Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 291 - Chapter 300

321 Chapters

Bab 291

Karen memicingkan mata saat melihat mobil Maybach abu-perak edisi terbatas sedunia itu. Berlina pun sangat iri. Mobil siapa yang bisa lebih berkelas dibanding Sean? Apakah Mark?Pintu mobil dibuka. Sepasang sepatu kustom buatan tangan berpijak di permukaan tanah depan gerbang sekolah. Semua orang memusatkan perhatian pada pria itu.Sean masih mengenakan jas biru tua yang formal setelah baru selesai melakukan pertemuan bisnis. Kaki Sean ramping dan panjang. Tubuh Sean jangkung dan besar, serta memancarkan aura angkuh dan mulia. Wajah Sean tampak tegas dan sangat tampan. Mata Sean yang kelam tertuju pada wajah Tiffany. "Maaf, aku telat," kata Sean. Sean menutup pintu mobil, lalu tersenyum pada Tiffany dengan penuh kasih sayang sembari mengulurkan dua tangan."Nggak telat!" Seperti biasa, Tiffany langsung maju dan memeluk pinggang Sean yang kekar. Tiffany berkomentar, "Waktunya pas, tapi kamu jarang telat."Tiffany mendongakkan matanya yang hitam dan murni. Tiffany bertanya, "Kamu sibuk,
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 292

Dibanding dengan teman-teman sekelas yang tercengang, Karen yang sudah menduga hal itu tampak jauh lebih kalem. Karen tersenyum sopan pada Sean dan berujar, "Iya, aku dan Tiff sekolah bareng, pulang sekolah bareng, dan sama-sama tunggu mobil di sini.""Kalau begitu, Nona Karen pulanglah," kata Sean. Lalu, Sean menoleh pada Berlina dan berkata dengan suara rendah yang penuh aura berbahaya, "Tadi kamu bilang kamu ... menertawakan istriku?"Berlina terdiam. Dia merapatkan bibir, lalu berucap, "Aku ... aku hanya bercanda dengan Tiff."Sean menundukkan pandangan pada gadis polos di dalam pelukannya. Sean tahu dia tidak bisa mendapatkan jawaban dari mulut Tiffany. Tiffany terlalu baik dan tidak menyimpan dendam.Oleh karena itu, Sean menoleh pada Julie dan bertanya, "Apa yang terjadi barusan?"Julie memicingkan mata dengan jengkel saat menceritakan apa yang terjadi barusan kepada Sean."Begitu, ya," kata Sean dengan suara rendah yang dipanjangkan. Berlina takut sehingga bersembunyi di balik
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 293

Karen pulang ke rumah Keluarga Winata dengan penuh emosi. Karen melempar tasnya ke sofa dan berseru, "Aku nggak mau lagi!"Slamet Winata duduk di sofa sambil minum teh. Slamet menatap Karen dan bertanya, "Kenapa lagi?""Sean benar-benar seperti batu!" keluh Karen. Karen mengambil cangkir teh dan minum, lalu berujar dengan jengkel, "Hari ini, Tiffany sudah masuk sekolah lagi. Selama seminggu ini, aku sudah berusaha memenangkan hati yang lain dan menyusun siasat agar Tiffany trauma dan salah paham." Karen melanjutkan, "Aku mau Tiffany salah kira aku jauh lebih unggul darinya dan Sean lebih menyukaiku! Tapi? Sore ini, Sean secara pribadi datang untuk jemput Tiffany! Semua usahaku sia-sia!"Karen menaruh cangkirnya ke meja dengan kuat. Terdengar dentingan nyaring karena gesekan antara cangkir kaca dan meja kaca!Slamet mengernyit dan menegur Karen, "Jangan keras-keras! S sedang tidur di atas! Awas kalau kamu bangunkan dia!"Karen berseru dengan jengkel, "Ayah! Aku nggak paham apa yang ha
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 294

Sudah ada yang traktir, sayang jika tidak pergi. Tak lama setelah Julie mengirim pesan, orang itu membalas pesan. [ Kalian benaran sudah pergi ke Restoran Imperial? Berlina nggak kasih tahu kalian? Berlina masuk rumah sakit hari ini dan Karen merawatnya. Jadi, acara makan dibatalkan! ]Tiffany berkomentar dengan murung, "Oh, begitu. Aku pikir acara makan tetap jadi.""Aku pikir bisa ambil untung dan bikin mereka jengkel," kata Julie dengan murung juga. Alhasil, lawan menyerah terlebih dahulu."Begini saja," usulkan Tiffany seraya mengeluarkan ponselnya. "Suruh Mark ke sini dan traktir kita makan."Tiffany bepergian dengan tergesa-gesa sehingga tidak membawa kartu hitam yang telah diberikan oleh Sean. Uang yang Tiffany punya saat ini jelas tidak mencukupi. Apabila karyawan hari ini tidak mengenalnya saat melakukan pembayaran nanti, bukankah itu akan sangat merepotkan?Oleh karena itu, biarlah Mark datang dan mentraktir mereka. Sean pun mengatakan Mark sangat santai belakangan ini.Juli
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 295

Mark tersenyum kepada Tiffany, lalu duduk di sebelahnya. Mark bertanya, "Makan gratis ke sini lagi?"Wajah Tiffany merah tersipu. Dia menyangkal, "Mana ada aku makan gratis? Aku ... aku hanya mau makan dengan Julie."Lalu, Tiffany menoleh pada Julie, berharap bisa mendapat bantuannya. Bagaimanapun, Julie pandai bersilat lidah dan tidak ada yang bisa mengalahkan Julie. Alhasil, wajah Julie ... jauh lebih merah dibanding Tiffany!"Nona Julie sakit?" tanya Mark sambil mengernyit. Mark mengulurkan tangan untuk meraba dahi Julie. "Sepertinya demam tinggi."Mark menjentikkan jari dengan elegan. Staf resepsionis di samping segera datang dan menyapa, "Bos.""Ambilkan obat pereda demam," perintah Mark. Mark mengernyit ketika melihat anggur merah di atas meja di depan Tiffany. Mark menambahkan, "Sekalian ambilkan obat pereda mabuk."Staf resepsionis bergegas pergi dan segera kembali. Dengan jari yang ramping, Mark mengambil obat pereda demam dari tangan staf resepsionis dan secara elegan menyodo
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 296

"Kamu dan para wanita murahan itu nggak ada bedanya."Saat itu, Julie meraih lengan baju Mark dan membantah, "Bukan begitu, aku ...."Julie hanya yakin bahwa ginjal ibunya ada di dalam tubuh Mark. Namun, Mark malah menepis tangannya dan pergi dengan ekspresi datar.Ketika teringat pada sikap dingin Mark, Julie membuka sekaleng bir lagi.Tiffany berkata, "Julie, jangan putus asa begini. Sebenarnya Mark juga nggak termasuk hebat. Selain itu ...."Tiffany menggigit bibirnya sebelum meneruskan, "Kamu dan Mark baru bertemu dua kali. Kamu benaran ... begitu menyukainya?"Julie sampai merendahkan harga dirinya untuk mengungkapkan perasaan kepada Mark? Asal tahu saja, Julie termasuk salah satu dari wanita tercantik di kampus. Kalau bukan karena dia galak, pasti ada banyak pria yang mengejarnya.Selain itu, Julie orang yang sangat serius pada suatu hubungan. Dia tidak pernah menerima orang sembarangan.Di kelas sebelah mereka, ada seorang pria yang mengejar Julie selama setahun. Pada akhirnya,
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 297

Keesokan hari, Tiffany baru bangun. Dia bangun karena dering ponselnya. Dengan mata yang masih mengantuk, Tiffany menjawab telepon. "Siapa ....""Tiff, ini aku, Samuel." Terdengar suara cemas seorang pria dari ujung telepon. "Kamu tahu di mana Julie?"Tiffany yang baru bangun dari tidurnya masih linglung. Dia bertanya balik, "Samuel? Siapa?""Aku dari kelas sebelah." Samuel menjelaskan dengan sabar, "Aku yang mengajak Julie nonton hari itu, tapi terus ditolak."Tiffany memejamkan matanya dan merenung beberapa saat. Sepertinya, memang ada orang seperti itu. Namun ...."Kok kamu punya nomorku? Ngapain kamu cari Julie?""Begini." Samuel menarik napas dalam-dalam. "Selama kamu cuti, sekitar tiga atau empat hari lalu, Julie mencariku dan memintaku menjadi pacarnya. Makanya, sekarang kami pacaran. Hari ini kami janjian ke perpustakaan. Aku menunggunya setengah jam, tapi dia nggak datang-datang."Terdengar kecemasan dari suara Samuel. "Tadi aku sudah telepon dia, tapi yang terdengar malah sua
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 298

Tiffany menunduk dan melihat piama yang dipakainya. Seharusnya Sean yang mengantarnya pulang semalam. Di dunia ini, hanya Sean yang bisa membatunya mengganti piama dengan sabar.Hati Tiffany sontak menghangat. Dia bangkit, lalu pergi ke ruang kerja.Cahaya matahari pagi menyinari punggung Sean. Sean sedang duduk di ruang kerjanya sambil membaca dokumen. Ketika mendengar suara, dia pun mendongak. Tatapannya yang awalnya terlihat suram seketika dipenuhi senyuman saat melihat Tiffany."Sudah bangun?" Suara Sean membuat jantung Tiffany berdebar-debar.Tiffany menggigit bibirnya dan mengangguk. "Sudah. Semalam kamu yang membawaku pulang ya?"Sean mengangguk, lalu melambaikan tangannya kepada Tiffany. "Kemari."Tiffany pun menghampiri, lalu duduk di pangkuan Sean. Sean memeluknya dan mengecup pipinya dua kali. "Memangnya siapa yang bisa membawamu pulang selain aku?"Tiffany bertanya, "Gimana dengan Julie? Semalam ...."Tadi Samuel mengatakan suara pria yang didengarnya masih muda. Seharusnya
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 299

"Cuma begini?" Tiffany menatap pesan yang dikirim Sean kepada Mark. "Kamu yakin Mark akan mengantar Julie ke sana?""Dia nggak berhak untuk nggak mengantar Julie." Sean memeluk Tiffany, lalu mencium lehernya dengan lembut. "Itu urusan mereka. Biarkan saja mereka mengatasinya."Ciuman Sean menjadi makin panas. "Hasil pemeriksaan dari rumah sakit sudah keluar. Tubuhmu ...."Sean mencium telinga Tiffany, lalu mengemutnya dengan lembut. "Sekarang tubuhmu sudah bisa menerimaku."Suara pria yang serak ditambah dengan aroma tubuh yang maskulin membuat pikiran Tiffany menjadi hampa. "Kita ...."Tiffany menatap wajah tampan Sean dan tanpa sadar menghindar. "Sayang, aku ....""Yang patuh sedikit, jangan melawan." Sean mencium Tiffany lagi, lalu bertanya, "Kamu masih ingat janjimu yang sebelumnya? Kamu bilang ingin melakukannya di rumah saja."Suara rendah Sean terdengar serak dan merdu. "Kamu juga bilang kalau aku nggak suka melakukannya di kamar utama, kita bisa melakukannya di ruang kerja atau
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 300

Namun, setelah mendengarnya, sekujur tubuh Tiffany sontak bergetar. Setelah melakukannya seharian, kini dua kakinya melemas. Namun, didengar dari suara Sean, sepertinya dia ....Karena turun dengan terburu-buru, Tiffany hanya memakai kemeja putih Sean. Sean bertubuh tinggi dan tegap sehingga kemejanya mencapai lutut Tiffany.Saat ini, rambut Tiffany berantakan. Beberapa helai rambutnya tergerai di tulang selangkanya. Matanya besar. Wajahnya yang mungil dipenuhi keterkejutan. Di sudut bibirnya, terdapat pula krim kue berwarna putih.Sean turun dengan menahan hasrat dalam hatinya. Saat ini, dia menjulurkan tangannya untuk menyeka bibir Tiffany. "Apa ini?"Tiffany menatap dengan saksama. "Itu krim kue." Kemudian, dia menambahkan, "Rasanya sangat manis."Sean pun menjilat krim itu di depan Tiffany. "Memang sangat manis."Sean menahan Tiffany di depan kulkas, lalu menatapnya dengan tatapan penuh gairah. "Sama manisnya denganmu."Tiffany menggigit bibirnya. "Aku ... aku nggak manis. Aku ngga
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more
PREV
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status