Beranda / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 59: Pengakuan Orang Bodoh

Share

Bab 59: Pengakuan Orang Bodoh

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 20:59:46

Noah tak menyangka kalau dirinya akan berada di balik jeruji besi. Apalagi bersama rivalnya, Eza. Lebih buruknya lagi, ia dijebloskan oleh musuhnya!

“Lepaskan aku dari sini! Lepaskan!”

Ezra terus mendorong-dorong jeruji besi hingga suara dari rantai dan gembok yang yang ada di pintu bergemerincing. Ezra terus berteriak saat petugas polisi lewat.

“Diamlah. Percuma saja kau teriak seperti itu,” tukas Noah.

“Menyebalkan sekali! Mereka bahkan merampas ponsel kita!” murka Ezra.

“Sekretaris kita pasti akan mencari keberadaan kita saat kita tak bisa dihubungi,” jelas Noah dengan tenang.

Ezra terhenyak, lalu mengangguk-angguk. “Kau benar juga.”

“Dan aku yakin berita tentang kita sudah tersebar. Jadi pasti kuasa hukum kita juga sudah membuat rencana.”

“Kau cukup pintar,” puji Ezra dengan setengah hati.

Noah merotasikan bola matanya dengan malas saat memandang Ezra.

“Itulah sebabnya perusahaanmu selalu di bawahku. Kritikal berpikirmu sangat jelek,” ejek Noah.

“Apa kau bilang?!” Ezra berseru kes
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 60: Dalam Tekanan Ancaman

    Beberapa menit sebelum kejadian…Ketika Noah pergi meninggalkannya, Ivy hanya menangis di dalam kamar. Ternyata begitu sulit meluluhkan hati Noah dan membuatnya percaya lagi padanya.Ivy kira, Noah akan memeluknya setelah menyelamatkannya dari rumah. Mungkin, kemarahan Noah padanya memang sudah terlanjur menggunung hingga ia tak bisa mengentikan lavanya.SetelahLama menangis dalam kesendirian, Ivy tersentak saat sayup-sayup mendnegar suara berisik dari luar. Ia mencoba bangkit, tetapi gagal karena lukanya yang masih merah.“Argh….”Ivy berhasil berdiri dengan berpegangan pada meja. Ia mulai berjalan secara perlahan dengan terus bertumpu pada dinding, meja, dan apapun yang berada di dekatnya.Ketika berhasil keluar dari kamar, sumber suara bising itu semakin jelas terdengar. Ivy menundukkan kepalanya ke lantai bawah dan ia bisa mellihat Noah dan Ezra sedang baku hantam.“Tidak… tidak… Jangan lagi….”Ivy ingin berlari dan melerai mereka, tapi kakinya masih terlalu lemah hingga ia malah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 61: Kehancuran

    “Apa yang kau lakukan?!”Ivy tersentak saat mendapatkan tamparan keras dari Clara saat baru memasuki kamarnya. Clara bahkan mendorong tubuhnya keras-keras sampai ia menabrak pintu kamar yang telah tertuup.“Kenapa kau menjebak Noah?! Kenapa kau menjebloskan dia ke penjara?! Apa yang sudah kau lakukan?!” Clara terus berteriak marah.“Ayah… memaksaku,” jawab Ivy dengan lirih.“Dan kau mau melakukannya begitu saja? Kau memang bodoh ya?!” bentak Clara sambil terus mendorong Ivy.Tangan kanan Clara terangkat dan siap menampar Ivy lagi, tapi Ivy menahannya dan menghempaskan tangan Clara dengan sekuat tenaga.Clara tersentak barang beberapa detik. Baru kali ini Ivy menahannya. Ivy biasanya tunduk dan diam. Ia pun hanya bisa menangis dan pasrah, tapi kini matanya terlihat lebih tajam.“Kau kira aku tak hancur saat melakukannya?” tanya Ivy dengan suara seraknya.“Aku istrinya! Aku mencintai Noah lebih dari siapapun! Rasanya aku ingin membunuh diriku sendiri daripada menghancurkannya!” suara Iv

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 62: Surat Perjanjian

    Setelah ditahan hampir dua puluh empat jam, Noah dan Ezra akhirnya mendapatkan kabar segar. Sel mereka terbuka lebar hingga mereka langsung berdiri tegap.“Tuan Evan ingin bertemu kalian,” ucapnya.Rahang Noah mengeras. Sama halnya dengan Ezra. Tangannya bahkan sudah terkepal sempurna saat mendengar nama Evan.“Hahaha! Lihatlah keadaan kalian! Bagaimana bisa dua pemuda hebat pemilik perusahaan nomor satu dan dua terlihat berantakan seperti ini?”Evan menyambut dengan tawa penuh sindiran. Noah dan Ezra mengambil duduk di depannya dengan wajah datar. Sebisa mungkin mereka menahan diri untuk tak menghajar lelaki tua ini karena masih banyak polisi yang menjaga.“Kenapa wajah kalian cemberut seperti itu? Tersenyumlah karena aku datang dengan membawa kesepakatan yang bisa membawa keluar dari penjara,” tutur Evan.Noah dan Ezra terus memperhatikan gerak-gerik Evan. Mereka yakin kalau ada yang tak beres. Dan firasat itu benar saat melihat kertas yang ditarik keluar dari amplop cokelat.“Bacal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 63: Perceraian

    Noah menekan pena yang berada digenggamannya hingga hampir patah. Tatapan matanya masih terkunci pada Evan yang masih menunjukkan senyuman liciknya.“Bagaimana?” tanya Evan.Noah menggeleng tegas. “Aku tidak mau.”“Tidak mau?”Senyuman Evan luntur. Ia tak menyangkah kalau akan mendapatkan penolakan dari Noah terkait syarat yang menurutnya paling mudah.“Aku izinkan kau mengakuisisi perusahaanku, tapi tidak dengan perceraia,” tegas Noah.Dahi Evan berkerut bingung. “Kenapa? Apa jangan-jangan… kau menyayanginya?”Noah memilih tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya mendorong kertas di depannya menjauh.“Aku tidak bisa bercerai dengan Ivy,” putusnya.Ia sudah membuat Ivy menderita dan ia tak mau menyakitinya berulang kali. Apalagi dengan menceraikannya.“Kau tak mau bercerai?” Evan bertanya dengan kaget.“Ya,” jawab Noah dengan penuh keyakinan.Evan terdiam beberapa detik, lalu tertawa keras. Ia mengangguk-angguk, lalu mengambil kembali kertas itu.“Baiklah… baiklah…. kau bisa memilikinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 64: Takdir Kejam Dua Bersaudara

    “Uhuk!”Pelukan antara Noah dan Ivy terlepas saat mendengar suara batuk Ezra yang disengaja. Noah menghapus air matanya, lalu menatap Ezra dengan malas.“Kau sangat menganggu,” ujarnya.“Aku sudah menunggu lama ya di luar. Lagipula, aku juga mau melihat keadaan Ivy,” timpal Ezra.Ivy tersenyum, tapi kemudian menatap Ezra dengan bersalah. “Maaf, Ezra. Aku membuatmu terseret jebakan Ayah.”Ezra mendengus mendengarnya.“Aku lebih marah kalau masih menyebut lelaki tua itu sebagai Ayah. Dia itu Iblis, asal kau tau,” geram Ezra.Ezra berjalan mendekat ke sisi ranjang Ivy, lalu lanjut berkata, “Kau tak perlu merasa bersalah. Semuanya bukan kesalahanmu. EVan saja yang terlalu licik dan kejam.”“Benar. Kau tak perlu memendam perasaan bersalah yang hanya membebanimu.” Noah mengangguk setuju.Ivy merasa bersyukur karena Noah dan Ezra yang berusaha menenangkannya. Dan ia pun sadar kalau hubungan Noah dan Ezra tak seburuk sebelumnya.“Oh ya, Clara!”Senyuman kecil Ivy luntur saat teringat dengan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 65: Perhatian Tak Terduga

    Keadaan Ivy membaik setelah satu minggu perawatan intensif. Meskipun belum diperbolehkan pulang, Ivy bersyukur setidaknya sudah bisa keluar dari kamar dengan menggunakan kursi roda.“Aku mau menjenguk Clara,” ucapnya setelah Noah membantunya membersihkan diri dengan membilas tubuhnya dengan kain yang dicelup air hangat.“Baiklah.”Noah menggendong Ivy untuk duduk ke kursi roda, lalu mendorongnya dengan perlahan.“Apa Clara sudah siuman?” tanyanya.“Terakhir menurut kabar dokter, belum,” jawab Noah.“Ah….”Suasana hati Ivy menjadi sangat sendu setelah mendengar jawaban Noah. Namun, ia berusaha terlihat tabah. Meskipun matanya tetap berkaca-kaca saat ia sampai di ruang rawat Clara.“Hai… Kakak datang,” sapa Ivy dengan senyuman lebar.Ivy menggenggam erat tangan Clara dan menciumi punggung tangannya.“Kenapa kau tak bangun juga? Sedang mimpi indah ya?” tanyanya. Suara Ivy terdengar serak karena menahan tangis.“Ayo bangun. Aku merindukanmu…,” lirih Ivy.Noah mengelus pundahnya untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 66: Perdebatan Sengit

    Suasana di dalam ruang rawat Clara menjadi tegang saat Evan menginjakkan kaki di sana. Noah pun berdiri tegap menyentuh kedua pundak Ivy untuk menenangkan, sedangkan Ezra bergerak maju di depan Ivy dan ranjang Clara.“Hahaha! Kenapa kalian ketakutan seperti itu?” Evan tertawa terbahak-bahak.Saat Evan berjalan maju, semua orang memilih mundur. Dan hal itu membuat Evan makin tak menghentikan tawanya.“Aku hanya datang untuk menjenguk putriku. Kenapa kalian takut?” tanyanya.“Karena kau yang sudah membuat mereka di rumah sakit! Kau yang menyakitinya!” seru Ezra.“Itu karena Ivy dan Clara sudah nakal. Sebagai orang tua, aku berhak menghukum anakku kalau tak patuh. Benar, kan?” sahut Evan dengan tersenyum miring.Ivy merasa kalau pegangan Noah di pundaknya menjadi menguat. Ia pun mengelus punggung tangannya dan menatap Noah dengan lembut.“Jangan marah, tidak apa-apa,” gumamnya.“Lihat! Kau dengar sendiri kan kata Ivy! Dia tidak apa-apa!”Evan berjalan makin maju sehingga membuat kesabara

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 67: Menyusun Rencana

    Pintu kamar itu kembali berdebum karena ditutup dengan keras. Noah sampai memeluk Ivy dengan cepat agar tak membuatnya tersentak kaget.Sepeninggal Evan, ruangan itu masih terasa suram dan tegang. Baik Noah, Ivy, maupun Ezra tak ada yang membuka suara.Semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara mesin yang menunjukkan debar jantung Clara yang menghidupkan suasana itu.“Apa kau mau kembali ke kamar?” tanya Noah, yang akhirnya menjadi pemecah keheningan di ruangan itu.Ivy mengangguk kecil. “Hm. Ayo kembali ke ruanganku.”“Baiklah.”Noah sudah siap di belakang kursi roda Ivy untuk mendorongnya, tetapi Ezra menghadangnya dengan berdiri di depan Ivy.“Apa yang kau lakukan?” tanya Noah dengan jengkel.Ezra memandangi Ivy dengan dalam hingga membuat Ivy terdiam. Entah mengapa, Ivy mengerti arti tatapan mata itu.“Aku perlu bicara dengan Iv,” ucap Ezra, masih tak bisa melepaskan tatapan matanya dari Ivy.“Bicara apa?” tanya Noah. Ia merasa sedikit terganggu dengan tatapan mata E

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 83. Siasat Cairan Cinta

    Clara membanting pintu kamarnya dengan penuh emosi. Semua ini karena Ivy yang sudah berbuat sesukanya.“Kurang ajar. Dia sudah mulai berani,” gumamnya dengan napas pendek-pendek, menahan amarah.Wajah Ivy yang menyebalkan membuatnya makin geram. Bantal di dekatnya menjadi pelampiasan emosi. Ia meninju-ninju bantal itu dengan kekuatan penuh selagi membayangkan wajah Ivy.“Awas saja. Akan kubuat kau menyesal,” geram Clara.Ada sebuah ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Mengundang senyuman kecil yang penuh kelicikan.“Aku hampir melupakan ide itu.”Clara segera membuka laci mejanya, lalu meraih botol kecil yang baru ia beli melalui daring beberapa hari yang lalu.“Aku tahu kalau kau akan bermanfaat, tapi aku tak tahu kalau akan kugunakan secepat ini,” ucap Clara dengan tertawa girang sambil menatap botol berisi cairan cinta itu.Clara segera memasukkannya ke dalam saku, lalu buru-buru kembali keluar dari kamar untuk melancarkan aksi.Sebentar lagi Noah akan berangkat kerja dan biasan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 82. Perang Dingin

    Sudah satu minggu terakhir Clara telihat berbeda. Bukan hanya Ivy yang merasakan perubahan sikap Clara, tapi juga Noah.“Aku merasa ada hal busuk yang sedang dia rencanakan,” ungkap Noah.Ivy memberengut. “Kau terlalu berpikir buruk. Bagaimana kalau dia memang sudah menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki semuanya.”“Itu lebih tak mungkin lagi.”Ivy tak bisa menahan helaan napas panjangnya saat ia dan Noah kembali berbeda pandangan. Noah masih berjalan kesana-kemari dengan wajah bingung.Tanpa bicara pun, Ivy bisa menebak bagaimana isi kepalanya.“Cobalah untuk tak terlalu mencurigainya,” pesan Ivy, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Noah.Langkah Noah yang tak menentu itu bahkan sudah berakhir. Kini, ia berdiri di depan Ivy dengan tangan yang menyilang di depan dada.“Dan kau juga cobalah untuk tak selalu berprasangka baik. Aku tahu kalau pada dasarnya kau memang baik sehingga menyangsikan setiap kejahatan orang lain. Tapi… ayolah, Sayang.”Noah mengelus pipi Ivy. Berhara

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 81. Tertangkap Basah

    “Iya. Aku sudah mengirim beberapa berkas yang kudapatkan ke email. Kau sudah mengeceknya?”Ivy mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu kanan karena tangannya sibuk membereskan beberapa lembar catatan yang ia buat semalaman.Di balik telepon, terdengar suara Ezra yang berat dan lelah.“Ya, aku sudah mengeceknya. Akan kubaca sekarang. Hacim!”Dahi Ivy berkerut. Ia memindahkan ponselnya ke telinga kiri setelah berkas-berkas di tangannya sudah dimasukkan ke dalam laci.“Kau sakit?” tanyanya.“Ya. Sedikit flu. Sepertinya terlalu lelah. Pekerjaanku agak berat akhir-akhir ini.”Seketika perasaan bersalah menyeruak ke seluruh relung hati Ivy. Tanpa bertanya pun, ia tahu kalau semua kesusahan Ezra juga disebabkan oleh ayahnya.“Kalau begitu istirahatlah dulu. Baca data dariku nanti saja,” ucap Ivy sungguh-sungguh.Ia sudah cukup merasa bersalah pada Ezra dan ia akan makin tak enak hati jika membuatnya semakin kerepotan.“Tak apa. Kita juga harus bertindak cepat agar semuanya kembali sepe

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 80. Sebuah Rencana

    Ivy berdiri diam di depan pintu kamar tamu yang akan ditempati Noah dengan cukup lama. Tangannya ragu saat ingin memutar knop pintu. Namun, ia harus memastikan kebenaran ucapan Clara.“Ivy?”Ivy tersentak saat pintu itu terbuka dari dalam. Noah berdiri di depannya dengan bingung.“Kenapa hanya berdiri di sini? Tak masuk?” tanyanya.“Ini mau masuk,” balas Ivy.Noah memundurkan langkahnya agar Ivy bisa berjalan maju dan masuk ke kamar tamu. Ia membiarkan Ivy memandang kamar yang masih berantakan itu dengan keheranan.“Pasti ada yang ingin kau bicarakan padaku, kan?” tebak Noah.Ivy yang sedang memperhatikan koper Noah hanya berdehem. Ia berjalan mendekati koper itu dan merapikan sisa pakaian yang belum diletakkan di lemari.“Mau bicara apa?” Noah kembali bertanya dengan berjalan mendekati Ivy.Noah lupa dengan niatnya untuk keluar kamar mencari minuman. Baginya, Ivy memang bagai magnet yang selalu menariknya.“Ada sesuatu….”Ivy menundukkan kepalanya. Ia tak berani memandang mata Noah k

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 79. Jebakan Licik

    “Aku sedih sekali melihat Noah yang menurut saja pada Ivy. Dia selalu dimanipulasi olehnya, jadi aku ingin membebaskan Noah.”Clara berusaha memancing emosional Kyla agar berada di pihaknya, tetapi menghadapi Kyla sepertinya hal yang cukup sulit saat melihat tatapan oenuh selidiknya.“Dan apa hubungannya membebaskan Noah dengan alasanmu pura-pura pingsan?” tanya Kyla dengan mata menyipit.Clara gelagapan, tetapi ia segera memutar otaknya untuk terus berbohong.“Ivy tak berani menyakitiku kalau aku masih terlihat lemah dan Noah pun jadi iba padaku, jadi saat aku masih terlihat sakit Noah bisa lebih peduli padaku. Di saat itu aku akan membuatnya sadar secara perlahan dan menjauhkannya dari kakakku.”Kyla tetap diam. Ia tak menunjukkan reaksi apapun setelah mendengar semua penjelasan Clara. “Tolong aku. Katakan saja pada mereka kalau aku harus diperlakukan hati-hati. Itu saja,” pinta Clara dengan menangkupkan kedua tangannya, memohon dengan raut memelas.Kyla menghela napas panjang. Sem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status