All Chapters of Dibuang Suami Setelah Menikah: Chapter 81 - Chapter 85

85 Chapters

81 : Kehilangan Bukti

Dara memutuskan untuk pulang bersama dengan Aaron. Hal itu tentu saja membuat hati Abby merasa kecil. Dia yang membawanya dan dia pula yang mengusulkan untuk tinggal bersama dengan dirinya tetapi orang lain yang mendapatkan keputusan itu. Tidakkah Dara berpikir bagaimana sejujurnya perasaan pria itu? Benar— memang dalam hati tidak ada yang pernah tahu. Abby memang tidak ingin memberitahukan perasaannya kepada gadis itu.Dia tetap akan menjadi dirinya sendiri sampai kesempatannya datang, bahkan jika suatu hari Dara berhasil berada dalam pelukannya, tetapi ia tidak mau bermimpi lebih jauh. Jelas terlihat bahwa Dara memang sangat menyukai pria yang romatis, mungkin— karena Abby juga hanya menebak tanpa tahu kebenarannya.“Kamu yakin mau pergi bersama dengannya? Aku sudah katakan bahwa pria romantis tidak semuanya bisa membuat bahagia,” sindir Abby.Bahkan ada Aaron di sampingnya. Abby tidak merasa takut, hampir semua yang dia tahu tentang pr
Read more

82 : Laki-Laki Berkelas

Dalam perjalanan pulang Aaron terus memikirkan banyak hal. Semua hanya tentang Dara dan masalah yang kini dihadapi oleh gadis itu. Rasanya memang tidak mudah, terlebih untuk melakukan visum sudah sangat terlambat. Jejak-jejak kekerasan, kuku atau apa pun sudah tidak lagi nampak, lebam di wajah dan tubuh Dara sudah sembuh sepenuhnya. Tidak ada celah untuk menjebloskan Raka ke penjara untuk saat ini. Terlebih keberadaan Raka juga sudah tidak diketahui oleh Dara."Kenapa melamun?" Ucapan Dara mampu membuat pria itu tersadar dari kebimbangan, Aaron membawa tatapannya ke arah tempat Dara terduduk dengan tenang. Raut wajah itu benar-benar menghipnotis Aaron, dia tidak bisa berpaling walau hanya sekilas."Tidak ada, hanya memikirkan bagaimana cara agar aku bisa tetap bersamamu," ungkap Aaron.Dara tersenyum tipis. Dalam benaknya bertanya, apa yang membuat Aaron begitu yakin padanya? Mereka baru berkenalan belum lama dan Dara tahu cinta tidak secepat itu, tetapi cinta j
Read more

83 : Siapapun Berhak Jatuh Cinta

“Kita sudah sampai. Sebentar lagi kamu bisa istirahat dengan tenang, Dara. Tidak akan ada yang mengganggumu, tidak juga Raka,” papar Aaron. Menoleh memberikan senyum hangat pada gadis di sampingnya.Mobil itu melesak masuk dan pintu gerbang itu kembali tertutup. Aaron menghentikannya tepat di depan pintu utama. Di tengah halaman rumah ada sebuah air mancur dengan tiang putih yang besar.Air jernih di kelilingi bunga-bunga teratai, bisa dipastikan bahwa di dalam kolam bawah tepat jatuhnya air itu ada banyak ikan indah. Juga dengan berbagai warna yang sesekali mereka menampakkan diri kepermukaan untuk memakan makanan yang ada. Terkadang jentik-jentik yang menjadi perebutan.Aaron turun dan membukakan pintu untuk Dara. Mungkin gadis itu sudah berada di tangan yang tepat sehingga bisa menjadi ratu tidak lagi menjadi seorang babu.“Hati-hati, perhatikan langkahmu,” pesan Aaron.Mata Dara tentu membulat sempurna, bulu mata lentik
Read more

84 : Ciuman Panas

Aaron meminta Dara untuk duduk di sisinya. Mereka saling berhadapan dan saling tatap, menelisik bola mata lawan dengan intens. Dalam situasi seperti ini, di mana hanya ada dua orang dalam satu ruangan, orang ketiga adalah nafsu. Bukan setan, karena setan tidak akan pernah ada. Akan tetapi nafsu manusia melebihi setan.Aaron mengarahkan tangannya untuk membelai wajah Dara. Gadis itu terpejam sejenak menikmati belaian dari pria yang kini mengikis jarak di antara keduanya."Cloe," gumam Aaron. Sangat pelan bahkan Dara hampir tidak bisa mendengarnya.Namun, ternyata panggilan itu di dengar oleh Dara dan membuat perempuan itu membuka mata. Entah kenapa perasaannya berbeda saat Aaron menyerukan nama itu. Apa salahnya? Aaron memang suami Cloe bukan?Dara memundurkan wajah beberapa sentimeter, sampai hidung mereka kembali berjarak dan wanita itu bisa melihat netra Aaron. Ada banyak cinta di sana, ada kerinduan yang tidak terbendung di sana. Bola mata pria itu mem
Read more

85 : Labil

Usai makan malam yang hening dengan suasana berbeda, dua insan yang seharusnya berbahagia— tadinya. Namun, kini hanya kesunyian yang merajai.Dara dengan segala rasa kesal dan kecewanya, sementara Aaron yang ingin tahu di mana letak kesalahan yang dia perbuat. Sungguh dia bahkan tidak ingat menyerukan nama istrinya.Akan tetapi, penilaian pertama sudah sangat melekat dalam diri Dara. Sekali Aaron melakukan hal itu, maka setiap saat bahkan jika hubungan ini diteruskan, Aaron tidak akan pernah bisa berubah.Di sisi Aaron, dia masih saja heran dengan sikap Dara yang tiba-tiba mendiamkan dirinya, seolah tanpa sebab. Padahal Aaron yakin bahwa Dara sangat ingin bercumbu sebelumnya. Melihat bagaimana sikap dan napasnya yang mulai menderu-deru serta leguhan yang berhasil keluar dari mulutnya. Namun, kali ini Dara justru menahan diri?"Dara—" Belum sempat Aaron melanjutkan apa yang ingin dia katakan. Aaron hanya ingin bertanya ada apa dengan dia? Akan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status