All Chapters of Jodoh Salah Tarik 2: JERAT CINTA TEMAN KAKAKKU: Chapter 81 - Chapter 90

157 Chapters

Bab 80. Yang Diketahui Kayla

William melihat Kayla yang sepertinya sangat damai dalam tidurnya, Dia mengambil ponsel Kayla dan meletakkannya di atas meja, saat akan menarik selimut untuk istrinya itu, tiba-tiba Kayla membuka matanya. “Kak Will sudah selesai?” tanyanya dengan suara serak. William mengangguk pelan. “Kalau masih mengantuk tidur saja. Istirahat yang cukup.” Bukan mengindahkan ucapan Wililam, Kayla malah berusaha untuk membenarkan posisi duduknya. “Kalo aku tiduran terus, gak enak sama orang yang matanya bisa on hampir 24 jam.” Kayla tersenyum melihat ke arah William. William menggeleng-gelengkan kepalanya sejenak lalu menjawab, “Jangan mengada-ada.” “Kak Will,” panggil Kayla saat pria itu masih berdiri membelakanginya hendak mengambil sesuatu di laci kabin atas. Belum sempat William menoleh ke arahnya, dia merasakan kalau saat ini Kayla sudah memeluknya dari belakang. Hal ini membuat gerakannya terhenti mendadak. “Terima kasih,” ucap Kayla sambil membenamkan wajahnya ke punggung William. Seje
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 81. Pertanyaan Kayla

Fakta yang dia dapati ini benar-benar membuatnya tercengang tak percaya. Semua bayangan itu berputar di dalam kepalanya. Wajar saja semuanya terasa lebih mudah bagi William! Ternyata selama ini Pria itu adalah seorang yang punya pengaruh besar! Lantas kenapa dia tidak bisa menemukan nama William di struktur organisasinya? Kayla kembali membuka file yang sempat diunduhnya saat bekerja di sana, sekali lagi dia memastikan struktur organisasi Ellysium Luminar pusat tidak terdapat nama William, namun ternyata ada hal yang luput dari pengamatannya, di sana yang menjabat sebagai CEO adalah pejabat sementara. Dari sini akhirnya semua fakta ini menjadi terang benderang! “Ternyata memang benar-benar dia ….” Kayla berkata dengan napas yang tertahan. Beberapa Kali Kayla mengatur pernapasannya, dia masih tidak menyangka kalau suaminya, adalah orang yang punya pengaruh sebesar itu! “Tunggu! Apa … Stella tau tentang ini?” tanya Kayla pada dirinya sendiri. Dia lalu mencari aplikasi pesan untuk m
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 82. Pemikiran Kayla

William diam sejenak saat Kayla berkata demikian, raut wajahnya nampak bingung. Sementara Kayla menatap William dengan tatapan yang cukup intens.“Kenapa Kak Will tidak bilang padaku siapa sebenarnya Kak Will?” Kini Kayla berkata dengan cukup penekanan di kalimatnya.“Siapa sebenarnya?” William masih tidak mengerti dengan ucapan Kayla.“Hm,” ucap Kayla singkat lalu mengangguk. Sekarang dia membenarkan posisinya dari yang awalnya bersandar di dada William, sekarang menegakkan punggungnya, tatapannya makin tajam kepada pria itu. “Kak Will mau sampai kapan menyimpan semuanya? Apa mau memberikanku kejutan yang membuatku sampai pingsan?”William terlihat kebingungan. “Sebentar, maksud kamu bagaimana, Kay?” William berkata dengan nada yang cukup lembut.“Kak Will CEO Ellysium Luminar, kan?” Nada suara Kayla terkesan tinggi dan membuat William diam sejenak.“Kenapa? Kak Will masih mau terus menyembunyikannya dariku?” Kayla berkata dengan menghela napas berat.“Tunggu sebentar,” ucap William d
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 83. Etiket Dasar Nyonya William

Pernyataaan Kayla barusan membuat William makin heran. “Kenapa kamu minta maaf? Sepertinya kesalahpahaman ini karena aku tidak meluangkan banyak waktu untuk menceritakan banyak hal padamu.”Kayla menggeleng. “Sepertinya aku benar-benar kurang memahamimu,” ucap Kayla dengan menghela napas berat.“Tidak, Kay, sepertinya aku yang tidak terlalu terbuka masalah ini. Ke depan, aku janji akan menceritakan padamu dengan jelas agar tidak salah paham.” William menggenggam hangat tangan Kayla.Kayla menunduk lalu mengangguk, dia kemudian teringat lagi dengan sahabatnya dan melihat ke arah William, “Apa … Stella tahu tentang hal ini?”William diam sejenak dan mengangguk.“Artinya si Dan … ehm, maksudku … dia juga tahu?” Kayla tidak meneruskan menyebut nama mantan pacarnya itu, karena Kayla paham sekali kalau William akan mengubah raut wajahnya menjadi gelap kalau dirinya mengatakan hal itu.William kembali mengangguk.“Lalu … apa Kak Ghafa dan keluargaku juga tahu tentang Kak William?” tanya Kayla
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 84. Bertemu Keluarga Drake

Setelah beres-beres dan membersihkan dirinya, Kayla mendengar pintu diketuk dari luar. Gegas dia berjalan ke arah pintu dan mendapati pelayan membawa makanan sesuai dengan ucapan William tadi.Awalnya Kayla berpikir kalau mereka hanya membawa makanan dengan baki, tapi nyatanya permintaan William itu cukup banyak hingga pelayan membawa makanan itu dengan troli makanan layaknya di hotel berbintang!“Nyonya, ini makan malamnya.” Marco berkata pada Kayla dengan rasa hormat dan sedikit membungkukkan badannya.Setidaknya Kayla harus menyeimbangkan bagaimana harus bersikap. “Tolong bawa ke dalam saja.” Kayla membukakan pintu kamar dengan lebar dan mempersilakan pelayan itu untuk masuk.Tepat setelah mereka keluar dan Kayla menutup pintu kamar, William keluar dari dalam kamar mandi.“Makanannya sudah datang?” tanya William.Kayla mengangguk sambil melipat kedua tangannya di depan dada sambil melihat ke atas meja yang ada di kamar ini.“Kenapa?” William berjalan mendekati Kayla.“Tidak, aku han
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 85. Awal Pembicaraan dengan Walter Drake

Kayla menelan ludah dengan susah payah, pikirannya penuh dengan berbagai spekulasi liar. Sorot matanya melirik ke arah William, pria yang kini duduk di sebelahnya. Wajahnya tetap datar, tak sedikit pun memperlihatkan emosi."Seperti yang kukatakan sebelumnya, dia adalah Kayla, istriku." Suara William terdengar tegas, menusuk keheningan yang menggantung.Kayla mendongak, terkejut sekaligus gugup. William meliriknya, memberikan anggukan kecil."Kayla, kenalkan. Mereka adalah kakek dan nenekku, Tuan Walter Drake dan Nyonya Daisy Drake." Suara William terdengar lebih santai saat memperkenalkan kedua orang tua itu.Kayla tersenyum kaku, mencoba meredam gemetar di tangannya. "Selamat pagi, Kakek, Nenek," sapanya dengan suara bergetar.Daisy membalas dengan anggukan kecil dan senyum tipis, sementara Walter hanya menggerakkan kepala tanpa ekspresi. Atmosfer di ruangan itu begitu kaku, seolah udara tak bisa mengalir dengan leluasa."Duduklah. Mari kita sarapan," ucap Daisy, nadanya sedikit lebi
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 86. Kayla di Meja Penghakiman?

Kayla merasakan gelombang emosi berdesir di dadanya. Untuk sesaat, dia panik dan bingung, tetapi dia berusaha menjaga ketenangan yang terpancar di wajahnya. Dia tahu, sejak menyadari siapa William sebenarnya, hidupnya tidak akan pernah berjalan seperti biasa lagi. Sosok William bukan hanya sekadar pria biasa; dia adalah seseorang yang punya dunia berbeda, penuh dengan tanggung jawab besar, dan keluarga yang tidak mudah untuk dihadapi. Berusaha untuk tetap tenang, Kayla akhirnya bicara, suaranya terdengar stabil meskipun hatinya sedikit bergetar. “Saya lahir dari keluarga yang cukup bahagia dan dekat satu sama lain. Keluarga yang hangat, yang selalu membuat saya merasa terlindungi dan nyaman. Itulah sebabnya saya selalu ingat untuk pulang,” katanya, dengan pandangan tulus mengarah ke Walter Drake, kakek William. Ucapan Kayla membawa hawa keheningan ke dalam ruangan. Walter menatap Kayla dengan kilatan mata tajam dan penuh penilaian. Di sisi lain, William tampak sedikit terkejut mend
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 87. Ketegangan

Setelah Daisy membawa Kayla menjauh dari ruangan itu, Walter melihat tajam ke arah cucunya. William masih duduk dengan tenang di hadapan Walter Drake, meskipun pikirannya tengah berkecamuk. Dia tahu, percakapan ini tidak akan mudah, tetapi sejak awal dia sudah mempersiapkan diri. Walter bukan pria yang bisa diajak berdiskusi dengan santai, apalagi menyangkut sesuatu yang dianggap melawan kehendaknya. “Kamu pulang hanya untuk menikah?” tanya Walter dingin, tanpa basa-basi. Suaranya datar, namun menusuk seperti jarum yang menembus lapisan pertahanan William. William mengangkat dagunya sedikit, mencoba menunjukkan ketegasan meskipun ada rasa lelah di balik matanya. “Kakek menyuruhku untuk menikah, kan? Aku sudah menikah sekarang,” jawabnya tanpa ragu. Alih-alih menerima jawaban itu dengan baik, Walter mendengus kecil. “Kamu pikir semudah itu, Will?” Nada suaranya rendah, tetapi penuh ketidaksukaan. “Kek, aku sudah menikah secara resmi, sesuai dengan hukum negara dan agama. Tidak
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 88. Ujian Kayla

Langkah-langkah Daisy dan Kayla bergema di sepanjang lorong menuju dapur. Kesunyian yang menyelimuti mereka membuat suasana terasa semakin menegangkan. Kayla hanya bisa mengikuti wanita itu dengan perasaan cemas yang perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Daisy, ini terasa berbeda seperti sebelumnya yang seolah-olah terasa dia cukup hangat.Sesampainya di dapur, dua pelayan yang sedang membereskan meja langsung membungkuk hormat.“Ada yang bisa kami bantu, Nyonya?” tanya salah satu pelayan dengan sopan.“Keluarlah, tinggalkan kami berdua,” ucap Daisy dengan nada dingin yang tak memberikan ruang untuk pertanyaan.Tanpa banyak bicara, kedua pelayan itu segera meninggalkan dapur. Kayla hanya bisa berdiri kaku, menatap Daisy yang kini duduk di salah satu kursi dekat meja besar. Hening sejenak, hanya terdengar suara langkah terakhir para pelayan yang perlahan menghilang di balik pintu. “Kayla, itu namamu, kan?” Daisya berkata datar melihat ke
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 89. Aku Tahu Suamiku

Setelah ketegangannya dengan sang kakek, William masuk ke kamarnya, di ruangan ini ada ruang kerja khusus untuk dirinya. Dia duduk di depan layar komputer yang mati, memikirkan apa yang harus dia lakukan ke depannya. Pikirannya berkecamuk hebat, walaupun dia sudah memikirkan matang-matang rencana ini dan tahu akan menjadi seperti ini, tetapi dia tetap nekat melakukannya karena berharap hasilnya akan berbeda. Namun, siapa sangka kenyataan malah sesuai dengan apa yang dia pikirkan sebelumnya. Kembali terlihat William menghela napas berat, pikirannya makin bertumpuk saja, apalagi saat ini, dia sedang ditekan oleh sang kakek untuk mendapatkan mega proyek yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan besar dari Uni Eropa, dan target ini harus bisa diwujudkan dalam tahun ini.Ponselnya berdering, Gabriel menghubunginya, lekas dia menerima panggilan tersebut.“Ada hal penting apa Gab?” tanyanya.“Will, bagaimana masalahmu? Apa cukup besar? Apa aku harus menjemputmu dari sana dan pulang ke r
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status