Home / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 60: Dalam Tekanan Ancaman

Share

Bab 60: Dalam Tekanan Ancaman

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2025-01-02 07:43:27

Beberapa menit sebelum kejadian…

Ketika Noah pergi meninggalkannya, Ivy hanya menangis di dalam kamar. Ternyata begitu sulit meluluhkan hati Noah dan membuatnya percaya lagi padanya.

Ivy kira, Noah akan memeluknya setelah menyelamatkannya dari rumah. Mungkin, kemarahan Noah padanya memang sudah terlanjur menggunung hingga ia tak bisa mengentikan lavanya.

Setelah

Lama menangis dalam kesendirian, Ivy tersentak saat sayup-sayup mendnegar suara berisik dari luar. Ia mencoba bangkit, tetapi gagal karena lukanya yang masih merah.

“Argh….”

Ivy berhasil berdiri dengan berpegangan pada meja. Ia mulai berjalan secara perlahan dengan terus bertumpu pada dinding, meja, dan apapun yang berada di dekatnya.

Ketika berhasil keluar dari kamar, sumber suara bising itu semakin jelas terdengar. Ivy menundukkan kepalanya ke lantai bawah dan ia bisa mellihat Noah dan Ezra sedang baku hantam.

“Tidak… tidak… Jangan lagi….”

Ivy ingin berlari dan melerai mereka, tapi kakinya masih terlalu lemah hingga ia malah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 61: Kehancuran

    “Apa yang kau lakukan?!”Ivy tersentak saat mendapatkan tamparan keras dari Clara saat baru memasuki kamarnya. Clara bahkan mendorong tubuhnya keras-keras sampai ia menabrak pintu kamar yang telah tertuup.“Kenapa kau menjebak Noah?! Kenapa kau menjebloskan dia ke penjara?! Apa yang sudah kau lakukan?!” Clara terus berteriak marah.“Ayah… memaksaku,” jawab Ivy dengan lirih.“Dan kau mau melakukannya begitu saja? Kau memang bodoh ya?!” bentak Clara sambil terus mendorong Ivy.Tangan kanan Clara terangkat dan siap menampar Ivy lagi, tapi Ivy menahannya dan menghempaskan tangan Clara dengan sekuat tenaga.Clara tersentak barang beberapa detik. Baru kali ini Ivy menahannya. Ivy biasanya tunduk dan diam. Ia pun hanya bisa menangis dan pasrah, tapi kini matanya terlihat lebih tajam.“Kau kira aku tak hancur saat melakukannya?” tanya Ivy dengan suara seraknya.“Aku istrinya! Aku mencintai Noah lebih dari siapapun! Rasanya aku ingin membunuh diriku sendiri daripada menghancurkannya!” suara Iv

    Last Updated : 2025-01-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 62: Surat Perjanjian

    Setelah ditahan hampir dua puluh empat jam, Noah dan Ezra akhirnya mendapatkan kabar segar. Sel mereka terbuka lebar hingga mereka langsung berdiri tegap.“Tuan Evan ingin bertemu kalian,” ucapnya.Rahang Noah mengeras. Sama halnya dengan Ezra. Tangannya bahkan sudah terkepal sempurna saat mendengar nama Evan.“Hahaha! Lihatlah keadaan kalian! Bagaimana bisa dua pemuda hebat pemilik perusahaan nomor satu dan dua terlihat berantakan seperti ini?”Evan menyambut dengan tawa penuh sindiran. Noah dan Ezra mengambil duduk di depannya dengan wajah datar. Sebisa mungkin mereka menahan diri untuk tak menghajar lelaki tua ini karena masih banyak polisi yang menjaga.“Kenapa wajah kalian cemberut seperti itu? Tersenyumlah karena aku datang dengan membawa kesepakatan yang bisa membawa keluar dari penjara,” tutur Evan.Noah dan Ezra terus memperhatikan gerak-gerik Evan. Mereka yakin kalau ada yang tak beres. Dan firasat itu benar saat melihat kertas yang ditarik keluar dari amplop cokelat.“Bacal

    Last Updated : 2025-01-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 63: Perceraian

    Noah menekan pena yang berada digenggamannya hingga hampir patah. Tatapan matanya masih terkunci pada Evan yang masih menunjukkan senyuman liciknya.“Bagaimana?” tanya Evan.Noah menggeleng tegas. “Aku tidak mau.”“Tidak mau?”Senyuman Evan luntur. Ia tak menyangkah kalau akan mendapatkan penolakan dari Noah terkait syarat yang menurutnya paling mudah.“Aku izinkan kau mengakuisisi perusahaanku, tapi tidak dengan perceraia,” tegas Noah.Dahi Evan berkerut bingung. “Kenapa? Apa jangan-jangan… kau menyayanginya?”Noah memilih tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya mendorong kertas di depannya menjauh.“Aku tidak bisa bercerai dengan Ivy,” putusnya.Ia sudah membuat Ivy menderita dan ia tak mau menyakitinya berulang kali. Apalagi dengan menceraikannya.“Kau tak mau bercerai?” Evan bertanya dengan kaget.“Ya,” jawab Noah dengan penuh keyakinan.Evan terdiam beberapa detik, lalu tertawa keras. Ia mengangguk-angguk, lalu mengambil kembali kertas itu.“Baiklah… baiklah…. kau bisa memilikinya.

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 64: Takdir Kejam Dua Bersaudara

    “Uhuk!”Pelukan antara Noah dan Ivy terlepas saat mendengar suara batuk Ezra yang disengaja. Noah menghapus air matanya, lalu menatap Ezra dengan malas.“Kau sangat menganggu,” ujarnya.“Aku sudah menunggu lama ya di luar. Lagipula, aku juga mau melihat keadaan Ivy,” timpal Ezra.Ivy tersenyum, tapi kemudian menatap Ezra dengan bersalah. “Maaf, Ezra. Aku membuatmu terseret jebakan Ayah.”Ezra mendengus mendengarnya.“Aku lebih marah kalau masih menyebut lelaki tua itu sebagai Ayah. Dia itu Iblis, asal kau tau,” geram Ezra.Ezra berjalan mendekat ke sisi ranjang Ivy, lalu lanjut berkata, “Kau tak perlu merasa bersalah. Semuanya bukan kesalahanmu. EVan saja yang terlalu licik dan kejam.”“Benar. Kau tak perlu memendam perasaan bersalah yang hanya membebanimu.” Noah mengangguk setuju.Ivy merasa bersyukur karena Noah dan Ezra yang berusaha menenangkannya. Dan ia pun sadar kalau hubungan Noah dan Ezra tak seburuk sebelumnya.“Oh ya, Clara!”Senyuman kecil Ivy luntur saat teringat dengan t

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 65: Perhatian Tak Terduga

    Keadaan Ivy membaik setelah satu minggu perawatan intensif. Meskipun belum diperbolehkan pulang, Ivy bersyukur setidaknya sudah bisa keluar dari kamar dengan menggunakan kursi roda.“Aku mau menjenguk Clara,” ucapnya setelah Noah membantunya membersihkan diri dengan membilas tubuhnya dengan kain yang dicelup air hangat.“Baiklah.”Noah menggendong Ivy untuk duduk ke kursi roda, lalu mendorongnya dengan perlahan.“Apa Clara sudah siuman?” tanyanya.“Terakhir menurut kabar dokter, belum,” jawab Noah.“Ah….”Suasana hati Ivy menjadi sangat sendu setelah mendengar jawaban Noah. Namun, ia berusaha terlihat tabah. Meskipun matanya tetap berkaca-kaca saat ia sampai di ruang rawat Clara.“Hai… Kakak datang,” sapa Ivy dengan senyuman lebar.Ivy menggenggam erat tangan Clara dan menciumi punggung tangannya.“Kenapa kau tak bangun juga? Sedang mimpi indah ya?” tanyanya. Suara Ivy terdengar serak karena menahan tangis.“Ayo bangun. Aku merindukanmu…,” lirih Ivy.Noah mengelus pundahnya untuk meng

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 66: Perdebatan Sengit

    Suasana di dalam ruang rawat Clara menjadi tegang saat Evan menginjakkan kaki di sana. Noah pun berdiri tegap menyentuh kedua pundak Ivy untuk menenangkan, sedangkan Ezra bergerak maju di depan Ivy dan ranjang Clara.“Hahaha! Kenapa kalian ketakutan seperti itu?” Evan tertawa terbahak-bahak.Saat Evan berjalan maju, semua orang memilih mundur. Dan hal itu membuat Evan makin tak menghentikan tawanya.“Aku hanya datang untuk menjenguk putriku. Kenapa kalian takut?” tanyanya.“Karena kau yang sudah membuat mereka di rumah sakit! Kau yang menyakitinya!” seru Ezra.“Itu karena Ivy dan Clara sudah nakal. Sebagai orang tua, aku berhak menghukum anakku kalau tak patuh. Benar, kan?” sahut Evan dengan tersenyum miring.Ivy merasa kalau pegangan Noah di pundaknya menjadi menguat. Ia pun mengelus punggung tangannya dan menatap Noah dengan lembut.“Jangan marah, tidak apa-apa,” gumamnya.“Lihat! Kau dengar sendiri kan kata Ivy! Dia tidak apa-apa!”Evan berjalan makin maju sehingga membuat kesabara

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 67: Menyusun Rencana

    Pintu kamar itu kembali berdebum karena ditutup dengan keras. Noah sampai memeluk Ivy dengan cepat agar tak membuatnya tersentak kaget.Sepeninggal Evan, ruangan itu masih terasa suram dan tegang. Baik Noah, Ivy, maupun Ezra tak ada yang membuka suara.Semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara mesin yang menunjukkan debar jantung Clara yang menghidupkan suasana itu.“Apa kau mau kembali ke kamar?” tanya Noah, yang akhirnya menjadi pemecah keheningan di ruangan itu.Ivy mengangguk kecil. “Hm. Ayo kembali ke ruanganku.”“Baiklah.”Noah sudah siap di belakang kursi roda Ivy untuk mendorongnya, tetapi Ezra menghadangnya dengan berdiri di depan Ivy.“Apa yang kau lakukan?” tanya Noah dengan jengkel.Ezra memandangi Ivy dengan dalam hingga membuat Ivy terdiam. Entah mengapa, Ivy mengerti arti tatapan mata itu.“Aku perlu bicara dengan Iv,” ucap Ezra, masih tak bisa melepaskan tatapan matanya dari Ivy.“Bicara apa?” tanya Noah. Ia merasa sedikit terganggu dengan tatapan mata E

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 68: Menagih Hak

    Sudah dua minggu berlalu, tetapi Clara tak kunjung membuka matanya. Sedangkan Ivy sudah diizinkan pulang sejak tiga hari yang lalu, tetapi ia tetap memilih berada di rumah sakit.“Aku mau menjaga Clara,” ucapnya ketika Noah terus merayunya untuk pulang ke rumah.“Bagaimana kau bisa menjaganya saat keadaanmu sendiri perlu dijaga? Kau belum sembuh sepenuhnya, Sayang.” Noah mengelus pipi Ivy dengan gemas.Sudah tiga hari terakhir mereka mendebatkan hal yang sama; Noah ingin Ivy istirahat di rumah, sedangan Ivy kukuh tetap berada di rumah sakit dnegan Clara.“Kalau aku di sini dan kenapa-napa juga ada banyak dokter dan suster. Aku akan baik-baik saja,” balas Ivy, mencoba meyakinkan Noah.Noah berdecak. Ia berusaha memutar otaknya untuk mencari-cari alasan yang bisa meluluhkan Ivy hingga senyumnya terukir kecil saat menemukan satu ide.“Tapi aku merindukanmu.”Noah merendahkan suaranya dengan mata yang terfokus pada bibir Ivy. Sontak Ivy terhenyak dan gugup setengah mati.Ivy paham dengan

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 118. Memulai Kembali

    Suasana di rumah sakit itu menjadi kian mencekam. Orang-orang yang berlalu-lalang di lorong bahkan selalu menoleh ke arah mereka berempat dengan tatapan penuh keingintahuan yang besar. Seakan-akan mereka siap menebar gosip ke berbagai kalangan. “Dua petinggi perusahaan besar sedang bertengkar di rumah sakit!”“Katanya mereka saling tuduh selingkuh!”Kemungkinan, gosip itulah yang akan keluar dan menyebar dari satu mulut ke mulut yang lainnya. Tak perlu menunggu lama hingga gosip itu pada akhirnya akan tercium media dan kembali viral di berbagai sosial media.Noah sudah memikirkan segala kemungkinan buruk itu, tetapi ia tetap tak bisa menahan dirinya untuk bersikap tenang. Lagipula, siapa yang bisa tenang jika kau melihat istrimu keluar dari ruang pemeriksaan kehamilan dengan lelaki lain?“Noah, dengarkan aku. Ini semua tak seperti yang kau pikirkan,” ucap Ivy. Ivy berusaha meredakan ketegangan yang ada dengan menernagkan Noah. Akan tetapi, amarah Noah suda menjadi bara api yang berk

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 117. Pertemuan Mengejutkan

    Noah menahan diri untuk tidak tertawa ketika mendengar pengakuan Clara. Ia tetap berlagak terkejut dan keheranan. Ia mengangkat satu alisnya. Rupanya alasan itu yang Clara gunakan untuk menutupi kebohongannya.“Keguguran? Bagaimana bisa?” tanya Noah, masih mengikuti permainan yang Clara buat.“Aku keguguran beberapa hari yang lalu karena jatuh di kamar mandi,” balas Clara dengan sendu. Matanya berkaca-kaca saat menatap Noah. Dan Noah harus mengakui kalau perempuan ini memang sangat layak mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sepanjang masa.“Kenapa kau tak bilang?” sahut Noah. Suaranya mulai lelah karena segala kebohongan Clara.“Karena aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak hamil….”Kali ini, Clara berkata dengan jujur. Ia mungkin berbohong tentang semuanya, termasuk kegugurannya. Namun, ia sungguh-sungguh saat mengatakan takut kehilangan Noh.“Aku memang akan meninggalkanmu,” ucap Noah dengan tegas.Clara melebarkan matanya. Ia pun meraih lengan Noah dan menggengg

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 116.  Berakhirnya Sandiwara

    Keesokan harinya, Noah terbangun dengan semangat penuh. Setelah beberapa waktu seperti mayat hidup, baru kali ini ia menjadi lebih bersemangat.Semua ini dikarenakan ia tahu kalau kebusukan Clara akan terbongkar sepenuhnya. Ia bahkan sengaja bangun lebih awal dan menunggu Clara di ruang tengah sampai pukul delapan pagi.“Noah, kau tak berangkat kerja?” Clara bertanya dengan terkejut.Pasalnya, biasanya Noah sudah berangkat ke kantor pagi buta sehingga Clara tak mengira Noah masih berada di rumah. Padahal ia ingin menghindari Noah hari ini karena terlalu takut diajak ke dokter kandungan.“Aku sengaja mengambil cuti hari ini,” balas Noah. “Cuti? Kenapa?” Clara melebarkan matanya. Noah adalah orang yang gila kerja sehingga mengambil cuti adalah hal yang aneh untuknya.“Karena aku tak sabar melihat keadaan bayiku.”Noah mengulas senyum selebar mungkin. Ia menyukai bagaimana raut muka Clara menjadi tegang, tetapi masih berusaha tetap terlihat tenang. “Astaga… kau tak perlu sampai mengam

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 115. Terbongkarnya Rahasia

    Kyla meraih ponselnya dengan cepat dan menekan kontak Noah. Setelah beberapa nada hubung, akhirnya Noah mengangkat panggilannya.“Halo, Kyla? Ada apa?” tanya Noah.Dari suaranya, Kyla tahu kalau Noah cukup terkejut saat menerima panggilannya. Mereka memang bukan teman dekat, jadi mustahil menghubungi jika tak ada hal penting.“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu tentang Clara,” jawab Kyla dengan cepat.Di seberang sana, Noah yang sedang tenggelam dalam kertas-kertas pekerjaan langsung terdiam saat mendengar ucapan Kyla. Ia bahkan berdiri dari duduknya dengan raut wajah penasaran.“Katakan. Katakan apapun yang kau ketahui tentangnya,” ucap Noah dengan lebih tegas.Kyla menelan salivanya dengan susah payah. Suara Noah sangat berat dan menyeramkan hingga membuatnya tak berkutik.“Gawat! Noah marah,” batin Kyla.Kyla sangat gugup dan khawatir, tetapi ia sudah terlanjur menghubungi Noah dan tak bisa bersembunyi lagi.“Baru saja Clara menghubungiku untuk meminta dibuatkan surat keterangan h

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 114. Bukan Aliansi

    Kyla mengerutkan dahinya saat mendengar permintaan Clara yang sangat tak tahu diri. Hal ini membuat suasana hatinya jadi makin memburuk.“Kau harus membantuku,” pinta Clara dengan penuh tekanan. Kyla menyandarkan punggungnya ke kursi dengan lelah. Padahal, ia baru menyelesaikan operasi besar yang berlangsung selama tiga jam. Ia sangat lelah, lapar, haus, dan mengantuk, tetapi saat masuk ke ruang kerjanya malah harus menerima telepon bodoh seperti ini.“Kenapa aku harus membantumu? Aku tak berhutang apa-apa padamu,” desis Kyla.“Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! Aku janji! Kau hanya perlu melakukan itu saja agar Noah percaya kalau aku hamil anaknya.”Kyla sudah berniat untuk mengakhiri panggilan itu secara sepihak karena terlalu malas berdebat dengan Clara. Namun, ucapan Clara barusan membuatnya cukup terkejut. Ia bahkan langsung duduk tegak di kursinya.“Apa maksudmu?” tanya Kyla dengan bingung.“Aku harus membuat Noah percaya kalau aku mengandung anaknya. Dengan begitu, dia a

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 113. Jalan Buntu

    Ruang makan itu masih dipenuhi dengan dentingan sendok, garpu, dan piring. Noah dan Clara masih terlihat menikmati makanannya.“Aku senang sekali kau menyukai masakanku. Kapan-kapan akan kumasakkan lagi ya?” ucap Clara dengan senang hati.“Ya, boleh. Aku menantikan maskaanmu,” jawab Noah.Clara membalas dengan senyuman yang kian lebar. Ia meraih piring lauk dan kembali meletakkan beberapa daging di piring nasi Noah. “Makanlah yang banyak!”“Hm. Terima kasih.”Noah berusaha keras untuk menelan makanan itu. Tenggorokannya terus tercekat tiap ia menelan daging itu. Setelah menghabiskan makanannya, ia pun menyiapkan diri untuk berbicara mengenai tes kehamilan pada Clara.“Apa besok kau ada acara?” tanya Noah. Bola mata Clara makin berbinar mendengarnya. “Tidak! Tidak ada! Kenapa? Apa kau akan mengajakku berkencan?” tanyanya kemudian.Sudut bibir Noah terasa kaku karena harus terus terangkat, tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya agar Clara terus menatapnya penuh cinta.“Bagaimana

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 112. Raja dan Ratu Akting

    “Noah, bagaimana hasil sidang pertamanya?”Noah baru membuka pintu rumah dan dihadapkan dengan Clara yang bertanya dengan tak tahu malu. Sebisa mungkin Noah menekan emosinya untuk tak menampar perempuan itu dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamar. “Kau dan Ivy tetap bercerai, kan? Mediasinya tak berjalan lancar, kan?” tanya Clara. Clara terus mengikuti langkah Noah hingga di puncak tangga. Ia bahkan menahan lengan Noah yang akan berjalan masuk ke dalam kamarnya.“Noah, kenapa kau tak menjawabku? Aku menunggu seharian di sini dengan gugup,” ucap Clara.“Menunggu seharian di rumah dengan gugup?” ulang Noah dengan rahang mengeras.Tatapan mematikan dari Noah membuat pegangan Clara di lengannya terlepas. Clara berjalan mundur secara spontan dan menahan napasnya. “Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia sudah tahu?” pikir Clara. Ketakutan mendominasi perasaan Clara, tetapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. “Iya! Aku menunggumu! Jadi, bagaimana hasilnya?” Clara t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 111. Tunduk Kepada Musuh

    Setelah terdiam cukup lama memandangi data Clara, tiba-tiba saja Noah teringat pesan Ezra yang meminta agar ia memastikan kehamilan Clara setelah melaksanakan tugas pertamanyaIa pun segera menghubungi Ezra lagi untuk memberitahu penemuannya yang penting ini. Ia yakin Ezra tak akan kalah terkejut saat mengetahui siapa penjahat yang berusaha mencelakai Ivy.“Halo, Ezra?” Noah memanggil Ezra dengan menggebu-gebu saat panggilan itu akhirnya terhubung.“Halo? Ya? Kenapa?”Suara Ezra terdengar lebih lirih dari sebelumnya, bahkan terkesan sedang berbisik-bisik karena takut ketahuan.“Kau dimana?” tanya Noah pada akhirnya.Di seberang telepon, Ezra melirik ke arah Ivy yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit. Ia pun berdiri karena tak ingin suaranya mengganggu waktu istirahat Ivy.“Sedang di rumah,” balas Ezra, memilih berbohong karena ia tak mau Noah tahu kalau Ivy dirawat di rumah sakit. Noah pasti memaksa datang jika saja dia tahu.“Kau sudah mengantar Ivy kembali ke hotel? Apa dia ba

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 110. Perempuan Berbisa

    Noah sudah menggenggam nomor plat mobil yang berusaha menabrak Ivy. Ia juga sudah memiliki salinan rekaman CCTV sebagai pegangan bukti yang cukup kuat apabila si penabrak tak mau mengakui kesalahannya.Sayangnya, setelah melakukan pelacakan, mobil itu rupanya bukan milik pribadi perseorangan melainkan mobil sewaan. Jadi di sinilah ia sekarang, berdiri di depan Rental Mobil Jaya dengan penuh harapan.“Kau akan tertangkap sebentar lagi, Brengsek,” desis Noah selagi kakinya mengambil langkah cepat untuk memasuki tempat penyewaan mobil itu. “Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu? Bapak mau rental mobil yang apa dan berapa lama?”Seorang pegawai perempuan dengan rambut hitam panjang menyapa Noah saat Noah memasuki lobi. Senyumnya terulas lebar untuk memberikan pelayanan terbaik. “Aku ingin bertanya siapa orang yang menyewa mobil ini pagi hari tadi,” ucap Noah sambil menyerahkan foto mobil yang terparkir di pengadilan agama. Senyum di bibir pegawai perempuan itu menjadi kaku. Dia melih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status