Semua Bab Ternyata Aku Istri Kedua : Bab 21 - Bab 30

31 Bab

Kamu Bisa Bantu Aku, Rio?

Bab 21"Tapi apakah kamu akan tetap membiarkan keadaan berlangsung seperti ini? Kamu itu berhak untuk bahagia, Na. Aku nggak bisa melihat kamu menangis. Aku nggak bisa!""Aku berjanji nggak akan menangis.""Tapi hatimu yang menangis. Aku kenal kamu sejak kecil, Na. Dari kecil sampai dewasa, kamu nggak pernah disakiti oleh siapapun. Kamu itu putri yang manja dan selalu mendapatkan limpahan cinta dari orang-orang sekelilingmu. Tapi apa yang dilakukan Akmal sama kamu?! Aku nggak rela. Please, Na. Pikirkan kebahagiaanmu juga....""Bersabarlah sedikit, Rio. Aku yakin Mas Akmal akan bisa mengambil sikap dan setelah itu kita bisa menentukan langkah ke depannya."Memang terkesan agak lucu. Hanina yang bermasalah, tetapi justru ia yang harus menenangkan Rio.Rio menatap wajah Hanina dalam-dalam. Wanita yang sangat dicintainya itu entah kenapa di matanya tampak sedikit pucat. Ingin rasanya Rio mengusap wajah itu, tapi tidak mungkin. Setiap kali bersentuhan dengan Hanina, dia selalu saja merasa
Baca selengkapnya

Tapi Aku Tetap Cinta

Bab 22"Seharusnya Mas yang tanya, ngapain kamu di sini? Bukannya diam di rumah, tapi malah keluyuran?" cetus Akmal gemas. Pria itu tegak berdiri dengan tangan menggenggam ponsel."Aku nggak keluyuran, Mas. Aku ini mau arisan. Kebetulan hari ini yang ngadain itu Mbak Sierra.""Kamu kenal sama Sierra? Akmal menatap penampilan istri pertamanya itu. Risty mengenakan dress selutut yang terlihat begitu cantik dan pas di tubuhnya. Rambutnya terurai bergelombang dengan make up yang sempurna. Di tangannya menenteng sebuah tas keluaran terbaru yang setahu akmal berharga sekitar sepuluh juta rupiah, sementara sepatu yang Risty kenakan pun bukan barang murah.Dari mana istrinya mendapatkan barang-barang itu? Seingat Akmal, ia tak pernah membelikan Risty barang-barang bermerek, kecuali hari itu. Bahkan sebelumnya, meski uang bulanan Risty cukup besar menurut ukurannya, tetap saja Risty nyaris tidak punya barang bermerek. Akmal hapal barang-barang milik istri pertamanya ini."Iya dong. Mbak Sierra
Baca selengkapnya

Jangan Serakah, Akmal

Bab 23"Makan tuh cinta! Emangnya bisa bikin kenyang?" semprot Ricky. Lama-lama ia kesel juga pada sahabatnya yang tidak bisa dinasehati ini. Ricky merasa seharusnya kehadiran Hanina seperti durian runtuh bagi Akmal, tetapi Akmal nya saja yang tidak mau bersyukur. Jika pria itu memiliki hati dan pandangan yang luas, tentu akan mudah membedakan mana perempuan yang bisa menjadi istri yang sesungguhnya.Kurang apa lagi Hanina selama ini, sehingga tidak bisa mendapatkan cinta seorang Akmal?Cinta memang misteri dan tidak bisa memilih kemana ia akan berlabuh. Mengingat hal itu, Ricky hanya bisa menggeleng samar dan menahan emosinya."Ya nggak sih, tapi ini soal perasaan. Aku nggak bisa kehilangan Risty. Dia cinta pertamaku.""Tapi wanita itu sudah membuatmu susah. Dulu saja kamu siang malam kerja untuknya, tapi dia masih saja merasa kurang, sampai akhirnya kamu bertemu Hanina dan tiba-tiba saja ibumu dan Risty punya ide untuk menikahkan kalian." Pria itu lagi-lagi menggeleng menatap sahaba
Baca selengkapnya

Mulai Membanding-bandingkan

Bab 24Tak punya pilihan Hanina langsung membuka mulutnya. Dia benar-benar lapar. Hanina mengunyah makanannya pelan-pelan sembari tetap memegang bayinya. Aqila masih asyik menyusu sembari memejamkan mata, namun dia tidak tidur. Sesekali dia membuka matanya, melihat interaksi ayah ibunya. Mata beningnya berputar-putar lalu kembali memejamkan mata. Sungguh lucu sekali. Akmal tak henti-hentinya tersenyum. Pemandangan ketika buah hatinya tengah dipangku oleh sang istri membuat hatinya menghangat. Bertahun-tahun ia menikah dengan Risty, dan tidak dikaruniai seorang anak pun. Padahal dia sudah mengusahakan pengobatan terbaik untuk Risty. Namun usahanya tidak kunjung berhasil. Baru setelah ia menikahi Hanina, istri keduanya itu langsung hamil dan melahirkan seorang putri cantik untuknya.Seharusnya itu sudah cukup alasan bagi Akmal untuk memandang Hanina saja, terlepas dari status sosial dan kekayaan yang dimiliki oleh perempuan itu, apalagi Hanina memiliki kepribadian yang baik.Apakah
Baca selengkapnya

Cemburu?!

Bab 25Setelah melalui drama, akhirnya Hanina tertidur. Akmal mengalah. Dia pindah ke sofa dan duduk bersandar dengan kaki berselonjor. Pria itu menatap langit-langit kamar. Dia tengah berpikir keras untuk memikirkan langkah-langkah kedepannya.Seharusnya dia memikirkan kemungkinan ini sejak awal saat mendapati Hanina yang kembali ke kantor. Kedekatan Hanina dengan Rio pasti akan kembali terjalin, meski katanya Rio itu hanya sahabatnya, tetapi bukan tidak mungkin benih-benih cinta itu timbul. Dan jika benar Rio yang mencarinya di cafe adalah orang yang bekerja di bagian HRD, berarti pria itu sudah tahu soal rumah tangganya dengan Hanina. Apakah Hanina sudah bercerita kepada Rio? Sebab tidak mungkin pria itu datang ke cafenya tanpa ada kepentingan.Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Akmal dan pria itu berjalan menuju meja nakas samping pembaringan. "Ternyata cuma notif pesan. Kirain apa," gumam Akmal.Sebenarnya ia jarang sekali membuka ponsel Hanina, tetapi entah kenapa sekaran
Baca selengkapnya

Perasaan Tak Dihargai

Bab 26"Apa kita perlu ke rumah sakit? Jahitan di perutmu, Sayang." Pria itu terlihat sangat khawatir. Bagaimanapun, Hanina belum 40 hari pasca melahirkan, dan ia melahirkan Aqila melewati operasi caesar."Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat sebentar. Bisa kamu ambilkan air minum untukku?" pinta Hanina.Setelah merebahkan tubuh istrinya di sofa, Akmal segera beranjak mengambil sebotol air mineral yang selalu tersedia di meja kerja perempuan itu. Tentu ini karena Melati yang sudah menyediakan, sehingga ruangan kerja ini selalu ready setiap pagi, meski kehadiran Melati tidak tampak di ruang kerja ini. Mungkin gadis itu tengah berada di ruangan lain untuk sebuah keperluan."Minum dulu, Nin." Akmal menyodorkan botol air mineral yang sudah ia buka sebelumnya."Terima kasih, Mas." Perempuan itu bergerak dan menegakkan tubuhnya."Apa yang kamu rasakan sekarang? Kalau memang sangat sakit, kita bisa ke rumah sakit. Nggak usah mikirin jadwal. Kesehatan kamu lebih penting," tawar Akmal."Sepe
Baca selengkapnya

Panik

Bab 27"Aduh... gimana nih? Sebentar lagi Mbak Lani pasti datang, dan aku nggak punya uang untuk bayar hutang." Risty yang panik urung pulang ke rumahnya. Dia malah memilih menghentikan motornya di sebuah taman bermain anak-anak.Di sebuah tempat parkir gratis, Risty menitipkan motornya, lalu berjalan menuju area taman. Tempat ini agak sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang membawa anak-anak. Risty duduk di sebuah bangku yang terletak di pojok taman. Cuaca cukup terik. Namun kerimbunan pohon-pohon yang tumbuh di sekitar tempat ini membuat hawa menjadi sejuk. Perempuan itu menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu menghembuskan pelan-pelan, sembari menatap sekeliling tempat itu. "Mas Akmal pasti sangat menginginkan momen seperti ini. Dia sangat menginginkan seorang anak, tapi aku nggak bisa memberikannya. Seandainya saja ada seorang anak yang bisa lahir dari rahimku, mungkin rumah tangga kami nggak kayak gini. Dia pasti akan tetap mencintaiku, bukannya malah membagi cintanya sama pe
Baca selengkapnya

Tawaran Lani

Bab 28"Mas Akmal nggak bisa diajak kompromi lagi. Repot nih. Apa aku culik Aqila saja ya? Tapi bagaimana caranya?" Risty berpikir keras. Saat ini hanya Aqila yang menjadi tumpuan harapannya, karena dengan Aqila bersamanya, maka semua masalah keuangannya akan selesai."Jika Aqila bersamaku, Mas Akmal dan Hanina akan kembali tunduk kepadaku. Hanina tentu tidak akan berani macam-macam, karena Aqila berada denganku. Dia pasti akan meluluskan semua permintaanku. Tapi susah juga. Aku pikir Mas Akmal benar. Jika aku menculik Aqila, pasti yang ada aku dijebloskan ke penjara. Ogah ah." Risty menggelengkan kepala, berusaha mengibaskan pikiran nyelenehnya, karena tidak mungkin baginya untuk melakukan itu. Menculik Aqila butuh tenaga profesional dan ia tidak akan bisa membayar. Belum lagi ia harus melakukan perencanaan yang matang, supaya Hanina ataupun anak buahnya tidak gampang menemukan keberadaan Aqila. Benar, ini terlalu beresiko."Tapi bagaimana caranya aku bisa menghasilkan uang dengan c
Baca selengkapnya

Kami Memiliki Cinta Yang Sama

Bab 29"Iya Mbak, tapi gimana caranya? Tidak mungkin aku live sendirian di rumahku yang jelek ini," keluh Risty lagi. Rumah ini benar-benar membuatnya tak betah, tapi harus tetap dia tinggali, karena dia tidak mau tinggal di kolong jembatan."Kamu datang saja ke rumahku. Ada ruangan khusus untuk keperluan itu. Soal pakaian yang harus kamu kenakan di awal live, nanti aku yang menyediakan. Gratis! Tapi hanya sekedar pinjam ya, nggak boleh dibawa pulang." Suara tawa perempuan itu kembali terdengar."Iya dong Mbak, lagi pula buat apa juga aku bawa pakaian itu pulang. Itu kan cuma awal live saja. Nantinya pasti akan dilepas, bukan? Namanya juga strip dance." Risty juga ikutan tertawa."Nah, itu juga kamu paham. Lagi pula, kamu kan bukan perawan. Masa menari gituan aja malu? Lagi pula, paling-paling yang lihat cuma aku sama tim kameramen," tukas Lani meyakinkan."Laki-laki?""Iya dong, tapi mereka nggak akan macam-macam kok. Mereka hanya fokus dengan pekerjaannya. Profesional, gitu loh. Kec
Baca selengkapnya

Kenapa Dia Berulah Lagi?

Bab 30Hanina meninggalkan ruangan itu dengan langkah-langkah lebarnya, menuju ruang kerjanya sendiri. Melati sudah menunggunya untuk berdiskusi soal isi rapat barusan.Mereka memang dikejar oleh waktu. Tiga minggu itu tidak akan terasa dan semuanya harus siap. Hanina ingin semuanya sempurna, sehingga tidak ada masalah lagi pada saat pengoperasian pabrik baru itu.Hasil produksi di pabrik baru mereka nantinya akan fokus untuk ekspor, sementara pabrik yang lama akan fokus untuk memenuhi kebutuhan tekstil di dalam negeri. Perusahaan ini memang tengah mencoba peruntungan untuk pemasaran di luar negeri, seperti Malaysia, Brunei dan Singapura. Ini hanya sekedar langkah awal saja. Oleh karena itu, kualitas produk yang dihasilkan nantinya harus kualitas ekspor dan Hanina memastikan standar itu terpenuhi.Otaknya pun terus diajak bekerja keras untuk memenuhi target penjualan. Jangan sampai kejadian di bulan lalu terulang kembali. Hanina mempertaruhkan reputasinya untuk itu.Keduanya berdiskus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status