Home / Pernikahan / Mari Bercerai, Paman Kai! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Mari Bercerai, Paman Kai!: Chapter 51 - Chapter 60

148 Chapters

Bab 51.

Suara heels setinggi tujuh senti menggema di seluruh ruangan, menarik perhatian banyak orang di lobi perkantoran itu. Sepasang kaki jenjang dalam balutan kemeja rapi itu menyita pandangan siapa pun yang lewat. Wanita cantik bak bintang film Hollywood itu melangkah dengan penuh percaya diri, membuat semua mata tertuju padanya.Keluarga besar Adnan memang terkenal akan pesona dan keanggunannya. Setiap kali salah satu dari mereka muncul, tak ada yang mampu mengalihkan perhatian. Namun, dia tak pernah di kenali dalam keluarga Adnan. Sosok wanita ini pun langsung menghidupkan suasana di lobi. "Halo, saya Lana dari kantor cabang New York. Bisakah saya bertemu dengan Tuan Kai?" tanyanya dengan ramah namun tegas kepada dua petugas concierge.Salah satu dari mereka segera tersenyum sopan dan menanggapi, "Apa Anda sudah membuat janji?"“Belum. Tapi bisakah Anda menanyakan apakah saya bisa menemuinya atau tidak?” Lana bertanya dengan ekspresi tenang, namun sorot matanya terlihat mantap."Silak
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 52.

“Awalnya mungkin tidak baik, Sera. Tapi, Tuhan tahu umatnya yang mana yang berusaha. Ibu yakin, baik kamu dan Kai sudah berusaha. Maaf kalau misalnya usaha Kai kurang maksimal. Tapi, Ibu yakin. Sangat yakin kalau anak ibu itu juga sedang mengusahakan yang terbaik. Jangan lelah dulu ya, Ra. Ibu, mohon.”Sera hanya diam. Permintaan itu terdengar tulus dari seorang wanita yang harus kehilangan suaminya hanya demi menemui menantunya di rumah sakit.Perasaan bersalah masih menghinggapi hatinya. Seandainya hari itu Sera tidak perlu kabur dan meminta cerai saja, mungkin tidak akan panjang begini urusannya. Tidak ada Papanya yang harus kembali mengalami masalah jantung, tidak juga ibunya yang harus terkena stroke.Apalagi, Ibu dan Papa mertuanya harus mengalami kecelakaan tragis itu.“Apa arti kata seandainya, kalau semuanya tidak bisa di ulang, Ra.” “Sera tersenyum kecut. Bingo! Ibu mertuanya memang seperti cenayang, tahu apa yang ada di pikirannya.“Semuanya sudah takdir. kalau sudah begitu
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 53.

Elli masuk ke dalam kamar dan menemukan Mamanya yang memang sedikit membaik, sedang menatapnya. Tangan dan kakinya sudah kembali ke posisi semula, meski bicara masih belum sempurna.Terapi yang dijalaninya sedikit membuahkan hasil. Elli tahu, ini semua berkat perawat yang menjaga Mama dan Papanya secara bergantian. Semua fasilitas yang diberikan keluarga Adnan memang tidak main-main, hingga kesembuhan ibunya terasa lebih cepat dari umumnya.Tidak ada alasan ia harus marah pada Sera, karena meskipun semua ini ulah Sera, anak itu tetap bertanggung jawab penuh meski jarang datang.Tapi, Elli merasa tidak puas. Sebagai anak pertama adiknya itu terlalu merasa di atas angin. Anak yang nilainya pas-pasan dan lebih banyak membuat malu orang tua itu, rasanya tampak bersinar hanya karena menikahi pria kaya. Sedangkan dirinya yang berusaha mati-matian pun, masih tidak menghasilkan apapun.“Mama cari anak mama yang selalu Mama banggakan itu?” ucap Elli dengan nada ketus, tak mampu menahan kekecew
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 54.

Wanita yang tampak jauh lebih tua dari usianya itu duduk lemah. Sakit yang ia derita selama dua bulan terakhir menggerogoti tubuhnya, membuatnya kurus dan pucat. Matanya yang lelah bertemu tatap dengan putri bungsunya yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.“Mama…” suara lirih Sera terdengar, dan tanpa menunggu, ia langsung menghambur ke pelukan ibunya. Wanita itu mendekap putrinya erat dan mengecup keningnya berulang kali. "Maafin Mama, Ra... Maafin Papa."Tangis Sera pecah, isaknya tertahan di bahu ibunya. “Sera yang harus minta maaf, Ma… Sera yang bikin Mama dan Papa jadi begini…” katanya dengan bahu yang bergetar hebat.Kai, berdiri tak jauh, memperhatikan dengan tatapan tak terbaca. Ia ingin mendekat dan menenangkan istrinya, namun tatapan tajam Fara—ibu mertuanya—membuatnya berhenti sejenak. Mata Fara memancarkan ketidaksukaan yang begitu jelas. Namun, Kai tak acuh dan memilih untuk mendekat, menyeret kursi untuk Sera dan menuntunnya duduk, lalu perlahan menyeka air mata
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 55.

Fara duduk sambil menyesap air hangat di tangannya. Irama detak jantung itu bagai musik yang mengalun memenuhi indera pendengarannya. Wanita itu kemudian memasuki ruangan suaminya dan duduk di sampingnya.“Bukannya sakit hidup seperti ini, Dan.” Fara menatap suaminya sendu. Pria yang entah sejak kapan berubah menjadi kasar dan penuh ambisi itu, sudah lama sosok Dani yang penyayang itu di rindukan Fara. Berharap suaminya berubah seperti saat awal-awal mereka menikah, tapi rasanya mustahil.“Pergilah, Dan. Anak-anak akan baik-baik saja denganku. Ikhlaskan. Kamu memangnya tidak ingin tidur dengan damai? Semuanya ini pasti menyakitkan dan melelahkan kan, Dan?”Fara bukannya tidak ingin suaminya itu bangun, tapi rasanya setelah mendengar penjelasan dokter, keadaan Dani yang tak akan sempurna seperti sebelumnya pasti akan membuat pria ini akan semakin tertekan.Fara mengingat hari dimana ia mengatakan bagaimana kondisi Sera setelah tidak pulang semalaman.“Aku sudah bilang, didik anak-ana
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 56.

Sera kembali ke rumah yang seperti sangkar emas baginya. Penuh kemewahan tapi membuat hatinya hampa.Halaman yang luas itu, memang asri karena ditumbuhi dengan bunga yang ditanam atas perintah ibu mertuanya.Perasaan dingin yang menyeruak itu perlahan menghangat saat tangan besar terasa memenuhi sela jemarinya yang kosong. Pria di sampingnya bahkan sudah memberikan senyum kecil di sudut bibirnya.‘Ini benar Mas Kai? Rasanya kayak mimpi.’ Hatinya masih bergolak sesekali ketika mendapati perlakuan berbeda Kai.Pria itu banyak berubah sejak menemui Mamanya. Bahkan, pria itu kini menarik tangannya lembut.Di pintu, Diani sudah merentangkan tangannya, seolah ia sudah siap menyambut Sera.“Ibu, kangen banget sama kamu, Ra.” Pelukan Diani erat. Wanita itu tulus mengatakannya karena ia memang kesepian di rumah besar peninggalan orang tua Samudera itu.Sera tersenyum, “Sera juga kangen jalan-jalan sama Ibu.”Wanita itu mengurai pelukannya lalu membenarkan anak-panak rambut Sera, “mulai sekaran
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 57.

Sera menatap kolam renang yang tersaji di depan jendela kamarnya. Rasanya menenangkan melihat air biru itu bergerak mengikuti angin.Tiba-tiba sebuah tangan sudah memeluknya dan mengusap perutnya lembut. Lehernya pun terasa hangat karena sapuan halus nafas pria yang kini sudah membenamkan wajahnya di ceruk leher Sera.Geli, tapi Sera membiarkannya. Sera menyukai aroma menenangkan pria di belakangnya. Aroma yang selalu menenangkannya itu sempat menghilang sehingga membuatnya gelisah di banyak waktu.Pria itu kemudian mengecup tengkuknya sebelum mengecup pipi Sera.“Ra, aku janji mau berubah. Jangan bilang kalimat itu lagi, ya?” tanya Kai dengan suara yang masih saja datar, tapi terdengar hangat di telinga Sera.“Tergantung. Kalau kamu nyuekin aku lagi, aku gak pakai ngomong, Mas. Aku kabur langsung aja.”Kai segera membalik istrinya dan menatapnya dalam. “Coba aja, aku pastikan kamu nyesel.”Sera mencebik, “kamu yang akan nyesel, Mas. Hidupmu gak akan tenang memperlakukan aku kayak git
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 58.

Ketiganya kini sudah berada di pemakaman yang memiliki fasilitas cukup bagus.Diani menghela nafasnya panjang. Sudah lama dia tidak lagi menginjakkan kaki di sana. Beberapa tahun ke belakang, ia bahkan belum pernah mengunjungi saudaranya yang sudah lebih dulu pergi.Kini, sepertinya ia akan lebih sering datang ke sana. Menemui pujaan hatinya yang pergi lebih dulu.“Ayo, Bu.” Ajakan Kai itu disertai dengan tangan yang sudah menggamit mesra tangan sang Ibu. Menantunya juga sudah merangkul lengannya, seolah ikut memberikan ketenangan pada Diani yang lututnya terasa bergetar. Kepercayaan dirinya untuk menemui suaminya memudar.Otaknya seolah menolak kenyataan bahwa suaminya itu telah tiada. Langkah kecilnya terhenti sempurna saat dari jauh ia melihat batu nisan baru di makam yang dulu beberapa kali dikunjunginya.Air matanya tak lagi bisa dibendung. Meski tak bersuara, air mata itu sudah menganak sungai. Pertahanan diri Diani roboh. Setelah dekat, wanita itu segera memeluk gundukan tan
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 59.

Kai terdiam di sudut ranjang. Matanya melihat ke arah karpet dengan tatapan kosong.Sera yang baru saja mandi untuk menghilangkan rasa lengket karena banyak berkeringat selama beraktivitas di luar, menghentikan langkahnya. Ia melihat suaminya itu kembali tidak bersemangat.Sosoknya menjelma menjadi Kai yang seperti biasanya, diam dan tidak banyak bicara. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi semenjak kepulangan mereka dari makam. SIfat Kai seolah berubah ke setelan awal saat bersama Sera.Sera memberanikan diri untuk mendekat, setidaknya kini ia sudah tidak lagi menjadi Sera yang hanya mau menerima dan diam saat suaminya menganggap dirinya tak ada.“Mas,” sapa Sera dengan tepukan di pundak pria itu.Kai tampak melihat ke arah istrinya dan tersenyum manis. “Sudah harum. Segar?”Sera mengangguk saja.Kai pun memeluk istrinya dan menyandarkan kepalanya di perut buncit sang istri. Pria itu tampak menghela nafas sesekali.“Kenapa, Mas?”Kai menggeleng.“Mas ingat almarhum Papa?” ucap Sera
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 60.

Lana berdiri di depan kantor Kai, menunggu pria itu selesai dengan kesibukannya. Sudah berkali-kali ia mencoba menemui Kai, tapi selalu diakhiri dengan penolakan. Kali ini, ia berharap Kai akan berubah pikiran, mau bicara dengannya meski hanya sebentar. Namun, ketika pintu kantor terbuka dan Kai melihat Lana berdiri di sana, ekspresi wajahnya segera berubah dingin.“Lana, sebaiknya kamu pulang,” ujar Kai dengan nada tegas, tanpa memberi ruang untuk perdebatan.“Tapi, Kai, kita belum selesai bicara… Aku hanya ingin meluruskan semuanya,” desak Lana, memandang Kai dengan harapan.Kai menarik napas dalam, berusaha sabar meski rasa jengkel perlahan menyeruak. "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Lana. Aku sudah memilih untuk fokus pada keluargaku. Datang seperti ini hanya akan membuat semuanya lebih rumit."Lana terdiam, menahan kekecewaan yang dalam. Tanpa sepatah kata lagi, Kai melangkah pergi, meninggalkan Lana yang berdiri terpaku dengan pandangan kosong. Setiap langkah yang diambi
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status