Home / Rumah Tangga / Dibuang Suami Setelah Menikah / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dibuang Suami Setelah Menikah: Chapter 91 - Chapter 100

136 Chapters

91 : Pikiran Gila!

Tidak lama, Abby menemukan tempat di mana Dara duduk terdiam dengan wajah yang sungguh kusut. Mungkin seperti keset kamar mandi, tidak! Mungkin lebih parah dari itu, keset welcome yang ada di rumah reyot dan tidak pernah di tebas, perfect. Seperti itulah wajah gadis itu."Hei!" Abby mengangetkannya dengan sebuah gertakan yang cukup kencang. Hingga Dara terlonjak dan turun dari kursi yang ia duduki. Bukannya kasihan, Abby justru melayangkan tawa kerasnya.“A!” pekik Dara kaget sekaligus jengkel pada pelaku.Dara memicing dan mengepalkan tangan kemudian, mendekati Abby dan memukul sekenanya. Namun, tentu hal itu tidak akan di buat mudah oleh pria itu. Dara harus mengejar laki-laki itu jika dia ingin membalaskan dendam.Gadis ayu itu menyerah, dia duduk di pinggir jalanan paving sempit dengan napas yang menderu-deru. Keringat juga bermunculan di dahi. Ia menyekanya dengan punggung tangan.Abby mendekatinya dan mengulurkan apa yang dia bawa sebelumnya. Abby berjanji akan membawakan makana
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

92 : Serpihan Kaca

Abby mengambil satu tempat lain yang terpisah yang isinya ayam panggang. Sungguh hanya mencium aromanya saja membuat perut Dara sudah tergelitik kelaparan. Dia makan seperti orang kesetanan, tidak menoleh kanan dan kiri. Mengunyah dengan cepat dan mengisinya lagi hingga tempat itu habis tidak tersisa, bahkan ayamnya pun dia embat hingga habis tidak tersisa.“Ehm… sumpah, ini enak,” ucapnya dengan mulut penuh.“Makanlah yang banyak. Aku akan buat makanan ini setiap hari untukm kalau kau sudi,” ucap Abby, tetapi Dara tidak lagi mengindahkan karena sibuk mengecap setiap butir yang masuk ke mulutnya dengan khidmat.Sampai harus bersendawa di depan Abby. Ia langsung menutup wajahnya.Konyol! Dara kamu memalukan, kamu memang kampungan, pantas saja tidak akan pernah ada pria yang ingin dekat denganmu! batin Dara lagi.Nyatanya, Abby justru tertawa. Dia menggeleng karena melihat Dara seperti itu. Pikiran Dara dan Abby sangatlah berbeda."Nih, minum. Makan kalau belum minum tidak akan kenyang,
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

93 : Pilu

"Aku punya ruangan khusus untuk menenangkan pikiran. Mau lihat?" tanya Abby yang Tiba-tiba sudah ada di dekat gadis itu. Tangannya juga telah kosong tidak lagi membawa banyak spunbond.Dara hanya mengangguk, dia membiarkan Abby menarik tangannya. Berjalan dengan perlahan hingga tiba di ruang yang masih berada di lantai bawah.Abby membuka pintunya dan—"Hah! Abby?" Mata Dara membulat. Tidak percaya dengan apa yang dia lihat."Ini keren banget, By. Sumpah, ternyata kamu benar-benar hobi baca?" Abby tersenyum sembari mengangkat sebelah bahunya.Bukankah dia sudah katakan dari awal pertemuannya. Ketika melihat Dara berteriak tidak jelas di taman.Hal istimewa ini tidak dia temukan di rumah Aaron. Pria itu justru terlihat seperti laki-laki pekerja. Benar-benar kerja di kantor. Yang ada di bufet ruang tengah juga hanya buku tebal bersampul hitam dengan catatan khusus di bagian belakang.Dara terus berjalan mendekati satu demi satu rak yang ada di sana. Koleksi buku Abby sangat banyak denga
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

94 : Berharap

Dekat, bahkan sangat dekat jarak antara wajah Abby dan juga Dara saat ini. Gadis itu masih merapatkan mata. Siap menerima jika Abby hendak mencium dirinya. Namun, ketika beberapa saat dia menantikan sentuhan bibir pria itu, napas hangat yang sebelumnya terasa di wajah Dara tidak lagi ada. Tidak ada dengusan atau pun embusan napas Abby.Ia membuka mata dan ternyata pria itu justru melangkah menjauh dari posisi Dara saat ini. Hingga telah tiba di ambang pintu."Pergilah mandi! Baumu mengusikku!" teriak Abby. Lagi-lagi Dara harus menanggung malu. Terlebih kali ini justru dia yang sangat menginginkan laki-laki itu.Dara kepalkan tangan dengan mata terpejam erat, gigi mengerat mengerang kesal pada diri sendiri.“Bodoh kamu, Dara! oke, fix! Ka murni menjadi wanita kegatelan,” ejeknya pada diri sendiri yang masih saja terus berperang dengan pikiran.Abby mengulum senyum, sejujurnya dia tidak bisa menahan ledakan tawa. Akan tetapi, ia tidak sampai hati melakukan hal itu. Dia tidak ingin membu
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

95 : Apa Itu Cinta?

Namun, bukankah Aaron telah menyatakan cinta padanya? Apakah salah jika Dara mulai mengubah jalan dan pola pikirnya di mana yang sebelum ini dia mengatakan tidak akan menggeser posisi Cloe, sekarang dia menginginkan hal itu? Bukankah itu bentuk bahwa Dara juga menerima perasaan Aaron dan memiliki rasa yang sama?Sayangnya Dara tidak mau mengatakan pada Aaron, hingga membuat pria itu salah paham dan juga menganggap bahwa Dara tidak mengharapkan dirinya. Bukan salah Aaron juga karena memang Cloe adalah istrinya dan selama ini dia selalu menganggap bahwa Dara adalah istrinya, Cloe. Dengan kata kasar lainnya adalah memang benar, bahwa Aaron mencintai Dara karena senyuman perempuan itu yang mirip dengan Cloe. Bahkan dia tidak berniat untuk menggantikan Cloe di hatinya. Mungkin Dara hanya sebagai tempat persinggahan yang bisa menempati hati tetapi tidak untuk memiliki.Hampir satu jam Dara berada di kamar mandi. Setelah usai, dia membersihkan kamar mandi dan keluar. Mengenakan pakaian yang
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

96 : Raka dan Ravella

Suara bel rumah berdentang dengan sangat keras. Seorang pria tidak sabar ingin segera dibukakan pintu. Bahkan dia sampai menggedor-gedor pintu dengan cukup kasar. Sembari memanggil nama istrinya berulang kali tanpa jeda."Vella! Ravella! Vella! Buka cepat!"Tepat sekali! Dia adalah Raka, pria itu tampak tidak sabar ingin lekas merangsek menembus pintu besar berwarna putih yang saat ini tepat di depannya. Napas menderu-deru bagaikan mesin mobil yang terlalu lama berada di jalanan tanpa pendinginan.Ravella membukakan pintu, wajahnya heran menatap sang suami yang terliht begitu panik dan cemas itu."Mas? Dari mana saja?" Belum juga Raka masuk ke rumah, tetapi pertanyaan sudah dilontarkan oleh wanita beranak satu itu."Diamlah! Kebiasaan kamu! Aku belum masuk sudah banyak tanya!" kesal Raka. Entah apa yang membuat Raka semarah itu pada Ravella. Namun, sikap Raka sangat berbeda dari biasanya."Aku hanya tanya kamu dari mana, Mas. Kalau tidak mau jawab, ya sudah jangan marah. Ribet amat, s
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

97 : Cinta Itu Damai dan Kenyamanan

Leguhan demi leguhan, keringat setetes demi setetes itu membasahi tubuh. Menambah romantis dan berkualitasnya penyatuan keduanya.Menjepit mencengkeram, melilit, dan menggigit bagian tubuh lawan bermain. Seakan semua hal itu tidak jauh dari apa yang mereka lakukan saat ini. Bahkan ketika dalam posisi lain, Raka bisa menciumi bahu, leher, serta menarik rambut wanita itu. Agar dia bisa meraih bibir tipis milik Ravella.Hanya desahan yang keluar dari mulut wanita itu. Raka bisa masuk sempurna, melebur menjadi satu dalam diri Ravella. Hingga tidak ada lagi ruang yang bisa dia singgahi di bawah sana.Nikmat yang luar biasa, di mana seluruh kemaluan Raka bisa terbenam dengan sempurna, Ravella sudah layaknya kuda yang ditunggangi di pacuan balap. Bahkan setiap teriakannya menggugah gairah Raka. Tanpa henti, hingga mereka berdua bisa mencapai apa tujuannya.Raka berhenti menggerakkan tubuh. Meminta Ravella untuk menggantikan posisinya, dia yang akan menjadi nahkoda dalam pelayaran berikutnya.
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

98 : Ngaku!

Hanya itu yang ingin Abby tunjukkan, jika kenyataan itu benar, maka, Abby tidak akan segan untuk memberikan apa yang diharapkan oleh Dara. Apa yang di inginkan oleh hatinya juga. Memiliki Dara dan menjadikan gadis itu sebagai yang utama.Laki-laki itu berpindah keluar dan menuju taman di samping kolam renang miliknya. Ada dua kursi panjang dan meja kecil di tengahnya.Pancaran bulan tampak terang malam ini. Desir angin berembus dengan tenang membawa hawa dingin memeluk tubuh dengan erat. Hingga permukaan kulit merinding dengan bulu-bulu yang berdiri.Abby duduk menjulurkan kaki dan memejamkan mata di kursi tersebut. Sungguh menenangkan, kesunyian selalu membuat pikiran Abby terbuka. Sehingga itulah alasan dia selalu bisa mengontrol emosi dan diri. Bukankah orang bisa dikatakan hebat jika dia bisa memerangi ego dan juga amarahnya sendiri?Cukup lama Abby menikmati waktu dalam kesendirian, hingga Dara datang dengan hentakan kaki yang mengejutkan. Gadis itu merebahkan tubuh, melakukan ha
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

99 : Kabar Gembira

Dara membalikkan badannya. Keduanya kini berada di kursi yang sama. Angin menerbangkan rambut-rambut Dara, Anak-anak rambut itu menutupi wajah ayu jelita gadis itu. Abby, menyingkirkannya dengan lembut. Tidak mau memalingkan sedikit saja pandangannya dari wajah gadis yang saat ini ada di hadapannya."Aku— aku tidak tahu ini cinta atau empati atau simpati atau peduli. Yang jelas aku nyaman, dan aku menikmati waktu bersamamu," lirih Dara. Usai berkata gadis itu menunduk.Abby menarik dagu Dara agar ia menatap matanya. "Sungguh?" Malu, Dara tersipu, tetapi dia mengangguk dengan sadar.Abby kembali mengulas senyum. Kini dia betul-betul ingin mencium bibir sensual itu. Mendekatkan wajah dengan sedikit memiringkan kepala. Satu senti lagi bibir itu mendarat.Namun, ponsel Dara berbunyi. Sebuah panggilan yang tidak diinginkan. Di mana waktu yang sangat tidak tepat untuk menerima telepon. Akan tetapi jika dibiarkan saja akan sangat mengganggu.Pria itu memejamkan mata dan mengepalkan tangan, k
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

100 : Baca Malam Hari!

Kedua lengan Dara melingkar indah pada leher Abby. Memainkan rambut pria itu, meremas sesekali saat tangan Abby menyentuh ujung dadanya.Sungguhkah, sebegitu nikmat sampai desahan Dara keluar di tengah berpautnya kedua bibir mereka? Semakin Abby mengencangkan cengkeraman pada dada Dara yang begitu padat dan menggunung, semakin terlihat indah tatkala gadis itu harus membusungkan dada. Semakin kencang dan keras jua leguhan yang keluar dari mulut Dara.Hal itu justru memacu Abby kian bersemangat. "Ahh— By," rintih Dara.Siapa yang tidak melayang hingga ke awang? Saat namanya keluar dari mulut wanita yang sangat dia impikan sedari dulu. Wanita yang dia kira sebagai pria karena goresan setiap ketikkan yang selalu menjiwai tokoh dalam cerita novelnya."Yes, Baby. I'm here," balas Abby, pria itu melerai jeratan tangan di dada Dara. Berpindah menarik baju wanita di pangkuannya melewati kepala. Tidak nikmat rasanya jika harus meremas dada Dara dari balik kain penutup.Abby terbelalak ketika me
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status