Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 151 - Chapter 160

329 Chapters

Bab 151

Keesokan pagi, Tiffany bangun dan melihat berita. Kabar bahwa Grup Maheswari memenangkan pesanan industri pakaian terbesar di Kota Aven untuk kuartal selanjutnya telah mengejutkan seluruh industri!Tiffany senang hingga melompat di ranjang. Sean yang masih tertidur lelap pun bergerak. Tiffany mematung. Dia baru menyadari dirinya telah mengganggu tidur Sean.Kemudian, Tiffany diam-diam turun dari ranjang. Dia masih tidak bisa menahan kegembiraannya. Semua orang memuji kehebatan Presdir Grup Maheswari! Tentu saja, suaminya sangat hebat!Saking senangnya, Tiffany menyenandungkan lagu saat menyikat gigi. Selesai mandi, dia memakai pakaian rumah dan turun ke lantai bawah.Di ranjang, Sean yang berpura-pura tidur pun diam-diam menyunggingkan senyuman. Istrinya ini mudah sekali puas."Seperti yang diketahui semua orang, mantan Presdir Grup Maheswari memang pebisnis andal. Tapi, fokusnya terletak pada real estat. Setelah berganti pemilik, perusahaan tiba-tiba melakukan bisnis pakaian.""Setela
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 152

Michael seketika tersadar. Dia melirik Tiffany dengan dingin dan bertanya, "Kenapa? Kamu nggak menyambutku?"Meskipun berusia 20 tahun, wajah Tiffany masih terlihat seperti gadis berusia 15 tahun. Meskipun demikian, tubuhnya justru seksi. Sekalipun memakai celemek, lekukan tubuhnya tetap terlihat jelas.Michael telah bertemu banyak wanita. Harus diakui bahwa paras dan tubuh Tiffany termasuk dalam sepuluh besar. Terutama matanya yang jernih. Cahaya matahari yang menyinari dari jendela pun membuat Tiffany tampak makin bening.Keindahan ini membuat Michael lupa pada semua yang terjadi di antaranya dengan Tiffany sebelum ini. Michael mendekat. "Pagi-pagi sudah pakai begini. Kamu mau rayu siapa?"Tiffany kebingungan. Memangnya apa yang dia pakai? Dia cuma pakai pakaian rumah dan celemek. Faktanya, jika ada pria yang menaksir seorang wanita, meskipun wanita itu hanya memakai karung, mereka tetap akan tergoda.Michael pun yakin Tiffany sedang menggodanya. Tanpa sungkan sedikit pun, dia mendek
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 153

Sean memeluk Tiffany dan menghiburnya. Sesaat kemudian, Tiffany baru merasa lebih tenang. Kemudian, Sean berkata dengan nada datar, "Chaplin, lepaskan dia."Chaplin mengernyit dan menolak, "Nggak mau! Aku ingin membunuhnya!"Ketika mendengar respons lantang ini, tubuh Michael tak kuasa bergidik. Sean pun terkekeh-kekeh. "Dia kakakku, nggak boleh dibunuh. Tapi, kamu boleh memukulnya.""Oh, oke." Chaplin mengiakan, lalu meninju wajah Michael. Michael benar-benar menyesal karena tidak membawa pengawal kemari."Aku nggak nyangka kamu bakal datang pagi-pagi untuk membuat masalah. Sepertinya kamu terlalu senggang," ujar Sean sambil menggerakkan kursi rodanya ke ruang makan. Tiffany bergegas bangkit dan mengikuti untuk membantu.Sementara itu, Michael telah dilepaskan oleh Chaplin. Dia mengelus wajahnya yang sakit, lalu duduk di sofa. "Kamu juga membuat masalah larut malam. Aku datang kemari cuma untuk membalasmu."Semalam, Michael sedang tidur dengan nyenyak saat Grup Maheswari mendapatkan p
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 154

Sean tertawa. "Kalau butuh bantuan, kamu seharusnya merendah sedikit. Bersikap yang baik dan minta maaf pada Tiffany. Dengan begini, mungkin aku bakal membantumu."Sebenarnya Ronny tidak bodoh. Dia tahu putranya tidak pintar dalam negosiasi bisnis. Pesanan yang direbut oleh Sean semalam sebenarnya adalah milik Grup Ronny. Karena ingin mengukuhkan posisi Michael di perusahaan, Ronny menyerahkan pesanan itu kepadanya.Sebagai seorang ayah, sekalipun Michael hanya lumpur tak berguna, Ronny harus membuatnya menjadi tembok yang kokoh. Alhasil, satu hari sebelum tanda tangan kontrak, proyek malah direbut oleh tim Sean.Bahkan setelah mendapatkan pesanan itu, Sean membayar beberapa wartawan surat kabar untuk menjadikan berita ini berita utama. Dari pukul 12 malam, berbagai kantor media sibuk memberi selamat kepada Sean dan memujinya. Tujuannya supaya Ronny tahu orang di balik Grup Maheswari adalah Sean.Sean ingin membuat Ronny dan Michael datang dan meminta bantuan padanya. Lagi pula, bisnis
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 155

Sebelum Tiffany menghabiskan susu kedelainya, Ronny membawa masuk Michael yang pergi dengan marah tadi."Sean, maaf karena aku nggak mendidik Michael dengan baik. Aku mewakilinya minta maaf padamu dan Tiffany," ucap Ronny dengan ekspresi menyesal.Sean tersenyum. Meskipun tahu permintaan maaf ini palsu, setidaknya Ronny lebih serius dalam sandiwaranya daripada Michael.Tiffany meletakkan gelasnya tanpa merespons. Setahunya, paman kedua Sean ini punya sikap yang dingin dan serius. Tiffany sampai tidak berani berkata-kata saat berhadapan dengannya. Ronny memiliki karisma yang bisa membuat orang takut.Jelas-jelas mereka sekeluarga. Darmawan memang berwibawa, tetapi terkesan jauh lebih lembut daripada Ronny."Paman Ronny, aku nggak ngerti kamu bilang apa," ujar Sean sambil menyunggingkan bibirnya. "Kak Michael saja bilang dia nggak buat salah dan nggak perlu minta maaf."Suara Sean terdengar rendah dan lantang. Ini membuat sorot mata Ronny menjadi suram. Ronny sontak menarik Michael dan m
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 156

"Rekam dia. Aku mau bukti sebagai jaminan. Kalau Kak Michael masih berani macam-macam dengan Tiffany lain kali ...." Sean menyesap tehnya dengan santai.Kemudian, Sean melirik Ronny dari sutra hitamnya dan meneruskan, "Kalau kejadian seperti ini terulang lagi, aku bakal menyebarkan rekaman ini ke internet."Usai berbicara, Sean tidak lupa menambahkan pukulan untuk Ronny. "Gimana, Paman? Kamu rasa ideku ini bagus nggak?"Ronny menggertakkan giginya. Namun, nada bicaranya tetap dipenuhi belas kasih. "Sangat bagus. Michael memang bodoh. Dia juga pelupa. Dengan cara ini, dia nggak mungkin lupa lagi."Sean tersenyum tipis. "Paman Ronny memang bijaksana."Chaplin pun mengambil ponselnya, lalu mengarahkannya ke wajah Michael. "Lihat kemari!""Lihat bapakmu!" maki Michael sambil menggertakkan giginya. Ini jelas-jelas adalah penghinaan besar! Kalau sampai video ini tersebar, bagaimana dia bisa berkarier lagi di masa depan? Dia juga akan kehilangan teman! Namun ...."Cepat minta maaf pada Tiffan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 157

Begitu mendengarnya, Michael akhirnya tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia menggertakkan gigi dan menyerbu ke depan. "Kamu mempermainkan kami ya?"Ronny menarik Michael dengan tenang. "Sean, kamu nggak seharusnya begini. Aku pamanmu. Selain itu, aku yang mendapat pesanan itu duluan. Kamu tiba-tiba merebutnya begitu saja. Aku mengerti ambisimu. Tapi, agak kelewatan kalau kamu menolak kerja sama ini, 'kan?"Ronny menarik napas dalam-dalam. "Begini saja. Aku bakal mengalah sedikit. Kamu 60%, aku 40%. Gimana?""Aku mau 70% dan 30%," sahut Sean yang tersenyum tipis."Kamu ini!" Michael menggertakkan giginya. Grup Ronny awalnya bisa mendapat 100% dari pesanan ini. Kini, pesanan itu direbut oleh Sean dan Sean meminta pembagian 70 serta 30 persen? Bukankah ini namanya memberi uang kepada Sean."Sepakat." Ronny memejamkan matanya dan berdeham. "Aku akan suruh orang membuat kontrak sekarang juga. Hari ini kita tanda tangan kontrak.""Oke." Sean tersenyum tipis. "Kalian sudah boleh pergi."Tata
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 158

"Coba kamu pikirkan. Grup Ronny dan Grup Maheswari kerja sama untuk mengerjakan proyek ini, atau proyek ini direbut oleh Grup Maheswari yang lebih enak didengar?" tanya Ronny.Michael tidak memahami lika-liku di dunia bisnis. Dia hanya tahu dirinya diperlakukan tidak adil."Tapi ...."Ronny sontak memelototinya. "Lain kali lebih cerdas sedikit! Orang luar nggak peduli berapa persen keuntungan yang kita dapat. Mereka cuma tahu Grup Ronny dan Grup Maheswari bekerja sama." Michael mencebik. "Tapi, kita tetap saja rugi.""Hehe." Ronny terkekeh-kekeh dan memicingkan matanya. "Grup Maheswari yang mengambil pesanan ini dan menandatangani kontrak. Jadi, kalau ada yang salah dengan kualitasnya, Sean yang akan dimintai pertanggungjawaban. Ini akibat dari mengambil keuntungan dariku."Sambil berbicara, Ronny menyalakan sebatang rokok. "Ketika saat itu tiba, akan ada berita tentang kualitas pakaian Grup Maheswari yang nggak memenuhi standar."....Ketika Tiffany dan Sean sama-sama tiba di Grup Ma
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 159

Setiap patah yang dilontarkan para wanita itu sungguh menyayat hati Tiffany. Tangannya yang memegang gelas mulai bergetar. Dia semula merasa senang karena punya suami yang begitu pintar berbisnis. Siapa sangka, malah ada yang mengatainya seperti ini di belakang.Namun, yang dikatakan mereka tidak salah. Sejak Tiffany menjabat sebagai presdir, dia tidak pernah melakukan apa pun untuk Grup Maheswari.Bahkan, ketika Sean sibuk bernegosiasi semalam, Tiffany sibuk dengan urusannya sendiri. Sesudah Sean meraih kesuksesan, Tiffany malah menikmati pujian dan hasilnya begitu saja. Sepertinya ... dia memang tidak berguna."Bu ... Bu Tiffany!" panggil seseorang yang tidak sengaja membenturnya. Seketika, suasana di ruang pantri pun menjadi hening.Tiffany menyapa staf itu, lalu memasuki ruang pantri. Para wanita yang menggosipi Tiffany tadi pun hanya bisa berdiri di tempat sambil menatapnya. Penampilan mereka cukup modis, berbeda dengan Tiffany.Di bawah tatapan para wanita itu, Tiffany mengambil
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 160

"Kita berbeda! Aku bisa lihat, kamu nggak bisa! Di sini sangat bahaya!" Tiffany menggigit bibirnya."Kalau tahu bahaya, kamu seharusnya menemaniku." Sean mendongak, merasakan angin di rooftop. "Aku sudah lama nggak datang ke tempat tinggi seperti ini dan menikmati angin dingin."Tiffany sontak terperangah. Dia bertanya, "Sayang, kamu mau menikmati angin di sini?"Sean mengangguk. "Kamu harus menemaniku. Aku nggak bisa lihat. Kamu mataku."Tiffany termangu. Sesaat kemudian, dia menunduk dengan kecewa. "Sebenarnya Chaplin yang lebih pantas disebut begitu. Dia kuat. Dia bukan cuma bisa jadi matamu, tapi juga bisa melindungimu. Aku ....""Di mataku, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu." Sean tersenyum dan menyentuh tangan Tiffany yang memegang kursi rodanya. "Tiff, kamu tahu berapa banyak kritikan dan hinaan yang kudapat sejak kecil?"Tiffany tidak merespons. Dia tentu tahu. Liam saja bisa mengatakan di depan Sean bahwa nasib Sean tidak bagus, apalagi orang lain.Suara Sean terdengar
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
33
DMCA.com Protection Status