Home / Pernikahan / Mari Bercerai, Paman Kai! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mari Bercerai, Paman Kai!: Chapter 21 - Chapter 30

148 Chapters

Bab 21.

Detik itu juga, Kai mendongak. Ibunya, Diani, tampak gelisah, matanya mencari Sera—wanita yang kini menjadi alasan utama kenapa Kai merasa terpuruk selama tiga puluh tahun hidupnya.“Ibu nggak lihat dia disini, Kai. Dimana Sera?” tanya Diani lagi. Setelah berdebat kecil dengan sang Ibu, Kai mencoba menghubungi Sera, tetapi nihil. Tak ada jawaban dari Sera meski sudah melakukan tiga kali panggilan video.Kai terdiam sejenak, mencoba menata kata-kata. “Mungkin Sera lagi sibuk, Bu,” jawabnya.“Sibuk?” Diani mengerutkan kening. “Kai, kamu sama Sera masih baik-baik aja, kan? Jangan bilang… karena kecelakaan ini kalian bercerai. Sera masih menantu Ibu, ‘kan?”Kai menunduk, menghindari tatapan Ibunya. "Masih, Bu," jawabnya pelan. "Sera masih istri Kai."Diani menghela napas panjang, namun kegelisahan di wajahnya belum juga pergi. “Syukurlah... Tapi Ibu ingin bicara sama Sera, Kai. Nanti, hubungi dia lagi, ya? Ibu harus dengar suaranya.”Kai mengangguk pelan, meski hatinya berat. “Iya, sekar
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BAB 22.

“Ibu..” air mata Sera jatuh setelah melihat mertuanya di layar ponselnya.Wanita itu terlihat jauh lebih kurus dan kerutan di wajahnya seolah lebih banyak dari sebelumnya. Wanita itu terlihat sangat sakit.“Sera… Sera dimana? Sera kenapa gak di sini, Nak?”Sera terdiam, tangisnya tiba-tiba pecah. Namun tak ada kata yang bisa keluar dari tenggorokannya. Ada perasaan lega bercampur haru di dadanya."Ibu gak apa-apa, Ra. Jangan menangis gitu, Nak." Diani berusaha menenangkan, meskipun air mata sendiri membasahi pipinya. Tangisnya tak bersuara. "Sera, kamu baik-baik aja, Sayang?"Karena Sera sepertinya tak bisa menjawab, akhirnya Lila kemudian muncul di layar telepon sambil mengusap pelan pundak Sera. “Ibu, Sera baik-baik saja di sini. Dia kangen banget sama Ibu, kami semua juga kangen sama Ibu. Ibu cepat sehat, ya. Kami semua menunggu Ibu di rumah.”“Lila..” Melihat Lila, tangis Diani pecah lebih deras. Meski dua anak lelakinya menemaninya, tetap saja rasa rindu ingin berkumpul dengan s
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 23.

"Gue tau, hati Lo pasti pengen juga perhatiin Sera, 'kan? Tapi Lo malah kemakan sama ego Lo sendiri." Sagara buka suara.Kai yang memasang wajah datar itu sebenarnya sudah mengiyakan dalam hatinya.Keduanya kini sudah berada di luar ruangan sang Ibu yang baru saja menutup telepon Sera. "Berubah, Kai, kalau Lo nggak mau nyesel. Semisal Lo masih marah dan kecewa ke Sera, seenggaknya Lo berubah karena anak yang dikandung Sera. Darah daging Lo, dia nggak akan ada kalo Lo nggak ngelakuin hal itu ke Sera."Sejujurnya pria itu terus setuju dengan pernyataan Kakaknya. Tapi ada perasaan yang masih membentengi dirinya."Lo tau, perempuan pasti haus perhatian. Apalagi kalau hamil gitu, pasti maunya nggak jauh-jauh dari suami. Dan Lo, harus bisa ngasih itu, Kai. Karena Sera juga pasti ngelakuin hal yang sama ke Lo, 'kan?" tanya Sagara lagi.Kai teringat bagaimana Sera berusaha menolak keputusan Kai untuk pergi ke Amerika bulan lalu. Sekelebat ingatan itu membuat Kai menghela nafas panjang.Kenya
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 24.

Pesawat yang membawa Diani dan Kai mendarat dengan selamat pukul tujuh malam.Sera, Lila, Banyu, dan kedua anak kembar Banyu dan Lila– Sheena dan Shana, sudah menunggu di pintu kedatangan.Kelima orang itu menunggu dengan antusias, bahkan Sheena sudah bersiap dengan buket bunga di tangannya sedangkan Shana membawa tulisan “Welcome Home, Oma!” yang sudah ia tulis di kertas karton.Saat Diani yang menggunakan kursi roda tengah di dorong Kai, Sheena dan Shana segera berhambur memeluk Nenek mereka.“Oma! Shana kangen,” anak paling bungsu dari Lila itu memeluk erat Diani.“Sheena juga!” ucap Sheena si Kakak yang selalu tak mau kalah.Diani tersenyum lebar. “Nenek juga kangen sama semuanya.” Diani kemudian mengecup satu per satu cucunya. Sebelum akhirnya mata Diani menemukan menantunya Sera yang sudah berurai air mata.“Ra..” Diani kembali merentangkan tangannya, supaya Sera bisa masuk ke dalam pelukannya.Wanita tua itu tahu, Sera paling berat menjalani harinya.Sheena dan Shana pun mengur
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 25.

Kai mendampingi Diani hingga menuju kamarnya. Saat menginjakkan kaki di ruangan yang penuh dengan kenangan itu, Diani masih merasa sesak. Bulir-bulir kecil merembes di ekor matanya. Kai memapah Ibunya duduk di tepian ranjang. Dingin sprei yang melindungi kasur, disentuh oleh suhu hangat tubuh Diani. Sejenak, dia membayangkan dirinya yang akan tidur seorang diri mulai malam ini.Mata Diani kemudian menatap foto pernikahannya dengan Samudera beberapa tahun lalu. Ada rasa sesak yang menghimpit, membuatnya mengenang masa lalu.“Kamu tahu Kai, Ibu dulu juga terpaksa menikah sama Papamu. Sekarang melihat Papamu pergi, ibu baru menyadari, sudah selama ini Ibu menemani Papa. Ibu kira, ibu gak akan sanggup menemani Papamu yang cintanya gak habis di orang yang lama.”Kai yang semula sedang merapikan kursi roda milik Diani, kemudian melambatkan gerakannya."Ibu tahu semuanya udah takdir, Kai. Tapi, kalau boleh Ibu minta tambahan waktu lagi, Ibu mau lebih berbakti sama Papa, mau lebih sayangin
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 26.

Setelah nasihat panjang yang Kai dapatkan dari banyak orang, interaksi keduanya tetap tak berubah, masih saja hening tanpa ada perbincangan berarti yang diharapkan Diani. Namun itu hanya dari sisi Kai, pria itu tak menyadari bahwa Sera telah berubah.Wanita itu bangun saat hari masih gelap, menikmati wajah tenang Kai yang masih terlelap. “Kalau aja Mas bisa nunjukin ekspresi ramah kayak gini kalau nanti bangun, aku pasti seneng banget. Rasanya pengen peluk Mas lama-lama.”Puas memandangi suaminya, Sera lantas berjalan menuju dapur, langkah kakinya perlahan menginjak lantai granit yang berkilau dan dingin. Sera tahu, Kai sangat menyukai kopi yang baru saja diproses. Wanita itu pun cekatan menggunakan mesin kopi yang baru saja ia pelajari saat tahu suaminya akan kembali ke Indonesia.Setelah menikah, wanita itu banyak belajar hal kecil mengenai Kai dan kebiasaannya dalam memulai hari, hingga saat dia selesai dengan aktivitas padatnya. Semua sudah terekam di kepala Sera.Meski terkesa
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 27.

Suara jari yang beradu dengan papan ketik berhasil membangunkan Sera. Dia terusik sedikit tapi perasaan tak nyaman itu kontan membuatnya mendesis. Saat membuka mata secara perlahan, Sera melihat bayang-bayang duduk di pojok kamar. Punggung lebar yang tampak gagah, dengan bahu yang lapang untuk tempat bersandar yang nyaman."Aaa!" Sera terlonjak, dia menyadari adanya sosok manusia di kamar itu. Harusnya dia sendiri kan?"Ya ampun, Ra! Bikin kaget aja."Sera beringsut, sedikit bingung saat Kai sudah muncul di dekatnya. Padahal, dia tak mendengar adanya kebisingan sebelum Kai asik dengan laptopnya. "Mas? Ya ampun, Mas kapan pulang?" Ucap sera sambil mengucek matanya.Kai dengan sigap membantu Sera bangun dan menaruh bantal pada punggung Sera agar wanita itu nyaman jika ingin bersandar.“Sudah dari tadi. kamu kenapa bangun? Tidur lagi saja kalau kamu ngantuk,” ucap Kai yang kemudian segera mengalihkan pandangannya pada layar laptop di tangannya.Baju tipis Sera dengan perut menyembul te
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 28.

Semua orang yang mengira Kai mengabaikan saran mereka, namun seandainya mereka tahu apa yang dilakukan Kai hari ini, Mereka pasti akan merasa senang.Pria itu berhasil menurunkan egonya, walau mimik wajah yang datar dan intonasi bicara yang rendah masihlah menjadi khas Kai, tetapi pria itu telah mencoba. "Susunya udah diminum?" tanya Kai yang baru saja selesai mandi sepulang kantor.Pria itu secara mandiri membaca artikel dan penelitian tentang ibu hamil. Tanpa perlu disuruh.Setelah membacanya Kai punya kebiasaan baru, dia selalu masuk ke dalam kamar mandi setelah beraktivitas dari luar. Menurut penelitian, Ibu hamil lebih rentan terkena penyakit karena hormon dan sistem kekebalan tubuh yang berubah.Itu kenapa, pria itu kini selalu bersih dan wangi selepas kerja."Belum, belum sempet bikin." Sera menjawab, dia mengusap perutnya yang cukup menyembul sambil terus membaca buku yang berada di tangannya. Kai lantas beranjak menuju dapur. Susu khusus Ibu hamil yang dibelikan oleh Kai ke
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 29.

Kai keluar dari kamar Ibunya dengan hati yang berat, usai mendapat ceramah panjang.Kata-kata sang Ibu masih terngiang-ngiang di kepalanya, "Ibu malu, Kai. Sangat malu. Semua kekacauan ini nggak pernah ibu bayangkan. Kehilangan Papa aja udah bikin hidup ibu kacau. Gimana sekarang Ibu harus menghadapi orang tua, Sera, Kai?" Ucapan itu menancap dalam di pikirannya, menyisakan rasa bersalah yang tak kunjung reda.Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kekacauan di dadanya. Tanpa berpikir panjang, Kai berjalan menuju taman belakang. Kamar yang biasa menjadi tempatnya menyendiri kini harus ia bagi dengan Sera, wanita yang kini berstatus istrinya. Baru sebentar dia duduk, suasana rumah sudah terasa ramai. Si kembar, anak-anak Lila, bersama Noah, anak ketiganya, berlarian menuju kamar Ibunya. Tawa mereka menggema, seolah dunia di luar sana tidak pernah ada masalah. Kai memperhatikan mereka dengan tatapan kosong, merasa terasing di tengah kebahagiaan yang tampak dari kejauhan.Ta
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 30.

Pagi itu, Sera terbangun lebih dulu, mendapati wajah sang suami, Kai, begitu dekat di hadapannya. Lengan hangat Kai melingkar di tubuhnya, membuatnya merasa terlindungi dan nyaman dalam kehangatan yang hanya mereka berdua miliki.Senyum Sera merekah perlahan, sementara pikirannya terbang melayang, ‘Aku nggak tahu apa yang bikin kamu berubah secepat ini, tapi semoga setiap hari bisa terus seperti ini, Mas.’ Tanpa ia sadari, Kai sebenarnya sudah bangun lebih dulu. Ia membiarkan Sera memandanginya lekat-lekat, seolah mengizinkan wanita yang menjadi ibu dari anaknya itu menikmati tiap detil wajahnya. Meski tangannya mulai kebas, Kai tak ingin bergerak.Lama-lama, tanpa disadari, ia terlelap lagi di tengah kehangatan tersebut.Ketika Kai benar-benar bangun, Sera sudah berdiri di depan cermin, mengenakan pakaian rapi. Tangan Sera sibuk menggosok tanda kemerahan di lehernya, berusaha menyamarkannya. "Padahal hari ini lagi panas, masa harus pakai turtle neck?" gerutunya pelan. "Memangnya
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status