Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 511 - Chapter 520

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 511 - Chapter 520

588 Chapters

Bab 511

Malam itu, Afkar duduk bersila di tengah halaman. Di sekelilingnya, beberapa giok spiritual melayang di udara.Seiring dengan berjalannya Mantra Roh Naga, sejumlah besar energi spiritual tersedot keluar dari giok-giok itu dan mengalir masuk ke tubuhnya melalui setiap tarikan dan embusan napas.Di dalam pusat energi, energi sejati dalam bentuk cair semakin penuh dan terkonsolidasi. Energi sejati dalam tubuh Afkar berbeda dari para kultivator biasa. Energinya berasal dari penyempurnaan energi spiritual langit dan bumi yang bercampur dengan energi naga yang mengalir dari ginjal naga.Energi campuran ini jauh lebih kuat dan lebih dahsyat dibandingkan energi sejati para kultivator biasa!Ditambah lagi, fisik Afkar telah mengalami penguatan dan rekonstruksi oleh energi naga, membuatnya jauh lebih tangguh dibandingkan para ahli di tingkat yang sama.Inilah alasan mengapa dalam level yang sama, Afkar benar-benar mengungguli semua lawannya.Energi sejati campuran ini diberi nama khusus oleh Afk
Read more

Bab 512

"Aku mau ke taman hiburan, naik kuda besar, naik kapal bajak laut!" seru Shafa dengan penuh harapan."Oke, kita pergi ke taman hiburan!" Afkar mengangkat putrinya dengan senyuman lebar."Hore! Ke taman hiburan!" Shafa langsung bersorak gembira, terus bertepuk tangan dengan riang.Pukul 7 pagi, Afkar mengendarai mobilnya ke Funworld yang ada di Kota Nubes bersama Shafa.Setelah meninggalkan Vila Emperor dan melewati jembatan layang, sebuah mobil Jeep diam-diam mengikuti di belakang mereka.Mereka menyelip di antara lalu lintas dan mengikuti mobil Afkar tanpa jejak, dengan teknik penguntitan yang sangat canggih. Jelas, mereka terlatih secara profesional.Di dalam mobil Jeep, seorang pemuda yang duduk di kursi depan menatap dengan ekspresi dingin sambil bertanya kepada pria yang mengemudi, "Oloan, kamu yakin mobil di depan itu target kita, 'kan?"Oloan mengangguk. "Aku sudah menyelidiki selama beberapa hari. Target memang mengendarai mobil itu. Ketua, apa kita harus membunuhnya?"Pemuda i
Read more

Bab 513

Saat mengawal Adry dan rombongannya sebelumnya, Afkar bukan hanya berbincang santai dengan Marcel dan yang lainnya di dalam mobil. Sepanjang perjalanan, dia juga diajari banyak keterampilan militer.Kini, Afkar memiliki daya ingat yang luar biasa. Banyak hal yang bisa dia pelajari dengan cepat. Jika kemampuan militer yang profesional, dia tentu masih jauh di bawah tentara elite atau pasukan khusus. Namun, hal-hal dasar tidak sulit baginya.Raijin memasang bom waktu yang sebenarnya cukup sederhana. Bom itu hanya menggunakan beberapa kawat yang menghubungkan alat pengatur waktu. Di dalam negeri, pengawasan sangat ketat, jadi sulit mendapatkan teknologi canggih.Untuk jenis bom waktu yang sederhana seperti itu, Marcel dan para tentara dari pasukan garnisun telah mengajarkan Afkar cara membongkarnya. Jadi, setelah Afkar menemukannya, dia menonaktifkan bom itu dengan mudah."Ada yang ingin membunuhku?" Setelah masuk ke mobil, Afkar melemparkan bom yang sudah dibongkar ke dalam laci mobil. W
Read more

Bab 514

"Bunyikan klakson! Bunyikan klakson!" teriak Raijin dengan marah, lalu mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. Kemudian, dia memekik lagi, "Berhenti! Aku suruh kamu berhenti!"Tuut! Tuut! Tuut!Afkar mendengar suara klakson dari belakang. Dari kaca spion, dia melihat seorang pemuda mengeluarkan kepala dan meneriakkan sesuatu ke arahnya.Afkar lantas merasa bingung. 'Dari mana orang aneh ini datang? Kamu ingin membunuhku, tapi malah menekan klakson untuk menyuruhku berhenti?''Kamu anggap aku bodoh atau memang otakmu rusak? Dasar idiot! Aku mau mengajak putriku bermain, nggak ada waktu untuk meladeni orang sepertimu,' batin Afkar sambil memutar mata.Tuut! Tuut! Tuut!Tuut! Tuut!Namun, suara klakson itu semakin mendesak."Papa, mobil di belakang sepertinya mengklakson kita, 'kan? Berisik sekali!" tanya Shafa dengan bingung. Dia juga merasa ada yang tidak beres."Ah, klakson mereka rusak, nggak ada urusannya dengan kita!" timpal Afkar dengan santai."Benaran? Tapi, Papa, kenapa kamu
Read more

Bab 515

"Ah! Papa, mobil di belakang jatuh!" Shafa menempelkan tubuhnya di kursi belakang. Wajahnya penuh dengan keterkejutan.Afkar terkekeh-kekeh, lalu perlahan menghentikan mobil di pinggir jalan. "Sayang, tunggu di dalam mobil. Papa mau lihat sebentar.""Oh! Perlu telepon ambulans untuk bantu mereka nggak?" tanya Shafa dengan ekspresi baik hati, tetapi matanya yang besar itu tampak nakal.Dari caranya berbicara, dia lebih mirip bocah kecil yang menikmati kemalangan orang lain. Mobil di belakang itu terus mengklakson mereka, jadi Shafa merasa mereka sangat menyebalkan.Afkar turun dari mobil dan berjalan ke tepi pagar pembatas. Dia melihat air sungai beriak beberapa kali sebelum akhirnya dua kepala muncul ke permukaan.Tatapan Afkar menyipit sedikit saat melihat Oloan. Dia langsung mengenali pria itu! Bukankah ini salah satu pembunuh bayaran yang terakhir kali disewa oleh Renhad untuk membunuh Jovian?Selain itu, ada juga seorang pemuda asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Afkar me
Read more

Bab 516

Shafa tertegun sejenak, lalu menoleh ke arah yang ditunjuk oleh ayahnya."Itu Lyra dan Bibi Aruna?" seru Shafa dengan wajah penuh kejutan. Kemudian, dia berlari ke arah mereka dengan penuh semangat.Sambil berlari, dia berseru dengan suara jernih dan ceria, "Kak Lyra! Bibi Aruna! Kalian juga di sini?"Di sana tidak lain adalah Aruna, putri Keluarga Subroto, bersama dengan Lyra, cicit dari Bayu.Hari ini, Aruna juga membawa Lyra untuk bermain. Kebetulan, mereka juga memilih restoran ini untuk makan siang. Namun, mereka datang lebih awal sehingga sudah mulai menikmati makanan.Melihat Shafa berlari ke arah mereka, Afkar ragu sejenak, lalu akhirnya mengikuti. Pertemuan terakhir di rumah Keluarga Subroto memang tidak berjalan dengan baik. Namun, karena sudah bertemu di sini, Afkar merasa setidaknya harus menyapa mereka."Shafa? Kamu juga di sini?" Lyra juga tampak terkejut dan senang. Dia langsung meletakkan sendoknya, lalu melompat turun dari kursi.Namun, begitu melihat Afkar, tatapannya
Read more

Bab 517

Dalam pandangan Aruna, baik kakeknya maupun Farel, mereka sudah sangat menghargai Afkar. Bahkan, mereka juga pernah membantunya beberapa kali!Namun, terakhir kali datang ke rumah Keluarga Subroto, pria ini malah berbicara lancang dan menunjukkan sikap yang sangat tidak hormat. Bagaimana mungkin Aruna tidak punya pendapat buruk terhadap Afkar?Aruna merasa semua ini sangat tidak adil untuk Keluarga Subroto. Namun, kali ini dia menemukan kesempatan untuk mengambil sedikit keuntungan dari Afkar.Karena kebetulan bertemu dengan pemuda bernama Kevin ini, Aruna langsung menggunakan pria berengsek ini sebagai tameng.Di sisi lain, begitu melihat Aruna merangkul lengan seorang pria, mata Kevin seketika memancarkan kilatan suram dan rasa cemburu."Keluargaku mengutusku untuk mengurus bisnis di Provinsi Jimbo. Jadi, aku sekalian mampir ke Kota Nubes untuk mengunjungi Kakek Bayu dan dirimu. Hehe ...," timpal Kevin sambil tersenyum."Oh, begitu ya. Sudah makan belum? Aku dan pacarku membawa anak-
Read more

Bab 518

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pria ini kaya raya. Ditambah lagi, kalung permata yang dia berikan begitu mencolok, membuat banyak wanita di restoran itu berharap bisa menggantikan Aruna."Wow! Batu permatanya cantik sekali!""Kalau ada yang melamarku dengan kalung seperti ini, aku pasti langsung terima!""Benar! Bahkan kalau tanpa mahar pun, aku tetap mau menikah dengannya!""Kalung permata seperti ini jelas sangat mahal! Tentu saja kamu nggak butuh mahar."Para tamu restoran, terutama para wanita, mulai saling berbisik. Bahkan, Aruna pun sempat terpesona oleh kilauan kalung permata itu.Namun, detik berikutnya, dia menggeleng dan menyahut, "Lebih baik kamu simpan kalung ini. Ini terlalu mahal, aku nggak bisa menerimanya!"Mendengar itu, mata Kevin memancarkan keengganan. "Aruna, cuma dewi sepertimu yang pantas mengenakan kalung Heart of Poseidon ini! Kalau kamu menolaknya, aku lebih baik membuangnya!"Ekspresi Aruna seketika menjadi datar. "Kalau begitu, silakan buang saja!"Kevin
Read more

Bab 519

"Oke! Kamu sendiri yang bilang ya!"Wajah Afkar menampilkan senyuman licik saat mengulurkan tangan ke arah Kevin. "Sini! Aku akan meremukkannya di depan semua orang! Batu palsu seperti ini sangat mudah untuk dihancurkan!"Kevin mendengus sinis dengan wajah penuh ejekan. "Oke! Aku juga ingin lihat gimana kamu akan menghancurkan permata biru ini dengan tangan kosong!"Sambil berkata demikian, Kevin mengambil kalung permata itu dari kotak perhiasan platinum dan menyerahkannya kepada Afkar dengan percaya diri.Orang-orang di sekitar pun mulai bersorak, terutama para wanita matre. Melihat Kevin berpakaian mewah, membawa kunci mobil sport, memakai jam tangan mahal, mereka langsung memihaknya, meskipun wajahnya gemuk dan tidak menarik."Ayo hancurkan! Kalau nggak bisa, kamu jadi pelayannya!""Nggak mampu beli, malah bilang barang orang lain palsu!""Dia pasti nggak nyangka kalau akan benar-benar disuruh menghancurkan permata!""Dia pasti mati kutu sekarang!"Namun, saat suasana semakin panas,
Read more

Bab 520

Biarkan saja jika Kevin ingin memberikannya sesuatu. Toh Aruna tidak akan menerimanya.Mengenai provokasi Kevin, Aruna merasa Afkar tidak perlu menanggapinya terlalu serius. Kenapa harus bersikeras mengatakan permata biru itu palsu?Aruna juga merasa permata biru itu memiliki kualitas yang luar biasa. Hanya dengan melihat, dia sudah sangat menyukainya. Jadi, tidak mungkin palsu.Saat ini, Teddy bersuara dengan heran, "Oh ya?" Kemudian, dia menerima kalung itu. "Biar kulihat!"Teddy mengamatinya sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Kelihatannya memang cukup bagus! Siapa yang mengatakan permata ini palsu?""Bocah ini!" Begitu mendengar pertanyaan Teddy, Kevin sontak menunjuk Afkar dengan senyuman sinis.Banyak pelanggan di restoran yang menonton keributan ini juga menunjuk Afkar. Ekspresi mereka penuh dengan ejekan.Baik pria maupun wanita, mereka ingin melihat Afkar dipermalukan. Para pria cemburu karena Afkar bisa bersama wanita secantik Aruna, sedangkan para wanita lebih tertarik pa
Read more
PREV
1
...
5051525354
...
59
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status