Semua Bab Jodoh Salah Tarik 2: JERAT CINTA TEMAN KAKAKKU: Bab 101 - Bab 110

157 Bab

Bab 100. Pembatas yang Dibuat William

Suasana benar-benar menjadi sedikit dingin, namun Laura tetap memberikan senyum hangat padanya. Tangannya menggantung di udara beberapa saat sebelum akhirnya William menjabat tangannya sesaat. Tatapan Laura penuh rasa ingin tahu, tetapi William tetap menjaga ekspresi datarnya yang khas.“Will, sudah lama aku tidak melihatmu! Ternyata dunia ini benar-benar kecil, ya!” kata Laura sambil tersenyum, lalu mengambil tempat duduk di salah satu kursi di hadapan William. Gesturnya anggun, namun ada aura intens yang membuat suasana ruangan terasa lebih sempit dari seharusnya.William hanya menatapnya sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya. “Aku datang kemari untuk membahas bisnis dengan ayahmu,” jawabnya singkat, tanpa basa-basi cukup tepat sasaran.Kalimat itu segera membuat wajah Laura sedikit berubah. Namun, ia cepat-cepat kembali tersenyum, mencoba mengatasi canggung yang muncul. “Bisnis itu penting, Will, tapi hidup juga perlu warna, kan? Kadang kita harus keluar dari rutinitas untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 101. Rencana William

Kayla menatap layar ponselnya dengan alis berkerut. Matanya membelalak ketika melihat gambar yang muncul di layar. Sebuah foto yang menunjukkan William duduk berhadapan dengan seorang wanita cantik dan mempesona. Wanita itu tersenyum lebar, tawa bahagianya terlihat jelas. William, di sisi lain, hanya tampak dari sudut menyamping, membuat ekspresi wajahnya sulit ditebak. Kayla menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang tiba-tiba terasa bergejolak. Ia memperbesar gambar itu, memperhatikan setiap detail dengan teliti. Setelah beberapa kali mengamati, Kayla menyadari bahwa pertemuan tersebut tidak hanya dihadiri William dan wanita itu saja. Ada beberapa elemen latar belakang yang menunjukkan kehadiran orang lain. Senyum getir muncul di bibirnya. “Mereka pikir aku sebodoh itu untuk percaya begitu saja?” gumamnya dengan nada penuh ironi. Ia meletakkan ponselnya sejenak, mencoba mencari jawaban di balik gambar itu. Kayla menimbang untuk menghubungi William. Namun, ia menah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 102. Menggoda Kayla

Kayla kembali ke kamar membawa sepiring camilan yang telah ia buat sebelumnya. Namun, kemudian dia mendapati William duduk termenung di tepi tempat tidur. Punggung tegap pria itu sedikit membungkuk, tangannya terlipat di atas lutut, dan tatapan matanya menerawang ke arah jendela. Ada sesuatu di dalam sorot matanya—sebuah kerumitan yang sulit dijelaskan.“Kak, camilannya sudah siap. Mau coba?” Kayla tersenyum, meletakkan piring di atas meja kecil di samping tempat tidur sambil memecahkan pikiran William.William menatap Kayla, lalu mengangguk pelan. “Terima kasih.”Kayla duduk di sebelah William, memperhatikan wajah suaminya dengan seksama. “Kak, ada yang mau diceritakan?” tanyanya hati-hati.William menggeleng. “Tidak ada apa-apa, Kay.”“Tapi aku merasa ada sesuatu,” balas Kayla pelan.William tersenyum, lalu meraih tangan Kayla. “Bukannya kamu penasaran akan sesuatu, Kay?”Kayla mengerutkan keningnya.“Yakin tidak mau tanya padaku?” William berkata mendesak dengan nada sedikit menggod
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 103. Telepon Kakek

Kayla menunduk, wajahnya memerah karena ucapan William barusan. Ia mencoba menahan senyumnya, tapi tidak berhasil. Tangannya bergerak memainkan renda yang ada di ujung baju dengan telunjuknya, berusaha mengalihkan perhatian dari perasaan hangat yang merayap di dadanya. “Kak Will ini … suka sekali bikin aku malu,” gumam Kayla pelan, tapi cukup keras untuk didengar William. William tertawa kecil, meletakkan piring stik keju ke meja di depannya. Ia menatap Kayla dengan lembut, senyumnya penuh arti. “Bukannya aku bikin kamu malu, tapi aku cuma jujur.” “Jujur apanya? Itu kan jelas-jelas gombal!” Kayla mendengkus, mencoba mengusir rasa malunya dengan nada yang sedikit protes. William mendekatkan tubuhnya, membuat Kayla secara refleks bergeser sedikit ke samping. Tapi sofa itu terlalu sempit, hingga akhirnya Kayla tak punya ruang untuk menjauh lagi. “Kenapa mundur? Takut, ya?” goda William lagi, suaranya rendah, tapi nadanya terdengar main-main. Kayla mendongak, menatap William dengan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 104. Sebuah Isyarat

Suara Walter terdengar tegas dan dingin, membuat William merasa terpojok sejak awal. Pagi itu, suasana hati William sudah kacau sejak telepon berdering. Dia tahu persis arah pembicaraan ini, terutama setelah dia memutuskan untuk menentang aturan kakeknya semalam dengan memberitahukan pada Laura kalau dia sudah menikah, sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.“William! Katakan padaku, apa yang kamu perbuat sampai dia menjadi seperti itu?!” Walter kembali bertanya padanya dengan suara yang cukup tajam.William menghela napas panjang. Kali ini, dia tak berniat menyembunyikan ketidaksenangannya. “Aku tidak menyangka sepagi ini kakek menghubungiku hanya untuk bertanya hal yang tidak ada kepentingan mendesak terkait dengan pekerjaan.”“Apa kamu bilang?! Apa menurutmu ini tidak ada kepentingannya? Apa kamu sudah mulai bodoh setelah menikah, Will?” Suara Walter makin dingin, tetapi William bisa merasakan gejolak emosi yang cukup tinggi saat ini.“Soal suasana hati ini, Kakek tahu ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 105. Permintaan Maaf dan Penyesalan

Di sisi lain, William duduk di dalam mobil dengan ekspresi yang sulit ditebak. Gabriel melirik ke arahnya melalui kaca spion, mencoba menilai suasana hati atasannya.“Bos, sepertinya kalian sudah menyelesaikan masalah salah paham akibat gambar yang dikirimkan oleh sekretarismu itu ke Kayla, ya?” tanya Gabriel dengan santai, karena dia hanya ingin mencairkan suasana.William tidak menjawab dia hanya menghela napas dalam.“Kenapa lagi? Masih ada hal baru yang belum aku ketahui?” tanya Gabriel penasaran.“Kita ke rumah Kakek dulu.” William berkata singkat.Hal ini memicu pertanyaan yang makin membuat Gabriel penasaran. “Apa kamu mau membuat kekacauan di sana?!”Kembali William menghembuskan napas dengan kasar mendengar pertanyaan Gabriel barusan.“Kamu bicara apa sih?! Apa menurutmu ini bisa diselesaikan dengan membuat kekacauan?!” Nada bicara William terdengar tidak suka.“Maaf-maaf. lagipula, ditanya malah diam-diam begitu. Ingat aku ini bukan dukun atau jin yang bisa nebak isi otak ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 106. Penawaran Kesepakatan

William tidak terlalu banyak berpikir tentang pembicaraannya dengan Daisy barusan. Yang terpikir olehnya saat ini adalah menghadapi sang kakek, Walter, yang pasti akan sangat marah padanya terkait pertemuannya dengan Laura semalam.Benar saja, ketika William membuka pintu ruang kerja Walter, pemandangan yang menyambutnya langsung membuat dadanya terasa sesak. Walter duduk di sofa dengan postur tegap, menatap cucunya dengan pandangan tajam penuh intimidasi. Suasana ruangan yang sudah dingin terasa semakin mencekam. Aura Walter yang kuat seolah menyerap setiap percik energi positif pagi itu.“William, kau datang tepat waktu. Duduklah,” ujar Walter dengan nada berat, menyiratkan bahwa ini bukan sekadar pertemuan biasa.William mengangguk tanpa banyak bicara, lalu mengambil tempat duduk di sofa yang berseberangan dengan kakeknya. Ia tahu, percakapan ini tidak akan berakhir baik.Walter memulai pembicaraan dengan suara rendah tetapi penuh tekanan. “Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya ada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 107. Akan Diusir

Kayla terlihat sangat bersemangat saat akan memasak makan siang untuk dibawa ke kantor William, hal ini juga bisa dirasakan oleh Rose, yang saat ini sedang membantu Kayla memasak di dapur.“Nyonya sangat bahagia menyiapkan makan siang untuk Tuan William,” ucap Rose pada Kayla ditengah kesibukan mereka.Kayla tersenyum mendengarnya. “Karena semua ini harus disiapkan dengan hati yang bahagia, Bibi, dengan begitu makanan yang kita buat akan terasa nikmat, karena ada cinta di dalamnya.”“Nyonya, Anda benar-benar istri yang sangat baik.” Rose memujinya.Kayla tertawa rendah. “Bibi bisa saja. Bukankah kita tentunya harus menjadi istri yang baik untuk suami kita sendiri.”“Anda benar, Nyonya.” Rose berkata dengan penuh semangat.Tidak begitu lama kegiatan mereka selesai. Kayla memasukkan sendiri makanan itu ke dalam kotak makanan yang akan dibawa oleh Kayla kepada suaminya lalu meletakkannya di atas meja.“Bi, aku ke atas dulu,” ucap Kayla pada Rose lalu pergi ke kamarnya.Sesampainya di kama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 108. Keadaan Sedikit Tegang

“Nenek …?” gumam Kayla pelan nyaris tak terdengar.Daisy, dengan penampilan anggun berdiri di dekat pintu masuk, tatapannya tajam namun penuh wibawa. Wanita itu berjalan dengan langkah pasti mendekati Kayla, dia lalu melihat ke sekitar mereka. Baik satpam maupun resepsionis itu tertunduk melihat Daisy.“Kenapa kalian berlaku tidak sopan dengan keluarga kami?” Daisy berkata dengan nada dingin.“Ma-maaf Nyonya besar, kami benar-benar tidak tahu, karena … banyak wanita yang sering datang ke tempat ini dan mengaku-ngaku sebagai orang-orang yang dekat dengan Tuan William, kami hanya ingin menjalankan prosedur keamanan saja dan Nona ini mengaku sebagai istri dari Tuan William.” Resepsionis itu menjelaskanDaisy tidak menghiraukan penjelasan yang diberikan wanita muda itu, dia menghampiri Kayla dengan cepat.“Kayla, apa kamu tidak apa-apa?” tanya Daisy dengan nada khawatir dan penuh perhatian.Kayla diam sejenak, banyak hal yang berkecamuk dalam kepalanya yang dia tidak mengerti, nenek Willia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 109. Suasana Mencair

William berusaha untuk tetap tenang, tetapi baru kali ini dia benar-benar tak mampu menutupi rasa kekhawatirannya. Khawatir akan kesalahpahaman Kayla dengan kejadian barusan, dan juga kalimat yang dilontarkan oleh Laura sedikit banyak, jelas akan menimbulkan kesalahpahaman.Tanpa berkata apa-apa, William dengan cepat menggenggam tangan Kayla dan menariknya menuju ruangannya. Kayla sedikit terkejut dengan gerakan mendadak itu tetapi membiarkannya. Ia tahu suaminya sedang mencoba menjelaskan sesuatu.Begitu sampai di ruangannya, William menutup pintu dan memastikan tidak ada orang yang mendengar mereka. Ia menatap Kayla dengan ekspresi penuh penyesalan.“Kay, aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi dengar dulu,” ujar William, suaranya lembut tetapi tegas. Kayla memberikan respons dengan mengangguk-anggukan kepalanya perlahan.“Laura itu … dia hanya datang untuk memberikan penawaran kerjasama terkait proyek besar Ellysium dengan perusahaan mereka yang basenya ada di–”“Tidak perlu menjelask
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status