Semua Bab Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah: Bab 31 - Bab 40

87 Bab

Bab 31 : Pertemuan Dengan Alessandra

Ini adalah jackpot terbesar yang pernah terjadi di Le Grand Fortuna."Selamat, Tuan," kata salah satu staf kasino yang mendekati Dante dengan ekspresi terpaksa, mencoba tetap profesional meskipun situasi terasa sangat tidak nyaman bagi mereka. "Ini adalah kemenangan terbesar yang pernah terjadi di sini."Dante menatap staf itu sejenak sebelum melirik ke arah Raffaele, yang tampak tak berdaya dan penuh amarah. Dengan sikap tenang, Dante menatap langsung ke mata Raffaele dan berkata, "Kau seharusnya tahu, Raffaele. Ketika kau bermain kotor, selalu ada seseorang yang bisa bermain lebih cerdas."Raffaele hanya bisa menggertakkan giginya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kekalahannya di atas meja judi, kekalahannya dalam pertempuran, dan sekarang kekalahan finansial yang memalukan, semuanya menghantamnya dengan keras.Setelah memastikan semua uang kemenangannya malam itu masuk ke dalam rekening pribadi atas namanya, dengan sikap puas, Dante berbalik, meninggalkan mesin slot yang kini t
Baca selengkapnya

Bab 32 : Melipat Gandakan Uang

Karena bajunya sedikit kotor, Dante meminta izin kepada Lorenzo kembali ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian sebelum bergabung lagi dengan Lorenzo dan Alessandra di dek untuk perayaan yang lebih santai. Selama perjalanannya menuju kamar, Dante teringat uang hasil dari kemenangan judi di kapal Raffaele telah ditransfer ke rekening pribadinya. Jumlahnya sangat besar, jutaan dolar dari jackpot dan kemenangan lainnya. Namun, bagi Dante, ini baru permulaan. Dante memiliki ambisi besar, dan dia membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk memperkuat posisinya di organisasi Lorenzo, serta untuk menjalankan rencana balas dendamnya.Untuk menghindari kelima pelayan yang selalu menempel padanya, Dante, membawa laptop ke kamar mandi. Di kamar mandi yang mewah, Dante duduk di kloset tertutup dengan laptop di depannya. Dia membuka akun bank pribadinya dan melihat angka-angka besar yang muncul di layar. Senyum tipis terukir di wajahnya saat dia menatap jumlah jutaan dolar yang kini menjad
Baca selengkapnya

Bab 33 : Tuduhan Pada Dante & Alat Peledak

Setelah selesai mandi dan ganti baju, Dante bergegas ingin kembali ke tempat pesta, namun baru beberapa langkah keluar dari kamarnya sebuah kejadian kecil menarik perhatiannya.Sebuah ruang tertutup terletak di depan kamar Lorenzo menarik perhatian Dante. Menurut pelayan itu adalah kamar Alessandra. Pintu ruang itu terbuka sedikit, dan dari celah tersebut, Dante melihat seorang pria berbaju hitam dengan gerak-gerik mencurigakan, seakan baru saja melakukan sesuatu di dalam. Pria itu cepat-cepat meninggalkan ruangan, berusaha menghindari tatapan siapa pun yang mungkin melihatnya.Dante yang waspada memperlambat langkahnya, matanya fokus memperhatikan pria itu. Firasatnya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia baru disini dan belum mengenal banyak orang. Walau wajahnya asing, tapi mungkin saja pria itu adalah orang-orang Alesandra, yang baru datang bersamanya.Dia tidak mau mencampuri urusan orang lain.Dante berbalik ingin meninggalkan tempat itu, tapi suara Nexus men
Baca selengkapnya

Bab 34 : Merayu Alessandra

Vince yang mencoba membela Dante mewakili teman-temannya yang lain hanya bisa terdiam mendengar jawaban bos mereka. Sementara itu Alesandra diam-diam pergi menemui dante, dia penasaran kenapa pria itu berusaha untuk menyakitinya.Dante sedang berbicara serius dengan Nexus, saat Alessandra tiba-tiba muncul di pintu. Dia datang sendirian, di wajahnya terlihat kebingungan dan kekecewaan. Dia tidak mengerti mengapa Dante, orang yang katanya dipercaya oleh ayahnya, malah ingin berbuat jahat. Padahal selain datang untuk merayakan ulang tahun ayahnya, dia juga datang khusus untuk bertemu Dante.Matanya yang mencerminkan kecerdasan menatap Dante dengan campuran penasaran dan rasa ingin tahu."Dante," Alessandra memulai, suaranya dingin namun dengan nada yang terdengar terluka. "Aku ingin tahu… kenapa? Siapa yang menyuruhmu? Apa yang sebenarnya kau rencanakan?"Dante tahu bahwa dia tidak hanya harus membela dirinya, tetapi juga memenangkan kepercayaan Alessandra, mendapat dukungan sepenuhnya
Baca selengkapnya

Bab 35 : Mata-Mata

Dante melanjutkan sambil menunjukkan pager di tangannya. "Pada intinya, alat ini memiliki dua fungsi. Yang pertama, seperti yang terlihat, adalah alat komunikasi yang dapat menerima sinyal dan pesan melalui jaringan komunikasi. Ini adalah fitur yang umum. Tetapi bagian yang berbahaya adalah bahwa alat ini telah dimodifikasi untuk memiliki fungsi kedua, fungsi pemicu peledak."Mario tampak bingung. "Bagaimana sebuah pager bisa menjadi pemicu peledak?" Tanyanya dengan alis terangkat.Dante mengangguk, memahami kebingungannya. "Alat seperti ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen peledak miniatur yang disembunyikan di dalamnya. Ada dua elemen kunci yang membuat pager ini sangat berbahaya: sensor elektronik yang sangat sensitif, dan bahan peledak yang dapat dipicu dengan sinyal jarak jauh."Dia mengangkat pager itu lebih tinggi agar semua orang bisa melihatnya. "Di dalam pager ini, tersimpan sirkuit mikro yang terhubung dengan bahan peledak berukuran kecil namun sangat kuat. Ketika p
Baca selengkapnya

Bab 36 : Masa Lalu Alessandra

Dalam bukti itu, terungkap bahwa co-pilot adalah bagian dari rencana besar untuk menggulingkan Lorenzo dan mengambil alih kekuasaan. Saat Lorenzo dan yang lainnya sibuk mengurus masalah co-pilot, Alessandra dengan sedikit panik dan wajah yang pucat, segera membawa Dante ke ruang kesehatan di kapal, klinik kecil itu memiliki peralatan medis dan persediaan obat yang sangat lengkap. Ketika mereka memasuki klinik, Alessandra langsung bergerak cepat, membuka lemari obat dan memeriksa persediaan yang ada. "Dante, duduklah di sini," perintahnya sambil menunjukkan tempat tidur medis. Dia terlihat sangat fokus, menunjukkan keahlian dan kepemimpinan yang kuat. "Kau tidak boleh sembarangan. Apa kau tidak berpikir dulu sebelum bertindak?!" Alessandra mulai mengomel sambil mengambil alat medis dan obat-obatan. Dia memeriksa luka di bahu Dante dengan teliti, bersiap untuk membersihkannya dan menjahitnya kembali. Dante, yang sedang duduk di atas meja periksa, hanya bisa menatap Alessandra de
Baca selengkapnya

Bab 37 : "Dante, Kau Bukan Kekasih Ayahku, Kan?"

Setelah beberapa saat, Alessandra menarik diri sedikit, mencoba mengontrol emosinya. Dia menatap Dante dengan mata yang masih berbinar, tetapi ada kelegaan yang mulai muncul. "Aku tidak ingin membiarkan masa lalu menghantuiku lebih lama," katanya dengan lebih tenang. "Aku ingin bisa membantu orang lain, dan aku tidak akan membiarkan ketakutan menghalangiku." Dengan wajah penuh haru, Alessandra menatap Dante, merasakan ketulusan dalam kata-katanya. "Terima kasih, Dante. Aku… tidak tahu kenapa aku sangat emosional. Mungkin aku hanya terpengaruh oleh semua yang telah terjadi." Dante tersenyum, merasakan bahwa momen ini telah membawa mereka lebih dekat. "Itu wajar, Alessandra. Kita semua punya rasa takut dan kekhawatiran. Yang penting adalah kita saling mendukung," katanya, berusaha meyakinkan Alessandra bahwa dia tidak sendirian. Dante tersenyum, terkesan dengan tekad yang kuat dalam diri Alessandra. "Menjadi seorang dokter, itu adalah langkah yang benar. Kau sudah melakukan hal heb
Baca selengkapnya

Bab 38 : Musuh Besar Dante

Sejenak, keheningan menyelimuti mereka bertiga, hanya diiringi oleh suara ombak yang menghantam lambung kapal. Akhirnya, Lorenzo tersenyum tipis.“Kau tahu, Dante, tidak banyak orang yang berani meminta hal seperti ini,” kata Lorenzo sambil meletakkan gelas anggurnya di meja. “Tapi aku suka keberanianmu. Kau sudah membuktikan dirimu dengan menyelamatkan hidupku di penjara. Jadi, mengapa tidak? Aku setuju.”Senyum tipis Lorenzo melebar, dan dia menatap Dante dengan rasa hormat yang semakin besar. “Kau bukan hanya tangan kananku sekarang, Dante. Kau juga akan menjadi pengawal pribadiku. Aku tidak mempercayai banyak orang, tapi kau berbeda.”“Papa…” Alessandra ingin mengungkapkan jika dia tidak setuju, tapi tidak jadi di ucapkan, sebaliknya dia berkata, “Saat papaku sedang tidak membutuhkanmu kau harus melindungiku.”Lorenzo tertawa, dia mengerti apa maksud putrinya. “Apa kau bisa memenuhi keinginan putriku?”“Tentu.”Dante merasakan kepuasan di dalam hatinya. Rencana telah berhasil deng
Baca selengkapnya

Bab 39 : "Temukan Keluarga Dante..."

Mikhailov menelan ludahnya, merasa seluruh tubuhnya gemetar. "Tuan Vincent, s-saya sangat menyesal. Ini di luar dugaan kami. Dante Corsetti dan Lorenzo Sabatini, mereka kabur dari penjara. Kami sudah memeriksa seluruh sistem keamanan, tapi mereka hilang tanpa jejak."Vincent diam sejenak, memainkan cincin emas di jarinya. "Dante kabur?" Tanyanya, masih dengan senyum kecil yang sama, namun matanya mulai menunjukkan kilatan amarah yang terpendam. "Kau tahu apa artinya ini, Mikhailov?"Mikhailov mengangguk cepat. "Tuan, saya tahu ini buruk. Saya sudah memerintahkan pencarian besar-besaran di seluruh pulau dan sekitarnya. Kami bahkan melibatkan patroli laut dan udara. Tapi mereka tidak ditemukan. Mereka mungkin sudah keluar dari perairan kita."Vincent bersandar ke kursinya, menarik nafas dalam-dalam. "Kau tahu betapa pentingnya Dante tetap di dalam penjara, bukan?" katanya dengan nada dingin. "Dante tahu terlalu banyak. Jika dia menemukan kebenaran, semuanya bisa runtuh. Reputasiku, keku
Baca selengkapnya

Bab 40 : La Forteza

Ruangan ini dihiasi dengan perabotan antik dan lukisan-lukisan klasik, memberikan nuansa elegan yang menutupi fakta bahwa ini adalah pusat dari berbagai kesepakatan kriminal besar. Di tengah ruangan, terdapat meja kayu besar dengan kursi-kursi kulit yang nyaman. Tempat Lorenzo mengadakan rapat-rapat penting dengan para petinggi organisasinya dan sekutu-sekutu internasional.Salah satu rahasia terbesar La Fortezza adalah bunker bawah tanahnya, yang tersembunyi di bawah kastil. Bunker ini didesain untuk bertahan dari serangan apapun, baik serangan fisik maupun siber. Di sini, Lorenzo menyimpan dokumen-dokumen penting, senjata rahasia, dan bahkan emas serta kekayaan fisik yang menjadi fondasi finansial organisasinya. Di dalam bunker, juga terdapat ruang tahanan khusus untuk menangkap dan menginterogasi musuh atau pengkhianat.Di luar kastil, terdapat taman luas yang dikelilingi oleh pagar listrik. Di tengah taman, terdapat lapangan helikopter yang memungkinkan Lorenzo dan orang-orang pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status