Melihat Afkar mengambil kembali kelereng itu dari tangannya, ekspresi Aruna langsung membeku. Sesaat kemudian, wajahnya berubah dingin lalu dia mendengus pelan. Entah kenapa, tiba-tiba saja dia merasa agak kesal.Saat itu, Shafa menatap Afkar dengan penuh harapan dan bertanya dengan manja, "Ayah, siang ini kita jadi main bareng Kak Lyra dan Bibi Aruna, 'kan?"Afkar melirik Aruna yang masih berekspresi dingin, lalu berdeham sebelum berucap dengan canggung, "Nona Aruna, kebetulan kita bertemu di sini. Gimana kalau kita makan bersama dulu? Lagian, anak-anak bisa main bareng nanti siang.""Bibi ...." Lyra yang berdiri di samping, menarik tangan Aruna sambil menatapnya dengan penuh harapan. Gadis kecil itu memang terkadang sedikit manja, tetapi hatinya sangat polos.Baru saja, Lyra bermain sebentar dengan Shafa dan kini dia sudah melupakan kejadian tidak menyenangkan sebelumnya. Sekarang, dia hanya ingin punya teman bermain lagi.Melihat dua anak kecil dengan wajah penuh harap, Aruna menata
Read more