Home / Pernikahan / Mari Bercerai, Paman Kai! / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Mari Bercerai, Paman Kai!: Chapter 111 - Chapter 120

151 Chapters

Bab 111.

Pandangan Lukas dan Elli bertemu di tengah keramaian. Mata Elli memancarkan hal yang sulit diungkapkan, bibirnya pun tetap terkatup rapat. Wanita itu menghela napas panjang sebelum akhirnya mengalihkan tatapannya. Tanpa berkata apa-apa, Elli berjalan menjauh, menuju Raquel yang tengah berbicara dengan beberapa anggota keluarga Diani. Raquel menyadari kedatangan Elli dan dengan lembut merangkul pundaknya, ia seolah tahu apa yang terjadi dan diam-diam memberikan perhatian yang dibutuhkan istrinya. Sesekali Raquel tersenyum, mengobrol ringan dengan orang-orang di sekitarnya, seolah mengalihkan perhatian dari kegelisahan yang sepertinya dirasakan Elli. Sementara itu, tatapan Lukas menunduk perlahan. Hatinya terasa seperti dihimpit beban berat. Perasaan itu terasa familiar. Hatinya patah, untuk kedua kalinya.Lukas menggenggam erat ponselnya, di mana laporan dari detektif swasta yang ia sewa masih terbuka. Setiap kata dalam laporan itu menusuknya lebih dalam, "Elli dekat dengan Raquel
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 112.

Elli melangkah masuk ke kamar hotel dengan langkah berat, hatinya terasa campur aduk. Raquel berjalan di belakangnya, membawa tas kecil berisi barang-barang pribadi mereka.Kamar itu indah dan nyaman, sebuah hadiah dari Kai dan Sera yang berniat memberikan momen istimewa untuk pasangan baru. Namun, bagi Elli, keindahan itu terasa hambar.Dia berdiri di dekat jendela, menatap keluar tanpa fokus. Matanya kosong, seperti tenggelam dalam lautan pikirannya sendiri.Raquel memperhatikan dengan penuh perhatian. Dia tahu bahwa Elli bukanlah tipe wanita yang sering menunjukkan kelemahannya, tapi hari ini berbeda. Tanpa berkata-kata, Raquel mendekat dan memeluknya dari belakang. Pelukan itu lembut, tanpa tekanan, hanya menawarkan rasa aman. Elli tidak menolak, tubuhnya malah sedikit melemas di pelukan pria itu. "Ell, kita memang menikah sah di mata hukum. Jadi izinin aku buat bertindak selayaknya suami kamu. Kamu bisa percaya sama aku," bisik Raquel. "Meskipun kita nikah karena ada unsur p
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 113.

Di kamar yang remang-remang, Kai bersandar di tempat tidur sambil merenggangkan tubuhnya. Ia menoleh ke arah Sera yang sedang duduk bersandar dengan bantal besar di belakang punggungnya, tampak sibuk memeriksa ponselnya. "Jadi, Elli jadi berangkat besok ke Belanda?" tanya Kai, suaranya terdengar santai namun ada sedikit rasa penasaran. Sera mengangguk kecil sambil tersenyum. Ia memutar layar ponselnya ke arah Kai, menunjukkan pesan terakhir dari Elli. "Iya, Kak Elli bilang sama aku, buat kasih pasti jadwalnya." Kai membaca pesan itu sekilas lalu tersenyum kecil. "keliatannya udah ada yang akur, nih. Sampe bales-balesan chat panjang gitu." Sera hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, merasa lega karena perlahan hubungan dengan kakaknya mulai membaik. Kai memindahkan posisinya, mendekat ke arah Sera dan mencoba memeluknya dari samping. Namun, belum sempat ia sepenuhnya mendekap istrinya, Sera tiba-tiba mengaduh pelan. Kai langsung panik. "Kenapa? Ada yang sakit? Bayinya baik
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 114.

Jaden melangkah masuk ke ruangan Kai setelah dipersilakan. Pria berusia empat puluh enam tahun itu masih tampak bugar untuk usianya, namun raut wajahnya yang kusut menunjukkan beban berat yang tengah ia pikul. Kai memandang sepupu tertuanya itu dengan tatapan bingung, meletakkan pena di tangannya. "Ada apa, Kak Jaden? Kok tumben kelihatan seserius ini," tanya Kai, mencoba mencairkan suasana dengan nada santai. Jaden duduk di kursi di depan meja kerja Kai, menghela napas panjang sebelum mulai berbicara. "Lukas sudah terbang ke Amerika dua hari lalu," ucapnya, langsung ke inti pembicaraan. Kai mengangkat alis, terkejut dengan informasi tersebut. "Ke Amerika? Jadi dia ke sana?"Jaden mengangguk. "Dia bilang ada yang perlu diselesaikan di New York. jadi sekarang posisi vice president kosong," Jaden menjelaskan, ekspresinya semakin suram. "Gantiin sementara ya, Kai. Sampai anak nakal itu balik. Gedeg banget gue! Anak itu ngambek kenapa lagi! Dulu di suruh nerusin sekolahnya ogah, se
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 115.

Sesampainya di rumah, Kai disambut oleh pemandangan yang menyejukkan. Sera, berdiri di depan pintu dengan senyum manis mengenakan setelan baju rumah bermotif bunga. Wanita itu melangkah mendekat, menyambutnya dengan kelembutan yang akhir-akhir ini membuat Kai semakin jatuh cinta. “Hai, Mas,”** ucapnya seraya mencium tangan suaminya. Kai membalasnya dengan senyum lelah, tapi matanya memancarkan kebahagiaan. Sera mengambil tas kecil yang dibawa Kai, membuat pria itu merasa benar-benar diterima dan dimanjakan di rumah mereka. “Tasnya biar aku yang bawa, Mas,” katanya sambil mengantar suaminya masuk. Di ruang tengah, Diani yang duduk santai di sofa tersenyum melihat interaksi pasangan itu. Baginya, Sera dan Kai adalah keajaiban kecil dalam keluarganya. Hubungan yang awalnya diragukan kini justru tumbuh menjadi sesuatu yang indah. “Yang habis pulang kerja, Msera banget. Gak kasihan kalian sama janda ini,” goda Diani. Kai tertawa kecil, sementara Sera hanya tersenyum malu. “Namanya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 116. (END)

Jam menunjukkan pukul tiga pagi ketika Sera terbangun dengan napas terengah. Perutnya terasa mengencang—bukan seperti keluhan biasa yang sering ia alami selama hamil, tapi lebih kuat, lebih dalam. Rasa nyeri itu datang dalam gelombang, membuat tubuhnya menegang. Sera mengerang pelan, mencoba membangunkan Kai yang masih terlelap di sampingnya. “Mas... Mas! Kayaknya ini waktunya deh. Aduh…” kata Sera dengan suara gemetar, menggoyang tubuh suaminya. Kai terbangun dengan mata yang masih berat, tetapi begitu melihat wajah pucat Sera, ia langsung siaga. “Gimana, Ra?! Kenapa?” tanyanya sambil mencoba memastikan. Tapi saat Sera menggenggam tangannya erat, ia tahu jawaban itu tanpa perlu ucapan. Dengan cepat, Kai melompat dari tempat tidur, membantu Sera berdiri, lalu meraih tas bersalin yang sudah mereka siapkan berminggu-minggu lalu. Dalam situasi seperti ini, Kai yang biasanya selalu tenang terlihat gugup. Tangannya gemetar saat mengunci pintu rumah, tetapi ia tetap mencoba terlihat
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

117 - S2

Satu tahun berlalu begitu cepat. Gadis kecil bernama Annalie kini tumbuh menjadi balita yang menggemaskan. Dengan pipi bulat dan dua gigi kelinci yang baru tumbuh, ia menjadi pusat perhatian keluarga besar. Senyum Annalie yang manis selalu berhasil mencairkan suasana, membuat siapa pun yang melihatnya ikut tersenyum. Annalie benar-benar menjadi favorit di antara sepupu-sepupunya. Jika ada Annalie, maka rumah sang nenek, selalu ramai. Anak-anak kecil berlarian, tertawa, dan berebutan ingin menggendong atau bermain dengannya. “Annaaa! Sini, sini, kita main boneka,” teriak Shena, salah satu dari si kembar anak Banyu dan Lila. Shena, yang berumur tujuh tahun, selalu bersemangat menyambut Annalie.Sementara itu, Shana, saudara kembarnya, tak mau kalah. “Enggak! Anna lebih suka main mobil-mobilan. Dia kan belum ngerti main boneka, Kak!”** katanya sambil menarik Annalie ke arah mainan mobil-mobilan. Shena merengut, “Tapi Anna itu perempuan, dia harus belajar main boneka. Nanti kita bis
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

118 - S2

Malam itu, Kai dan Sera duduk santai di kasur mereka, dengan monitor bayi di samping tempat tidur yang menampilkan putri kecil mereka, Annalie. Gadis kecil itu sedang asyik mengobrol dengan boneka kesayangannya di tempat tidur. Gumaman kecilnya terdengar lucu, membuat Kai tersenyum hangat. "Lihat deh, Ra," ucap Kai sambil menunjuk layar monitor. "Dia kayaknya lagi cerita sesuatu ke bonekanya."Sera tertawa kecil, menyandarkan kepalanya ke bahu Kai. "Iya, dia memang suka banget sama boneka itu. Aku gak nyangka Anna tumbuh secepat ini. Rasanya baru kemarin dia lahir."Kai mengangguk pelan. "Iya, waktu cepat banget berlalu. Tapi aku bersyukur dia gak banyak rewel. Gak kayak cerita orang-orang tentang bayi yang suka nangis tengah malam."“Iya, Mas. Aku bersyukur banget, dia tidur teratur, makan teratur, semua sesuai jamnya.” Kai mengangguk, lalu melirik jam di dinding. Sudah hampir pukul sembilan malam, waktu tidur Annalie. Mereka memperhatikan dari monitor saat Annalie merebahkan di
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

119 - S2

Pagi itu, apartemen Raquel dan Elli yang berlokasi di pusat kota Amsterdam terasa hangat meskipun udara luar cukup dingin. Matahari musim dingin mengintip dari balik tirai jendela besar di ruang tengah. Abel Chantrea, bayi berumur enam bulan, sedang duduk di kursi bayi, memandangi Raquel yang baru saja selesai membuat sarapan. "Lihat ini, Abel. Papa buat pancake hari ini," ucap Raquel dengan suara riang sambil mengangkat piring kecil berisi pancake mini. Abel tertawa kecil, giginya yang baru tumbuh hanya sepasang, tapi senyumnya cukup untuk membuat hari siapa pun cerah.Raquel menghampiri kursi bayi itu dan berjongkok. "Coba tebak, mau pancake atau main sama Papa dulu, hmm?" godanya. Abel terkekeh, tangannya yang mungil mencoba meraih wajah Raquel. Raquel tertawa pelan, lalu mencium telapak tangan kecil itu. Ia menatap bayi itu dalam-dalam, menyadari betapa wajah Abel sangat menyerupai Lukas. Bahkan ekspresi polos bayi itu pun sering kali mengingatkan Raquel pada pria itu. Ya, Ra
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

120 - S2

Malam itu, apartemen Elli dan Raquel dipenuhi kehangatan yang tidak berasal dari pemanas ruangan, melainkan dari cahaya lilin yang berkilauan lembut di atas meja makan. Raquel telah mempersiapkan malam spesial untuk Elli. Sepulang kerja, ia menyusun lilin-lilin kecil di setiap sudut ruangan dan memasang lagu lembut yang bergema di antara dinding apartemen mereka.Elli membuka pintu apartemen dengan bayi kecil mereka di gendongan. Abel tertidur pulas, sementara Elli tampak lelah setelah hari yang panjang. Namun, ketika melihat suasana hangat yang diciptakan oleh suaminya, senyum perlahan merekah di wajahnya."Wah, apa ini?" tanyanya dengan nada manja.Raquel berdiri dari sofa, mengenakan kemeja santai yang sedikit terbuka di bagian atas. Ia menyambut istrinya dengan senyuman yang menenangkan. "Ini rasa terima kasih karena Mama Elli sudah bekerja keras selama ini. Juga rasa terima kasih karena mau hidup sederhana dengan Papanya Abel. Eh, Ell, Abel ditaruh aja dulu di kasur. Supaya kita
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status