Kai hanya bisa menatap punggung Sera yang bergerak dalam kesunyian, melakukan semua hal tanpa sepatah kata. Tidak ada suara perdebatan atau amarah. Kai merasa hampa, seperti ada kekosongan yang tidak bisa ia isi tanpa kehadiran Sera.Pagi itu, ia berharap setidaknya bisa memeluk istrinya—meminta pengertian, meski hanya dengan isyarat tanpa kata. Namun, saat ia mendekati Sera dan hendak menyentuhnya, wanita itu menjauh, menjaga jarak, lalu dengan suara yang nyaris berbisik, berkata, “Aku mau pulang ke rumah Mama untuk sementara.”Kalimat itu menghantam Kai. Dia tahu situasi ini sulit untuk Sera, tetapi melihat wanita yang dicintainya lebih memilih pergi meninggalkannya, bahkan tanpa berdebat, membuat dadanya terasa berat. Kai terdiam sejenak, tenggelam dalam pikiran. Janjinya kepada Fara, ibu mertuanya, terngiang kembali di benaknya.“Mama maafkan kali ini, Kai. Tapi jika suatu hari nanti Sera memutuskan untuk meninggalkanmu, Mama tidak akan ragu membawanya pergi. Mungkin hidupnya ti
Last Updated : 2024-11-15 Read more