Home / Pernikahan / Mari Bercerai, Paman Kai! / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mari Bercerai, Paman Kai!: Chapter 31 - Chapter 40

148 Chapters

Bab 31.

Diani berjalan dengan langkah pelan, menggandeng tangan menantunya, Sera. Mereka melewati lorong-lorong rumah sakit, menuju kamar di mana Fara dan Dani dirawat.Saat Diani melangkah masuk, matanya bergantian menatap Fara dan Dani, yang terbaring di brankar berbeda namun masih dalam satu ruangan, berjarak.‘Aku rindu kamu, Pa.’ Begitulah isi hati Diani saat ini. Seandainya suaminya masih bisa selamat, mungkin seperti ini lah bentuk kamar tempat mereka dirawat.“Masuk, Bu. Ruangan ini yang pesan Mas Kai sebelum kembali ke New York. Kemarin aku baru tahu kalau Ibu juga menempatkan perawat khusus buat Mama dan Papa. Terima kasih, Bu,” kata Sera sambil menggenggam tangan Diani.Diani hanya mengangguk saja. Rasanya ia tak pantas mendapatkan rasa terima kasih, ia cukup malu untuk berhadapan dengan orang tua Sera karena menyebabkan banyak kekacauan.“Ma, ini ada Ibu Diani. Ibunya Mas Kai,” ucap Sera sambil menepuk pundak Mamanya lembut.Wanita yang terlihat sangat kurus itu menoleh ke arah Di
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 32.

“Ra, anggaplah ini takdir. Memang harus seperti ini jalannya. Jangan buat diri kamu mengasihani diri sendiri, Nak.” Diani mengusap punggung tangan anak menantunya yang ia genggam sejak tadi.Diani menatap lekat wajah menantunya, “Kamu pasti pernah dengar, bahwa Tuhan memberi ujian sesuai dengan kapasitasmu. Ibu yakin kamu bisa. Makanya kamu ada di sini.”“Sera rasanya sudah hampir menyerah, Bu. Sera kadang-kadang bertanya, apa Tuhan gak salah menempatkan Sera dalam keadaan begini.” Ungkapan putus asa itu terasa menyayat hati Diani.Wanita paruh baya itu pikir kehidupan Kai dan Sera membaik, ternyata tidak. Soal Kai, mungkin Diani biasa memberitahunya, tapi soal perasaan Sera, Diani tidak bisa ikut campur lebih jauh.terlebih lagi, perasaan wanita dengan hormon kehamilannya sangat susah untuk di tebak. Perubahan suasana hati yang tak jelas, membuat Diani sendiri berhati-hati dalam mengatur kata-katanya.“Ra, ada Ibu. Jangan lupa juga, ada suamimu. Kami akan selalu ada buat kamu, Ra. Ka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 33.

Sera tak menyangka bahwa ia harus mengikuti rapat keluarga itu. Sepupu dan Kakak Kai semua hadir dalam rapat itu. Termasuk Kakak Ipar Diani, Berlian– juga turut hadir di sana.Tentu saja semuanya tidak menyangka bahwa Sera akan bergabung. Mereka kira, Sera tidak akan pernah tertarik dengan dunia bisnis. Padahal memang betul.Sera yang mengikuti permintaan ibu mertuanya memang tak pernah tahu bahwa akan di bawa ke gedung keluarga dan ikut rapat di sana.Apakah Sera terlihat muak dan bosan? Tidak. Dia justru merasa kagum dengan kepintaran semua orang diruangan itu, ia merasa bodoh saat ini.Jika Lana adalah mantan dari suaminya, ia tak meragukan itu sekarang. Wanita cantik dan cerdas itu, memang terlihat cocok dengan keluarga Adnan. Dibandingkan dengannya yang melakukan kebodohan setelah dinyatakan lulus sidang skripsi, keluarga itu sepertinya tidak melakukan kebodohan seperti yang ia lakukan.“Ra, ngelamun aja,” ucap Diani dengan senyum merekah. “Ibu masih mau ke kantor Abang Banyu, ka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 34.

Sera tak pernah menduga bahwa ibu mertuanya akan meninggalkannya begitu saja. Kini, ia terpaksa harus menunggu untuk pulang bersama Kai.Detik-detik berlalu hingga jarum jam mencapai angka lima sore. Kai pun mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam tas dengan tenang.“Ayo, Ra.” Suara bariton kai terdengar di telinga Sera.Sera hanya mengangguk, wajahnya tampak lelah meski seharian berbaring, bahkan sempat tertidur sungguhan saat terlalu asyik berpura-pura.“Lain kali, kamu bisa menolak Ibu, kalau memang kamu merasa tak nyaman,” ujar Kai tanpa menoleh. “Tanyakan saja ke mana beliau ingin pergi. Kalau kamu lelah atau kurang cocok, tidak masalah bilang langsung.”Sera tak menjawab, hanya menatap punggung Kai yang tetap terlihat tenang, meski sikapnya begitu berbeda dari hari ke hari mereka bersama.Sera terdiam hingga keduanya memasuki mobil.Wanita itu memilih memandang keluar jendela saat mobil melaju perlahan meninggalkan kantor Kai. Bayangan para karyawan yang tadi ia lihat sekilas
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 35.

Mimpi? Hal yang ingin dilakukan? Tujuan hidup? Sera bertanya lagi dalam dirinya.Sekilas saat ia melihat orang berlalu-lalang dengan baju kantoran yang modis, Sera ingin melakukannya. Tapi saat ia diingatkan dengan keluarganya, Sera menyadari, bahwa ia sepertinya tidak jago dalam banyak hal.Nilainya yang selalu pas-pasan. Pengambilan keputusannya yang ceroboh, dan kehidupannya yang tidak beruntung membuat Sera merasa tidak memiliki kapasitas dalam bekerja.Tujuan? Saat di pikirkan lagi, tujuannya mungkin menikah, memiliki anak, dan menjaga keluarga itu. Tapi apa benar cukup sampai di sana?Matanya terus saja mengerjap menatap langit-langit kamarnya.Wanita itu tidak tidur, meskipun suami yang berada di sampingnya sudah tertidur dengan tenang.Sera pun memiringkan tubuhnya dan menghadap Kai yang kini tidur dengan memunggunginya. Wanita itu kemudian menempelkan dahinya ke punggung suaminya seolah bersandar.“Aku masih belum nemu tujuan hidupku, Mas. Mimpiku dulu maunya nikah, tanya aja
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 36.

“Lo hamil, Ra? Sumpah, gue kaget! Jadi bener kata temen-temen, Lo udah nikah?”Seperti sapaan hangat, perkataan itu kontan disampaikan oleh seorang teman masa SMA Sera.Sera tersenyum saja, dia hanya mengangguk. “Iya, kebetulan emang gak sempet undang banyak orang. Maaf ya Niken, Raras,” ucap Sera pada kedua temannya yang terlihat memakai setelan kerja dengan tanda pengenal perusahaan mereka.“Oh, suami Lo siapa? Lukas?” tanya Raras dengan penasaran. Niken menepuk ringan pundak Raras, seolah memberi kode untuk tidak menanyakan hal itu.“Bukan. Kalian sekarang kerja dimana?” tanya Sera yang asing dengan nama perusahaan yang tertera di tanda pengenal kedua temannya. Selain itu, Sera tentu saja tidak ingin jadi sasaran keusilan temannya yang seolah ingin mengorek kehidupan pribadinya.“Perusahaan swasta asing. Daerah sekitar sini. Kamu, Ra? Kamu kerja dimana?”Sera tersenyum lebar sambil menggeleng. “Ya beginilah, cuma Ibu rumah tangga.”Niken dan Raras pun memandangi Sera dari ujung kep
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 37.

Sementara itu Kai menghela nafas panjang, ada rasa kesal yang menyelinap masuk di rongga dadanya karena Sera yang tiba-tiba saja mengunci dirinya di dalam toilet pusat perbelanjaan.Diani yang menghubunginya saat sedang meeting, tentu membuat Kai gundah gulana dan rapat penting itu tak bisa dilanjutkan. Selang beberapa belas menit, Kai datang menemui Ibunya lebih dulu. Mimik wajahnya sudah masak, tapi Diani menjelaskan jika dia mendengar suara Sera yang gemetar lalu diiringi sisa tangisan. “Astaga, Ra. Kamu kenapa lagi ….” Kai berjalan cepet, berlari memecah kerumunan pusat perbelanjaan. Meskipun tanda toilet merupakan khusus wanita, Kai tetap menerobos masuk. Mengabaikan banyaknya pasang mata aneh. Wajar saja, Kai ini masuk ke dalam toilet wanita. Kai mengetuk salah satu pintu yang bagian bawahnya menggantung. Sepatu flat shoes berwarna merah muda milik istrinya, dia melihat itu disana. Tok, tok, tokKai sengaja tak bersuara, tapi Sera juga malah ikut bergeming. Sampai ketukan
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 38.

Sera bangun pagi dan segera mandi. Saat ia memilih bajunya untuk hari ini, ia tak lupa untuk menyiapkan juga baju Kai.Wanita itu tidak bertanya lagi tentang apa kesibukan Kai hari ini, dia langsung saja mengambil setelan jas beserta dengan dasinya.Setelahnya, Sera segera turun untuk membuatkan sarapan Kai. Wanita itu mulai terbiasa dengan rutinitas selama beberapa minggu yang ia jalani.Saat tangannya mengoleskan selai stroberi di roti yang akan ia makan, Kai turun dalam keadaan masih berantakan. Sera pun segera mengelap tangannya di atas celemek yang ia pakai.“Mas, kamu belum mandi? Gak ke kantor?” tanyanya, sedikit heran.Kai menguap lebar, lalu berjalan mendekatinya. “Hari ini aku masuk kantor agak siang.” kai memandangi istrinya yang sedang sibuk mengaduk kopi. “Aku kira kamu mau istirahat lebih lama, kok malah sudah sibuk pagi-pagi begini.”Sera terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis. “Ini kan tugasku, Mas. Aku senang melakukannya.”Kai menatapnya sambil menghela napas keci
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 39.

Sera menggunakan setelan blazer membuatnya seolah menjadi pegawai kantoran senior dengan perut buncitnya. Setelah melihat pantulan dirinya, senyumnya terus merekah.Kai sendiri sedari tadi sudah mencuri pandang ke arah istrinya, ikut tersenyum tipis. Keduanya kini berjalan beriringan, membuat Sera juga ikut mengangguk sopan setiap ada karyawan Kai yang menyapa. Langkah Sera yang percaya diri mendadak pelan saat di depan sana, ada Lukas yang sedang memandangnya. Sera pun segera berjalan melambat dan bersembunyi di belakang tubuh tinggi sang suami.“Lo belum balik ke Amerika, Luke?” tanya Kai santai sambil menunggu pintu lift terbuka.Pria muda seumuran Sera itu menggeleng. “Gue gak berencana balik,” ucap Lukas yang kemudian melenggang masuk lift.Kai pun juga masuk dan disusul dengan istrinya yang kini tak bisa lagi bersembunyi di balik badan sang suami karena harus berdiri di depannya.“Hai Luke–”“Halo Tante,” ucapan Lukas tentu saja membuat Sera menatap tajam ke arah Lukas.Meski
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 40.

Benar kata Kai, Sera benar-benar bosan dan kelelahan. Duduk di ruangan suaminya dengan semua orang yang berlalu-lalang hanya membuat kepalanya terasa semakin berat. Ia merasa tak berguna di tengah kesibukan kantor Kai yang penuh dengan laporan, presentasi, dan pertemuan. Pemandangan orang-orang dengan ekspresi serius, langkah cepat, dan tumpukan dokumen yang tak berujung membuat Sera merasa seperti ia hanyut di dunia yang bukan miliknya.“Mas, aku pergi ke tempat Mama dan Papa aja ya, boleh?” Sera akhirnya angkat bicara, berdiri di samping Kai yang masih asyik menatap layar komputernya. Kai mengangkat wajahnya, melepaskan kacamata anti radiasi yang bertengger di hidungnya. Matanya terlihat lelah—sudah hampir lima jam menatap layar tanpa henti."Boleh, tapi tunggu sebentar, Ra. Aku mau menyelesaikan laporan ini–" Kai berkata dengan nada lembut, meskipun ia tampak berpikir dua kali melepas kepergian Sera sendirian.“Mas, nggak perlu nemenin aku. Kerjaan Mas pasti banyak, kan? Aku bis
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status