Home / Pernikahan / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 131 - Chapter 140

188 Chapters

Bab 131

Wajah Garry tampak muram. Tiffany mengerutkan kening sambil terus melambaikan tangan padanya. "Kak Garry, cepat kemari!"Bahkan, Tiffany mengejeknya sambil tersenyum, "Kamu nggak mau kerja di lembaga penelitian ya?"Garry mengepalkan tangannya dengan erat di kedua sisi tubuhnya. Dia tidak suka dengan orang-orang dari kalangan seperti Sean. Bagi Garry, Sean tidak ada apa-apanya dibanding dirinya.Sean tidak pernah bekerja keras dan tidak punya ambisi. Namun, berkat latar belakang keluarganya yang kuat, Sean bisa menikahi gadis yang disukainya, bisa seenaknya memboikot Garry, dan bahkan bisa membiarkan Garry masuk ke lembaga penelitian impiannya.Garry tahu, seharusnya dia menolak tawaran ini jika dirinya masih punya harga diri. Akan tetapi, harga diri tidak bisa menghidupi seseorang. Hanya dengan memiliki kekuasaan, seseorang baru akan memperoleh kehormatan.Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berjalan perlahan ke arah Tiffany dan Sean. Semua gerakan dan ekspresi Garry, diamati oleh
Read more

Bab 132

Jelas sekali ini adalah sesuatu yang diatur oleh Sean, tapi dia bisa berpura-pura seolah-olah semua itu sama sekali tidak ada hubungannya?"Pak Sean, kalau memang ini adalah rencanamu, akui saja. Nggak usah menyangkal," Garry menggertakkan giginya, "Meskipun kamu mengakuinya, aku juga nggak bisa ngapa-ngapain!"Sean tersenyum tenang dan menjawab, "Kalau bukan aku yang melakukannya, kenapa aku harus mengakuinya?" Kemudian, dia menoleh ke arah Tiffany sambil tersenyum, "Menurutmu gimana?"Tiffany yang sebelumnya pernah salah paham pada Sean, kini benar-benar percaya padanya tanpa ragu. Dia pun menggigit bibirnya, lalu memandang Garry dengan tulus, "Kak, aku yakin ini pasti cuma salah paham. Mungkin saja mereka nggak mau merekrutmu dan menggunakan alasan itu sebagai dalih?"Jika suaminya telah mengatakan dia tidak melakukan hal itu, berarti memang seperti itulah kenyataannya. Sikap Tiffany ini membuat Garry kehabisan kata-kata. Akhirnya, dia hanya menggertakkan giginya. "Pak Sean memang l
Read more

Bab 133

Dua hari kemudian, hasil ujian tengah semester akhirnya keluar. Sesuai aturan, biasanya Tiffany yang merupakan juara kelas sekaligus ketua kelompok belajar, seharusnya bertugas untuk membawakan lembar ujian ke kelas.Namun karena kaki Tiffany sedang terluka, Julie pun menggantikan tugas itu dengan suka rela."Tiff, kira-kira karma baik apa yang kamu buat di kehidupan sebelumnya sampai bisa ketemu sama pria sebaik Sean?"Julie yang berjalan di samping Tiffany, membawa tumpukan lembar ujian yang menggunung sambil mengunyah permen karet. "Dengan status seperti Sean, dia bukan cuma bisa boikot Garry. Bahkan kalau mau potong jari tangan atau kakinya pun, Sean cuma perlu sekali perintah saja.""Tapi demi menyenangkan gadis bodoh sepertimu ini, bukannya melawan saingannya, dia malah rekomendasiin pekerjaan buat Garry? Benar-benar suami idaman, lho!"Tiffany memutar mata ke arah sahabatnya, "Suamiku ngasih kamu uang, ya?"Baru dua hari berlalu, Julie sudah memuji Sean untuk ke-32 kalinya.Juli
Read more

Bab 134

"Dasar nggak tahu terima kasih!"Leslie memelototinya dengan marah. "Aku nggak tahu terima kasih? Bukannya aku dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dia juga? Sekarang aku harus meninggalkan rumah dan pergi ke tempat asing selama empat tahun dan aku harus berterima kasih sama dia?"Julie mendengus, "Memang seharusnya kamu berterima kasih sama dia!"Kedua gadis itu terus saling beradu argumen, sehingga suasana makin panas dan tegang. Tiffany mengerutkan kening, lalu mengulurkan tangan untuk menahan Julie. "Sudahlah."Demi menghargai ayah Leslie, Tiffany tidak ingin memicu konflik lagi dengan Leslie."Kenapa harus sudahlah? Kenapa harus membiarkan si manusia nggak tahu terima kasih ini begitu saja?" balas Julie."Coba kamu ulangi sekali lagi?!" Leslie menggertakkan giginya, lalu memandang Julie dengan tatapan penuh amarah.Setelah kejadian sebelumnya, Leslie tahu bahwa Tiffany bukan orang yang mudah dihadapi. Namun jika dia tidak bisa menyentuh Tiffany, Julie pasti bisa dihadapinya, 'kan
Read more

Bab 135

Di ruang rapat Grup Maheswari, suasana saat ini terasa sangat serius dan mencekam. Setiap karyawan yang hadir menyimak laporan sambil membuat catatan dengan hati-hati agar tidak membuat kesalahan.Di kursi utama, Sean duduk mengenakan pakaian serba hitam. Matanya tertutup kain hitam, tetapi auranya yang kuat dan dingin tetap terasa mendominasi.Wanita yang sedang memberikan laporan melirik Sean untuk ketiga kalinya, lalu bertanya dengan suara bergetar, "Pak Sean ... apa rencana ini bisa dijalankan?"Tiba-tiba, ponsel yang tergeletak di depan Sean berdering. Dengan jemarinya yang ramping, dia mengangkat telepon itu. Saat melihat nama yang muncul di layar, terlintas sorot kelembutan di wajahnya. "Kenapa telepon di jam segini?"Dari seberang, Tiffany terdengar agak gugup, "Sayang, aku ... bikin masalah di kampus. Kata dosen, hari ini harus ada wali yang datang menjemputku .... Kamu bisa datang, 'kan?"Senyum tipis menghiasi wajah dingin Sean. "Menurutmu aku ini walimu?"Nada bicaranya yan
Read more

Bab 136

"Tiff, kamu bisa sendirian?" tanya Julie yang berdiri di depan gerbang dengan cemas kepada Tiffany.Tiffany tersenyum pada Julie dan ayahnya yang berdiri di belakang. "Nggak masalah, kok! Langit masih belum gelap. Suamiku seharusnya sudah hampir sampai!"Julie mengatupkan bibirnya sejenak. Setelah beberapa saat kemudian, Julie baru pulang setelah didesak oleh ayahnya.Tidak lama setelah Julie pulang, dosen kalkulus itu kembali ke ruangannya dan bertanya, "Tiffany, semua orang sudah pulang. Mana walimu?"Tiffany melirik jam tangannya dan bergumam, "Mungkin lagi terjebak macet?"Dari kediaman Sean, seharusnya tidak butuh waktu selama ini. Bahkan dari kantor Grup Maheswari sekalipun ....Belum sempat Tiffany selesai menggerutu dalam hati, pintu kantor tersebut telah diketuk. Dosen itu mengernyit dan memasang ekspresi serius, lalu berkata dengan dingin, "Masuk."Pintu terbuka dan Genta mendorong kursi roda Sean masuk ke ruangan. Dosen itu kembali mengerutkan alisnya dengan heran. "Anda ini
Read more

Bab 137

Suasana di kantor terasa hening seketika.Dosen kalkulus menatap Sean dengan penuh keterkejutan, "Kamu ... nggak lagi bercanda, 'kan?" Apakah mungkin "kakak" Tiffany ini benar-benar punya kemampuan sebesar itu?"Tentu saja nggak," jawab Sean dengan senyum tenang. "Kalau Ibu merasa aku cuma membual, aku bisa menyuruh anggotaku membawa Ibu untuk memastikan langsung. Tapi ...."Dengan nada agak menyindir, dia menambahkan, "Tapi, didengar dari suara Ibu, sepertinya usia Ibu nggak muda lagi. Anggotaku semuanya masih muda, takutnya Ibu akan kewalahan."Dosen kalkulus itu mengerutkan alisnya. Pria di hadapannya ini menebak usianya dari suara?Melihat kebingungan guru itu, Tiffany segera menjelaskan, "Bu, kakakku nggak bisa melihat."Dosen tersebut akhirnya menyadari hal itu, meskipun masih ada banyak hal yang membingungkannya. "Tapi Tiffany, bukankah kamu penerima bantuan? Kenapa bisa punya keluarga yang ... berpengaruh seperti ini?"Tiffany menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa."Ke
Read more

Bab 138

Tiffany tidak merasa pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya."Namaku Valerie!" Wanita itu berlari ke sisi Tiffany, lalu memperkenalkan diri, "Aku putri dari Keluarga Sanskara di barat kota."Valerie? Nama ini sepertinya terdengar tidak asing.Tiffany mengerutkan alisnya untuk berpikir sejenak. Tiba-tiba, matanya berbinar dan berkata, "Kamu yang bermasalah dengan Michael sebelumnya, bukan?"Saat pertama kali Tiffany pergi ke rumah lama Keluarga Tanuwijaya bersama Sean untuk makan malam, sepertinya nama wanita yang menimbulkan keributan di sana adalah Valerie? Sebagai mahasiswi teladan, Tiffany memiliki ingatan yang sangat bagus.Saat mengungkit tentang hal itu, Valerie terbatuk dengan canggung, lalu menjawab, "Ya ... itu aku."Hanya dengan sepatah kalimat itu saja, Tiffany langsung memiliki kesan yang baik terhadap Valerie. Musuh dari musuh adalah teman! Valerie berhasil membuat si Michael berengsek itu terkena batunya. Bagus sekali!Karena alasan itulah, Tiffany mulai mengobrol de
Read more

Bab 139

Sean benar-benar menepati janjinya.Keesokan sore, ketika dosen kalkulus itu datang ke kelas, ternyata seluruh siswa benar-benar sudah hadir. Siswa yang hendak ke luar negeri tidak jadi berangkat dan yang di luar kota juga telah dibawa kembali.Bahkan, soal ujian telah dicetak ulang dengan materi yang baru.Dosen itu berdiri di depan kelas sambil melihat soal ujian dengan kagum. Soal-soal ini bahkan lebih menantang dibandingkan soal yang dibuatnya sebelumnya! Dia sampai tergoda ingin memberikan ujian ini ke seluruh siswa di sekolah.Ujian berjalan lancar, tanpa satu pun siswa yang mengeluh tentang kesalahan Tiffany.Seminggu kemudian, kaki Tiffany sudah hampir sembuh sepenuhnya."Tiffany, hati-hati!"Di kantor, dosen kalkulus memasukkan semua lembar ujian ke dalam kotak, lalu menutupnya dengan rapat menggunakan selotip sebelum menyerahkannya pada Tiffany. "Tenang saja, semua lembar ujian sudah disalin di sini. Jadi, kalau tercecer lagi juga semuanya tetap aman!"Tiffany hanya bisa terd
Read more

Bab 140

"Waktu nenekmu sakit beberapa bulan lalu juga kami melakukan penggalangan dana. Sekarang kamu sudah kembali ke keluargamu dan keluargamu juga kaya sekali ...."Julie yang berdiri di sampingnya mengerutkan alis dengan erat. "Maksud kalian, mau suruh Tiffany untuk traktir kalian makan dan karaoke?"Semua orang terdiam. Ketua kelas kemudian mengangguk dan berkata, "Benar. Masalah ujian ulang kemarin juga kesalahan Tiffany. Seharusnya nggak keterlaluan kalau kami memintanya untuk traktir makan, bukan? Lagi pula, dengan statusnya sekarang ... hal seperti ini pasti bukan masalah buatnya."Julie memutar matanya. "Uang Tiffany juga bukan sepenuhnya miliknya, kalian nggak merasa ini keterlaluan?"Sejak menikah dengan Sean, Tiffany yang keras kepala itu bahkan belum membeli apa pun dengan uangnya. Tidak mungkin dia akan memakai uang Sean untuk mentraktir semua orang makan dan karaoke.Ketua kelas menatap Julie dengan kesal, "Sekarang Tiffany sudah seperti seorang putri. Semua uang keluarganya pa
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status