Semua Bab Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah: Bab 41 - Bab 50

88 Bab

Bab 41 : Pesta Dansa

Lorenzo tertawa kecil, seolah menganggap perkataan Matteo sebagai lelucon. "Tentu saja, aku tahu kau selalu punya cara untuk menikmati kemegahan pesta, bahkan di saat-saat yang paling tidak terduga." Tatapan Lorenzo tetap tenang, tetapi ada ancaman halus di balik ucapannya, seakan mengingatkan Matteo bahwa dia selalu siap untuk menghadapi rencana tersembunyi apa pun yang sedang dirancang oleh musuh-musuhnya.Matteo mengangkat gelasnya sedikit, memberikan senyum sinis. "Tentu, Lorenzo. Tapi kadang-kadang, kau tahu, pesta terbesar bisa berakhir dengan cara yang paling mengejutkan. Hanya karena kita merayakan kemenangan hari ini, bukan berarti semuanya akan tetap seperti ini besok, kan?"Lorenzo menyipitkan mata, memahami makna di balik kata-kata itu. "Benar sekali, Matteo. Tapi aku percaya bahwa pemimpin sejati tahu bagaimana memastikan pesta-pesta seperti ini tetap berlanjut. Dan mereka tahu cara menghadapi kejutan-kejutan yang datang."Percakapan mereka diiringi tawa ringan, tetapi se
Baca selengkapnya

Bab 42 : Penyandraan Keluarga Dante

Mereka berdua bergerak dengan anggun di atas lantai dansa, menciptakan pemandangan yang memikat. Para tamu yang lain mulai memperhatikan mereka, dan dalam sekejap, semua mata tertuju pada Dante dan Alessandra. Ada chemistry yang jelas antara keduanya, meskipun hubungan mereka baru saja berkembang. Alessandra tampak nyaman dalam pelukan Dante, dan Dante, meskipun baru pertama kali menari, merasa seolah-olah mereka sudah lama bersama.Namun, di sudut lain ruangan, seseorang memperhatikan dengan mata penuh kecemburuan. Damian, putra Matteo, yang sejak kecil menyukai Alessandra, berdiri dengan tangan mengepal di sisi tubuhnya. Dia telah menyimpan rasa cinta yang dalam kepada Alessandra sejak mereka kecil, dan melihat Dante, pria yang baru saja masuk ke dalam lingkungan mereka, bisa bersama Alessandra, berdansa dan mereka tampak begitu dekat, membuatnya cemburu."Bagaimana mungkin Alessandra memilih dia?" pikir Demian dengan kemarahan. Dia sudah lama menganggap dirinya orang yang paling p
Baca selengkapnya

Bab 43 : Misi Penyelamatan Berhasil

Setiap gerakan terkoordinasi dengan sempurna, seolah-olah mereka sudah tahu setiap sudut dari gudang itu."Ada empat penjaga di dalam, di dekat ruangan dimana keluargamu disekap," kata Nexus di telinga Dante. "Aku akan memberikanmu jalan untuk mencapai mereka tanpa terdeteksi."Dante dan tim Lorenzo segera memasuki gudang di dermaga itu. Mereka bergerak melalui koridor gelap yang sempit, menundukkan beberapa penjaga yang tersisa tanpa suara. Saat mereka mencapai ruangan tempat keluarganya disekap, Dante merasakan jantungnya berdetak kencang.Kedua orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan saudara perempuannya terlihat lelah dan ketakutan, tetapi mereka tidak terluka. Mereka diikat di kursi dengan tali kuat, sementara salah satu penjaga Vincent yang tampak cemas berdiri di dekat mereka dengan pistol di tangan."Dante," kata Nexus tiba-tiba. "Aku bisa mengontrol pencahayaan di ruangan ini. Kau bisa menyerang ketika mereka kehilangan pandangan."Dante mengangguk pelan, bersiap. Nexus memat
Baca selengkapnya

Bab 44 : Tempat Aman Untuk Keluarga Dante

Mikhailov berpikir keras, keringat dingin mulai menetes di pelipisnya. "Siapa yang bisa menyerang tanpa suara dan mengambil sandra tanpa terdeteksi?" pikirnya dengan cemas. Penjaga yang ditempatkan di dermaga bukan orang sembarangan, mereka terlatih dan bersenjata, tidak mungkin mereka kalah secepat itu. Ada rasa takut yang perlahan merayap di dalam dirinya. Rencana ini tidak lagi berjalan sesuai harapannya. Bagaimana dia akan melapor pada Mr. Vincent?Sementara itu, suara dari telepon terus berbicara, "Tuan, kami butuh instruksi! Kami kehabisan waktu, orang-orang kita…"Mikhailov dengan kasar memutus panggilan itu, tidak ingin mendengar lebih banyak lagi. Dia berdiri diam sejenak, jari-jarinya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Rencananya yang sempurna telah hancur dalam sekejap. Dante telah menyelamatkan keluarganya, tanpa Mikhailov sadari, dan sekarang rencana besar yang ia banggakan berantakan.Dengan satu pukulan keras, dia menghantam meja di depannya. "DANTE!" te
Baca selengkapnya

Bab 45 : Bertemu Begal

Dante menundukkan kepalanya sejenak. Dia tahu betapa kuatnya prinsip ayahnya. Ayahnya adalah pria yang hidup dengan integritas yang luar biasa, seseorang yang selalu percaya pada keadilan dan kebenaran, tanpa kompromi. Bagi ayahnya, bekerja dengan mafia adalah langkah yang tak termaafkan, meskipun dengan alasan yang jelas.Namun, Dante tahu bahwa ayahnya perlu memahami posisinya. Nexus, yang selalu mendukung Dante, memberinya saran melalui percakapan internal. "Dante, kau harus menyampaikan bahwa keputusanmu ini bukanlah pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip keadilan, tetapi cara untuk melindungi keluargamu dan mencari keadilan dengan cara yang berbeda."Dante mengangkat wajahnya lagi, menatap langsung ke mata ayahnya. "Ayah, aku tidak mengkhianati prinsip-prinsip keadilan yang kau ajarkan padaku. Tapi aku menyadari bahwa terkadang, untuk melawan kekuatan yang lebih besar, kita harus menggunakan cara yang berbeda. Lorenzo memang tidak sempurna, tapi dia adalah satu-satunya orang ya
Baca selengkapnya

Bab 46 : Bertarung Melawan Begal

Setelah gagal membuat RV Dante berhenti dengan memukul dan mengancam dari sisi jalan, kelompok begal memutuskan untuk mengambil tindakan lebih agresif. Mereka bergerak cepat dan mengatur strategi baru: memblokir jalan di depan RV dengan motor mereka, berpikir bahwa Dante dan semua anak buahnya akan terpaksa memperlambat dan akhirnya menghentikan kendaraan. Beberapa motor berderet di jalan yang sempit, menghalangi sepenuhnya jalur pegunungan yang sepi itu. Para begal berdiri di samping motor mereka, memegang senjata tajam dan tongkat, siap menyerang begitu RV berhenti. Tawa kecil dan ejekan mulai terdengar di antara mereka, yakin bahwa mereka telah menangkap kendaraan mewah itu.Namun, di balik kemudi, Ace, mendapat instruksi dari Dante. "Jangan berhenti. Terus maju," kata Dante sambil menatap lurus ke depan, wajahnya tanpa ekspresi, meskipun situasinya semakin berbahaya. Nexus, yang terus memberikan analisis, meyakinkan Dante bahwa kecepatan adalah kunci untuk lolos dari jebakan ini.
Baca selengkapnya

Bab 47 : Tiba Di Kampung Halaman Ibu Dante

Setelah para begal tergeletak di tanah, terluka parah dan tak berdaya. Dante berjalan mendekati seorang begal kemudian menendang tulang keringnya hingga menjerit jatuh terkapar di tanah.kemudian Dante berjongkok. “Tangan mana yang sudah berani menyentuh adikku?” Tanya Dante dengan suara rendah mengintimidasi.“Persetan dengan adikmu! Aku akan menikmati tubuhnya di hadapanmu! Segera! Haha…”Dante menyipitkan matanya, menarik tangan kanan orang itu, menjepitnya di tanah dengan lututnya lalu dengan cepat menghujamkan pisau ke tengah kedua telapak tangannya hingga pisau tembus dan menancap di tanah. Tak ayal begal itu kembali berteriak histeris.Nexus, yang terus memantau situasi, mengonfirmasi."Semua ancaman telah dinetralkan. Tidak ada yang tersisa yang bisa melukai keluargamu atau warga desa."Dia mendekati adiknya dan memeluknya erat, menyadari betapa dekatnya dia dari bahaya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Dante lembut."Kakak, aku takut," jawab Keelan dengan suara bergetar.“Jangan t
Baca selengkapnya

Bab 48 : Rumah Dante Di Bakar

Malam itu di kampung halaman yang biasanya tenang, Dante dan beberapa anak buah Lorenzo tidur di dalam RV motorhome yang diparkir tak jauh dari rumah warisan ibunya. Suasana malam itu terasa damai, hanya suara jangkrik dan angin malam yang bertiup lembut melalui celah pepohonan di sekitar desa. Langit gelap tanpa bulan, dan di dalam RV, Dante sedang terlelap setelah hari yang penuh emosi, memikirkan bagaimana keluarganya bisa bertahan di tengah situasi yang semakin berbahaya.Namun, di tengah keheningan malam itu, Nexus tiba-tiba memberikan peringatan."Dante, bangun! Kita punya masalah besar."Dante terbangun dengan cepat, instingnya langsung bekerja. "Apa yang terjadi, Nexi?" Tanyanya setengah berbisik, dengan adrenalin yang langsung memuncak."Ada sekelompok orang bertopeng yang mengelilingi rumah ibumu. Mereka membawa bensin, dan dari gerak-gerik mereka, mereka berniat membakar rumah itu. Kita harus bertindak cepat."Dante melompat dari tempat tidurnya, langsung membangunkan anak
Baca selengkapnya

Bab 49 : Meninggalkan Kampung Halaman

Di depannya, berdiri seorang pria berkacamata hitam yang terlihat cemas namun berusaha menyembunyikannya. Pria itu adalah mata-mata yang Vincent kirimkan untuk mengawasi setiap pergerakan keluarga Dante."Bagaimana dengan kabar dari desa?" Tanya Vincent dengan nada rendah namun penuh ancaman.Pria itu menundukkan kepala sejenak sebelum berbicara. "Rumah keluarga Dante sudah terbakar sesuai rencana, tapi..." dia ragu sejenak, "...mereka tidak melihat Dante disana, dan keluarga itu selamat dari kebakaran."Mata Vincent menyipit. "Apa maksudmu mereka selamat? Dan bagaimana bisa tidak melihat Dante?" Desaknya dengan nada yang lebih keras, matanya menatap tajam ke arah pria itu."Dan ketika saya menyelidiki plat nomor RV yang digunakan oleh keluarganya, itu terdaftar atas nama Alex Romano," jawab mata-mata itu dengan suara rendah, mengantisipasi kemarahan Vincent. "Dan orang-orang yang berada di dekat keluarga Dante, mereka semua mungkin orang-orangnya Alex Romano, bukan Dante."Vincent me
Baca selengkapnya

Bab 50 : Mendapat Pengawalan Khusus

Saat RV terus melaju di jalanan gelap, meninggalkan desa dan rumah yang masih dilalap api, Dante dan timnya dalam keadaan waspada penuh. Mereka tahu bahwa pengejaran oleh orang-orang Vincent belum selesai. Nexus terus memberikan laporan bahwa para pengejar masih berada di belakang mereka, mendekat dengan cepat. Dante, yang duduk di kursi depan bersama Ace, tahu bahwa mereka tidak bisa melarikan diri selamanya.Namun, Lorenzo telah mempersiapkan segalanya. Tidak lama setelah Dante menerima undangan Lorenzo untuk berlindung di pulau pribadinya, Lorenzo mengirim sekelompok anak buahnya yang terlatih untuk mengeksekusi perintahnya: menghabisi pengejar dan membawa beberapa dari mereka hidup-hidup untuk diinterogasi.Ketika RV masih melaju di jalan pegunungan yang berliku, sekelompok mobil hitam, sekitar selusin mobil SUV, muncul dari arah berlawanan, melaju dengan cepat namun teratur. Anak buah Lorenzo, yang dipimpin oleh Roberto, salah satu orang kepercayaan Lorenzo, bergerak tanpa suar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status