Share

Bab 35 : Mata-Mata

Author: Tenderwhitesan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dante melanjutkan sambil menunjukkan pager di tangannya. "Pada intinya, alat ini memiliki dua fungsi. Yang pertama, seperti yang terlihat, adalah alat komunikasi yang dapat menerima sinyal dan pesan melalui jaringan komunikasi. Ini adalah fitur yang umum. Tetapi bagian yang berbahaya adalah bahwa alat ini telah dimodifikasi untuk memiliki fungsi kedua, fungsi pemicu peledak."

Mario tampak bingung. "Bagaimana sebuah pager bisa menjadi pemicu peledak?" Tanyanya dengan alis terangkat.

Dante mengangguk, memahami kebingungannya. "Alat seperti ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen peledak miniatur yang disembunyikan di dalamnya. Ada dua elemen kunci yang membuat pager ini sangat berbahaya: sensor elektronik yang sangat sensitif, dan bahan peledak yang dapat dipicu dengan sinyal jarak jauh."

Dia mengangkat pager itu lebih tinggi agar semua orang bisa melihatnya. "Di dalam pager ini, tersimpan sirkuit mikro yang terhubung dengan bahan peledak berukuran kecil namun sangat kuat. Ketika p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 36 : Masa Lalu Alessandra

    Dalam bukti itu, terungkap bahwa co-pilot adalah bagian dari rencana besar untuk menggulingkan Lorenzo dan mengambil alih kekuasaan. Saat Lorenzo dan yang lainnya sibuk mengurus masalah co-pilot, Alessandra dengan sedikit panik dan wajah yang pucat, segera membawa Dante ke ruang kesehatan di kapal, klinik kecil itu memiliki peralatan medis dan persediaan obat yang sangat lengkap. Ketika mereka memasuki klinik, Alessandra langsung bergerak cepat, membuka lemari obat dan memeriksa persediaan yang ada. "Dante, duduklah di sini," perintahnya sambil menunjukkan tempat tidur medis. Dia terlihat sangat fokus, menunjukkan keahlian dan kepemimpinan yang kuat. "Kau tidak boleh sembarangan. Apa kau tidak berpikir dulu sebelum bertindak?!" Alessandra mulai mengomel sambil mengambil alat medis dan obat-obatan. Dia memeriksa luka di bahu Dante dengan teliti, bersiap untuk membersihkannya dan menjahitnya kembali. Dante, yang sedang duduk di atas meja periksa, hanya bisa menatap Alessandra de

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 37 : "Dante, Kau Bukan Kekasih Ayahku, Kan?"

    Setelah beberapa saat, Alessandra menarik diri sedikit, mencoba mengontrol emosinya. Dia menatap Dante dengan mata yang masih berbinar, tetapi ada kelegaan yang mulai muncul. "Aku tidak ingin membiarkan masa lalu menghantuiku lebih lama," katanya dengan lebih tenang. "Aku ingin bisa membantu orang lain, dan aku tidak akan membiarkan ketakutan menghalangiku." Dengan wajah penuh haru, Alessandra menatap Dante, merasakan ketulusan dalam kata-katanya. "Terima kasih, Dante. Aku… tidak tahu kenapa aku sangat emosional. Mungkin aku hanya terpengaruh oleh semua yang telah terjadi." Dante tersenyum, merasakan bahwa momen ini telah membawa mereka lebih dekat. "Itu wajar, Alessandra. Kita semua punya rasa takut dan kekhawatiran. Yang penting adalah kita saling mendukung," katanya, berusaha meyakinkan Alessandra bahwa dia tidak sendirian. Dante tersenyum, terkesan dengan tekad yang kuat dalam diri Alessandra. "Menjadi seorang dokter, itu adalah langkah yang benar. Kau sudah melakukan hal heb

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 38 : Musuh Besar Dante

    Sejenak, keheningan menyelimuti mereka bertiga, hanya diiringi oleh suara ombak yang menghantam lambung kapal. Akhirnya, Lorenzo tersenyum tipis.“Kau tahu, Dante, tidak banyak orang yang berani meminta hal seperti ini,” kata Lorenzo sambil meletakkan gelas anggurnya di meja. “Tapi aku suka keberanianmu. Kau sudah membuktikan dirimu dengan menyelamatkan hidupku di penjara. Jadi, mengapa tidak? Aku setuju.”Senyum tipis Lorenzo melebar, dan dia menatap Dante dengan rasa hormat yang semakin besar. “Kau bukan hanya tangan kananku sekarang, Dante. Kau juga akan menjadi pengawal pribadiku. Aku tidak mempercayai banyak orang, tapi kau berbeda.”“Papa…” Alessandra ingin mengungkapkan jika dia tidak setuju, tapi tidak jadi di ucapkan, sebaliknya dia berkata, “Saat papaku sedang tidak membutuhkanmu kau harus melindungiku.”Lorenzo tertawa, dia mengerti apa maksud putrinya. “Apa kau bisa memenuhi keinginan putriku?”“Tentu.”Dante merasakan kepuasan di dalam hatinya. Rencana telah berhasil deng

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 39 : "Temukan Keluarga Dante..."

    Mikhailov menelan ludahnya, merasa seluruh tubuhnya gemetar. "Tuan Vincent, s-saya sangat menyesal. Ini di luar dugaan kami. Dante Corsetti dan Lorenzo Sabatini, mereka kabur dari penjara. Kami sudah memeriksa seluruh sistem keamanan, tapi mereka hilang tanpa jejak."Vincent diam sejenak, memainkan cincin emas di jarinya. "Dante kabur?" Tanyanya, masih dengan senyum kecil yang sama, namun matanya mulai menunjukkan kilatan amarah yang terpendam. "Kau tahu apa artinya ini, Mikhailov?"Mikhailov mengangguk cepat. "Tuan, saya tahu ini buruk. Saya sudah memerintahkan pencarian besar-besaran di seluruh pulau dan sekitarnya. Kami bahkan melibatkan patroli laut dan udara. Tapi mereka tidak ditemukan. Mereka mungkin sudah keluar dari perairan kita."Vincent bersandar ke kursinya, menarik nafas dalam-dalam. "Kau tahu betapa pentingnya Dante tetap di dalam penjara, bukan?" katanya dengan nada dingin. "Dante tahu terlalu banyak. Jika dia menemukan kebenaran, semuanya bisa runtuh. Reputasiku, keku

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 40 : La Forteza

    Ruangan ini dihiasi dengan perabotan antik dan lukisan-lukisan klasik, memberikan nuansa elegan yang menutupi fakta bahwa ini adalah pusat dari berbagai kesepakatan kriminal besar. Di tengah ruangan, terdapat meja kayu besar dengan kursi-kursi kulit yang nyaman. Tempat Lorenzo mengadakan rapat-rapat penting dengan para petinggi organisasinya dan sekutu-sekutu internasional.Salah satu rahasia terbesar La Fortezza adalah bunker bawah tanahnya, yang tersembunyi di bawah kastil. Bunker ini didesain untuk bertahan dari serangan apapun, baik serangan fisik maupun siber. Di sini, Lorenzo menyimpan dokumen-dokumen penting, senjata rahasia, dan bahkan emas serta kekayaan fisik yang menjadi fondasi finansial organisasinya. Di dalam bunker, juga terdapat ruang tahanan khusus untuk menangkap dan menginterogasi musuh atau pengkhianat.Di luar kastil, terdapat taman luas yang dikelilingi oleh pagar listrik. Di tengah taman, terdapat lapangan helikopter yang memungkinkan Lorenzo dan orang-orang pe

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 41 : Pesta Dansa

    Lorenzo tertawa kecil, seolah menganggap perkataan Matteo sebagai lelucon. "Tentu saja, aku tahu kau selalu punya cara untuk menikmati kemegahan pesta, bahkan di saat-saat yang paling tidak terduga." Tatapan Lorenzo tetap tenang, tetapi ada ancaman halus di balik ucapannya, seakan mengingatkan Matteo bahwa dia selalu siap untuk menghadapi rencana tersembunyi apa pun yang sedang dirancang oleh musuh-musuhnya.Matteo mengangkat gelasnya sedikit, memberikan senyum sinis. "Tentu, Lorenzo. Tapi kadang-kadang, kau tahu, pesta terbesar bisa berakhir dengan cara yang paling mengejutkan. Hanya karena kita merayakan kemenangan hari ini, bukan berarti semuanya akan tetap seperti ini besok, kan?"Lorenzo menyipitkan mata, memahami makna di balik kata-kata itu. "Benar sekali, Matteo. Tapi aku percaya bahwa pemimpin sejati tahu bagaimana memastikan pesta-pesta seperti ini tetap berlanjut. Dan mereka tahu cara menghadapi kejutan-kejutan yang datang."Percakapan mereka diiringi tawa ringan, tetapi se

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 42 : Penyandraan Keluarga Dante

    Mereka berdua bergerak dengan anggun di atas lantai dansa, menciptakan pemandangan yang memikat. Para tamu yang lain mulai memperhatikan mereka, dan dalam sekejap, semua mata tertuju pada Dante dan Alessandra. Ada chemistry yang jelas antara keduanya, meskipun hubungan mereka baru saja berkembang. Alessandra tampak nyaman dalam pelukan Dante, dan Dante, meskipun baru pertama kali menari, merasa seolah-olah mereka sudah lama bersama.Namun, di sudut lain ruangan, seseorang memperhatikan dengan mata penuh kecemburuan. Damian, putra Matteo, yang sejak kecil menyukai Alessandra, berdiri dengan tangan mengepal di sisi tubuhnya. Dia telah menyimpan rasa cinta yang dalam kepada Alessandra sejak mereka kecil, dan melihat Dante, pria yang baru saja masuk ke dalam lingkungan mereka, bisa bersama Alessandra, berdansa dan mereka tampak begitu dekat, membuatnya cemburu."Bagaimana mungkin Alessandra memilih dia?" pikir Demian dengan kemarahan. Dia sudah lama menganggap dirinya orang yang paling p

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 43 : Misi Penyelamatan Berhasil

    Setiap gerakan terkoordinasi dengan sempurna, seolah-olah mereka sudah tahu setiap sudut dari gudang itu."Ada empat penjaga di dalam, di dekat ruangan dimana keluargamu disekap," kata Nexus di telinga Dante. "Aku akan memberikanmu jalan untuk mencapai mereka tanpa terdeteksi."Dante dan tim Lorenzo segera memasuki gudang di dermaga itu. Mereka bergerak melalui koridor gelap yang sempit, menundukkan beberapa penjaga yang tersisa tanpa suara. Saat mereka mencapai ruangan tempat keluarganya disekap, Dante merasakan jantungnya berdetak kencang.Kedua orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan saudara perempuannya terlihat lelah dan ketakutan, tetapi mereka tidak terluka. Mereka diikat di kursi dengan tali kuat, sementara salah satu penjaga Vincent yang tampak cemas berdiri di dekat mereka dengan pistol di tangan."Dante," kata Nexus tiba-tiba. "Aku bisa mengontrol pencahayaan di ruangan ini. Kau bisa menyerang ketika mereka kehilangan pandangan."Dante mengangguk pelan, bersiap. Nexus memat

Latest chapter

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 88 : Menyuapi Obat Dari Mulut Ke Mulut

    Di dalam rumah sederhana namun terasa hangat itu, kakek Alfonso duduk di samping Lorenzo, tangannya yang tua dan berkeriput masih cekatan membalut luka Lorenzo menggunakan kain yang dicelupkan ke dalam ramuan herbal berwarna kehijauan. “Tuan, anda mengerti pengobatan?” Tanya Dante matanya tidak lepas dari berbagai ramuan yang di pegang Alfonso. Dia tidak bisa membiarkan orang yang baru mereka kenal memberikan sembarang obat pada Lorenzo.“Aku tahu sedikit.”Dante duduk di dekat perapian, memperhatikan dengan cemas setiap gerakan kakek. "Lukanya dalam," kata Alfonso tanpa menoleh. "Aku sudah melakukan usaha terbaik dengan memberikan ramuan obat yang aku buat sendiri. Sekarang semua tergantung padanya." Dante mengernyit. "Maksud Anda?"Alfonso menghela napas panjang, lalu menatap Dante dengan tatapan mata yang serius. "Kalau dia bisa melewati malam ini, dia akan selamat. Tapi kalau demamnya semakin parah…" Alfonso menggeleng pelan, tidak meneruskan kalimatnya, namun Dante mengerti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 87 : Lorenzo Terluka

    Air sungai membawa mereka menjauh dari musuh, tapi arus yang kuat membuat Lorenzo kesulitan menjaga kesadarannya. Luka di pinggangnya membuat tubuhnya semakin lemah, namun ia tetap berusaha berenang, menjaga agar Dante tetap di dekatnya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Dante dengan suara keras, mencoba melawan suara arus. "Jangan pikirkan aku," sahut Lorenzo sambil mengatur napas. "Kita harus keluar dari sini sebelum arus membawa kita terlalu jauh."Tiba-tiba saja terdapat pusaran air yang cukup kuat menyeret tubuh Lorenzo, dan tanpa ampun kepalanya membentur batu hingga tidak sadarkan diri.Dante berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Lorenzo agar tidak tertelan pusaran air. Sambil berpegangan pada akar pohon yang menjuntai, dengan sisa tenaga, Dante berenang menuju tepian sungai, mencari tempat yang aman untuk beristirahat. Malam mulai tiba, dan luka di kepala Lorenzo terlihat parah.***Dante memapah Lorenzo, satu tangannya melingkari tubuh Lorenzo yang lemah, sementara tangan lainny

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 86 : Pelarian Dante & Lorenzo

    “Kalian menjebak kami!” Teriak Dante kepada pimpinan kelompok pembeli.“Omong kosong! Kami bukan orang serendah itu!” Setelah berkata sebutir peluru dari sniper melubangi tengkoraknya membuatnya tersungkur di depan Dante.Peluru mulai berdesing di udara dari segala arah, menghantam dinding dan barang-barang di dalam gudang. Kelompok lain yang ikut dalam transaksi langsung jadi sasaran utama. Mereka tewas di tempat, satu per satu roboh tanpa sempat melawan. “Sepertinya tempat ini sudah terkepung,” ujar Dante. Dante dan Lorenzo langsung berlindung di balik kotak kayu dan karung besar bersama anak buahnya. "Kita harus keluar dari sini secepatnya jika tidak ingin mati konyol," ujar Lorenzo sambil memasang ekspresi serius. "Aku tahu," jawab Dante, mengambil senjata dan mulai membalas tembakan. Dengan bantuan Nexus yang memberi informasi tentang posisi musuh, Dante dan kelompoknya berhasil menciptakan celah untuk kabur. Mereka keluar dari gudang melalui pintu rahasia yang berada di l

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 85 : Penyergapan

    Kesuksesan Alessandra dalam memperkenalkan dan memasarkan obat jenis baru tidak hanya membawa kekayaan bagi Serigala Malam, tetapi juga meningkatkan reputasi mereka.Semua tidak lepas dari peran Dante. Dan Alessandra memuji Dante di depan semua anggota.Hal itu membuat semua anggota semakin menghormati Dante, melihatnya sebagai pemimpin kedua setelah Alessandra. Gosip dengan cepat menyebar. Bahkan organisasi lain mulai memandang Dante dengan rasa kagum dan ketertarikan, berpikir betapa bagusnya jika jenius seperti Dante bergabung dengan mereka. Namun, tidak semua orang memuji Dante. Di La Fortezza, ada satu orang yang merasa terganggu oleh semua pencapaian Dante, Alejandro, kakek Alessandra. Alejandro duduk di balkon pribadinya bersama Jose, mengamati Alessandra dan Dante yang tengah bercanda mesra di taman bawah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini terlihat semakin masam. Jose, yang berdiri di belakang Alejandro, memberanikan diri untuk bicara. "Tuan Alejandro, Anda sepertinya ter

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 84 : Kecemburuan Alessandra

    Alessandra tampak terkejut, alisnya naik sedikit. "Kenapa kau tanyakan itu sekarang? Membuat mood-ku menjadi buruk," katanya kesal, melepaskan tangannya dari leher Dante dan menyilangkannya di dada. "Ketua, aku bertanya karena dia belum kembali sejak pulang dari Nepal," jawab Dante dengan singkat, pandangannya tajam. “Jadi kau juga akhirnya mengakui jika kalian pergi bersama ke luar negeri? Hebat sekali, aku menyuruhmu melakukan tugas, tapi kau malah asik bersenang-senang dengan seorang wanita,” ucap Alessandra, dan kali ini suaranya lebih keras dari biasanya.Dante melirik ke sekeliling dimana para pengawal berbaju hitam rapi berdiri, dengan satu isyarat darinya, mereka semua serentak berbalik dan memasang earphone di kedua telinga mereka.“Kami disana untuk melaksanakan tugas darimu…”“Kenapa harus dia? Aku bisa menemanimu.” Alessandra menghela nafas, lalu berenang mundur dengan elegan, menjaga jarak. "Kau tenang saja, gadis kecilmu masih bernafas. Kau beruntung, jika aku seperti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 83 : Pengumuman Kematian Lorenzo

    Breaking News siang itu, semua stasiun televisi nasional menyiarkan konferensi pers penting dari sebuah rumah sakit forensik terkemuka. Ruang konferensi di penuhi oleh wartawan dari berbagai media. Kamera terus bergerak mengambil gambar setiap sudut, dan suara klik kamera mendominasi suasana. Di podium utama, seorang juru bicara pemerintah berdiri dengan dokumen tebal di tangannya, siap memberikan pernyataan resmi yang baru saja mereka terima."Setelah melalui serangkaian tes DNA yang dilakukan secara teliti," kata juru bicara itu dengan suara penuh percaya diri, "tim kami dapat mengonfirmasi bahwa sisa-sisa tubuh yang ditemukan di mobil yang jatuh ke jurang adalah benar milik Lorenzo Sabatini, pemimpin organisasi kriminal Serigala Malam."Ruang konferensi langsung ramai, para wartawan berebut mengajukan pertanyaan. Nama Lorenzo yang selama ini dianggap sebagai bayangan gelap dalam dunia kejahatan kini kembali menjadi berita utama di seluruh negeri. "Apakah ini akhir dari Serigala Ma

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 82 : peluncuran Produk Baru

    Setelah kembali dari Nepal, Dante dan Sofia tiba di La Fortezza, markas besar organisasi. Begitu turun dari mobil, Sofia langsung disambut oleh beberapa anggota tim elite khusus, yang memintanya untuk menghadap Alessandra di ruang interogasi.Sofia menghela napas, melirik Dante sebelum pergi. "Kita bicara nanti," katanya dengan raut wajah tegang, mencoba tersenyum namun jelas terlihat gugup.Dante menatapnya sejenak, memberi anggukan kecil yang menenangkan. "Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja, Ketua hanya ingin bertanya tentang kegiatanmu di luar selama ini." katanya pelan. Sebelumnya Nexus memberikan informasi tidak ada alat penyadap lain di tubuh Sofia, jadi Dante tidak merasa khawatir.Sofia melangkah pergi, dan Dante berbalik menuju area terlarang, tempat rahasia di La Fortezza yang disiapkan khusus untuk budidaya tanaman. Tempatnya bersebelahan dengan ladang jamur langka. Tidak sembarang orang yang dibolehkan masuk ke area terlarang. Itu sebabnya area terlarang memiliki si

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 81 : Berburu madu Halusinogen di Nepal

    Dante tersenyum kecil, “Berbohong padamu? Mana aku berani… nona intel yang terhormat.”Sofia duduk di pangkuan Dante, mengangkat alis, menatapnya dengan tatapan curiga. "Lalu… apa yang sebenarnya kau lakukan di sana? Kenapa kau mau mengambil resiko?”Dante tersenyum kecil, lalu mengangkat bahu seolah-olah itu bukan hal besar. "Aku hanya menjalankan tugas dari Alessandra. Aku tak menyangka tempat itu sudah kacau dan Esteban juga terluka, kami tidak bicara banyak sebelum akhirnya dia tewas.”Sofia tampak tak sepenuhnya yakin, tetapi berusaha menerima jawaban Dante. “Kami mendapat informasi tentang jamur yang digunakan sebagai bahan campuran obat terlarang. Namun semua terbakar habis, tidak ada bukti tersisa.”Dante menggeleng, menatap Sofia dengan tenang. "Sayang sekali."Sofia menghela napas. "Dante, kita bekerja sama," katanya sambil memandang Dante, ekspresi wajahnya mulai melunak. "Aku merasa punya hak untuk tahu segalanya. Kau berhutang padaku untuk apa yang telah kulakukan terakhi

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 80 : Budidaya Jamur & Madu Halusinogen

    Alessandra memandang serius matanya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, apa yang sebenarnya terjadi? Kau bertemu Esteban dimana?"Dante menarik napas panjang, memutar ulang kejadian yang baru saja ia alami. "Aku bertemu Esteban," jawabnya pelan, menatap Alessandra. "Dia terluka parah dan meminta aku membawa koper ini untukmu. Tapi tak lama setelah itu, Matteo dan anak buahnya datang mengejar. Mereka ingin koper ini juga."Alessandra tampak terkejut, ekspresinya berubah menjadi muram. "Matteo... jadi dia menginginkan koper itu juga? Tapi kenapa sampai meledakkan tempat Esteban?"Dante menggeleng pelan, tak sepenuhnya yakin. Namun, di dalam pikirannya, Nexus mulai mengumpulkan informasi, menyaring data yang berhasil ia akses secara diam-diam."Dante," bisik Nexus di dalam benaknya, "ledakan dan pembakaran ini direncanakan oleh Vincent. Dia menginginkan jamur itu lebih dari Matteo. Vincent-lah yang berada di balik semua ini."Dante tersentak mendengar informasi itu, tapi ia berusaha tetap

DMCA.com Protection Status