Home / Pernikahan / Mari Bercerai, Paman Kai! / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Mari Bercerai, Paman Kai!: Chapter 91 - Chapter 100

151 Chapters

Bab 91.

Dua hari setelah pemakaman, Elli sedang duduk di ruang kerjanya ketika ponselnya berdering. Nama Om Herman muncul di layar, membuatnya menarik napas panjang sebelum mengangkat panggilan itu. Suara Herman terdengar tegas, langsung memberitahu bahwa akan ada audit internal di perusahaan yang Elli pimpin sekarang. Setelah itu, keluarga besar akan berkumpul untuk merapatkan siapa yang akan meneruskan kepemimpinan perusahaan. Elli mendengarkan dengan tenang, tanpa menunjukkan perlawanan sedikit pun. “Baik, Om. Saya akan mengikuti semua prosedurnya,” jawab Elli dengan nada dingin, sebelum menutup telepon.Entah sejak kapan, Fara sudah berdiri di ambang pintu ruangan yang dulu menjadi ruang kerja suaminya. Wanita itu menghampiri anak sulungnya. Ia menepuk pundak Elli perlahan, membuat putrinya menoleh. “Elli... Kamu sudah siap ‘kan, Nak? Kamu benar mau ngelepas semua ini? Beberapa minggu lalu kamu malah masih keras kepala untuk meneruskan semuanya,” tanya Fara, suaranya lembut namun sarat
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 92.

Saat Elli membuka mata, dari posisinya Lukas tampak gagah dengan postur tubuh yang kekar dan berotot bahkan kini dia dihiasi dengan kilauan yang memancar akibat keringat yang bercucuran. Elli dan Lukas sama-sama mengejar tujuan yang sama. Sebuah pelepasan yang melegakan dan sangat dinanti. Lukas berusaha untuk memuaskan Elli yang terus meminta lebih. Bosan dengan posisi yang pada umumnya, Elli berbisik di telinga Lukas saat pria itu meruntuhkan tubuhnya. “Sekarang giliranku,” pintanya dengan suara yang sangat menggoda. Wanita itu menaiki Lukas dengan penuh percaya diri. Membiarkan milik Lukas tertancap sempurna dan menusuk titik sensitifnya berkali-kali, membuatnya semakin tak karuan di atas sana. Lukas sangat menikmati cara Elli memberikan kenikmatan. Sehingga Lukas membantu wanitanya untuk naik turun dengan lebih lembut, menuntun pergerakannya agar lebih teratur dan memberikan sensasi luar biasa. Baik Elli dan Lukas merasakan kenikmatan dan menyebut nama satu sama lain dengan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 93.

Elli terdiam sejenak, memandang Sera dengan ekspresi dingin. "Lo... lo kenal Lukas?" tanyanya singkat, mencoba menyembunyikan kegugupannya. Sera belum sempat menjawab ketika Kai muncul dari balik punggung istrinya, sudah rapi dengan jas kantor. Pria itu menatap Elli sambil memasang wajah dingin."Tentu aja kenal, Elli. Lukas itu keponakan gue. Dan buat info tambahan, dia juga mantan gebetannya Sera," kata Kai santai, tapi kalimatnya cukup untuk membuat Elli terdiam dengan mata melebar.Elli menatap Sera sejenak, mencoba mencerna informasi itu. Biasanya, mendengar hal seperti ini akan membuat amarahnya tersulut. Tapi kali ini, entah kenapa, dia hanya menghela napas panjang dan memilih untuk tidak menanggapi. "Gue ke kamar," gumam Elli sambil melangkah menaiki tangga.Namun, saat dia berpapasan dengan Kai di tangga, langkahnya terhenti. Pria itu, meski tidak menunjukkan nada marah, menatapnya dengan penuh arti. "Elli, gue cuma mau ngingetin satu hal. Lo nggak bisa sembarangan, apalagi
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 94.

Dalam perjalanan menuju kantor, suasana di dalam mobil sempat sunyi. Kai, yang terlihat sedikit kesal namun mencoba santai, akhirnya membuka suara. "Masih mikirin Lukas, ya, Ra?" tanyanya sambil melirik sekilas ke arah Sera yang duduk di sampingnya.Sera menoleh cepat, alisnya terangkat bingung. "Hah? Apa sih, Mas? Nggak, kok. Aku nggak mikirin dia," jawabnya dengan nada bingung bercampur geli.Kai menghela napas panjang, berusaha terlihat santai meskipun nada cemburu tersirat jelas dalam suaranya. "Tapi dari tadi kelihatannya kamu kepikiran sesuatu. Jangan-jangan kamu kangen sama Lukas?" godanya, meski ada nada serius yang terselip.Sera langsung tertawa kecil. "Mas, serius deh. Aku nggak mikirin Lukas. Nggak mungkin lah!" katanya sambil mencubit ringan lengan Kai.Kai berpura-pura meringis. "Ya siapa tahu. Kamu kan dulu sempat naksir dia. Kalau sekarang masih kebayang-bayang, wajar kan aku curiga?"Sera memutar bola matanya, lalu menggeleng sambil tersenyum lebar. "Bukan Lukas yang
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 95.

Kai melangkah masuk ke ruang rapat dengan langkah tegas, pandangannya langsung tertuju pada Herman dan Adrian yang sudah duduk santai di kursi. Herman, dengan senyuman kecil yang sarat nada mengejek, menyambutnya dengan nada sarkas, "Wah, menantu keluarga Haryadi ini ternyata cukup berkuasa, ya? Membiarkan kami menunggu di ruang rapat seperti ini, padahal biasanya tamu penting disambut dengan lebih... hangat."Kai tersenyum tipis, sama sekali tidak terpengaruh oleh sindiran itu. "Selamat pagi, Om Herman, Adrian. Maaf kalau ada yang terasa kurang nyaman. Mari kita langsung ke inti pembicaraan saja." Ia memberi isyarat untuk mereka tetap duduk, lalu mengambil tempat di seberang meja.Herman, dengan sikap percaya diri, membuka percakapan. "Kami di sini membawa penawaran kerja sama yang menurut saya akan menguntungkan kedua pihak. Salah satunya adalah pembukaan gerai makanan milik keluarga kami di salah satu gedung milik keluarga Adnan. Lokasi strategis, tentu akan menarik banyak perhati
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 96.

Diani menyambut anak dan menantunya dengan antusias. Begitu melihat Sera, wanita itu langsung memeluk menantunya erat, bahkan tanpa melirik Kai terlebih dahulu. "Sera, kamu kelihatan tambah cantik! Gimana kabarnya?" tanya Diani dengan nada penuh perhatian, menggandeng tangan Sera masuk ke dalam rumah. Kai yang berdiri di belakang hanya bisa mendengus pelan. "Bu! Aku juga datang, lho. Anak Ibu yang paling ganteng dari pada yang lain!" ujarnya dengan nada pura-pura merajuk. Namun, Diani hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh. "Ah, masih ganteng Abang-abangmu!." Kai menggeleng tak percaya sambil mengikuti langkah ibunya dan istrinya masuk ke ruang tamu. Diani sudah sibuk memberi arahan kepada asisten rumah tangganya. "Tolong buatkan jus mangga segar, ya. Yang manis, jangan asam. Oh, dan kue cokelat yang tadi siang saya beli, keluarkan sekarang." Sera tersenyum, merasa senang dengan perhatian Diani. Tapi Kai kembali berkomentar dengan nada pura-pura tak suka. "Bu, aku juga m
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 97.

Elli berjalan memasuki kantor dengan langkah yang tenang, meskipun pikirannya penuh kekacauan. Sejak audit internal diumumkan, ia sudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, itu tidak membuat situasi ini lebih mudah di terima oleh akalnya. Ketika ia membuka pintu ruangannya, bayangan sosok Herman, paman yang selalu berusaha menguasai segalanya, sudah menyambut. Tidak hanya Herman, dua sepupunya, Viola dan Adrian, juga ada di sana. Viola tersenyum sinis, sementara Adrian hanya menatap Elli dengan ekspresi datar. Elli berhenti sejenak di depan pintu, memperhatikan tiga orang yang sudah membuat ruangan itu seperti milik mereka. “Pagi yang cerah untuk kejutan seperti ini,” kata Elli sambil masuk dan menutup pintu. Herman tidak menjawab sapaan itu. Ia hanya melemparkan setumpuk dokumen ke meja Elli. “Baca ini,” katanya singkat. Elli melirik dokumen itu sejenak sebelum mengambilnya. Ia membuka halaman pertama dan mulai membaca laporan audit yang diberikan. Matanya berg
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 98.

Elli memasuki rumah dengan langkah berat. Di ruang tengah, ia mendapati Kai, Sera, dan Mamanya sedang duduk santai.Suara tawa kecil Sera dan tanggapan hangat Fara seakan menyambut Elli dengan suasana yang kontras dengan hari suram yang baru saja ia lewati. Fara, yang melihat putri sulungnya memasuki ruangan, langsung memanggil, “Elli, sini, Nak. Gimana hari ini di kantor?” Elli menghampiri mereka dengan senyum tipis, mencoba menyembunyikan keletihan yang menggantung di wajahnya. “Biasa, Ma. Om Herman dan anak-anaknya lagi sibuk pamer kekuasaan. Mereka sudah memutuskan untuk ambil alih semuanya,” katanya, berusaha terdengar santai meski nada bicaranya mencerminkan kepahitan. Fara mengangguk pelan, mencoba memberi penghiburan. “Ya, sudah waktunya kita tinggalkan semua ini, Elli. Toh, kita masih punya tempat lain. Beruntungnya, Kai sudah menemukan rumah yang cocok untuk Mama.” Elli menatap Mamanya sejenak, lalu mengangguk kecil. “Kalau gitu, aku izin mau tinggal di apartemenku a
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 99.

Matahari pagi menembus jendela kaca besar di ruang kerja Elli. Namun, sinar itu tidak membawa kehangatan pada wanita muda yang duduk diam di kursinya. Elli, dengan wajah pucat dan mata yang dipenuhi lingkaran gelap, menatap dokumen-dokumen di mejanya. Di sudut ruangan, sebuah laporan audit tergeletak dengan hasil yang sudah ia hapal di luar kepala.Pikirannya melayang pada peristiwa beberapa minggu terakhir, bagaimana Herman bersama Adrian dan Viola mulai menggerogoti kepercayaannya. Kini, mereka dengan terang-terangan menuntut dirinya mundur dari posisi direktur dan menyerahkan semuanya kepada Viola. Ketukan lembut di pintu menginterupsi lamunannya. Raquel yang kini menjadi tangan kanannya, masuk dengan wajah penuh keraguan. "Bu Elli, maaf mengganggu," ucapnya pelan sambil membawa sebuah tablet di tangannya. Elli mendongak, memaksakan senyum kecil. "Ada apa, Kel?" Raquel menghela napas sebelum menjawab. “Saya baru menerima kabar resmi dari pihak keluarga. Mulai Selasa depan, B
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 100.

Elli melangkah masuk ke rumah dengan raut wajah yang sulit diterka. Tak lama, Kai menyusul dari belakang, menutup pintu dengan hati-hati. Fara, yang sedang duduk santai di ruang tengah bersama Sera, memandang keduanya dengan alis terangkat. “Lho, kok kalian pulang bareng? Ada apa?” tanyanya, cukup terkejut melihat dua orang yang tak mungkin akur itu datang bersamaan. Kai menanggapi lebih dulu sambil melangkah ke ruang tengah dan mengambil tempat duduk di samping istrinya. “Kami tadi habis meeting, Ma. Gak cuma aku, ada Om Jaden sama Lukas juga, Awalnya mau kerja sama soal makanan ringan dan minuman ringan buat suply perusahaan. Tapi, kayaknya gak jadi..” “Lho, kenapa?” tanya Fara ingin tahu.Kai mengusap tengkuknya, tanda ia sedang berusaha menata pikiran. “Aku baru tahu kalau perusahaan bakal dialihkan sepenuhnya ke keluarga Om Herman, Ma. Semua kendali mereka ambil alih dan...” Ia berhenti sejenak, sambil menghela nafas tak suka. “Dioper ke Viola.”Mendengar nama itu, Fara lan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status