Home / Urban / Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah: Chapter 51 - Chapter 60

87 Chapters

Bab 51 : Mengambil Hati Orang Melalui Perut

Setiap gerakannya presisi, seolah-olah dia telah melakukannya ribuan kali. Luca dan Vince yang tadinya skeptis, kini berdiri di sampingnya dengan takjub, memperhatikan bagaimana Dante memimpin di dapur."Wow, kau benar-benar tahu apa yang kau lakukan, Dante," gumam Vince sambil mengangkat alis, terkesan dengan kecepatan Dante memotong dan mengolah bahan-bahan."Kau serius belajar ini kapan?" Tanya Luca sambil tertawa kecil, namun penuh kekaguman.Dante hanya tersenyum tanpa menjawab. Dalam pikirannya, Nexus terus membimbingnya, memberikan informasi yang tepat tentang teknik memanggang daging, memasak sayuran, dan mencampur rempah-rempah dengan sempurna untuk menghasilkan rasa yang seimbang."Kita akan membuat beberapa hidangan," kata Dante dengan tenang. "Mulai dari steak daging sapi panggang dengan saus jamur, sayuran tumis, dan kentang tumbuk yang lembut. Untuk pencuci mulut, kita akan buat panna cotta."Luca dan Vince saling berpandangan, terkejut mendengar menu yang akan dibuat Da
Read more

Bab 52 : Interogasi Tahanan

Di dalam menara, AI keamanan Lorenzo terus bekerja 24/7, memantau setiap aktivitas mencurigakan. Bahkan, sistem ini mampu mendeteksi suhu tubuh, memastikan bahwa tidak ada penyusup yang bisa bersembunyi di tengah-tengah hutan atau bangunan di pulau tersebut.Namun, selain keamanannya yang ketat, kemewahan pulau ini yang benar-benar mencuri perhatian.Pulau ini bukan hanya sekedar tempat perlindungan. Pulau Lorenzo adalah surga mewah yang dilengkapi dengan segala fasilitas yang bisa dibayangkan. Begitu Dante dan rombongannya turun dari ferry, mereka segera diantarkan ke villa utama yang berdiri megah di atas bukit. Villa tersebut dibangun dengan arsitektur modern, dinding-dinding kaca besar yang memungkinkan pemandangan laut terbuka terlihat dari setiap sudut. Kolam renang infinity terletak di depan villa, seolah-olah menyatu dengan lautan biru di bawahnya.Lantai-lantai villa terbuat dari marmer Italia yang berkilau, dan interiornya dipenuhi dengan perabotan mahal yang didatangkan la
Read more

Bab 53 : Menjadi Santapan Hewan

Roberto segera melangkah maju, mengambil cambuk dari meja terdekat. Tanpa banyak bicara, dia mulai menghujani pukulan keras pada salah satu tahanan. Jeritan mulai terdengar, membuat ruangan itu dipenuhi dengan gema suara kesakitan. Dante, yang berdiri di sudut ruangan, hanya bisa menyaksikan dengan wajah tegang. Meski dia pernah melihat kekerasan, cara Roberto menangani tahanan ini terasa brutal dan dingin. Tapi dia tetap diam, tahu bahwa ini adalah bagian dari dunia yang kini dia masuki."Kalian tidak akan keluar dari sini hidup-hidup jika tidak bicara," ancam Lorenzo, tatapannya tajam.Setelah beberapa menit, salah satu dari tahanan, seorang pria kurus dengan rambut acak-acakan akhirnya tak bisa menahan lagi. "Aku… aku hanya tukang pukul… Aku tidak tahu rencana besar Vincent!" Suaranya gemetar, matanya penuh ketakutan. Lorenzo mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari pria itu. "Apa yang kamu ketahui?"Pria itu gemetar, darah mengalir dari sudut mulutnya. "Aku hanya disuruh meng
Read more

Bab 54 : Lorenzo Beraksi

Malam itu, Lorenzo dan timnya berangkat menuju wilayah utara di mana organisasi kecil itu berani menentang kekuasaannya. Mereka tiba di sebuah gudang tua di pinggir kota, tempat yang digunakan oleh para pelaku untuk mencuri jalur distribusi Lorenzo. Lampu-lampu gudang redup, dan ada beberapa penjaga di luar, terlihat santai karena tidak menyadari bahaya yang mendekat.Lorenzo melangkah keluar dari mobilnya dengan santai, diikuti oleh timnya. Angin malam berhembus, membawa dingin yang membuat suasana semakin mencekam. Ace memberi isyarat kepada timnya untuk bersiap, sementara Lorenzo berjalan dengan anggun menuju para penjaga yang berdiri di depan pintu.Salah satu penjaga, melihat Lorenzo mendekat, mengangkat tangannya dan berteriak, "Hei! Siapa kalian? Ini wilayah kami!"Lorenzo hanya tersenyum tipis, wajahnya penuh dengan kesombongan dingin. "Wilayahmu? Kalian pikir kalian bisa mencuri dari Sabatini dan lolos begitu saja?"Sebelum penjaga itu sempat menjawab, salah satu anak buah Lo
Read more

Bab 55 : Hadiah Untuk Dante

Kursi itu tampak biasa, tetapi tali kulit yang dipasang di sandaran tangan dan kaki memberikan gambaran jelas tentang apa yang akan terjadi."Duduk," perintah Lorenzo, dan Roberto serta dua anak buah lainnya memaksa pria itu duduk. Tangan dan kakinya diikat erat, sementara pria itu mulai meronta, wajahnya penuh keringat dan panik. Lorenzo berjalan mengelilingi kursi, seperti seekor predator yang sedang mengepung mangsanya."Kau tahu aturannya," Lorenzo berbisik dengan nada lembut namun berbahaya. "Tidak ada yang mencuri dari Sabatini dan hidup untuk menceritakannya. Tapi... jika kau memberiku informasi yang cukup berguna, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk membuat kematianmu lebih cepat."Pria itu hanya menggelengkan kepala lagi, bibirnya bergetar. "Aku... aku tidak tahu apa-apa. Hanya perintah dari atas."Lorenzo memberikan isyarat pada Roberto, dan dalam hitungan detik, pukulan pertama mendarat di tulang rusuk pria itu. Jeritan keras menggema di ruangan itu. Dante tetap berdir
Read more

Bab 56 : "Menghadapi Alpha Female Sangat merepotkan!"

Sofia tertawa kecil, berbicara dengan adik perempuan Dante, sementara ayah dan ibu Dante tampak santai, menikmati hidangan makan malam yang tampak begitu normal dan penuh keakraban.Dante memperhatikan bagaimana Sofia dan keluarganya tampak sangat akrab. Adik perempuannya, yang biasanya sedikit tertutup, kini dengan bebas berbicara dan tertawa bersama Sofia. Dante akhirnya tersenyum kecil, meski pikirannya masih penuh pertanyaan. "Jadi ini kejutan yang Lorenzo maksud," pikirnya.“Nexus, apa Sofia menyadari jika alat penyadap di tubuhnya sudah tidak ada?”“Dia belum tahu,” jawab Nexus.Di balik senyum dan percakapan ringan yang berlangsung di meja, Dante teringat jika dia masih dalam proses penyembuhan. Sambil memegang dada diapun mulai terbatuk-batuk.“Dante, kau baik-baik saja?” Tanya ibunya cemas hingga mengerutkan alis.“Aku baik-baik saja, bu. Hanya sedikit masuk angin. Jadi tidak perlu cemas, setelah istirahat pasti sembuh.”Karena tidak ada kursi lain Dante duduk di sebelah Sof
Read more

Bab 57 : Rayuan Maut Seorang Sofia

Bibir Sofia melengkung dalam senyuman kecil yang menggoda. "Aku hanya ingin kita bicara dari hati ke hati," katanya dengan suara lembut. "Kita perlu bicara? Tentang apa?” Dante meraih kedua tangan Sofia yang sejak tadi menyentuh tubuhnya secara sembarangan. Dia merasa tidak nyaman dengan posisinya, namun Sofia duduk di pangkuannya dan menjepit kedua pahanya, jadi tidak ada ruang lagi baginya untuk bisa bergerak.“Bawa aku keluar dari tempat ini.”“Tidak bisa.”“Apa kau ingin aku selamanya disini dan jadi wanitamu? Jika itu maumu, aku tidak keberatan. Tapi aku ingin bertemu dengan keluargaku.”“Bukan itu maksudku.” Dante berusaha tenang dan mengontrol tubuhnya.Karena kedua tangannya di pegang Dante, dia mendorong kedua tangannya ke depan hingga dia bisa menyatukan kedua tangannya di belakang leher Dante, dan bagian depan tubuh mereka menyatu. Membuat air di dalam jacuzzi bergelombang dan tumpah.Dante menyipitkan matanya, merasa ada sesuatu yang lebih dibalik kata-kata Sofia. "Apa ya
Read more

Bab 58 : Mengantar Sofia Pulang

Malam itu, Dante menyadari bahwa Sofia adalah lawan yang jauh lebih berbahaya daripada hanya sekadar pertarungan fisik. Dia mampu memanipulasi pikiran, hati, dan situasi untuk selalu memenangkan permainan. Dan meskipun Dante tahu dia harus waspada, dia tidak bisa menahan diri untuk tetap merasa tertarik pada pesona Sofia yang begitu rumit.Sofia, dengan segala kecantikan dan kelicikannya, bukan hanya agen intelijen. Dia adalah seseorang yang memahami cara kerja manusia dengan sangat dalam, dan itu membuatnya sangat berbahaya.***Keesokan paginya. Tubuh telanjang Dante tengkurap ditutupi selimut putih dari pinggang ke bawah. Dia terbangun dari tempat tidurnya, tapi ketika dia menoleh ke samping, Sofia sudah tidak ada di sana. Hanya aroma tubuhnya yang masih bisa tercium dari tempatnya berbaring. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar di kamarnya, menerangi ruangan dengan lembut. Dia mengucek matanya sebentar, merasa ada sesuatu yang berbeda pagi ini. Setelah mandi dan berpakaia
Read more

Bab 59 : Rahasia Sofia

"Dia sedang mencoba menghubungi organisasinya, intelijen tempat dia bekerja," jawab Nexus cepat. "Dia berniat melaporkan semua informasi yang didapat tentang Lorenzo dan organisasinya."Dante merasakan detak jantungnya meningkat. Dia tahu bahwa Sofia memang seorang agen, tetapi dia tidak menyangka Sofia akan mencoba melaporkan semua informasi sekarang, bukankah itu sama saja ingin mencelakainya juga? Setelah semua yang telah mereka lalui bersama. "Apa kau bisa menghentikannya?" Tanya Dante."Aku sudah menyabotase panggilannya," jawab Nexus. "Dia tidak berbicara dengan orang-orang intelijen sebenarnya, tapi dengan suara yang sudah diubah. Dia hanya akan berbicara denganku."Dante tersenyum tipis, merasa lega tetapi juga penasaran bagaimana situasi itu akan berkembang. "Sambungkan aku, biar aku dengar apa yang dia katakan."---Sementara itu, di kamar tidur Sofia, dia duduk di kursi dengan ponsel di tangannya. Wajahnya serius, tatapan matanya tajam seolah-olah sedang mempersiapkan sesua
Read more

Bab 60 : "Kali ini aku yang diatas, Sofia!"

Dante mengerutkan kening tidak senang, sambil menatap Sofia dengan hati-hati. "Kau tahu aku tidak suka terlibat dalam urusan pribadi seperti ini, Sofia. Apalagi dengan keluarga besar seperti Rossi. Mereka bukan orang sembarangan."Sofia menatap Dante dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tahu ini sulit dan penuh resiko, tapi kau satu-satunya yang bisa membantuku. Aku terjebak, Dante. Kau tidak mengerti apa yang sudah kulalui. Aku membutuhkanmu."Dante tetap diam, memikirkan kata-kata Sofia. Bagian dari dirinya masih marah karena Sofia menyembunyikan pernikahannya, tetapi disisi lain, dia tahu bahwa Sofia tidak akan meminta bantuan jika dia tidak benar-benar terdesak.Sofia lebih mendekat, jaraknya hanya beberapa inci dari Dante. "Aku mempercayaimu, Kau satu-satunya yang bisa membuat ini berakhir tanpa membuat hidupku hancur."Dante menatap mata Sofia yang penuh dengan permohonan, tapi juga keputusasaan yang tersembunyi. Dia tahu bahwa Sofia tidak main-main kali ini. Tapi apakah dia bena
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status