melemparkannya ke dinding.Namun, dia hanya berdiri diam, meringis sambil bertanya, "Evano, apa nggak ada yang ingin kamu katakan?"Saat bertemu dengan tatapannya, Anzelo menggertakkan gigi dan menegaskan, "Mengenai aku yang akan pergi kencan dengan pacarku."Anzelo tidak tahu jawaban seperti apa yang ingin dia dengar, yang dia tahu hanyalah kemarahan yang memenuhi dadanya, membuatnya membe
Baca selengkapnya

Bab 34

Clara menjatuhkan air matanya dan berkata sambil menahan isak tangis, "Pertama kali itu sangat penting bagiku, tapi aku tahu aku nggak pantas buat kamu. Aku nggak akan mengganggumu, jadi jangan mengatakan hal seperti itu lagi, ya?"Anzelo agak kesal.Pendidikan yang dia dapatkan tidak memungkinkan dia untuk tidak memberikan kompensasi." Apa yang kamu inginkan? Aku memberimu satu kesempatan terakhir.""Aku ...."Jantung Clara berdegup kencang dan menatapnya dengan berani. "Aku ingin bersamamu."Anzelo mencibir, "Jangan mimpi.""Anzelo, aku tahu ini hanya khayalan, tapi aku sudah menyukaimu sejak pertama kali melihatmu. Kalau nggak, mana mungkin aku memberikan yang pertama kalinya untukmu. Aku bukan perempuan murahan."Clara melanjutkan, "Kenapa kamu nggak bisa memberiku kesempatan untuk mendekatimu? Kalau nggak dicoba, dari mana kamu tahu kalau kamu nggak menyukaiku?"Anzelo menatapnya dengan tatapan dingin, tatapannya tajam dan menusuk seperti pisau.Bahu Clara bergetar. Dia menggerta
Baca selengkapnya

Bab 35

Clara benar-benar merasa sangat bahagia saat ini.Membawa bunga-bunga itu pulang ke rumah dengan penuh semangat, sesosok tubuh muncul dari kegelapan di pintu masuk lingkungan tempat tinggalnya. "Kamu akhirnya pulang juga."Dia terkejut. "Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah aku sudah bilang untuk berhenti menghubungiku?"Lampu otomatis yang terpasang langsung menyinari wajah laki-laki itu. Kepalanya botak dan wajahnya terlihat gelisah. "Aku sudah mengatakan seperti yang kamu inginkan. Mereka nggak akan mengulitkanku lagi, bukan? Aku beritahukan, aku ini pegawai negeri. Kalau aku sampai kehilangan pekerjaanku, aku nggak akan mengampunimu."Itu adalah laki-laki yang harusnya pergi kencan buta dengannya hari itu."Saking takutnya kehilangan pekerjaan, kamu sampai menggunakan cara-cara curang."Clara memutar matanya jengah. "Lepaskan aku.""Kamu, kamu nggak boleh melakukan ini padaku."Laki-laki itu benar-benar ketakutan. "Jelas-jelas kamulah yang memintaku untuk memberikan obat perangs
Baca selengkapnya

Bab 36

Clara masih terus melanjutkan kebohongannya dengan percaya diri, "Ada orang kaya yang mengejarku. Aku iri karena ada orang lain yang menerima hadiah, jadi aku sengaja menjadikannya status Line untuk membuatnya jengkel. Aku nggak ingin kamu mengira aku terlalu sombong, jadi aku menyembunyikannya darimu. Ruisha, kamu nggak marah padaku, 'kan?""Benarkah?" Ruisha hampir sepenuhnya percaya dengan penjelasan Clara. "Clara, kenapa kamu melakukan ini? Hal terpenting dalam suatu hubungan adalah ketulusan. Kalau kamu bersikap begitu, kamu menginginkan orangnya atau uang orang itu? Nggak baik kalau seperti itu.""Cinta akan tumbuh kalau ada uang. Bagaimana dia akan membuktikan bahwa dia mencintaiku kalau dia saja nggak mau mengeluarkan uang untukku?Clara merasa pemikirannya benar, jadi melanjutkan dengan tidak sabar, "Jangan menceramahiku. Aku tahu apa yang harus aku lakukan.""Clara, jangan mengambil jalan yang salah. Mengandalkan kebohongan untuk menjalankan sebuah hubungan, cepat atau lambat
Baca selengkapnya

Bab 37

"Evano, perusahaan baru menjalin kerja sama dengan Ramajati Group dan kita butuh gudang sesegera mungkin."Linda melanjutkan, "Kamu bertanggung jawab untuk membereskan gudang di Area A. Selesaikan paling lambat jam delapan besok.""Kak Linda, kalau nggak salah, luas gudang di Area A itu sampai beberapa ribu meter persegi."Diana pun turut menimpali, "Stok di sana baru habis kemarin, jadi sudah kosong. Jangankan Evano sendirian, kalau tiga orang yang beresin pun belum tentu bisa selesai.""Ini tugas yang diatur sama perusahaan. Kesulitan bisa diatasi setelah dicoba. Jangan mengeluh dulu kalau kamu saja belum mencoba."Linda memutar matanya jengah. "Kalian pikir perusahaan bayar kalian dengan cuma-cuma? Kalau bisa, lakukanlah. Kalau nggak bisa, kalian bisa keluar dari perusahaan. Atau kamu juga ingin dapat tugas ini bareng Evano?"Ini terlalu tidak masuk akal.Meskipun bekerja untuk perusahaan, mereka tidak boleh melakukan pemaksaan sampai seperti ini.Diana sangat marah.Ruisha menahann
Baca selengkapnya

Bab 38

Wajah Ruisha memerah dan dia merasa tidak nyaman. "Pak Brandon, kenapa bisa ada di sini?""Aku dengar ada yang minta bantuan kepada pegawaiku."Brandon tersenyum, lalu melanjutkan, "Aku ingin lihat, pegawai mana yang begitu berani melakukan tugas nggak sesuai prosedur."Itu hanya masalah satu panggilan telepon, tetapi tidak semua orang memiliki keberanian untuk melakukannya.Dua perusahaan bekerja sama tentu saja melibatkan semua aspek. Yang berani melakukan ini belum tentu terpikirkan cara seperti ini. Sementara yang tidak terpikirkan cara ini tentu saja tidak akan berani melakukannya."Nggak disangka kalau orang itu adalah Evano."Brandon mendekat dua langkah dan menatapnya. "Berapa banyak kejutan yang akan diberikan Evano padaku?"Suasana di sini agak gelap, Ruisha tidak bisa melihat mata Brandon, jadi dia sedikit tidak nyaman.Mundur dua langkah, dia masih bisa mencium aroma parfum yang kuat, tetapi tidak menyengat dari tubuh laki-laki itu. Aromanya begitu mengganggu seperti laki-l
Baca selengkapnya

Bab 39

Brandon memang orang yang penyayang. Melihat Ruisha seperti ini, dia jadi makin tidak tega."Anzelo, kamu galak sekali. Evano sudah bekerja keras sampai selarut ini, tapi kamu bahkan nggak mau mentraktirnya makan malam?"Dia dengan santainya menabrak bahu Anzelo. "Lihatlah lengan dan kaki kurus Evano. Dia bahkan masih bantu-bantu pindahin barang. Kasihan sekali."Dia memindahkan barang?Tatapan Anzelo jatuh pada tubuh Ruisha. Baru kemudian dia menyadari bahwa pakaiannya juga kotor dan rambutnya basah oleh keringat.Ruisha menundukkan kepalanya dan berdoa di dalam hatinya.Cepat menolak cepat menolak.Dua laki-laki ini, yang satu lebih berbahaya dari yang lain. Dia benar-benar tidak ingin pergi makan malam dengan mereka.Suara dingin yang menyenangkan dari laki-laki itu terdengar, "Ayo pergi."Jantung Ruisha berdegup kencang. Dia berdiri diam dan mencoba untuk menolak.Dengan mata dingin menyapu ke arah Ruisha, Anzelo bertanya, "Mau aku siapkan kursi khusus baru kamu mau gerak?"Mana mu
Baca selengkapnya

Bab 40

Setelah makan malam, Ruisha mencoba untuk pergi, tetapi dia gagal. Dia ditahan oleh Brandon yang menyodorkan mikrofon dengan paksa kepadanya."Ayo, nyanyi satu lagu."Brandon memegang pundak gadis seksi. "Evano, kamu nggak akan menolak, 'kan?""Mas Evano, ayo nyanyi."Gadis-gadis lain membujuk, "Mas Evano punya suara bagus, pasti kalau nyanyi juga bagus."Ruisha menangkupkan mikrofon, matanya tanpa sadar melihat ke arah tengah.Jari-jari bertulang itu tengah memegang gelas anggur. Separuh wajah laki-laki itu tersembunyi dalam kegelapan dan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Dalam suasana yang begitu hidup dan vulgar, dia masih tetap mulia dan dingin, bahkan udara di sekelilingnya tampak jauh lebih tenang.Hati Ruisha berdebar-debar."Kenapa lihat Pak Anzelo terus?"Brandon bertanya sambil tersenyum, "Cuma nyanyi saja. Anzelo, nggak mungkin kamu nggak kasih izin, 'kan?"Anzelo mengangkat matanya dengan dingin. "Apa dia nggak punya otak, sampai nggak bisa ngambil keputusan sendiri?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status