Share

Bab 131

Penulis: Clarissa
Wajah Garry tampak muram. Tiffany mengerutkan kening sambil terus melambaikan tangan padanya. "Kak Garry, cepat kemari!"

Bahkan, Tiffany mengejeknya sambil tersenyum, "Kamu nggak mau kerja di lembaga penelitian ya?"

Garry mengepalkan tangannya dengan erat di kedua sisi tubuhnya. Dia tidak suka dengan orang-orang dari kalangan seperti Sean. Bagi Garry, Sean tidak ada apa-apanya dibanding dirinya.

Sean tidak pernah bekerja keras dan tidak punya ambisi. Namun, berkat latar belakang keluarganya yang kuat, Sean bisa menikahi gadis yang disukainya, bisa seenaknya memboikot Garry, dan bahkan bisa membiarkan Garry masuk ke lembaga penelitian impiannya.

Garry tahu, seharusnya dia menolak tawaran ini jika dirinya masih punya harga diri. Akan tetapi, harga diri tidak bisa menghidupi seseorang. Hanya dengan memiliki kekuasaan, seseorang baru akan memperoleh kehormatan.

Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berjalan perlahan ke arah Tiffany dan Sean. Semua gerakan dan ekspresi Garry, diamati oleh
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
Garry ternyata g menyerah...tau gitu biarin aja dia pulang kampung dn jadi gembel...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 132

    Jelas sekali ini adalah sesuatu yang diatur oleh Sean, tapi dia bisa berpura-pura seolah-olah semua itu sama sekali tidak ada hubungannya?"Pak Sean, kalau memang ini adalah rencanamu, akui saja. Nggak usah menyangkal," Garry menggertakkan giginya, "Meskipun kamu mengakuinya, aku juga nggak bisa ngapa-ngapain!"Sean tersenyum tenang dan menjawab, "Kalau bukan aku yang melakukannya, kenapa aku harus mengakuinya?" Kemudian, dia menoleh ke arah Tiffany sambil tersenyum, "Menurutmu gimana?"Tiffany yang sebelumnya pernah salah paham pada Sean, kini benar-benar percaya padanya tanpa ragu. Dia pun menggigit bibirnya, lalu memandang Garry dengan tulus, "Kak, aku yakin ini pasti cuma salah paham. Mungkin saja mereka nggak mau merekrutmu dan menggunakan alasan itu sebagai dalih?"Jika suaminya telah mengatakan dia tidak melakukan hal itu, berarti memang seperti itulah kenyataannya. Sikap Tiffany ini membuat Garry kehabisan kata-kata. Akhirnya, dia hanya menggertakkan giginya. "Pak Sean memang l

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 133

    Dua hari kemudian, hasil ujian tengah semester akhirnya keluar. Sesuai aturan, biasanya Tiffany yang merupakan juara kelas sekaligus ketua kelompok belajar, seharusnya bertugas untuk membawakan lembar ujian ke kelas.Namun karena kaki Tiffany sedang terluka, Julie pun menggantikan tugas itu dengan suka rela."Tiff, kira-kira karma baik apa yang kamu buat di kehidupan sebelumnya sampai bisa ketemu sama pria sebaik Sean?"Julie yang berjalan di samping Tiffany, membawa tumpukan lembar ujian yang menggunung sambil mengunyah permen karet. "Dengan status seperti Sean, dia bukan cuma bisa boikot Garry. Bahkan kalau mau potong jari tangan atau kakinya pun, Sean cuma perlu sekali perintah saja.""Tapi demi menyenangkan gadis bodoh sepertimu ini, bukannya melawan saingannya, dia malah rekomendasiin pekerjaan buat Garry? Benar-benar suami idaman, lho!"Tiffany memutar mata ke arah sahabatnya, "Suamiku ngasih kamu uang, ya?"Baru dua hari berlalu, Julie sudah memuji Sean untuk ke-32 kalinya.Juli

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 134

    "Dasar nggak tahu terima kasih!"Leslie memelototinya dengan marah. "Aku nggak tahu terima kasih? Bukannya aku dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dia juga? Sekarang aku harus meninggalkan rumah dan pergi ke tempat asing selama empat tahun dan aku harus berterima kasih sama dia?"Julie mendengus, "Memang seharusnya kamu berterima kasih sama dia!"Kedua gadis itu terus saling beradu argumen, sehingga suasana makin panas dan tegang. Tiffany mengerutkan kening, lalu mengulurkan tangan untuk menahan Julie. "Sudahlah."Demi menghargai ayah Leslie, Tiffany tidak ingin memicu konflik lagi dengan Leslie."Kenapa harus sudahlah? Kenapa harus membiarkan si manusia nggak tahu terima kasih ini begitu saja?" balas Julie."Coba kamu ulangi sekali lagi?!" Leslie menggertakkan giginya, lalu memandang Julie dengan tatapan penuh amarah.Setelah kejadian sebelumnya, Leslie tahu bahwa Tiffany bukan orang yang mudah dihadapi. Namun jika dia tidak bisa menyentuh Tiffany, Julie pasti bisa dihadapinya, 'kan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 135

    Di ruang rapat Grup Maheswari, suasana saat ini terasa sangat serius dan mencekam. Setiap karyawan yang hadir menyimak laporan sambil membuat catatan dengan hati-hati agar tidak membuat kesalahan.Di kursi utama, Sean duduk mengenakan pakaian serba hitam. Matanya tertutup kain hitam, tetapi auranya yang kuat dan dingin tetap terasa mendominasi.Wanita yang sedang memberikan laporan melirik Sean untuk ketiga kalinya, lalu bertanya dengan suara bergetar, "Pak Sean ... apa rencana ini bisa dijalankan?"Tiba-tiba, ponsel yang tergeletak di depan Sean berdering. Dengan jemarinya yang ramping, dia mengangkat telepon itu. Saat melihat nama yang muncul di layar, terlintas sorot kelembutan di wajahnya. "Kenapa telepon di jam segini?"Dari seberang, Tiffany terdengar agak gugup, "Sayang, aku ... bikin masalah di kampus. Kata dosen, hari ini harus ada wali yang datang menjemputku .... Kamu bisa datang, 'kan?"Senyum tipis menghiasi wajah dingin Sean. "Menurutmu aku ini walimu?"Nada bicaranya yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 136

    "Tiff, kamu bisa sendirian?" tanya Julie yang berdiri di depan gerbang dengan cemas kepada Tiffany.Tiffany tersenyum pada Julie dan ayahnya yang berdiri di belakang. "Nggak masalah, kok! Langit masih belum gelap. Suamiku seharusnya sudah hampir sampai!"Julie mengatupkan bibirnya sejenak. Setelah beberapa saat kemudian, Julie baru pulang setelah didesak oleh ayahnya.Tidak lama setelah Julie pulang, dosen kalkulus itu kembali ke ruangannya dan bertanya, "Tiffany, semua orang sudah pulang. Mana walimu?"Tiffany melirik jam tangannya dan bergumam, "Mungkin lagi terjebak macet?"Dari kediaman Sean, seharusnya tidak butuh waktu selama ini. Bahkan dari kantor Grup Maheswari sekalipun ....Belum sempat Tiffany selesai menggerutu dalam hati, pintu kantor tersebut telah diketuk. Dosen itu mengernyit dan memasang ekspresi serius, lalu berkata dengan dingin, "Masuk."Pintu terbuka dan Genta mendorong kursi roda Sean masuk ke ruangan. Dosen itu kembali mengerutkan alisnya dengan heran. "Anda ini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 137

    Suasana di kantor terasa hening seketika.Dosen kalkulus menatap Sean dengan penuh keterkejutan, "Kamu ... nggak lagi bercanda, 'kan?" Apakah mungkin "kakak" Tiffany ini benar-benar punya kemampuan sebesar itu?"Tentu saja nggak," jawab Sean dengan senyum tenang. "Kalau Ibu merasa aku cuma membual, aku bisa menyuruh anggotaku membawa Ibu untuk memastikan langsung. Tapi ...."Dengan nada agak menyindir, dia menambahkan, "Tapi, didengar dari suara Ibu, sepertinya usia Ibu nggak muda lagi. Anggotaku semuanya masih muda, takutnya Ibu akan kewalahan."Dosen kalkulus itu mengerutkan alisnya. Pria di hadapannya ini menebak usianya dari suara?Melihat kebingungan guru itu, Tiffany segera menjelaskan, "Bu, kakakku nggak bisa melihat."Dosen tersebut akhirnya menyadari hal itu, meskipun masih ada banyak hal yang membingungkannya. "Tapi Tiffany, bukankah kamu penerima bantuan? Kenapa bisa punya keluarga yang ... berpengaruh seperti ini?"Tiffany menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa."Ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 138

    Tiffany tidak merasa pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya."Namaku Valerie!" Wanita itu berlari ke sisi Tiffany, lalu memperkenalkan diri, "Aku putri dari Keluarga Sanskara di barat kota."Valerie? Nama ini sepertinya terdengar tidak asing.Tiffany mengerutkan alisnya untuk berpikir sejenak. Tiba-tiba, matanya berbinar dan berkata, "Kamu yang bermasalah dengan Michael sebelumnya, bukan?"Saat pertama kali Tiffany pergi ke rumah lama Keluarga Tanuwijaya bersama Sean untuk makan malam, sepertinya nama wanita yang menimbulkan keributan di sana adalah Valerie? Sebagai mahasiswi teladan, Tiffany memiliki ingatan yang sangat bagus.Saat mengungkit tentang hal itu, Valerie terbatuk dengan canggung, lalu menjawab, "Ya ... itu aku."Hanya dengan sepatah kalimat itu saja, Tiffany langsung memiliki kesan yang baik terhadap Valerie. Musuh dari musuh adalah teman! Valerie berhasil membuat si Michael berengsek itu terkena batunya. Bagus sekali!Karena alasan itulah, Tiffany mulai mengobrol de

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 139

    Sean benar-benar menepati janjinya.Keesokan sore, ketika dosen kalkulus itu datang ke kelas, ternyata seluruh siswa benar-benar sudah hadir. Siswa yang hendak ke luar negeri tidak jadi berangkat dan yang di luar kota juga telah dibawa kembali.Bahkan, soal ujian telah dicetak ulang dengan materi yang baru.Dosen itu berdiri di depan kelas sambil melihat soal ujian dengan kagum. Soal-soal ini bahkan lebih menantang dibandingkan soal yang dibuatnya sebelumnya! Dia sampai tergoda ingin memberikan ujian ini ke seluruh siswa di sekolah.Ujian berjalan lancar, tanpa satu pun siswa yang mengeluh tentang kesalahan Tiffany.Seminggu kemudian, kaki Tiffany sudah hampir sembuh sepenuhnya."Tiffany, hati-hati!"Di kantor, dosen kalkulus memasukkan semua lembar ujian ke dalam kotak, lalu menutupnya dengan rapat menggunakan selotip sebelum menyerahkannya pada Tiffany. "Tenang saja, semua lembar ujian sudah disalin di sini. Jadi, kalau tercecer lagi juga semuanya tetap aman!"Tiffany hanya bisa terd

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 471

    Tiffany duduk di sofa sambil menatap kedua pria di depannya. Setiap kata yang mereka ucapkan jelas terdengar olehnya. Setiap kalimat yang mereka sampaikan, dia mengerti maksudnya.Namun, dia tetap merasa tidak memahami apa pun.Kenapa dia tiba-tiba menjadi anak Keluarga Japardi? Kenapa pamannya, Kendra, tiba-tiba dianggap sebagai penculik anak? Kenapa dia sekarang disebut sebagai putri dari pemimpin Keluarga Japardi dan Keluarga Rimbawan?Bagaimana mungkin dia memiliki orang tua yang begitu luar biasa? Lalu, jika memang begitu, mengapa sepanjang hidupnya dia selalu dihina, dicap bodoh, dan dianggap tidak lebih dari seorang gadis desa yang sederhana?"Aku tahu ini sulit untuk kamu terima," ujar Derek sambil tersenyum pasrah. Dia mengambil setumpuk laporan hasil tes DNA dari tasnya dan meletakkannya di tangan Tiffany.Tumpukan laporan itu tebal sekali."Ini adalah hasil dari berbagai lembaga pengujian DNA ternama di dunia.""Tiffany, aku tahu kamu pintar, dan sebagai mahasiswa kedokteran

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 470

    "Tiffany, kamu itu terlalu banyak memikirkan orang lain. Kenapa kamu nggak lebih sering memikirkan dirimu sendiri? Apa kamu benar-benar nggak mau jadi cucuku?""Mau." Tiffany tetap berdiri di tempatnya dengan senyum sopan. "Tapi, Kakek, orang tuaku meninggalkanku di tumpukan sampah sejak kecil. Aku ditemukan dan diambil oleh pamanku dari sana.""Saat aku berusia enam tahun, aku jatuh sakit parah. Pamanku bilang ibuku ingin membawaku pulang untuk tinggal bersamanya. Aku sangat ketakutan sampai penyakitku semakin parah.""Akhirnya, waktu aku hampir sekarat dan hampir mendapatkan surat peringatan kritis dari dokter, pamanku berjanji padaku bahwa dia nggak akan pernah mengembalikanku ke rumah orang tuaku seumur hidup."Setelah berkata demikian, Tiffany tersenyum dan mengangkat wajahnya untuk menatap Derek dan Bronson. Namun, matanya yang jernih menyiratkan kegetiran yang rumit.Tatapan itu membuat kedua pria dewasa itu saling berpandangan dengan ekspresi canggung sebelum menghela napas pan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 469

    Ekspresi terkejut Bronson saat memegang sendok membuat Tiffany merasa gugup. Dia menggigit bibirnya. "Paman Bronson, ada masalah sama masakannya?"Ikan asam pedas ini adalah salah satu hidangan andalannya. Paman dan bibinya sebenarnya tidak pernah membuat ikan asam pedas untuknya.Namun, setelah menikah dengan Sean, karena Sean mengatakan dia suka makan ikan, Tiffany mulai belajar memasaknya. Ketika pertama kali melihat resep ikan asam pedas, dia langsung menyukai cara memasaknya. Tiffany selalu merasa percaya diri dengan kemampuan memasaknya.Namun, mengapa setelah Bronson mencicipi ikan asam pedas buatannya, dia menunjukkan reaksi seperti itu?Tangan Bronson yang memegang sendok sedikit bergetar. Dia berbalik menatap Derek dengan penuh rasa haru. "Dia benar-benar ... dia benar-benar!"Ini adalah rasa masakan Nancy! Sudah 19 tahun sejak Nancy pergi. Selama 19 tahun itu, dia tidak pernah lagi mencicipi masakan buatan Nancy.Namun kini, dia bisa merasakan rasa masakan itu kembali di hid

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 468

    Orang pertama yang masuk ke rumah adalah Zara yang mengenakan gaun panjang hitam ketat.Ketika Tiffany membawa hidangan terakhir ke meja makan, dia mengangkat kepala dan melihat gadis itu berdiri di dekat pintu sambil tersenyum ke arahnya. Tiffany hampir tidak bisa memercayai matanya!Zara yang berdiri di depannya sekarang tidak lagi memancarkan kesan dingin dan dewasa seperti saat pertama kali mereka bertemu, atau tampak manja seperti ketika dia mengenakan gaun Lolita di rumah Keluarga Japardi. Zara saat ini tampak bersih, rapi, percaya diri, dan ceria.Mungkin ... ini adalah versi asli dari Zara yang seharusnya."Apa yang membuatmu terpesona seperti itu?" Zara tersenyum tipis ke arahnya. "Pak Bronson dan Pak Derek sudah tiba."Setelah itu, Zara bergeser ke samping. Di belakangnya, di dekat pintu masuk, berdiri Derek dan Bronson yang membawa banyak tas berisi hadiah.Kedua pria itu berdiri di ambang pintu, menatap Tiffany dengan sorot mata yang penuh semangat dan kehangatan. "Tiffany.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 467

    Ibu Raiyen langsung tersadar. "Bos, Anda ....""Ya." Pemilik toko menjawab dengan puas sambil menyilangkan tangan di dada. "Aku nggak memasukkan terlalu banyak, cuma empat atau lima jarum halus yang sulit terlihat.""Jarum-jarum ini dilapisi dengan sesuatu yang akan membuat orang tua merasa gatal luar biasa."Ibu Raiyen membelalakkan matanya dengan terkejut. "Anda melakukan ini ... nggak takut kalau dia akan kembali mencari Anda nantinya?""Apa yang perlu ditakuti?" Pemilik toko memutar matanya. "Gimana dia mau membuktikan bahwa aku yang masukkan jarum-jarum itu, bukan dia sendiri yang menyelipkannya karena ada dendam sama orang tua itu?""Tanpa bukti, dia nggak bisa berbuat apa-apa padaku."Ibu Raiyen tercengang untuk beberapa saat, lalu akhirnya menatap pemilik toko dengan penuh rasa kagum, bahkan mengacungkan jempol. "Anda memang cerdik. Aku benar-benar nggak kepikiran sampai ke sana."Seandainya saja dia berpikir seperti itu sebelumnya, untuk apa lagi dia berseteru dengan Tiffany?

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 466

    Wanita itu ternyata memang ibu dari Raiyen."Bagaimana keadaannya sekarang?" Tiffany tersenyum sopan kepada ibu Raiyen, tetapi kakinya perlahan mundur.Berhubung ibu Raiyen ada di sini dan terlihat begitu membencinya, Tiffany merasa tidak perlu membeli barang dari toko ini. Bagaimanapun, masih banyak toko pakaian lainnya. Kenapa harus cari masalah sendiri?"Hah, bagaimana mungkin dia baik-baik saja sekarang!" Ibu Raiyen menatap Tiffany dengan penuh amarah. "Kamu mengirimnya ke kantor polisi, catatan buruk itu tertulis di dokumennya. Dia dikeluarkan dari sekolah dan sekarang dia cuma bisa bersekolah di sekolah kecil di dekat sini!"Wanita itu melangkah semakin dekat ke Tiffany, kemarahan di matanya semakin memuncak. Tiffany mengerutkan alisnya. Karena malas berdebat lebih jauh, dia berbalik hendak pergi."Bu!" Baru saja Tiffany berbalik, suara antusias seorang wanita terdengar dari belakangnya."Bu!" Pemilik toko pakaian buru-buru keluar dan menarik lengan Tiffany. "Kenapa belum sempat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 465

    Sean menggelengkan kepala dengan pasrah sambil memegang wajah Tiffany yang putih dan tirus. "Kenapa kamu tahu kamu bukan? Bagaimana kalau ternyata kamu memang Nona keluarga Japardi yang hilang bertahun-tahun lalu?"Tiffany terpaku sejenak, lalu tersenyum. "Mana mungkin ada kebetulan sebanyak itu."Meskipun dia sangat merindukan kehangatan keluarga, pamannya pernah mengatakan bahwa dia ditemukan di tumpukan sampah saat kecil. Sejauh yang diketahui Tiffany, Nona Keluarga Japardi yang hilang itu adalah anak yang sangat disayangi oleh orang tuanya.Keyakinan dan tatapan tegas Tiffany membuat hati Sean terasa sakit. Dia tahu Tiffany sangat menyukai Derek dan dia tidak percaya bahwa Tiffany tidak ingin menjadi cucu pria tua itu.Bagi Sean, sikap tegasnya ini hanya karena ... dia tidak percaya dirinya bisa memiliki latar belakang dan keluarga seperti itu. Mungkin ini adalah keputusasaan dan rasa rendah diri yang terpatri di dalam dirinya.Sean menghela napas panjang dan mempererat pelukannya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 464

    "Ya." Sean menundukkan kepala, menatap wajah Tiffany yang putih dan tenang saat tertidur.Pikirannya melayang kembali ke saat di rumah sakit sebelumnya. Dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara Tiffany yang penuh rasa sakit dan putus asa. Secara refleks, dia mematahkan belenggu orang-orang itu dan berlari ke arah Tiffany sekuat tenaga ....Tiffany adalah satu-satunya obat penawarnya. Satu-satunya hal yang paling sulit dia lepaskan.Sean mengangkat tangannya untuk menyentuh bulu mata Tiffany yang panjang. Sebuah senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. Tiffany adalah seseorang yang sangat menghargai ikatan keluarga.Jika dia tahu bahwa orang tua kandungnya masih hidup dan masih peduli padanya ... dia pasti akan sangat bahagia, bukan?Meskipun Sean tidak terlalu yakin bahwa pertemuan Tiffany dengan Niken adalah hal yang baik. Namun, karena Derek sudah mengatakan hal ini, dia memilih untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan ke arah yang baik.Dengan pemikiran itu, Sean mengang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 463

    Sean terbangun pada malam hari. Saat dia membuka matanya, Tiffany sudah duduk di tepi tempat tidur, menggenggam tangannya sambil tertidur. Di dalam kamar, selain dia dan Tiffany, ada Bronson, Zara, Derek, dan Darmawan.Sean mengerutkan kening sedikit, lalu dengan bantuan Sofyan, dia memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur. "Paman Bronson, Kakek Derek.""Kenapa manggil Paman dan Kakek? Sekarang sudah seharusnya manggil Ayah dan Kakek." Derek menghela napas pelan, "Kami sudah tahu semuanya, jadi kami datang ke sini khusus untuk mendukung Tiffany."Sean sontak terpaku. Dia mengangkat pandangannya ke arah Zara yang berdiri di belakang Bronson. Zara tersenyum padanya, lalu memalingkan wajah.Sean merenung sejenak dan segera memahami alasan di balik semua ini. Dia tidak menyangka Sanny akan menyuruh Genta untuk menyerangnya. Namun, Zara bisa menduganya.Bisa dibilang, setelah lebih dari satu dekade bersama, Zara lebih mengenal Sanny dibanding dirinya sendiri. Fakta bahwa Keluarga Japa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status