“Ra, anggaplah ini takdir. Memang harus seperti ini jalannya. Jangan buat diri kamu mengasihani diri sendiri, Nak.” Diani mengusap punggung tangan anak menantunya yang ia genggam sejak tadi.Diani menatap lekat wajah menantunya, “Kamu pasti pernah dengar, bahwa Tuhan memberi ujian sesuai dengan kapasitasmu. Ibu yakin kamu bisa. Makanya kamu ada di sini.”“Sera rasanya sudah hampir menyerah, Bu. Sera kadang-kadang bertanya, apa Tuhan gak salah menempatkan Sera dalam keadaan begini.” Ungkapan putus asa itu terasa menyayat hati Diani.Wanita paruh baya itu pikir kehidupan Kai dan Sera membaik, ternyata tidak. Soal Kai, mungkin Diani biasa memberitahunya, tapi soal perasaan Sera, Diani tidak bisa ikut campur lebih jauh.terlebih lagi, perasaan wanita dengan hormon kehamilannya sangat susah untuk di tebak. Perubahan suasana hati yang tak jelas, membuat Diani sendiri berhati-hati dalam mengatur kata-katanya.“Ra, ada Ibu. Jangan lupa juga, ada suamimu. Kami akan selalu ada buat kamu, Ra. Ka
Last Updated : 2024-10-29 Read more