All Chapters of Ternyata Aku Istri Kedua : Chapter 31 - Chapter 40

149 Chapters

Pantang Dimadu

Bab 31"Nggak seperti itu, Sayang. Kamu jangan salah paham dulu... Nggak mungkin aku cemburu sama Rio." Akmal buru-buru mengelak."Nggak mungkin lah aku dekat dengan Rio. Di sana juga banyak orang kok. Kamu nggak usah khawatir. Lagi pula acaranya cuma dua hari....""Aku hanya mengkhawatirkan Aqila. Kamu ini nggak bawa baby sister loh, belum lagi bawaanmu sungguh banyak. Aku ikut ya," pinta Akmal. Pria itu mencondongkan tubuhnya, ingin melihat lebih jelas apa saja barang yang dibawa istrinya. Barang-barang yang di bawa Hanina akan menunjukkan kegiatan apa saja yang akan perempuan itu jalani disana."Emangnya Mas nggak malu? Di sana kamu harus momong Aqila lah ya." Perempuan itu berdecak sebal. Dia memang mulai merasa jengah dengan perhatian suaminya akhir-akhir ini, alih-alih hatinya kembali luluh.Hanina tahu, Akmal mempertahankannya hanya demi Aqila. Dia tidak akan pernah mendapatkan cinta dari seorang Akmal, terbukti Akmal belum juga mau merelakan istri pertamanya, padahal jelas-jel
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

Ancaman Akmal

Bab 32Plak plak!Akmal tak bisa menahan emosinya saat konferensi pers berakhir. Para tahanan digiring masuk dan pria itu melangkah menyusul ke sebuah ruangan yang lebih tertutup. Seorang petugas menghampirinya dan Akmal pun mengenalkan diri sebagai suami salah satu dari wanita yang sedang mereka tahan."Kamu sudah benar-benar keterlaluan! Kurang apa selama ini aku sama kamu?! Kamu keterlaluan, Risty! Kelakuanmu ini tak lebih dari seorang pelacur. Kamu sadar nggak sih?!" Matanya merah membara menatap istri pertamanya itu dengan penuh kebencian. Akmal benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya. Alih-alih belajar untuk hidup sederhana, tapi Risty justru memilih jalan pintas untuk memenuhi apa yang ia inginkan. Akmal mengusap kasar wajahnya, lalu menelan saliva berulangkali. Dia seolah sudah kehabisan kata-kata untuk menasehati istrinya yang satu ini."Itu karena kamu nggak bisa memenuhi kebutuhanku. Salahkan saja dirimu, Mas. Aku butuh uang. Aku juga ingin seperti istr
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Firasat Seorang Ibu

Bab 33"Kalau gitu, tunggu apa lagi?! Talak saja!" Sari mendengus. Dia menatap layar televisi sembari memegang remote, mencoba mengganti-ganti channel. Namun beberapa stasiun televisi masih saja menayangkan breaking news untuk kasus ini."Mama nggak bisa membayangkan, seandainya publik bahwa kamu adalah suami dari salah satu tahanan itu, apalagi dia adalah talent. Itu sama saja pelacur. Aduuh...." Sari memegang kepalanya. Dia sungguh pusing sekaligus cemas."Tunggu sampai kasus ini selesai dulu, Ma. Aku nggak mau bikin kehebohan. Kalau aku menceraikan Risty sekarang, kesannya tidak elegan gitu, lagi pula resikonya besar, karena sama aja aku membuka aib sendiri." Akmal meraih tangan ibunya menggenggam erat, lalu sebelah tangannya yang lain mengusap-usap lengan ibunya demi untuk menenangkan."Iya, Mama juga tahu, tapi maksud Mama, kamu ceraikan saja dulu secara siri. Setelah kasusnya selesai, kamu bisa menceraikan secara resmi. Kemarin kan kamu sama Risty cuma menikah di KUA, jadi tidak
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Selesaikan Dulu Masalahmu, Mas

Bab 34 Perempuan itu refleks meregangkan tubuh, matanya membulat sempurna, menatap sang suami yang justru terlihat bingung dengan ekspresinya yang mungkin di mata Akmal terlampau berlebihan."Setelah kejadiannya kayak gini, baru kamu memutuskan untuk memilihku, Mas?" Datar sekali suara perempuan itu."Sebenarnya enggak, hanya saja Mas masih ragu. Dari hari ke hari, Mas merasa Risty itu udah banyak berubah. Dulu waktu di awal menikah sama Mas, dia itu wanita yang baik. Tapi entah kenapa belakangan setelah dokter memvonis dia nggak bisa punya anak, kelakuannya jadi seperti itu. Ya, kamu tahu sendiri," ujar Akmal sembari memilin rambut Hanina."Sebenarnya Mas berharap Risty bisa kembali berubah. Itulah satu-satunya alasan kenapa Mas mempertahankan Risty, yang walaupun belakangan selalu saja membuat Mas susah," papar Akmal lagi."Aku tidak punya banyak pengetahuan soal latar belakang pernikahan kalian, karena dari awal pernikahan kita penuh dengan kebohongan. Bahkan kamu mengaku jejaka s
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Tawaran Om Danu

Bab 35"Benarkah kamu Akmal?" Pria setengah tua bertubuh jangkung dengan setelan kemeja dengan celana bahan itu kembali menyapa."Om Danu?!" Mata laki-laki itu mengerjap. Dia terlihat ragu, karena di hadapannya penampilan pria yang ia kenali sebagai sahabat papanya itu terlihat sangat keren."Benar." Pria itu mengangguk."Syukurlah kalau kamu masih ingat sama Om. Om nggak menyangka kamu menginap di hotel ini. Apa kabar kamu selama ini? Bagaimana kalau kita ngobrol di sana?" Ucapan pria itu beruntun sembari mengajak Akmal berjalan menuju ke salah satu sofa yang ada di lobby hotel ini."Tentu aku ingat. Om sangat baik dengan keluarga kami, walaupun belakangan udah jarang saling kontak. Kalau nggak salah udah lima tahun Om nggak pernah ke rumah, tepatnya semenjak Papa meninggal dunia," sahut Akmal. Dia terus mengamati penampilan laki-laki itu. Om Danu terlihat tampan dan lebih muda dari usianya bahkan terlihat lebih muda dibandingkan lima tahun yang lalu."Iya benar, karena Om pindah ke
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Pertimbangan Akmal

Bab 36"Dari mana saja kamu, Mas?" Perempuan itu menyapa saat melihat sang suami masuk ke dalam kamar mereka.Hanina terlihat sudah mengenakan mukena berwarna tosca."Dari lobby. Kebetulan tadi aku ketemu sama Om Danu.""Om Danu? Siapa dia? Apakah keluarga kamu atau keluarga Risty?""Dia sahabat almarhum papaku yang sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Ternyata beliau adalah pemilik hotel tempat kita menginap ini." "Mas serius?" Hanina yang sebenarnya sudah duduk manis di depan sajadah seketika memutar tubuhnya ke samping, lalu menatap sang suami lekat-lekat."Iya, sejak Papa meninggal dunia, Om Danu memang tidak pernah lagi datang ke rumah. Dia pindah ke kota lain bersama dengan istrinya demi untuk melupakan luka hatinya karena beliau dulu pernah punya anak, tetapi anak beliau meninggal.""Innalillahi," gumam Hanina lirih."Iya Sayang. Nah, selama itu pula kita tidak pernah bertemu dan ternyata beliau sudah sukses dengan hotel ini. Kamu udah ngerasain sendiri kan, gimana nyam
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Apa Aku Ada Salah Sama Kamu?

Bab 37Namun Hanina hanya menanggapi sekedarnya. Dia hanya mengatakan akan mendiskusikannya lebih lanjut dengan Akmal. Jawaban yang membuat Om Danu dan tante Farida cukup puas, meski akhirnya ketika sesi makan malam usai, Hanina langsung pamit dengan alasan bahwa ia harus menidurkan Aqila.Hanina kembali ke kamarnya sendirian, sementara Akmal melanjutkan mengobrol dengan om Danu dan tante Farida yang memang baru bertemu lagi setelah sekian tahun mereka kehilangan kontak. Hanina tidak peduli. Biarkan saja pria itu dengan dunianya. Saat ini dia butuh sendirian dan menenangkan diri.Tawaran om Danu memang membuatnya shock. Bukan soal nanti ia dan Akmal harus LDR an, tapi soal lain.Posisi manajer itu cukup tinggi bagi Akmal yang dulunya hanya karyawan biasa.Hanina ragu apakah Akmal mampu, mengingat Akmal pernah punya rapor buruk di perusahaannya.Hanina takut om Danu menyesal sudah mengangkat Akmal sebagai manajer, seandainya nanti kinerja Akmal tidak memuaskan. Lagi pula, motivasi om
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Kamu Menang, Hanina!

Bab 38"Orang mana pun pasti akan mikir, Mas," imbuhnya "Aku tidak bercerita apa-apa," ralat Akmal mengelak, walaupun sebenarnya dia kaget karena Hanina begitu tepat menebaknya."Kalau begitu, mungkin dia hanya kasihan sama kamu, lalu memintamu untuk bekerja sebagai manajer. Ya sudahlah, terserah Mas saja. Nanti saja diskusinya kita lanjutkan." Perempuan itu malah mendorong piring ke tengah, lalu berdiri setelah meminum air mineral di dalam gelas."Aku tidak tahu. Tapi yang jelas, Om Danu itu orang baik. Dia adalah sahabat papaku dan dia tidak punya anak." sahut Akmal. Dia mengusap pelipisnya, lalu bangkit dan mengiringi sang istri yang sudah berjalan menuju lobby. ***Semua berjalan dengan lancar. Melati mengkoordinir semua anggota tim dengan benar, sehingga mereka bisa menyelesaikan semuanya sesuai jadwal.Setelah mampir sebentar di kantor, Hanina memutuskan untuk segera pulang. Akmal hanya mengantarnya sampai depan rumah. Setelah itu, pria itu berbalik dan pamit ke rumah ibunya.
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Seperti Duri Dalam Daging

Bab 39Hanina pasrah. Dia tak mampu mencegah, tapi setelah dipikir-pikir itu lebih baik. Setidaknya dia akan tenang, karena bisa membuat alasan kepada kedua orang tuanya tentang kepergian Akmal.Setidaknya kali ini dia bisa jujur."Kenapa kamu biarkan suamimu bekerja di luar kota, Nak? Dia kan bisa bekerja di perusahaan kalau mau," protes Liani saat Hanina mengemukakan keinginannya untuk tinggal kembali ke rumah orang tuanya.Setelah berpikir lama, Hanina akhirnya memutuskan untuk tinggal kembali dengan orang tuanya. Tidak mungkin dia tinggal sendirian di rumah dan menangani Aqila sendirian, lagi pula setiap hari dia menitipkan Aqila di rumah ibunya. Jadi mending sekalian saja dia tinggal di sini. Kantor PT Hanina Indo Textile pun lebih dekat dari rumah orang tuanya ini ketimbang rumahnya."Aku nggak bisa mencegah keinginannya, Ma. Jadi biarkan saja. Mungkin Mas Akmal tidak enak dengan Om Danu yang merupakan sahabat ayahnya," jawab Hanina diplomatis."Mama juga baru tahu jika mendiang
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Berawal Dari Sarapan

Bab 40"Beliau sendiri yang langsung meminta kepada saya," sahut Melati. Dia mengambil kantong plastik yang berada di atas meja kerja Rio, lalu membawanya ke meja menghadap sofa. Dia segera memindahkan dua porsi roti bakar pisang coklat itu ke piring saji. Untung saja dia membawa piranti makan lengkap berupa sendok, garpu, dan pisau. Tak lupa Melati menyiapkan dua botol air mineral."Sarapannya sudah siap. Silahkan, Pak," ujar gadis itu.Rio tidak bisa lagi menolak. Akhirnya ia menghampiri meja dan duduk di sofa. Mereka berdua makan dalam diam. Melati melayani Rio dengan baik, karena dia menganggap itu job desk untuknya. Begitu selesai makan, Melati membawa piring bekas sarapan ke pantry, kemudian kembali ke ruangan kerja Hanina."Sudah selesai sarapan ya?" tegur Hanina. Wanita muda itu terlihat sudah stand by di depan laptop."Sudah, Bu. Sarapannya enak sekali. Sering-sering aja." Gadis itu tersenyum cerah."Nanti akan saya bilang sama Rio kalau kamu pengen sarapan berdua lagi sama
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
123456
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status