Home / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jerat Dendam CEO Kejam: Chapter 51 - Chapter 60

62 Chapters

Bab 51: Kembali Dingin

Dua bulan kemudian….Ivy sedang menunggu Noah turun dan berniat mengajaknya sarapan bersama. Sudah satu jam ia menunggu dengan mata yang kantuk karena akhir-akhir ini ia mengalami insomsia.Ivy hampir terlelap sampai akhirnya mendengar derap langkah Noah. Sontak ia berjalan mendekat ke arah tangga dengan senyuman lebar.“Noah, ayo sarapan. Aku sudah memasak nasi goreng omlet-”Ucapan Ivy terhenti saat Noah melewatinya begitu saja. Noah bahkan tak melihat ke arahnya barang sedetik. Seolah-olah keberadaannya seperti makhluk gaib yang tak nampak.“Sepertinya aku harus makan sendiri lagi,” gumam Ivy sambil berlalu ke ruang makan.Punggungnya masih tegak. Pun wajahnya masih dihiasi dengan senyuman kecil, tapi saat satu suapan masuk ke mulutnya… satu per satu tetes air mata mengalir di pipinya.Sudah dua bulan ini Noah puasa bicara padanya. Sejak perdebatannya dengan Ezra di restauran malam itu, Noah benar-benar tak menganggapnya ada.Pada awalnya, Ivy mengira kalau Noah perlu waktu karena
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 52: Harga Kepercayaan

Mata Ivy tak bisa berpaling dari wajah Noah. Setelah dua bulan lamanya, akhirnya mereka bisa berada di ruang yang sama dengan tatapan Noah yang tertuju padanya.Ezra dan Samuel sudah dilerai oleh staff keamanan dan diusir secara paksa. Meninggalkan Noah dan Ivy dalam ruang kamar yang seperti kapal pecah.Noah tetap dingin dan tak bicara meski sudah lima belas menit sejak kepergian Samuel dan Ezra. Ivy sendiri tak berani membuka suara. Ia hanya duduk di tepian kasur dengan tangan yang masih menyengkram erat selimut yang menutupi tubuhnya.“Apa kau semurahan itu?”“Noah….”Ivy tak mengira kalau kalimat pertama yang Noah keluarkan setelah puasa bicara dua bulan terdengan sangat menyakitkan. Namun, Noah terlihat tak merasa bersalah.Noah bahkan menuding-nuding Ivy dengan rahang tegasnya yang penuh amarah.“Bisa-bisanya kau memanggil dua lelaki sekaligus untuk tidur denganmu. Kau sangat kesepian ya tak pernah kusentuh?”“Aku baru saja dilecehkan dan hampir diperkosa oleh temanmu! Teganya k
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 53: Obesesi Bukanlah Cinta

Ivy tak pernah bertemu lagi dengan Ezra sejak makan malam waktu itu. Ia tak mau pertemuannya dengan Ezra membuat Noah semakin marah, sehingga ia benar-benar menjaga jarak dan bahkan mengabaikan semua pesan dan telepon Ezra.Kini, Ivy merasa kalau ia tak perlu menghindar lagi dari Ezra karena Noah tetap tak akan percaya padanya. Dan ia harus bertemu Ezra secepatnya untuk mengetahui apa motif Ezra menyadapnya.Ivy harus menemukan alat itu dan memberi penegasan pada Ezra agar berhenti melakukan hal berlebihan hanya untuk mendekatinya.“Kau baik-baik saja?” Ezra bertanya dengan raut khawatir saat Ivy mengambil duduk di depannya.Pertemuan mereka kali ini di sebuah kafe yang tak jauh dari kompleks perumahan.“Tidak.” Ivy menjawab dengan gelengan tegas.Ya, tak perlu berbohong di depan Ezra. Dia tahu jelas bagaimana keadaannya. Tak mungkin ada perempuan yang baik-baik saja setelah hampir diperkosa.“Kau-”Pada awalnya, Ivy ingin segela mencercea Ezra tentang alat penyadap itu. Namun, ia bar
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 54: Gosip Miring

Semua gosip tentang Ivy dan Ezra telah turun dair berbagai media. Tak ada lagi satu portal berita pun yang membahas mereka.Rupanya kekuasaan Ezra tak main-main. Entah dia menggunakan kuasa sebagai CEO atau turun sendiri sebagai hacker. Yang jelas, Ivy sangat berterima kasih atas usahanya.“Kenapa kau di sini? Tak di rumah kekasihmu itu?”Ivy baru keluar dari kamar dan sudah mendapatkan sapaan panas dari Noah.Sejak kemarin, Noah memang sudah berbicara padanya tapi semua kata yang terucap dari mulutnya hanyalah penghinaan dan kesakitan.“Aku tak punya hubungan apa-apa dengan Ezra,” jawab Ivy dengan tegas.Noah menaikkan satu alisnya, lalu tertawa, “Oh ya? Kau bahkan pernah bermalam di rumahnya dan sering menemuinya diam-diam.”“Sudah kubilang kalau waktu itu aku tak tidur dengannya. Dia hanya menawarkan tempat istirahat,” sahut Ivy dengan cepat.Ivy pikir, masalah lama itu sudah selesai. Noah pun sudah mengatakan sendiri kalau ia percaya pada alasannya, tapi kenapa sekarang berubah?“
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 55: Hilang Akal

Noah menyita ponselnya dan tak mengizinkannya keluar rumah sama sekali semenjak gosip itu beredar. Semua ini mengingatkan Ivy pada apa yang dilakukan ayahnya dulu.Ayah yang selalu menjadikan rumah sebagai penjara dan tak memberikan akses komunikasi apapun hingga ia akhirnya belajar menjadi seorang hacker. Ivy tak terlalu masalah dengan hukuman yang Noah berikan. Toh, ia sudah biasa dikurung seumur hidupnya. Noah pun tak pernah menyakitinya secara fisik, jadi semuanya akan baik-baik saja.Setidaknya itulah yang Ivy pikirkan. Sampai di suatu sore, ia melihat Noah masuk dengan seroang perempuan. Hatinya sudah cukup sakit apabila perempuan itu adalah perempuan yang disewa untuk melayaninya, tapi dia adalah adiknya… Clara.“Kenapa kau datang bersama Noah?” tanya Ivy.Clara menatap Noah, lalu menggandeng lengannya dengan amat mesra. Ivy memandangnya tak percaya, apalagi saat Noah tak bereaksi apa-apa dengan genggaman Clara.“Noah mengajakku mampir sebentar karena ada barangnya yang tertin
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 56: Puncak Drama

Ivy mengalihkan pandangan ke luar jendela saat mendengar derit pintu terbuka. Ia lebih memilih memandangi rumah-rumah megah di kompleks perumahannya daripada Noah yang kini sudah berkacak pinggang di belakangnya."Mau sampai kapan kau begini?"Dari suara Noah, Ivy tahu kalau suaminya sudah frustrasi menghadapinya.Tapi, ia tak peduli. Karena tak akan ada yang peduli juga padanya.“Kau pikir dengan apatis seperti ini kau mampu membuatku luluh?”Noah memaksa membalikkan tubuhnya agar menghadapnya. Ivy sama sekali tak berekspresi meski kedua tangan Noah menekan bahunya dengan kuat.“Kau tak bisa mati dengan bunuh diri. Tak akan bisa. Jika kau harus mati, maka itu di tanganku. Begitu pula dengan adik dan ayahmu.”Noah melengos pergi setelah memborbardir Ivy dengan peringatan sekaligus ancaman.Kaki Ivy tak bisa menahan lebih lama lagi. Ia jatuh ke lantai yang dingin dengan mata hampanya.Sudah tiga hari sejak ia kehilangan akal dan pergi keluar rumah tanpa arah. Kini, ia tak hanya dikuru
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 57: Kembali Ke Neraka Lama

Rasanya baru beberapa jam yang lalu Ivy terkurung di kamarnya, kini ia kembali terkurung tetapi di ruang yang berbeda. Ruang gelap dan sempit yang telah menjadi temannya selama belasan tahun.Ivy berjalan mundur sampai punggungnya menabrak dinding saat rungunya mendengar derap langkah kaki mendekat. Saat knop pintu itu berputar, Ivy rasanya tak bisa bernapas.“Bagaimana rasanya kembali ke tempatmu?” tanya Evan dengan tawanya.Ivy hanya diam. Dari pintu yang terbuka, akhirnya ada cahaya yang bisa masuk hingga ia melihat dengan jelas bagaimana raut wajah ayahnya.“Ayah… Ayah, aku mau pulang,” ucap Ivy dengan tergagap.“Pulang? Bukannya ini rumahmu?” sahut Evan.Langkah Evan makin mendekat. Ivy ingin kabur, tapi ia tak bisa kemana-mana. Tubuhnya makin bergetar saat melihat ayahnya mengambil tongkat bisbol yang tersimpan di balik pintu.“Bukannya kau merindukannya?” tanyanya dengan tawa yang kian meledak.Ivy menggeleng. Matanya sudah berembun karena air mata yang siap tumpah.“Ayah, jang
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 58: Permainan Evan

Saat Ivy membuka mata, Noah adalah orang pertama yang ia lihat. Mata Noah langsung terkunci dengannya.Entah ini hanya perasaannya yang terlalu percaya diri atau hanya harapan kelabu, Ivy bisa merasakan tatapan hampa dan sendu yang dalam dari balik mata Noah.“Masih adakah harapan yang tersisa saat semuanya seperti tak ada cahaya?” batin Ivy.“Noah….”Ivy berusaha meraih tangan Noah. Ada kelegaan luar biasa saat Noah tak menepis tangannya dan membalas genggaman tangan itu.“Kumohon, percayalah padaku….”Noah masih tak bicara. Ia tetap mematung dan membisu. Ia sedang dilanda dilema besar.“Istirahatlah.”Akhirnya, hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Ia mengelus punggung tangan Ivy sebelum keluar dari kamar. Meninggalkan Ivy yang kembali hanyut dalam tangisan lirihnya.Ivy masih kecewa dan harapan itu terasa kembali lenyap. Namun, ia tak tahu kalau di balik pintu kamarnya, Noah ikut menitikkan air mata.Pikiran Noah sibuk menduga mana yang benar dan salah. Mana yang harus dipercay
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 59: Pengakuan Orang Bodoh

Noah tak menyangka kalau dirinya akan berada di balik jeruji besi. Apalagi bersama rivalnya, Eza. Lebih buruknya lagi, ia dijebloskan oleh musuhnya!“Lepaskan aku dari sini! Lepaskan!”Ezra terus mendorong-dorong jeruji besi hingga suara dari rantai dan gembok yang yang ada di pintu bergemerincing. Ezra terus berteriak saat petugas polisi lewat.“Diamlah. Percuma saja kau teriak seperti itu,” tukas Noah.“Menyebalkan sekali! Mereka bahkan merampas ponsel kita!” murka Ezra.“Sekretaris kita pasti akan mencari keberadaan kita saat kita tak bisa dihubungi,” jelas Noah dengan tenang.Ezra terhenyak, lalu mengangguk-angguk. “Kau benar juga.”“Dan aku yakin berita tentang kita sudah tersebar. Jadi pasti kuasa hukum kita juga sudah membuat rencana.”“Kau cukup pintar,” puji Ezra dengan setengah hati.Noah merotasikan bola matanya dengan malas saat memandang Ezra.“Itulah sebabnya perusahaanmu selalu di bawahku. Kritikal berpikirmu sangat jelek,” ejek Noah.“Apa kau bilang?!” Ezra berseru kes
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 60: Dalam Tekanan Ancaman

Beberapa menit sebelum kejadian…Ketika Noah pergi meninggalkannya, Ivy hanya menangis di dalam kamar. Ternyata begitu sulit meluluhkan hati Noah dan membuatnya percaya lagi padanya.Ivy kira, Noah akan memeluknya setelah menyelamatkannya dari rumah. Mungkin, kemarahan Noah padanya memang sudah terlanjur menggunung hingga ia tak bisa mengentikan lavanya.SetelahLama menangis dalam kesendirian, Ivy tersentak saat sayup-sayup mendnegar suara berisik dari luar. Ia mencoba bangkit, tetapi gagal karena lukanya yang masih merah.“Argh….”Ivy berhasil berdiri dengan berpegangan pada meja. Ia mulai berjalan secara perlahan dengan terus bertumpu pada dinding, meja, dan apapun yang berada di dekatnya.Ketika berhasil keluar dari kamar, sumber suara bising itu semakin jelas terdengar. Ivy menundukkan kepalanya ke lantai bawah dan ia bisa mellihat Noah dan Ezra sedang baku hantam.“Tidak… tidak… Jangan lagi….”Ivy ingin berlari dan melerai mereka, tapi kakinya masih terlalu lemah hingga ia malah
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status