Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 431 - Chapter 440

452 Chapters

Bab 431

"Baiklah, hari ini sampai di sini saja. Kalau ada kesempatan, kita kumpul lagi lain waktu! Aku harus pulang sekarang." Setelah selesai makan malam itu, Afkar pun berpamitan dengan keempat orang tersebut.Setelah menyelesaikan tugas kali ini, mereka bisa beristirahat beberapa hari di Bumantra untuk memulihkan luka-luka mereka. Namun, Afkar tidak sabar untuk segera pulang. Dia sudah memesan tiket pesawat pukul tujuh malam ini, dari Bumantra menuju ibu kota Provinsi Jimbo."Pak Afkar langsung kembali ke Kota Nubes? Nggak mau menghabiskan beberapa hari di Bumantra? Aku bisa antar kamu jalan-jalan dan menunjukkan tempat-tempat menarik di sini sebagai tuan rumah," kata Adam dengan antusias."Nggak usah! Aku punya istri dan anak, takut mereka khawatir. Lain kali, kalau ada kesempatan, aku akan bawa mereka ke Bumantra. Kalau Pak Adam punya waktu, mungkin kami akan merepotkan Bapak," jawab Afkar sambil menggelengkan kepala.Mendengar hal itu, Adam tidak memaksa lagi. Dia menepuk dadanya dan ber
Read more

Bab 432

Melihat panggilan masuk, Felicia mengerutkan keningnya. Perasaan tidak nyaman muncul di hatinya. Pertemuan terakhir mereka membuat Felicia benar-benar kecewa pada Yola.Namun, setelah ragu sejenak, Felicia tetap menjawab panggilan itu. "Yola?""Felicia, ayo keluar makan malam bareng malam ini! Kita kumpul-kumpul!" kata Yola dengan antusias di telepon."Nggak, aku sudah makan. Ada hal lain yang perlu dibicarakan?" Felicia menolak dengan tegas."Felicia, aku tahu aku salah! Waktu itu aku memang salah, aku nggak seharusnya bersikap seperti itu pada suamimu! Ayolah, aku benar-benar minta maaf!""Kita sudah bersahabat bertahun-tahun, apa kamu benar-benar ingin memutuskan hubungan kita? Keluar sebentar untuk makan malam, aku akan minta maaf padamu, oke?" Yola memohon dengan nada sedikit manja."Ini ... nggak perlu, sungguh! Bagaimana kalau besok saja? Sekarang sudah malam, aku nggak terlalu ingin keluar," jawab Felicia sambil ragu-ragu.Mendengar permohonan Yola yang lembut, Felicia yang tel
Read more

Bab 433

Mendengar penjelasan kakeknya, Karen membelalakkan matanya. "Afkar sehebat itu, ya?"Heru mengangguk dengan penuh makna. "Kalau dia mau mengembangkan kariernya di militer, mungkin dia akan menjadi Dewa Perang Mars berikutnya!"Sambil berbicara, ekspresinya tiba-tiba berubah serius. Dengan suara berat, dia berkata, "Noah nggak boleh jadi musuh Afkar!"Pada saat itu, teleponnya berdering. Orang yang baru saja dibicarakan, langsung menampakkan diri! Penelepon itu ternyata adalah Noah."Noah, kamu sudah sampai di Kota Nubes?" tanya Heru.Noah ragu sejenak, lalu berkata, "Belum, aku akan pergi ke sana besok!"Ada beberapa hal yang ingin dia selesaikan lebih dulu, dan sebelum itu, dia tidak ingin Heru tahu. Kemudian, dia bertanya lagi, "Kakek, dokter hebat yang Kakek bilang itu, apa besok bisa langsung mengobatiku?"Heru menjawab, "Aku akan telepon dia dan tanyakan soal waktu. Noah, Kakek ingin mengingatkanmu dulu. Besok, kamu harus bersikap sangat sopan. Apa pun konflik yang mungkin ada seb
Read more

Bab 434

"Yola, aku ada urusan besok. Sampai di sini saja untuk hari ini," ujar Felicia, merasa bahwa percakapan ini sudah tidak menyenangkan lagi. Sambil berbicara, Felicia mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi.Namun, baru saja dia berdiri, tubuhnya tiba-tiba limbung. Kepalanya terasa pusing dan hampir saja dia terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, matanya yang indah memancarkan rasa curiga. Dia memandang sahabatnya dengan penuh keraguan.Yola tersenyum samar. "Felicia, jangan buru-buru pergi, dong. Kamu ini ....""Kamu ... apa yang kamu lakukan?" tanya Felicia dengan nada penuh kewaspadaan. Firasat buruk mulai menyelimuti hatinya.Felicia segera meraih ponselnya secara refleks dan mencoba menelepon seseorang. Namun, suara yang dia dengar hanya pemberitahuan bahwa ponsel yang dituju sedang tidak aktif.Pada saat yang sama, Afkar sedang berada di pesawat!"Felicia, siapa yang kamu coba hubungi? Jangan bilang kamu menelepon Afkar, pria nggak berguna itu! Tapi sayangnya, dia mungkin sudah mati s
Read more

Bab 435

Pertarungan antara ahli berlangsung sangat cepat!Setengah menit kemudian ....Mateo tergeletak di tanah, darah mengucur deras dari mulutnya. Dia memandang Karno dengan tatapan penuh kemarahan dan ketidakrelaan."Nggak kusangka, setelah turun gunung, kemampuan Kak Mateo ternyata meningkat. Sayang sekali, masih belum cukup!""Kenapa kamu bela Afkar? Apa hubunganmu sama dia? Sungguh nggak terduga ...."Karno menatap Mateo yang terluka parah dengan senyum mengejek. Dia tak menyangka Mateo yang tertahan di puncak tingkat gulita tahap akhir selama bertahun-tahun, kini berhasil mencapai tahap awal tingkat revolusi.Namun, dibandingkan dirinya yang sudah berada di puncak tingkat revolusi dan hampir menjadi tingkat semi-master, kemampuan Mateo jelas masih jauh di bawahnya."Dasar bajingan!""Selama aku masih bernapas ... aku nggak akan membiarkanmu masuk!" teriak Mateo dengan gigi terkatup, meskipun tubuhnya gemetar dan kesakitan. Dengan susah payah, dia kembali berdiri, mengadang Karno dan Ka
Read more

Bab 436

"Siapa kamu?" tanya Afkar dengan terkejut."Kamu nggak perlu tahu siapa aku! Yang perlu kamu tahu adalah anakmu ada di tanganku. Kalau nggak ingin dia mati, beri tahu aku di mana kamu sekarang!" Suara di seberang telepon terdengar dingin dan penuh ancaman.Kemudian, dengan nada memerintah, orang itu melanjutkan, "Anak kecil, katakan sesuatu pada ayahmu!"Namun, setelah perintah itu, telepon di seberang tetap sunyi. Afkar mulai curiga. Namun tiba-tiba, suara orang itu terdengar lagi dengan penuh amarah. "Sialan, nggak mau bicara ya?"Setelah itu, Afkar mendengar suara erangan yang kecil, seperti suara Shafa yang menahan rasa sakit tetapi tetap berusaha tidak bersuara. Dalam sekejap, mata Afkar memerah dan hatinya terasa sakit.Meskipun masih kecil, Shafa sudah sangat mengerti situasi. Dia tahu bahwa orang jahat itu ingin menyerang ayahnya, jadi dia sengaja menahan suara untuk melindungi Afkar.Dengan penuh kemarahan dan kekhawatiran, Afkar berteriak ke telepon, "Berhenti, bajingan! Jang
Read more

Bab 437

Mendengar pertanyaan Afkar, Naufal berpikir sejenak lalu berkata, "Aku tahu soal itu! Kabarnya, ayah Noah, Pak Arwan, punya seorang wanita simpanan di luar, dan dari hubungan itu lahir seorang anak haram!""Entah kenapa, Noah sangat peduli soal adik tirinya ini, sampai memperlakukannya seperti anak sendiri. Dulu, ada seorang anak konglomerat dari empat keluarga besar lainnya yang mengejek adik tirinya ini, dan Noah langsung mematahkan kakinya! Waktu itu masalahnya cukup heboh.""Kabarnya, Keluarga Sanjaya harus mengeluarkan banyak uang untuk meredam masalah itu. Tapi dari situ terlihat jelas, betapa protektifnya Noah terhadap adiknya."Naufal berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Dalam keluarga besar seperti mereka, persaingan dan intrik itu biasa. Bahkan antar saudara kandung pun jarang yang benar-benar akur.""Banyak orang nggak tahu kenapa Noah begitu peduli pada adik tirinya. Tapi, beberapa anggota dekat Keluarga Sanjaya tahu alasan sebenarnya. Karena Noah punya masalah fisik.""N
Read more

Bab 438

Setelah pintu kamar terbuka, suara jeritan seorang wanita langsung terdengar. Selingkuhan Arwan meringkuk di balik selimut sambil memeluk seorang bocah lelaki berusia sekitar empat atau lima tahun. Ibu dan anak itu menatap pria yang menerobos masuk dengan wajah penuh ketakutan."Kamu ... kamu mau apa?" tanya wanita itu dengan suara gemetar.Afkar hanya mendengus dingin tanpa menjawab. Dalam sekejap, Afkar bergerak maju dan menebaskan tangannya ke tengkuk wanita itu untuk membuatnya pingsan.Bocah kecil itu menatap Afkar dengan wajah penuh ketakutan dan hendak menangis keras. Namun, Afkar buru-buru menekan bagian belakang kepalanya dan membuat anak itu langsung tak sadarkan diri."Jangan salahkan aku! Salahkan saja kakakmu!" ujar Afkar dengan nada dingin.Setelah itu, dia memeriksa sekeliling kamar dan menemukan kunci mobil.Sambil menggendong bocah kecil itu, dia keluar dari vila dan naik ke sebuah mobil Mercedes-Benz merah, lalu melaju dengan kecepatan tinggi.Dalam perjalanan, Afkar
Read more

Bab 439

Saat itu, Noah dan David sedang berada di sebuah vila sambil menatap layar laptop dengan senyuman keji. Di layar, terlihat Felicia yang diikat erat di atas tempat tidur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Wajah cantiknya dipenuhi amarah dan kebencian."Noah, dasar bajingan! Apa yang kamu inginkan? Lepaskan aku sekarang!"Aku bersumpah, kalau kamu berani menyentuhku, Afkar akan membunuhmu saat dia kembali!" Felicia berteriak dengan nada dingin dan penuh kebencian.Mendengar ucapannya, Noah tertawa mengejek, sementara David memandang dengan senyuman penuh penghinaan. Noah membawa laptop itu ke dekat Felicia dan meletakkannya di samping kepalanya."Masih berharap pada pria itu? Lihat sendiri, hahaha .... Lihatlah si Afkar itu. Betapa menyedihkan dan nggak berdayanya dia sekarang!"Noah meraih rambut Felicia dengan kasar, lalu menundukkan kepalanya ke arah layar sambil berkata dengan nada penuh kebencian, "Perempuan jalang! Afkar sudah tamat! Anaknya ada di tangan anak buahku. Aku bisa me
Read more

Bab 440

"Hah? Aku bilang potong urat kakimu dulu, apa kamu nggak dengar? Atau kamu mau anakmu mati?" ujar Karta dengan dingin dan tatapannya penuh ancaman.Afkar hanya mendengus rendah, lalu dengan gerakan tegas, dia mengangkat bocah laki-laki yang dibawanya dan memperlihatkan wajahnya kepada Karta, Karno, dan anak buah mereka.Wajah penuh ejekan dan kekejaman di muka Karta seketika membeku. Tatapannya langsung berubah menjadi bingung dan penuh keterkejutan."Ini ... ini ...." Dia menatap bocah itu dengan mata terbelalak."Nggak kenal?" ujar Afkar dengan suara dingin. Sambil berbicara, dia mengangkat bocah itu lebih tinggi, memperlihatkan wajahnya ke arah kamera pengawas."Kalau kamu nggak kenal, apakah bosmu juga nggak kenal?" lanjut Afkar dengan nada menekan.Dari cara Karta menyebut "bos" sebelumnya, Afkar sudah yakin siapa dalang di balik semua ini.Di sisi lain, Noah yang sedang memantau melalui layar laptop, langsung berubah pucat ketika wajah bocah itu muncul di layar."Shawn!"Afkar me
Read more
PREV
1
...
414243444546
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status