Share

Pertimbangan Akmal

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 20:18:13

Bab 36

"Dari mana saja kamu, Mas?" Perempuan itu menyapa saat melihat sang suami masuk ke dalam kamar mereka.

Hanina terlihat sudah mengenakan mukena berwarna tosca.

"Dari lobby. Kebetulan tadi aku ketemu sama Om Danu."

"Om Danu? Siapa dia? Apakah keluarga kamu atau keluarga Risty?"

"Dia sahabat almarhum papaku yang sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Ternyata beliau adalah pemilik hotel tempat kita menginap ini."

"Mas serius?" Hanina yang sebenarnya sudah duduk manis di depan sajadah seketika memutar tubuhnya ke samping, lalu menatap sang suami lekat-lekat.

"Iya, sejak Papa meninggal dunia, Om Danu memang tidak pernah lagi datang ke rumah. Dia pindah ke kota lain bersama dengan istrinya demi untuk melupakan luka hatinya karena beliau dulu pernah punya anak, tetapi anak beliau meninggal."

"Innalillahi," gumam Hanina lirih.

"Iya Sayang. Nah, selama itu pula kita tidak pernah bertemu dan ternyata beliau sudah sukses dengan hotel ini. Kamu udah ngerasain sendiri kan, gimana nyam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Apa Aku Ada Salah Sama Kamu?

    Bab 37Namun Hanina hanya menanggapi sekedarnya. Dia hanya mengatakan akan mendiskusikannya lebih lanjut dengan Akmal. Jawaban yang membuat Om Danu dan tante Farida cukup puas, meski akhirnya ketika sesi makan malam usai, Hanina langsung pamit dengan alasan bahwa ia harus menidurkan Aqila.Hanina kembali ke kamarnya sendirian, sementara Akmal melanjutkan mengobrol dengan om Danu dan tante Farida yang memang baru bertemu lagi setelah sekian tahun mereka kehilangan kontak. Hanina tidak peduli. Biarkan saja pria itu dengan dunianya. Saat ini dia butuh sendirian dan menenangkan diri.Tawaran om Danu memang membuatnya shock. Bukan soal nanti ia dan Akmal harus LDR an, tapi soal lain.Posisi manajer itu cukup tinggi bagi Akmal yang dulunya hanya karyawan biasa.Hanina ragu apakah Akmal mampu, mengingat Akmal pernah punya rapor buruk di perusahaannya.Hanina takut om Danu menyesal sudah mengangkat Akmal sebagai manajer, seandainya nanti kinerja Akmal tidak memuaskan. Lagi pula, motivasi om

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kamu Menang, Hanina!

    Bab 38"Orang mana pun pasti akan mikir, Mas," imbuhnya "Aku tidak bercerita apa-apa," ralat Akmal mengelak, walaupun sebenarnya dia kaget karena Hanina begitu tepat menebaknya."Kalau begitu, mungkin dia hanya kasihan sama kamu, lalu memintamu untuk bekerja sebagai manajer. Ya sudahlah, terserah Mas saja. Nanti saja diskusinya kita lanjutkan." Perempuan itu malah mendorong piring ke tengah, lalu berdiri setelah meminum air mineral di dalam gelas."Aku tidak tahu. Tapi yang jelas, Om Danu itu orang baik. Dia adalah sahabat papaku dan dia tidak punya anak." sahut Akmal. Dia mengusap pelipisnya, lalu bangkit dan mengiringi sang istri yang sudah berjalan menuju lobby. ***Semua berjalan dengan lancar. Melati mengkoordinir semua anggota tim dengan benar, sehingga mereka bisa menyelesaikan semuanya sesuai jadwal.Setelah mampir sebentar di kantor, Hanina memutuskan untuk segera pulang. Akmal hanya mengantarnya sampai depan rumah. Setelah itu, pria itu berbalik dan pamit ke rumah ibunya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Seperti Duri Dalam Daging

    Bab 39Hanina pasrah. Dia tak mampu mencegah, tapi setelah dipikir-pikir itu lebih baik. Setidaknya dia akan tenang, karena bisa membuat alasan kepada kedua orang tuanya tentang kepergian Akmal.Setidaknya kali ini dia bisa jujur."Kenapa kamu biarkan suamimu bekerja di luar kota, Nak? Dia kan bisa bekerja di perusahaan kalau mau," protes Liani saat Hanina mengemukakan keinginannya untuk tinggal kembali ke rumah orang tuanya.Setelah berpikir lama, Hanina akhirnya memutuskan untuk tinggal kembali dengan orang tuanya. Tidak mungkin dia tinggal sendirian di rumah dan menangani Aqila sendirian, lagi pula setiap hari dia menitipkan Aqila di rumah ibunya. Jadi mending sekalian saja dia tinggal di sini. Kantor PT Hanina Indo Textile pun lebih dekat dari rumah orang tuanya ini ketimbang rumahnya."Aku nggak bisa mencegah keinginannya, Ma. Jadi biarkan saja. Mungkin Mas Akmal tidak enak dengan Om Danu yang merupakan sahabat ayahnya," jawab Hanina diplomatis."Mama juga baru tahu jika mendiang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Berawal Dari Sarapan

    Bab 40"Beliau sendiri yang langsung meminta kepada saya," sahut Melati. Dia mengambil kantong plastik yang berada di atas meja kerja Rio, lalu membawanya ke meja menghadap sofa. Dia segera memindahkan dua porsi roti bakar pisang coklat itu ke piring saji. Untung saja dia membawa piranti makan lengkap berupa sendok, garpu, dan pisau. Tak lupa Melati menyiapkan dua botol air mineral."Sarapannya sudah siap. Silahkan, Pak," ujar gadis itu.Rio tidak bisa lagi menolak. Akhirnya ia menghampiri meja dan duduk di sofa. Mereka berdua makan dalam diam. Melati melayani Rio dengan baik, karena dia menganggap itu job desk untuknya. Begitu selesai makan, Melati membawa piring bekas sarapan ke pantry, kemudian kembali ke ruangan kerja Hanina."Sudah selesai sarapan ya?" tegur Hanina. Wanita muda itu terlihat sudah stand by di depan laptop."Sudah, Bu. Sarapannya enak sekali. Sering-sering aja." Gadis itu tersenyum cerah."Nanti akan saya bilang sama Rio kalau kamu pengen sarapan berdua lagi sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Bertemu Kembali

    Bab 41"Mas Akmal?" Risty pun tak kalah terkejut, tak percaya jika pria keren di depannya ini adalah mantan suaminya. Menyadari situasi, Akmal memberi isyarat kepada Alfian untuk segera keluar dari ruangannya. Lelaki itu berjalan dan memberi isyarat kepada Risty untuk mengikutinya menuju sofa di ruang kerjanya ini."Bukannya kamu masih berada di penjara? Kenapa kamu malah berada di sini dan melamar pekerjaan sebagai tenaga home skeeping?" Akmal yang tak habis pikir segera melontarkan pertanyaan itu. Kehadiran Risty seketika membuat kepalanya cenat cenut. Ini di luar dugaan."Seharusnya iya, tapi ada seseorang yang menebusku, jadi akhirnya aku bisa bebas," sahut perempuan itu terus terang. Dia masih saja menatap kagum pria di hadapannya ini.Pria itu duduk dengan posisi kaki menyilang, terlihat begitu santai dan tenang. Dengan penampilan seperti ini, Akmal dua kali lipat lebih tampan dari biasanya.Risty benar-benar kagum. Dia hanya sekejap berada di penjara, tetapi begitu banyak peru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kecelakaan

    Bab 42Hari ini adalah hari pertama Risty bekerja di hotel itu dan dipertemukan dengan Akmal. Seharusnya ia senang, karena peluang itu kembali terbuka.Akmal sudah menceraikannya, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa rujuk. Risty hanya perlu mengambil hati Akmal dan membuat pria itu jatuh cinta kembali kepadanya. Setidaknya mereka sudah banyak melewati hal-hal yang manis sebelum Hanina hadir dan menjadi permaisuri kedua Akmal.Hanina.Risty mengepalkan tangan. Dia benar-benar benci pada wanita itu. Wanita yang awalnya ia jadikan sebagai alat, tetapi akhirnya sang suami malah berpaling darinya.Risty merasa sudah memberikan apa yang suaminya inginkan.Seorang anak, meskipun itu bukan terlahir dari rahimnya dan juga harta. Status ekonomi yang kuat, meskipun itu bukan berasal darinya.Dialah yang mengizinkan Akmal untuk menikahi Hanina, sampai akhirnya Akmal mendapatkan pencapaian seperti sekarang ini.Risty merasa pengorbanannya sudah cukup, tapi Akmal malah menceraikannya. Seumur hi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kecelakaan (2)

    Bab 43"Apa?! Rio kecelakaan?!" Hanina yang sangat terkejut tanpa sadar berteriak, bahkan suara teriakannya mengejutkan Aqila yang berada di pangkuannya. Dia baru saja duduk di sofa setelah menekan tombol berwarna hijau di layar ponsel. Sebuah panggilan masuk dan ternyata itu berasal dari rumah sakit Medika Bakti."Betul, Bu. Pak Rio mengalami kecelakaan. Suami ibu itu kini berada di rumah sakit Medika Bakti. Beliau tengah ditangani oleh tim petugas medis. Saya harap Ibu bisa segera menyusul kemari.""Suami?!" gumam Hanina. Tubuh wanita itu seketika lemas, bahkan nyaris saja membuat genggamannya pada ponsel terlepas. Otaknya berusaha mencerna ucapan dari seseorang yang mengaku sebagai petugas rumah sakit itu, yang kini tengah memegang ponsel dan mungkin benda-benda berharga milik Rio."Sepertinya ada kesalahpahaman disini," gumam Hanina lagi. Dia pun bangkit dari tempat duduknya."Ma, aku titip Aqila lagi ya. Aku harus segera ke rumah sakit," pinta Hanina. Untung saja Liani muncul te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Bagaimana Kopinya, Mas?

    Bab 44 Dulu mereka memang biasa berpegangan tangan, bahkan Rio juga terbiasa mengusap kepalanya. Hanya sekedar itu. Keduanya memang berteman baik, bahkan seperti saudara, sebelum akhirnya Rio menyatakan cintanya tepat di malam pernikahan Hanina dengan Akmal Hanina memilih menjauh ketika ponselnya berdering. Perempuan itu sesaat termangu menatap layar. Ya, itu panggilan video dari suaminya. "Ya Mas, ada apa?" tanya Hanina setelah ia keluar dari ruang IGD. "Kamu di mana?" Tampak kening Akmal berkerut, karena mungkin ia melihat pemandangan yang tidak biasanya. Bukankah di jam segini biasanya Hanina tengah bermain bersama putri kecil mereka? "Aku di rumah sakit, Mas...." "Di rumah sakit? Memangnya siapa yang sakit? Aqila?!" Pertanyaan Akmal beruntun. Wajah pria itu terlihat sangat serius. "Bukan. Itu, si Rio tadi mengalami kecelakaan. Berhubung dia tidak punya siapa-siapa, jadi aku putuskan untuk menyusul ke rumah sakit, karena pihak rumah sakit menghubungi kami. Aqila sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05

Bab terbaru

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Hanya Soal Waktu

    Bab 145"Nggak usah didengerin ucapan Mama. Kalau memang kamu nggak siap melakukan hubungan suami istri, aku bisa menunggu kok. Santai aja," ujar Reza menenangkan Dira yang terlihat amat gelisah saat mereka dalam perjalanan pulang dari bandara untuk mengantar rombongan ibunya."Bukan soal itu. Aku hanya kepikiran soal kita kedepannya. Aku nggak menyangka kita bisa melangkah sejauh ini," keluh gadis itu."Tidak apa-apa. Memang sudah jalannya begitu, yang penting kamu bisa menjalaninya dengan baik.""Aku nggak yakin." Tatapan Dira nampak kosong, meski di sepanjang perjalanan, nampak gedung-gedung pencakar langit berdiri dengan angkuh, mengalahkan rumah-rumah petak di sekitarnya."Aku akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meyakinkan kamu. Yang penting kamu nggak menentang jalan yang sudah kita ambil. Ini hanya soal waktu, jadi kita kembalikan saja kepada waktu.""Kamu begitu yakin, Reza?""Tidak ada hal yang membuatku tidak yakin, karena kurasa yang ada dalam dirimu itu bukan cinta,

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kamu Nggak Sendirian

    Bab 144Luka itu kembali terbuka. Dia tidak menyangka Rio dan Risty muncul, padahal gadis itu merasa tidak pernah mengundang kedua orang itu. Lalu siapa yang mengundangnya? Apakah Hanina?!"Kamu harus hadapi semuanya, Dira. Jangan menghindar terus, karena terapi yang paling baik buat kesembuhan hati kamu adalah bertemu dengan orang yang membuat hatimu sakit, walaupun mungkin di awal perih. Tapi percayalah, lukamu akan segera sembuh." Hanina berbisik, lalu dia segera undur dua langkah dan memberikan kesempatan kepada para undangan yang lain untuk bersalaman dengan Dira dan Reza.Lagi-lagi gadis itu mengangguk dan anggukan itu pula yang ia tunjukkan saat harus bersalaman dengan Rio dan Risty. Pria di samping Dira itu hanya tersenyum kecut manakala akhirnya bisa bertemu langsung dengan pria yang sangat dicintai oleh Dira.Tanpa sadar dia membandingkan antara ia dengan Rio. Dilihat dari postur tubuh, dia tidak kalah dengan Rio, sama-sama gagah dan tampan, meski tentu struktur wajah mereka

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Menjalani Takdir

    Bab 143Aroma bunga yang semerbak tercium dengan jelas dari bunga-bunga yang disebarkan ke seluruh penjuru ruangan ini. Ruangan tamu di rumahnya yang tidak terlalu luas kini disulap menjadi ruangan tempat akad nikah. Pagi ini Reza akan melafalkan akad nikah atas nama dirinya. Dira menghela nafas. Akhirnya dia menyerah. Dia bersedia menikah dengan Reza, meski tak ada sedikitpun rasa cintanya pada pria itu. Sebelumnya dia selalu berkhayal jika ia akan menikah satu kali seumur hidup dengan orang yang ia cintai, tapi kenapa semuanya menjadi begini? Seolah takdir memaksanya untuk menerima pria itu. Dia hanya menganggap Reza sebagai teman, malaikat penolongnya. Seandainya tidak ada Reza waktu itu, maka barangkali dia sudah rusak oleh kecerobohan yang dibuatnya sendiri.Klub malam bukanlah tempat yang baik untuk gadis perawan seperti dirinya."Sebentar lagi mempelai pria akan datang, Nak. Jangan cemberut terus," tegur ibunya yang saat itu sudah masuk ke dalam ruangan dan kini duduk di sis

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Rezeki Anak-anak

    Bab 142Hanina celingak-celinguk, sembari mengerjapkan matanya berulang kali. Bayangan yang sempat dilihatnya barusan kini telah lenyap, padahal dia merasa belum lima menit ia memalingkan wajah ke arah lain, tapi sosok yang ia kenali sebagai Reza dan Dira itu sudah lenyap dari pandangannya."Kenapa, Sayang?" Akmal yang tengah menggendong Aqila itu pun memasang tampang keheranan menyaksikan tingkah istrinya. Dia memang lebih fokus pada putrinya dan mengabaikan sekelilingnya."Aku seperti melihat Dira di sini, tapi ke mana ya? Barusan dia ada di situ," tunjuk Hanina pada sebuah bangku dan meja yang memang barusan digunakan oleh Dira dan Reza untuk duduk bersantai sembari menikmati udara dan pemandangan laut."Nggak ada tuh." Akmal menatap arah yang ditunjuk oleh istrinya. Hanya ada sepasang kursi dan meja yang di atasnya dua batok kelapa dan bungkus cemilan."Tapi aku seperti melihat mereka. Aku masih mengenali Dira dan...." Perempuan itu menyanggah."Kok bilang mereka? Memangnya kamu l

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Teman Tapi Mesra?

    Bab 141Reza tertegun sejenak. Namun sedetik kemudian dia sudah bisa menguasai diri. "Tenanglah, aku nggak sakit kok. Kamu nggak perlu segitunya." Pria itu menarik tubuh Dira hingga akhirnya gadis itu kembali bangkit dan terduduk di ranjang.Keduanya kini duduk berhadapan dan lagi-lagi Reza menangkup kedua pipi gadis itu."Aku akan tanggung jawab. Sejak awal aku yang membawamu kemari, meskipun itu atas keinginanmu sendiri. Jika memang kedua orang tua kita mengira kita tinggal bersama atau melakukan hal yang tidak benar, aku akan berusaha meluruskannya. Kamu tenang aja." Reza meyakinkan."Bagaimana aku bisa tenang jika sudah seperti ini? Bagaimana kalau nanti kita dipaksa untuk menikah? Aku nggak mau kita terlibat dengan urusan pribadi. Lagi pula kita nggak ada hubungan apa-apa, masa iya dipaksakan gitu? Aku nggak mau tahu, kamu harus pastikan mereka bisa mengerti bahwa kita nggak ada hubungan apa-apa. Aku ke sini cuma untuk kerja," oceh Dira panjang lebar."Ya, tinggal nikah saja." P

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Tanggung Jawab

    Bab 140Dengan berat hati, Adira memberikan alamatnya di Jakarta. Kali ini ia tidak punya pilihan, meski perasaannya semakin resah, tak bisa membayangkan bagaimana tanggapan orang tuanya nanti seandainya ibunya Reza benar-benar datang ke rumahnya.Dia tidak kuasa membayangkan kemarahan bapak dan ibunya.Namun menilik dari sikap yang ditunjukkan oleh perempuan tua itu, sepertinya Kartika memang serius. Ibunda dari Reza itu kini sedang menelpon seseorang dan terlibat pembicaraan serius. Bahkan Dira mendengar namanya dan Reza disebut-sebut dalam pembicaraan mereka.Apa yang sedang direncanakan oleh perempuan tua itu?"Baiklah. Sekarang Mama pamit dulu. Dan ingat Reza, jangan macam-macam dengan anak gadis orang selama kamu belum bisa menghalalkannya," pesan Kartika yang iringi anggukan oleh Reza."Iya Ma. Jangan khawatir. Aku bukan pria rendahan yang suka mengumbar hawa nafsuku pada sembarang wanita," sahut Reza menimpali."Kecuali pada gadis ini, kan?" balas Kartika seraya mendengus. Seb

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Terlihat Begitu Murahan

    Bab 139Perempuan bernama Kartika itu menatap Adira dari atas ke bawah. "Jadi kamu yang bernama Adira?!""Iya Tante, maaf." Adira seolah kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka jika ternyata ibunda dari Reza ini pagi-pagi sudah sampai di apartemen ini. Apakah Sonya sudah bercerita tentang mereka? Mengapa Sonya bercerita secepat itu? Padahal mereka baru saja bertemu kemarin siang. "Sudah berapa lama kalian tinggal bersama?" Tentu saja perempuan tua itu langsung mengira hal yang tidak-tidak. Saat ini Adira hanya mengenakan celana pendek dengan atasan gaun tanpa lengan, itu pun dari bahan kain yang cenderung menerawang. Adira pun tidak menyadari penampilannya ini karena saat keluar kamar pertama kali usai bangun tidur, dia lupa jika di apartemennya ini ada seorang lelaki dewasa yang berpotensi akan terangsang saat melihat penampilannya yang seksi.Gadis itu meringis saat menyadari penampilannya. Pantas saja tatapan Reza saat ia memasak tadi begitu berbeda. "Ya Tuhan, aku terlihat beg

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Memangnya Kamu Mau?

    Bab 138"Malam ini Papa ingin mengunjungimu, Nak. Jangan marah ya," ucap Akmal dalam hati saat ia memulai penyatuan mereka. Hanina memekik tertahan ketika merasakan liang surgawinya yang terasa penuh. Seperti biasa, Akmal memang seperti itu. Dan kali ini pria itu begitu kuat, menghentak di atas tubuhnya.Dia tak munafik. Salah satu alasan yang membuat dia bertahan selama ini adalah karena permainan Akmal di tempat tidur. Sentuhannya, caranya mendamba, serta saat dia meracau nikmat, semua itu membuatnya tak bisa move on, walaupun sudah bertahun-tahun mereka berpisah. Nyatanya Akmal memang sedahsyat itu di atas pembaringan. Jadi tidak heran jika ia dengan mudah hamil Aqila sebulan setelah mereka menikah. Dan hal itu pula yang membuat Sierra begitu tergila-gila dan penasaran karena mendengar cerita Risty tentang Akmal yang begitu luar biasa jika tengah berada di tempat tidur.Satu pelajaran yang membuat semua orang harusnya tahu jika urusan tempat tidur adalah rahasia rumah tangga yang

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Bicara Masa Depan

    Bab 137"Lumayan, tapi opening stand Hanina Collection tadi cukup ramai. Para jamaahnya Ustadz Zubair juga terlihat antusias mungkin mereka senang karena mendapatkan barang sekelas butik dengan harga kaki lima." Perempuan itu terkekeh-kekeh mengenang keseruan tadi sore. Dia memang sangat menikmati berinteraksi dengan para jamaahnya Ustadz Zubair yang ramah-ramah. Berasa mendapatkan teman baru saja! "Emak-emak memang begitu. Termasuk aku sendiri. Memangnya siapa sih yang nggak mau dapat barang berkualitas dengan harga murah?"Akmal langsung tepuk jidat. Dia melirik Aqila yang kini sudah berbaring di tempat tidur, berharap semoga saja pembicaraan mereka tidak membuat tidur putrinya terganggu. Aqila tidur di dalam gendongannya saat mereka akan menuju kemari, sehingga Akmal langsung merebahkan putrinya di pembaringan, sementara Hanina menaruh tasnya di atas meja nakas."Para perempuan memang selalu begitu, dan aku nggak masalah, Sayang. Lagi pula kecintaan kamu pada dunia fashion akhirn

DMCA.com Protection Status