Semua Bab Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah: Bab 71 - Bab 80

87 Bab

Bab 71 : Hari Penobatan Alessandra

“Justru kita harus melakukannya malam ini, dan besok saat kau mengucapkan sumpah setia padaku, itu sebagai pengikat untukmu agar kau selamanya setia hanya padaku.”Dante terdiam, tidak ada alasan untuk melarikan diri, jadi dia hanya pasrah saat Alessandra mulai melumat bibirnya dengan rakus sambil melucuti bajunya satu per satu.Di tengah pemanasan yang semakin liar, Dante berusaha memegang kendali, namun Alessandra menempatkan kembali tubuh Dante di bawahnya.“Tidak sayang, aku adalah calon ketua, jadi aku harus menjadi orang yang memegang kendali. Dan tugasmu hanya patuh.”“Itu besok. Hari ini kau belum menjadi ketua. Jadilah gadis baik, atau lupakan saja, anggap tidak terjadi apapun malam ini.”Alessandra tertawa manja, “Dante kau sangat menggemaskan. Baik, aku akan menjadi gadis baik,” Alessandra membaringkan tubuhnya, “Lakukan apapun yang kau suka, aku tidak akan melawan.”Malam itu, Dante merasa menjadi seorang pria sejati yang memegang kendali penuh pada wanitanya. Dante dan A
Baca selengkapnya

Bab 72 :Sumpah Setia

Semua orang di lapangan menyaksikan pertarungan mereka, dan kata-kata Dante perlahan mulai mengubah pandangan mereka. Beberapa anggota mengangguk pelan, semakin yakin menerima bahwa Alessandra memang pilihan yang tepat.Dante mendekati Matteo, berdiri tegak di depannya, dan berkata tegas, "Kau mungkin tidak senang dengan keputusan ini, Matteo. Tapi sebagai bagian dari Serigala Malam, kau sudah bersumpah setia pada kepemimpinan yang sah. Jadi terima kenyataan ini, atau terima konsekuensinya."Matteo akhirnya terdiam, wajahnya menegang namun tidak lagi melawan. Tatapannya penuh kebencian, tetapi dia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya telah kalah di depan semua orang.Alessandra, yang menyaksikan semuanya dari atas panggung, menatap Dante dengan ekspresi bangga dan kagum. Dia tahu bahwa kehadiran Dante di sisinya telah membuat perbedaan besar. Dengan tegas, dia berdiri di atas panggung, memandangi semua orang yang kini berlutut di hadapannya, termasuk Matteo yang terikat.***Saat mata
Baca selengkapnya

Bab 73 : Kakek Alessandra

Para pelayan lalu-lalang membawa nampan berisi makanan dan minuman, musik jazz mengalun lembut, memberi kesan elegan pada pesta malam itu.Alessandra sesekali melirik ke arah Dante dan Lorenzo, memberikan senyum kecil penuh arti. Dia tahu kedua pria itu telah berperan besar dalam membawanya ke posisi ini, dan meskipun semua hanya sandiwara, ia merasa lebih kuat dan percaya diri.***Di tengah meriahnya pesta, suasana mendadak menjadi hening ketika seorang pria tua dengan jubah elegan dan tatapan berwibawa berjalan masuk ke ruang perjamuan. Alejandro, ayah Lorenzo sekaligus kakek Alessandra, melangkah di antara para tamu yang segera membungkuk memberi hormat kepadanya. Di sebelahnya, seorang pemuda tampan yang tampak patuh dan setia. Jose yang dirawat oleh Alejandro sejak kecil hingga menjadi orang kepercayaannya.Alessandra segera menghampiri mereka dengan senyum lebar di wajahnya, tampak begitu bahagia melihat kedatangan kakeknya dan pria yang sudah dianggap sebagai kakak. "Kakek A
Baca selengkapnya

Bab 74 : Menghina Lorenzo

Alejandro hanya mengangkat alisnya, agak terkejut melihat reaksi spontan cucunya yang tampak begitu akrab dengan Dante. Di sisi lain, Jose berdiri diam, memperhatikan bagaimana Alessandra memeluk lengan Dante dan terlihat begitu riang. Ada sedikit ekspresi tak suka di wajahnya.“Terima kasih karena sudah menyelamatkanku dari situasi yang membuatku sesak. Mereka membuatku frustasi. Ingatkan aku untuk memberimu hadiah.”Alessandra dan Dante berjalan cepat ke arah deretan panggangan besar di luar ruangan, di mana puluhan sapi utuh sedang dipanggang diatas bara api, dengan asap harum yang menggoda dan membuat perut siapapun bergemuruh kelaparan. Para koki berdiri di setiap masing-masing panggangan, sibuk mengolah dan mengoleskan bumbu, serta memastikan setiap bagian matang dengan sempurna.Alessandra berdecak kagum melihat pemandangan tersebut. "Ini sangat luar biasa!" Serunya dengan penuh kekaguman, memandang barisan panggangan yang seolah tak berujung itu.Ketika hidangan siap, para tam
Baca selengkapnya

Bab 75 : Musuh Baru Dante

Jose menyipitkan mata, semakin kesal karena pria itu tidak bereaksi. Dengan senyum yang tetap terpampang di wajahnya, Jose mendekatkan wajahnya lebih dekat ke arah Lorenzo dan berbisik lebih tajam, "Dengar, kau hanyalah pengawal level rendah. Jangan pernah bertingkah di luar batas, kau tidak punya hak untuk menatapku seperti itu. Kau bisa ada disini karena kami kasihan padamu.Lorenzo menahan diri dengan susah payah, dia tetap diam tanpa membalas. Dalam hati, dia merasakan bom waktu dalam dirinya semakin mendekati batasnya. Sifat asli Jose yang angkuh dan merasa lebih tinggi dari orang lain membuat Lorenzo muak. Namun, karena penyamarannya, ia hanya bisa menahan amarahnya.Jose tertawa kecil, lalu menepuk bahu Lorenzo dengan kasar untuk menghinanya. "Jaga sikapmu, ya? Kalau tidak, aku pastikan kau akan menyesal."Lorenzo mengepalkan tangannya di balik punggung, mencoba menenangkan dirinya. Meski wajahnya tetap tenang, dalam hati dia sudah memastikan bahwa Jose adalah ancaman yang per
Baca selengkapnya

Bab 76 : Tugas Pertama Alessandra

Alessandra menggeleng dengan tatapan lembut, dan meminta Dante duduk di sampingnya. "Biar luka kecil tetap harus di obati. Ayo, duduk."Dante perlahan menghela nafas, namun menuruti Alessandra, duduk di sampingnya dan membiarkan Alessandra membuka kotak P3K itu. Dengan hati-hati, Alessandra mengambil kapas dan antiseptik, lalu perlahan mengoleskannya ke luka di bibir Dante. Sentuhannya lembut, dan matanya fokus pada luka di bibir Dante, tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Apakah sakit?" Tanyanya lembut sambil menatap wajah Dante.Dante menggeleng, meskipun dia merasakan sedikit perih. "Tidak terlalu, selama yang mengobati adalah kau." jawabnya dengan nada bercanda, meskipun sebenarnya ada kehangatan dalam ucapannya.Alessandra tersenyum kecil, sedikit tersipu. "Kau selalu bercanda, Dante. Padahal aku serius mengobatimu."“Aku serius. Jika luka seperti ini saja sudah membuatku mengeluh di depan Ketua, lalu mana mungkin aku bisa menjadi anggota Serigala Malam.”“Kau ini, selalu bermul
Baca selengkapnya

Bab 77 : Obat Varian baru

Saat mereka melangkah masuk, udara lembab dan aroma khas jamur memenuhi ruangan. Di dalam sana, Alessandra dan yang lainnya melihat deretan rak-rak besar yang penuh dengan jamur langka berwarna-warni. Setiap jamur tampak unik, beberapa berwarna ungu gelap dengan bercak putih, sementara yang lain berwarna kuning kehijauan. Cahaya lampu redup di sekitar rak memberikan kesan misterius yang menarik.Esteban berhenti di depan rak utama, menunjuk tumbuhan jamur itu dengan bangga. "Ini adalah proyek terbaru kami, Nona Alessandra," katanya. "Jamur-jamur ini merupakan bahan utama untuk produk obat jenis baru yang kami kembangkan. Kandungan alami dari spesies ini menghasilkan efek yang jauh lebih kuat daripada obat kualitas terbaik yang saat ini beredar dipasaran."Alessandra mengamati jamur-jamur tersebut dengan tatapan penasaran. "Jadi, apakah sudah ada contoh obat yang dibuat dari bahan ini?" Tanyanya sambil melirik Esteban.Esteban tersenyum, lalu mengangkat tangannya sebagai isyarat kepad
Baca selengkapnya

Bab 78 : Penyergapan

Begitu efek awal obat mulai menguasai tubuhnya, Nexus dengan sigap membantu Dante menstabilkan kondisinya. Sistem tubuhnya perlahan dipulihkan, membuatnya mampu berpikir jernih meskipun ia masih harus berpura-pura merasakan euforia di hadapan semua orang.Dante tersenyum puas, menatap Esteban dengan mata berbinar dan tubuh yang sesekali terhuyung. "Obat ciptaan anda sungguh luar biasa.”Esteban tersenyum lebar, merasa puas dengan respon Dante. "Terima kasih, Dante," jawab Esteban, sambil menepuk bahunya. "Ini baru awal dari produk yang akan menguasai pasar."Dengan dipapah Alessandra, Dante dan mereka semua meninggalkan ruang budidaya jamur, berjalan menuju aula utama untuk negosiasi lebih lanjut. Baru saja langkah mereka mencapai aula, tiba-tiba pintu utama gedung didobrak dengan keras. Suara pintu yang pecah menggema di ruangan, semua orang yang ada di dalam gedung menoleh dengan terkejut.Teriakan lantang dari para penyerang terdengar, "Diam di tempat dan jangan bergerak!" Mereka
Baca selengkapnya

Bab 79 : Organisasi Esteban Di Eliminasi

Dante menatap Alejandro, "Tuan Alejandro, apa yang anda lakukan?”Alejandro terdiam, menatap Jose yang terbaring di tanah dengan lengan penuh darah.Dengan jalan terhuyung yang disengaja, Dante berjalan pergi, meninggalkan Alejandro dalam kebingungan. ***Pagi itu, Alessandra tergesa-gesa memasuki kamar Dante, langsung menarik selimut Dante dengan cepat, membuatnya terbangun dari tidurnya yang lelap. "Dante, bangun! Ini penting!" Serunya sambil menggoyangkan bahu Dante dengan sedikit panik.Dante mengerjap-ngerjapkan mata, masih dalam keadaan setengah sadar. "Ada apa, Alessandra?" Tanyanya dengan suara berat, sambil memeluk bantalnya kembali."Esteban menelepon," jawab Alessandra cepat. "Dia meminta aku mengirim seseorang yang aku percayai untuk bertemu dengannya. Dia tidak bilang apa-apa, tapi suaranya terdengar tergesa-gesa dan khawatir." Tatapannya serius.Dante langsung terbangun. "Baiklah, aku akan pergi sekarang juga," jawabnya sambil segera bangkit dari tempat tidur dan mulai
Baca selengkapnya

Bab 80 : Budidaya Jamur & Madu Halusinogen

Alessandra memandang serius matanya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, apa yang sebenarnya terjadi? Kau bertemu Esteban dimana?"Dante menarik napas panjang, memutar ulang kejadian yang baru saja ia alami. "Aku bertemu Esteban," jawabnya pelan, menatap Alessandra. "Dia terluka parah dan meminta aku membawa koper ini untukmu. Tapi tak lama setelah itu, Matteo dan anak buahnya datang mengejar. Mereka ingin koper ini juga."Alessandra tampak terkejut, ekspresinya berubah menjadi muram. "Matteo... jadi dia menginginkan koper itu juga? Tapi kenapa sampai meledakkan tempat Esteban?"Dante menggeleng pelan, tak sepenuhnya yakin. Namun, di dalam pikirannya, Nexus mulai mengumpulkan informasi, menyaring data yang berhasil ia akses secara diam-diam."Dante," bisik Nexus di dalam benaknya, "ledakan dan pembakaran ini direncanakan oleh Vincent. Dia menginginkan jamur itu lebih dari Matteo. Vincent-lah yang berada di balik semua ini."Dante tersentak mendengar informasi itu, tapi ia berusaha tetap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status