Share

Bab 63: Perceraian

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2025-01-03 13:37:58

Noah menekan pena yang berada digenggamannya hingga hampir patah. Tatapan matanya masih terkunci pada Evan yang masih menunjukkan senyuman liciknya.

“Bagaimana?” tanya Evan.

Noah menggeleng tegas. “Aku tidak mau.”

“Tidak mau?”

Senyuman Evan luntur. Ia tak menyangkah kalau akan mendapatkan penolakan dari Noah terkait syarat yang menurutnya paling mudah.

“Aku izinkan kau mengakuisisi perusahaanku, tapi tidak dengan perceraia,” tegas Noah.

Dahi Evan berkerut bingung. “Kenapa? Apa jangan-jangan… kau menyayanginya?”

Noah memilih tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya mendorong kertas di depannya menjauh.

“Aku tidak bisa bercerai dengan Ivy,” putusnya.

Ia sudah membuat Ivy menderita dan ia tak mau menyakitinya berulang kali. Apalagi dengan menceraikannya.

“Kau tak mau bercerai?” Evan bertanya dengan kaget.

“Ya,” jawab Noah dengan penuh keyakinan.

Evan terdiam beberapa detik, lalu tertawa keras. Ia mengangguk-angguk, lalu mengambil kembali kertas itu.

“Baiklah… baiklah…. kau bisa memilikinya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 64: Takdir Kejam Dua Bersaudara

    “Uhuk!”Pelukan antara Noah dan Ivy terlepas saat mendengar suara batuk Ezra yang disengaja. Noah menghapus air matanya, lalu menatap Ezra dengan malas.“Kau sangat menganggu,” ujarnya.“Aku sudah menunggu lama ya di luar. Lagipula, aku juga mau melihat keadaan Ivy,” timpal Ezra.Ivy tersenyum, tapi kemudian menatap Ezra dengan bersalah. “Maaf, Ezra. Aku membuatmu terseret jebakan Ayah.”Ezra mendengus mendengarnya.“Aku lebih marah kalau masih menyebut lelaki tua itu sebagai Ayah. Dia itu Iblis, asal kau tau,” geram Ezra.Ezra berjalan mendekat ke sisi ranjang Ivy, lalu lanjut berkata, “Kau tak perlu merasa bersalah. Semuanya bukan kesalahanmu. EVan saja yang terlalu licik dan kejam.”“Benar. Kau tak perlu memendam perasaan bersalah yang hanya membebanimu.” Noah mengangguk setuju.Ivy merasa bersyukur karena Noah dan Ezra yang berusaha menenangkannya. Dan ia pun sadar kalau hubungan Noah dan Ezra tak seburuk sebelumnya.“Oh ya, Clara!”Senyuman kecil Ivy luntur saat teringat dengan t

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 65: Perhatian Tak Terduga

    Keadaan Ivy membaik setelah satu minggu perawatan intensif. Meskipun belum diperbolehkan pulang, Ivy bersyukur setidaknya sudah bisa keluar dari kamar dengan menggunakan kursi roda.“Aku mau menjenguk Clara,” ucapnya setelah Noah membantunya membersihkan diri dengan membilas tubuhnya dengan kain yang dicelup air hangat.“Baiklah.”Noah menggendong Ivy untuk duduk ke kursi roda, lalu mendorongnya dengan perlahan.“Apa Clara sudah siuman?” tanyanya.“Terakhir menurut kabar dokter, belum,” jawab Noah.“Ah….”Suasana hati Ivy menjadi sangat sendu setelah mendengar jawaban Noah. Namun, ia berusaha terlihat tabah. Meskipun matanya tetap berkaca-kaca saat ia sampai di ruang rawat Clara.“Hai… Kakak datang,” sapa Ivy dengan senyuman lebar.Ivy menggenggam erat tangan Clara dan menciumi punggung tangannya.“Kenapa kau tak bangun juga? Sedang mimpi indah ya?” tanyanya. Suara Ivy terdengar serak karena menahan tangis.“Ayo bangun. Aku merindukanmu…,” lirih Ivy.Noah mengelus pundahnya untuk meng

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 66: Perdebatan Sengit

    Suasana di dalam ruang rawat Clara menjadi tegang saat Evan menginjakkan kaki di sana. Noah pun berdiri tegap menyentuh kedua pundak Ivy untuk menenangkan, sedangkan Ezra bergerak maju di depan Ivy dan ranjang Clara.“Hahaha! Kenapa kalian ketakutan seperti itu?” Evan tertawa terbahak-bahak.Saat Evan berjalan maju, semua orang memilih mundur. Dan hal itu membuat Evan makin tak menghentikan tawanya.“Aku hanya datang untuk menjenguk putriku. Kenapa kalian takut?” tanyanya.“Karena kau yang sudah membuat mereka di rumah sakit! Kau yang menyakitinya!” seru Ezra.“Itu karena Ivy dan Clara sudah nakal. Sebagai orang tua, aku berhak menghukum anakku kalau tak patuh. Benar, kan?” sahut Evan dengan tersenyum miring.Ivy merasa kalau pegangan Noah di pundaknya menjadi menguat. Ia pun mengelus punggung tangannya dan menatap Noah dengan lembut.“Jangan marah, tidak apa-apa,” gumamnya.“Lihat! Kau dengar sendiri kan kata Ivy! Dia tidak apa-apa!”Evan berjalan makin maju sehingga membuat kesabara

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 67: Menyusun Rencana

    Pintu kamar itu kembali berdebum karena ditutup dengan keras. Noah sampai memeluk Ivy dengan cepat agar tak membuatnya tersentak kaget.Sepeninggal Evan, ruangan itu masih terasa suram dan tegang. Baik Noah, Ivy, maupun Ezra tak ada yang membuka suara.Semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara mesin yang menunjukkan debar jantung Clara yang menghidupkan suasana itu.“Apa kau mau kembali ke kamar?” tanya Noah, yang akhirnya menjadi pemecah keheningan di ruangan itu.Ivy mengangguk kecil. “Hm. Ayo kembali ke ruanganku.”“Baiklah.”Noah sudah siap di belakang kursi roda Ivy untuk mendorongnya, tetapi Ezra menghadangnya dengan berdiri di depan Ivy.“Apa yang kau lakukan?” tanya Noah dengan jengkel.Ezra memandangi Ivy dengan dalam hingga membuat Ivy terdiam. Entah mengapa, Ivy mengerti arti tatapan mata itu.“Aku perlu bicara dengan Iv,” ucap Ezra, masih tak bisa melepaskan tatapan matanya dari Ivy.“Bicara apa?” tanya Noah. Ia merasa sedikit terganggu dengan tatapan mata E

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 68: Menagih Hak

    Sudah dua minggu berlalu, tetapi Clara tak kunjung membuka matanya. Sedangkan Ivy sudah diizinkan pulang sejak tiga hari yang lalu, tetapi ia tetap memilih berada di rumah sakit.“Aku mau menjaga Clara,” ucapnya ketika Noah terus merayunya untuk pulang ke rumah.“Bagaimana kau bisa menjaganya saat keadaanmu sendiri perlu dijaga? Kau belum sembuh sepenuhnya, Sayang.” Noah mengelus pipi Ivy dengan gemas.Sudah tiga hari terakhir mereka mendebatkan hal yang sama; Noah ingin Ivy istirahat di rumah, sedangan Ivy kukuh tetap berada di rumah sakit dnegan Clara.“Kalau aku di sini dan kenapa-napa juga ada banyak dokter dan suster. Aku akan baik-baik saja,” balas Ivy, mencoba meyakinkan Noah.Noah berdecak. Ia berusaha memutar otaknya untuk mencari-cari alasan yang bisa meluluhkan Ivy hingga senyumnya terukir kecil saat menemukan satu ide.“Tapi aku merindukanmu.”Noah merendahkan suaranya dengan mata yang terfokus pada bibir Ivy. Sontak Ivy terhenyak dan gugup setengah mati.Ivy paham dengan

    Last Updated : 2025-01-06
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 69: Pelukan Kerinduan

    “Noah… aku sudah lelah.”Ivy mencengkeram bantal di bawahnya dengan napas terengah-enggah. Di belakangnya, Noah masih naik turun dengan bulir keringat yang menetes hingga punggungnya.“Se-sebentar lagi. Sayang… Ah….” Noah menjawab dengan napas tak kalah terengah.Ivy hanya bisa memejamkan matanya kala jutaan kembang api meledak di kepalanya. Perutnya terasa hangat saat Noah akhirnya mengeluakan cairannya untuk ke-tiga kalinya.“Terima kasih, Sayang,” bisik Noah saat membaringkan tubuh polosnya di sebelah Ivy.Ivy mengangguk kecil karena ia sudah tak memiliki tenaga untuk menjawab. Suaranya terasa habis karena terlalu banyak berteriak saat bercinta.Ia tak mengira kalau sudah lama tak berhubungan intim akan membuatnya merasakan sakit yang luar biasa lagi. Beruntung Noah melakukannya dengan penuh hati-hati hingga ia masih bisa menikmatinya.“Tidurlah. Kau pasti lelah,” ucap Noah sembari menarik tubuh Ivy ke dalam pelukan.Noah pun menata selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Mata I

    Last Updated : 2025-01-06
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 70: Mengembalikan Cinta

    Terhitung sudah satu bulan sejak kejadian, tetapi Clara tak kunjung membuka matanya. Ivy, Ezra, dan Noah masih berjaga silih berganti. Namun, akhir-akhir ini Ivy harus menjaga sendiri karena Ezra dan Noah yang disibukkan dengan pekerjaan.Semua ini karena ayahnya yang terus mengobrak-abrik perusahaan Noah dan Ezra dengan memecat beberapa orang secara paksa, lalu merekrut orang dalam dengan kemampuan yang di bawah rata-rata hingga menghambat kinerja.“Ada tamu yang protes karena kamarnya belum dibersihkan,” keluh Noah pada suatu malam dengan wajah kusut dan kemeja kerja yang sangat berantakan.“Baru kali ini aku turun tangan untuk membereskan masalah sepele,” gerutunya.Ketika Noah mengeluh tentang pekerjaannya, Ivy hanya bisa mengucap maaf. Karena semua itu disebabkan oleh ayahnya.Ivy selalu merasa bersalah setiap harinya saat melihat kekacauan yang terjadi. Meskipun Noah selalu meyakinkan kalau itu bukanlah kesalahannya.“Tenang saja. Aku pernah membangkitkan perusahaan ini dari keb

    Last Updated : 2025-01-06
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 71: Di Titik Nol

    Noah berjalan di lorong rumah sakit dengan langkah lebar-lebar. Beberapa kali ia tak sengaja menabrak orang karena terlalu tergopoh-gopoh.“Jalan pakai mata!” maki salah seorang lelaki berkaos merah yang sedang menuntun anaknya sakit.“Maaf… maaf….” Noah terus mengulang kata maaf sambil berlarian ke lorong.Semua ini karena pesan dari Ivy yang membuatnya terkejut. Clara siuman. Itu adalah kabar baik. Ivy pasti bahagia, tetapi ada satu hal yang membuat perasaannya tak enak.Clara mencarinya? Untuk apa?Saat Noah sampai di depan ruang rawat Clara, ia membuka pintu sembari mengambil napas dalam-dalam.“Ivy?”Ivy yang sedang duduk di sebelah ranjang Clara langsung menoleh. Ia memberikan senyuman lebar, tetapi Noah merasa ada yang aneh dengan senyumannya.“Kenapa Ivy terlihat sedih?” pikirnya.Noah berjalan mendekat. Ia ingin memeluk Ivy, tetapi Ivy berjalan mundur hingga membuat Noah mengerutkan dahinya dengan bingung.“Kerjaannya sudah selesai?” tanya Ivy, mengalihkan pembicaraan.“Belum

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 71: Di Titik Nol

    Noah berjalan di lorong rumah sakit dengan langkah lebar-lebar. Beberapa kali ia tak sengaja menabrak orang karena terlalu tergopoh-gopoh.“Jalan pakai mata!” maki salah seorang lelaki berkaos merah yang sedang menuntun anaknya sakit.“Maaf… maaf….” Noah terus mengulang kata maaf sambil berlarian ke lorong.Semua ini karena pesan dari Ivy yang membuatnya terkejut. Clara siuman. Itu adalah kabar baik. Ivy pasti bahagia, tetapi ada satu hal yang membuat perasaannya tak enak.Clara mencarinya? Untuk apa?Saat Noah sampai di depan ruang rawat Clara, ia membuka pintu sembari mengambil napas dalam-dalam.“Ivy?”Ivy yang sedang duduk di sebelah ranjang Clara langsung menoleh. Ia memberikan senyuman lebar, tetapi Noah merasa ada yang aneh dengan senyumannya.“Kenapa Ivy terlihat sedih?” pikirnya.Noah berjalan mendekat. Ia ingin memeluk Ivy, tetapi Ivy berjalan mundur hingga membuat Noah mengerutkan dahinya dengan bingung.“Kerjaannya sudah selesai?” tanya Ivy, mengalihkan pembicaraan.“Belum

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 70: Mengembalikan Cinta

    Terhitung sudah satu bulan sejak kejadian, tetapi Clara tak kunjung membuka matanya. Ivy, Ezra, dan Noah masih berjaga silih berganti. Namun, akhir-akhir ini Ivy harus menjaga sendiri karena Ezra dan Noah yang disibukkan dengan pekerjaan.Semua ini karena ayahnya yang terus mengobrak-abrik perusahaan Noah dan Ezra dengan memecat beberapa orang secara paksa, lalu merekrut orang dalam dengan kemampuan yang di bawah rata-rata hingga menghambat kinerja.“Ada tamu yang protes karena kamarnya belum dibersihkan,” keluh Noah pada suatu malam dengan wajah kusut dan kemeja kerja yang sangat berantakan.“Baru kali ini aku turun tangan untuk membereskan masalah sepele,” gerutunya.Ketika Noah mengeluh tentang pekerjaannya, Ivy hanya bisa mengucap maaf. Karena semua itu disebabkan oleh ayahnya.Ivy selalu merasa bersalah setiap harinya saat melihat kekacauan yang terjadi. Meskipun Noah selalu meyakinkan kalau itu bukanlah kesalahannya.“Tenang saja. Aku pernah membangkitkan perusahaan ini dari keb

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 69: Pelukan Kerinduan

    “Noah… aku sudah lelah.”Ivy mencengkeram bantal di bawahnya dengan napas terengah-enggah. Di belakangnya, Noah masih naik turun dengan bulir keringat yang menetes hingga punggungnya.“Se-sebentar lagi. Sayang… Ah….” Noah menjawab dengan napas tak kalah terengah.Ivy hanya bisa memejamkan matanya kala jutaan kembang api meledak di kepalanya. Perutnya terasa hangat saat Noah akhirnya mengeluakan cairannya untuk ke-tiga kalinya.“Terima kasih, Sayang,” bisik Noah saat membaringkan tubuh polosnya di sebelah Ivy.Ivy mengangguk kecil karena ia sudah tak memiliki tenaga untuk menjawab. Suaranya terasa habis karena terlalu banyak berteriak saat bercinta.Ia tak mengira kalau sudah lama tak berhubungan intim akan membuatnya merasakan sakit yang luar biasa lagi. Beruntung Noah melakukannya dengan penuh hati-hati hingga ia masih bisa menikmatinya.“Tidurlah. Kau pasti lelah,” ucap Noah sembari menarik tubuh Ivy ke dalam pelukan.Noah pun menata selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Mata I

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 68: Menagih Hak

    Sudah dua minggu berlalu, tetapi Clara tak kunjung membuka matanya. Sedangkan Ivy sudah diizinkan pulang sejak tiga hari yang lalu, tetapi ia tetap memilih berada di rumah sakit.“Aku mau menjaga Clara,” ucapnya ketika Noah terus merayunya untuk pulang ke rumah.“Bagaimana kau bisa menjaganya saat keadaanmu sendiri perlu dijaga? Kau belum sembuh sepenuhnya, Sayang.” Noah mengelus pipi Ivy dengan gemas.Sudah tiga hari terakhir mereka mendebatkan hal yang sama; Noah ingin Ivy istirahat di rumah, sedangan Ivy kukuh tetap berada di rumah sakit dnegan Clara.“Kalau aku di sini dan kenapa-napa juga ada banyak dokter dan suster. Aku akan baik-baik saja,” balas Ivy, mencoba meyakinkan Noah.Noah berdecak. Ia berusaha memutar otaknya untuk mencari-cari alasan yang bisa meluluhkan Ivy hingga senyumnya terukir kecil saat menemukan satu ide.“Tapi aku merindukanmu.”Noah merendahkan suaranya dengan mata yang terfokus pada bibir Ivy. Sontak Ivy terhenyak dan gugup setengah mati.Ivy paham dengan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 67: Menyusun Rencana

    Pintu kamar itu kembali berdebum karena ditutup dengan keras. Noah sampai memeluk Ivy dengan cepat agar tak membuatnya tersentak kaget.Sepeninggal Evan, ruangan itu masih terasa suram dan tegang. Baik Noah, Ivy, maupun Ezra tak ada yang membuka suara.Semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara mesin yang menunjukkan debar jantung Clara yang menghidupkan suasana itu.“Apa kau mau kembali ke kamar?” tanya Noah, yang akhirnya menjadi pemecah keheningan di ruangan itu.Ivy mengangguk kecil. “Hm. Ayo kembali ke ruanganku.”“Baiklah.”Noah sudah siap di belakang kursi roda Ivy untuk mendorongnya, tetapi Ezra menghadangnya dengan berdiri di depan Ivy.“Apa yang kau lakukan?” tanya Noah dengan jengkel.Ezra memandangi Ivy dengan dalam hingga membuat Ivy terdiam. Entah mengapa, Ivy mengerti arti tatapan mata itu.“Aku perlu bicara dengan Iv,” ucap Ezra, masih tak bisa melepaskan tatapan matanya dari Ivy.“Bicara apa?” tanya Noah. Ia merasa sedikit terganggu dengan tatapan mata E

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 66: Perdebatan Sengit

    Suasana di dalam ruang rawat Clara menjadi tegang saat Evan menginjakkan kaki di sana. Noah pun berdiri tegap menyentuh kedua pundak Ivy untuk menenangkan, sedangkan Ezra bergerak maju di depan Ivy dan ranjang Clara.“Hahaha! Kenapa kalian ketakutan seperti itu?” Evan tertawa terbahak-bahak.Saat Evan berjalan maju, semua orang memilih mundur. Dan hal itu membuat Evan makin tak menghentikan tawanya.“Aku hanya datang untuk menjenguk putriku. Kenapa kalian takut?” tanyanya.“Karena kau yang sudah membuat mereka di rumah sakit! Kau yang menyakitinya!” seru Ezra.“Itu karena Ivy dan Clara sudah nakal. Sebagai orang tua, aku berhak menghukum anakku kalau tak patuh. Benar, kan?” sahut Evan dengan tersenyum miring.Ivy merasa kalau pegangan Noah di pundaknya menjadi menguat. Ia pun mengelus punggung tangannya dan menatap Noah dengan lembut.“Jangan marah, tidak apa-apa,” gumamnya.“Lihat! Kau dengar sendiri kan kata Ivy! Dia tidak apa-apa!”Evan berjalan makin maju sehingga membuat kesabara

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 65: Perhatian Tak Terduga

    Keadaan Ivy membaik setelah satu minggu perawatan intensif. Meskipun belum diperbolehkan pulang, Ivy bersyukur setidaknya sudah bisa keluar dari kamar dengan menggunakan kursi roda.“Aku mau menjenguk Clara,” ucapnya setelah Noah membantunya membersihkan diri dengan membilas tubuhnya dengan kain yang dicelup air hangat.“Baiklah.”Noah menggendong Ivy untuk duduk ke kursi roda, lalu mendorongnya dengan perlahan.“Apa Clara sudah siuman?” tanyanya.“Terakhir menurut kabar dokter, belum,” jawab Noah.“Ah….”Suasana hati Ivy menjadi sangat sendu setelah mendengar jawaban Noah. Namun, ia berusaha terlihat tabah. Meskipun matanya tetap berkaca-kaca saat ia sampai di ruang rawat Clara.“Hai… Kakak datang,” sapa Ivy dengan senyuman lebar.Ivy menggenggam erat tangan Clara dan menciumi punggung tangannya.“Kenapa kau tak bangun juga? Sedang mimpi indah ya?” tanyanya. Suara Ivy terdengar serak karena menahan tangis.“Ayo bangun. Aku merindukanmu…,” lirih Ivy.Noah mengelus pundahnya untuk meng

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 64: Takdir Kejam Dua Bersaudara

    “Uhuk!”Pelukan antara Noah dan Ivy terlepas saat mendengar suara batuk Ezra yang disengaja. Noah menghapus air matanya, lalu menatap Ezra dengan malas.“Kau sangat menganggu,” ujarnya.“Aku sudah menunggu lama ya di luar. Lagipula, aku juga mau melihat keadaan Ivy,” timpal Ezra.Ivy tersenyum, tapi kemudian menatap Ezra dengan bersalah. “Maaf, Ezra. Aku membuatmu terseret jebakan Ayah.”Ezra mendengus mendengarnya.“Aku lebih marah kalau masih menyebut lelaki tua itu sebagai Ayah. Dia itu Iblis, asal kau tau,” geram Ezra.Ezra berjalan mendekat ke sisi ranjang Ivy, lalu lanjut berkata, “Kau tak perlu merasa bersalah. Semuanya bukan kesalahanmu. EVan saja yang terlalu licik dan kejam.”“Benar. Kau tak perlu memendam perasaan bersalah yang hanya membebanimu.” Noah mengangguk setuju.Ivy merasa bersyukur karena Noah dan Ezra yang berusaha menenangkannya. Dan ia pun sadar kalau hubungan Noah dan Ezra tak seburuk sebelumnya.“Oh ya, Clara!”Senyuman kecil Ivy luntur saat teringat dengan t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 63: Perceraian

    Noah menekan pena yang berada digenggamannya hingga hampir patah. Tatapan matanya masih terkunci pada Evan yang masih menunjukkan senyuman liciknya.“Bagaimana?” tanya Evan.Noah menggeleng tegas. “Aku tidak mau.”“Tidak mau?”Senyuman Evan luntur. Ia tak menyangkah kalau akan mendapatkan penolakan dari Noah terkait syarat yang menurutnya paling mudah.“Aku izinkan kau mengakuisisi perusahaanku, tapi tidak dengan perceraia,” tegas Noah.Dahi Evan berkerut bingung. “Kenapa? Apa jangan-jangan… kau menyayanginya?”Noah memilih tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya mendorong kertas di depannya menjauh.“Aku tidak bisa bercerai dengan Ivy,” putusnya.Ia sudah membuat Ivy menderita dan ia tak mau menyakitinya berulang kali. Apalagi dengan menceraikannya.“Kau tak mau bercerai?” Evan bertanya dengan kaget.“Ya,” jawab Noah dengan penuh keyakinan.Evan terdiam beberapa detik, lalu tertawa keras. Ia mengangguk-angguk, lalu mengambil kembali kertas itu.“Baiklah… baiklah…. kau bisa memilikinya.

DMCA.com Protection Status