Jia berdiri tegak di depan Revandro, menatapnya penuh amarah sebelum tiba-tiba menampar wajahnya dengan kekuatan yang cukup keras untuk membuat keheningan menyelimuti ruangan. Suara tamparan itu menggema, mengejutkan semua orang di sekitar mereka. Jia mendesis, penuh kemarahan yang tak tertahankan. “Inikah yang kau inginkan, Revandro?!”Revandro tidak langsung menjawab. Ia hanya mengusap sudut bibirnya yang pecah karena tamparan Jia, pandangannya tetap tak berubah—terlalu tenang dan, yang lebih mengesalkan, masih menyimpan senyuman samar. “Kalau itu yang kau inginkan,” katanya pelan, “tampar aku lagi, Jia.”Jia mendengus kesal, namun senyum licik tersirat di wajahnya. Tanpa ragu, ia mencengkeram kerah Revandro dengan kedua tangan, menariknya lebih dekat hingga mereka hampir bertatapan langsung. “Kau benar-benar sudah sakit jiwa, Revandro,” ujarnya tajam. “Dari psikopat, obsesi gila, sampai sekarang… kau masokis?”Setiap hinaan Jia hanya membuat Revandro semakin terhibur, matanya me
Last Updated : 2024-11-13 Read more