Beranda / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 52: Harga Kepercayaan

Share

Bab 52: Harga Kepercayaan

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 06:57:58

Mata Ivy tak bisa berpaling dari wajah Noah. Setelah dua bulan lamanya, akhirnya mereka bisa berada di ruang yang sama dengan tatapan Noah yang tertuju padanya.

Ezra dan Samuel sudah dilerai oleh staff keamanan dan diusir secara paksa. Meninggalkan Noah dan Ivy dalam ruang kamar yang seperti kapal pecah.

Noah tetap dingin dan tak bicara meski sudah lima belas menit sejak kepergian Samuel dan Ezra. Ivy sendiri tak berani membuka suara. Ia hanya duduk di tepian kasur dengan tangan yang masih menyengkram erat selimut yang menutupi tubuhnya.

“Apa kau semurahan itu?”

“Noah….”

Ivy tak mengira kalau kalimat pertama yang Noah keluarkan setelah puasa bicara dua bulan terdengan sangat menyakitkan. Namun, Noah terlihat tak merasa bersalah.

Noah bahkan menuding-nuding Ivy dengan rahang tegasnya yang penuh amarah.

“Bisa-bisanya kau memanggil dua lelaki sekaligus untuk tidur denganmu. Kau sangat kesepian ya tak pernah kusentuh?”

“Aku baru saja dilecehkan dan hampir diperkosa oleh temanmu! Teganya k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 53: Obesesi Bukanlah Cinta

    Ivy tak pernah bertemu lagi dengan Ezra sejak makan malam waktu itu. Ia tak mau pertemuannya dengan Ezra membuat Noah semakin marah, sehingga ia benar-benar menjaga jarak dan bahkan mengabaikan semua pesan dan telepon Ezra.Kini, Ivy merasa kalau ia tak perlu menghindar lagi dari Ezra karena Noah tetap tak akan percaya padanya. Dan ia harus bertemu Ezra secepatnya untuk mengetahui apa motif Ezra menyadapnya.Ivy harus menemukan alat itu dan memberi penegasan pada Ezra agar berhenti melakukan hal berlebihan hanya untuk mendekatinya.“Kau baik-baik saja?” Ezra bertanya dengan raut khawatir saat Ivy mengambil duduk di depannya.Pertemuan mereka kali ini di sebuah kafe yang tak jauh dari kompleks perumahan.“Tidak.” Ivy menjawab dengan gelengan tegas.Ya, tak perlu berbohong di depan Ezra. Dia tahu jelas bagaimana keadaannya. Tak mungkin ada perempuan yang baik-baik saja setelah hampir diperkosa.“Kau-”Pada awalnya, Ivy ingin segela mencercea Ezra tentang alat penyadap itu. Namun, ia bar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 54: Gosip Miring

    Semua gosip tentang Ivy dan Ezra telah turun dair berbagai media. Tak ada lagi satu portal berita pun yang membahas mereka.Rupanya kekuasaan Ezra tak main-main. Entah dia menggunakan kuasa sebagai CEO atau turun sendiri sebagai hacker. Yang jelas, Ivy sangat berterima kasih atas usahanya.“Kenapa kau di sini? Tak di rumah kekasihmu itu?”Ivy baru keluar dari kamar dan sudah mendapatkan sapaan panas dari Noah.Sejak kemarin, Noah memang sudah berbicara padanya tapi semua kata yang terucap dari mulutnya hanyalah penghinaan dan kesakitan.“Aku tak punya hubungan apa-apa dengan Ezra,” jawab Ivy dengan tegas.Noah menaikkan satu alisnya, lalu tertawa, “Oh ya? Kau bahkan pernah bermalam di rumahnya dan sering menemuinya diam-diam.”“Sudah kubilang kalau waktu itu aku tak tidur dengannya. Dia hanya menawarkan tempat istirahat,” sahut Ivy dengan cepat.Ivy pikir, masalah lama itu sudah selesai. Noah pun sudah mengatakan sendiri kalau ia percaya pada alasannya, tapi kenapa sekarang berubah?“

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 55: Hilang Akal

    Noah menyita ponselnya dan tak mengizinkannya keluar rumah sama sekali semenjak gosip itu beredar. Semua ini mengingatkan Ivy pada apa yang dilakukan ayahnya dulu.Ayah yang selalu menjadikan rumah sebagai penjara dan tak memberikan akses komunikasi apapun hingga ia akhirnya belajar menjadi seorang hacker. Ivy tak terlalu masalah dengan hukuman yang Noah berikan. Toh, ia sudah biasa dikurung seumur hidupnya. Noah pun tak pernah menyakitinya secara fisik, jadi semuanya akan baik-baik saja.Setidaknya itulah yang Ivy pikirkan. Sampai di suatu sore, ia melihat Noah masuk dengan seroang perempuan. Hatinya sudah cukup sakit apabila perempuan itu adalah perempuan yang disewa untuk melayaninya, tapi dia adalah adiknya… Clara.“Kenapa kau datang bersama Noah?” tanya Ivy.Clara menatap Noah, lalu menggandeng lengannya dengan amat mesra. Ivy memandangnya tak percaya, apalagi saat Noah tak bereaksi apa-apa dengan genggaman Clara.“Noah mengajakku mampir sebentar karena ada barangnya yang tertin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 56: Puncak Drama

    Ivy mengalihkan pandangan ke luar jendela saat mendengar derit pintu terbuka. Ia lebih memilih memandangi rumah-rumah megah di kompleks perumahannya daripada Noah yang kini sudah berkacak pinggang di belakangnya."Mau sampai kapan kau begini?"Dari suara Noah, Ivy tahu kalau suaminya sudah frustrasi menghadapinya.Tapi, ia tak peduli. Karena tak akan ada yang peduli juga padanya.“Kau pikir dengan apatis seperti ini kau mampu membuatku luluh?”Noah memaksa membalikkan tubuhnya agar menghadapnya. Ivy sama sekali tak berekspresi meski kedua tangan Noah menekan bahunya dengan kuat.“Kau tak bisa mati dengan bunuh diri. Tak akan bisa. Jika kau harus mati, maka itu di tanganku. Begitu pula dengan adik dan ayahmu.”Noah melengos pergi setelah memborbardir Ivy dengan peringatan sekaligus ancaman.Kaki Ivy tak bisa menahan lebih lama lagi. Ia jatuh ke lantai yang dingin dengan mata hampanya.Sudah tiga hari sejak ia kehilangan akal dan pergi keluar rumah tanpa arah. Kini, ia tak hanya dikuru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 57: Kembali Ke Neraka Lama

    Rasanya baru beberapa jam yang lalu Ivy terkurung di kamarnya, kini ia kembali terkurung tetapi di ruang yang berbeda. Ruang gelap dan sempit yang telah menjadi temannya selama belasan tahun.Ivy berjalan mundur sampai punggungnya menabrak dinding saat rungunya mendengar derap langkah kaki mendekat. Saat knop pintu itu berputar, Ivy rasanya tak bisa bernapas.“Bagaimana rasanya kembali ke tempatmu?” tanya Evan dengan tawanya.Ivy hanya diam. Dari pintu yang terbuka, akhirnya ada cahaya yang bisa masuk hingga ia melihat dengan jelas bagaimana raut wajah ayahnya.“Ayah… Ayah, aku mau pulang,” ucap Ivy dengan tergagap.“Pulang? Bukannya ini rumahmu?” sahut Evan.Langkah Evan makin mendekat. Ivy ingin kabur, tapi ia tak bisa kemana-mana. Tubuhnya makin bergetar saat melihat ayahnya mengambil tongkat bisbol yang tersimpan di balik pintu.“Bukannya kau merindukannya?” tanyanya dengan tawa yang kian meledak.Ivy menggeleng. Matanya sudah berembun karena air mata yang siap tumpah.“Ayah, jang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 58: Permainan Evan

    Saat Ivy membuka mata, Noah adalah orang pertama yang ia lihat. Mata Noah langsung terkunci dengannya.Entah ini hanya perasaannya yang terlalu percaya diri atau hanya harapan kelabu, Ivy bisa merasakan tatapan hampa dan sendu yang dalam dari balik mata Noah.“Masih adakah harapan yang tersisa saat semuanya seperti tak ada cahaya?” batin Ivy.“Noah….”Ivy berusaha meraih tangan Noah. Ada kelegaan luar biasa saat Noah tak menepis tangannya dan membalas genggaman tangan itu.“Kumohon, percayalah padaku….”Noah masih tak bicara. Ia tetap mematung dan membisu. Ia sedang dilanda dilema besar.“Istirahatlah.”Akhirnya, hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Ia mengelus punggung tangan Ivy sebelum keluar dari kamar. Meninggalkan Ivy yang kembali hanyut dalam tangisan lirihnya.Ivy masih kecewa dan harapan itu terasa kembali lenyap. Namun, ia tak tahu kalau di balik pintu kamarnya, Noah ikut menitikkan air mata.Pikiran Noah sibuk menduga mana yang benar dan salah. Mana yang harus dipercay

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 59: Pengakuan Orang Bodoh

    Noah tak menyangka kalau dirinya akan berada di balik jeruji besi. Apalagi bersama rivalnya, Eza. Lebih buruknya lagi, ia dijebloskan oleh musuhnya!“Lepaskan aku dari sini! Lepaskan!”Ezra terus mendorong-dorong jeruji besi hingga suara dari rantai dan gembok yang yang ada di pintu bergemerincing. Ezra terus berteriak saat petugas polisi lewat.“Diamlah. Percuma saja kau teriak seperti itu,” tukas Noah.“Menyebalkan sekali! Mereka bahkan merampas ponsel kita!” murka Ezra.“Sekretaris kita pasti akan mencari keberadaan kita saat kita tak bisa dihubungi,” jelas Noah dengan tenang.Ezra terhenyak, lalu mengangguk-angguk. “Kau benar juga.”“Dan aku yakin berita tentang kita sudah tersebar. Jadi pasti kuasa hukum kita juga sudah membuat rencana.”“Kau cukup pintar,” puji Ezra dengan setengah hati.Noah merotasikan bola matanya dengan malas saat memandang Ezra.“Itulah sebabnya perusahaanmu selalu di bawahku. Kritikal berpikirmu sangat jelek,” ejek Noah.“Apa kau bilang?!” Ezra berseru kes

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 60: Dalam Tekanan Ancaman

    Beberapa menit sebelum kejadian…Ketika Noah pergi meninggalkannya, Ivy hanya menangis di dalam kamar. Ternyata begitu sulit meluluhkan hati Noah dan membuatnya percaya lagi padanya.Ivy kira, Noah akan memeluknya setelah menyelamatkannya dari rumah. Mungkin, kemarahan Noah padanya memang sudah terlanjur menggunung hingga ia tak bisa mengentikan lavanya.SetelahLama menangis dalam kesendirian, Ivy tersentak saat sayup-sayup mendnegar suara berisik dari luar. Ia mencoba bangkit, tetapi gagal karena lukanya yang masih merah.“Argh….”Ivy berhasil berdiri dengan berpegangan pada meja. Ia mulai berjalan secara perlahan dengan terus bertumpu pada dinding, meja, dan apapun yang berada di dekatnya.Ketika berhasil keluar dari kamar, sumber suara bising itu semakin jelas terdengar. Ivy menundukkan kepalanya ke lantai bawah dan ia bisa mellihat Noah dan Ezra sedang baku hantam.“Tidak… tidak… Jangan lagi….”Ivy ingin berlari dan melerai mereka, tapi kakinya masih terlalu lemah hingga ia malah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 118. Memulai Kembali

    Suasana di rumah sakit itu menjadi kian mencekam. Orang-orang yang berlalu-lalang di lorong bahkan selalu menoleh ke arah mereka berempat dengan tatapan penuh keingintahuan yang besar. Seakan-akan mereka siap menebar gosip ke berbagai kalangan. “Dua petinggi perusahaan besar sedang bertengkar di rumah sakit!”“Katanya mereka saling tuduh selingkuh!”Kemungkinan, gosip itulah yang akan keluar dan menyebar dari satu mulut ke mulut yang lainnya. Tak perlu menunggu lama hingga gosip itu pada akhirnya akan tercium media dan kembali viral di berbagai sosial media.Noah sudah memikirkan segala kemungkinan buruk itu, tetapi ia tetap tak bisa menahan dirinya untuk bersikap tenang. Lagipula, siapa yang bisa tenang jika kau melihat istrimu keluar dari ruang pemeriksaan kehamilan dengan lelaki lain?“Noah, dengarkan aku. Ini semua tak seperti yang kau pikirkan,” ucap Ivy. Ivy berusaha meredakan ketegangan yang ada dengan menernagkan Noah. Akan tetapi, amarah Noah suda menjadi bara api yang berk

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 117. Pertemuan Mengejutkan

    Noah menahan diri untuk tidak tertawa ketika mendengar pengakuan Clara. Ia tetap berlagak terkejut dan keheranan. Ia mengangkat satu alisnya. Rupanya alasan itu yang Clara gunakan untuk menutupi kebohongannya.“Keguguran? Bagaimana bisa?” tanya Noah, masih mengikuti permainan yang Clara buat.“Aku keguguran beberapa hari yang lalu karena jatuh di kamar mandi,” balas Clara dengan sendu. Matanya berkaca-kaca saat menatap Noah. Dan Noah harus mengakui kalau perempuan ini memang sangat layak mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sepanjang masa.“Kenapa kau tak bilang?” sahut Noah. Suaranya mulai lelah karena segala kebohongan Clara.“Karena aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak hamil….”Kali ini, Clara berkata dengan jujur. Ia mungkin berbohong tentang semuanya, termasuk kegugurannya. Namun, ia sungguh-sungguh saat mengatakan takut kehilangan Noh.“Aku memang akan meninggalkanmu,” ucap Noah dengan tegas.Clara melebarkan matanya. Ia pun meraih lengan Noah dan menggengg

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 116.  Berakhirnya Sandiwara

    Keesokan harinya, Noah terbangun dengan semangat penuh. Setelah beberapa waktu seperti mayat hidup, baru kali ini ia menjadi lebih bersemangat.Semua ini dikarenakan ia tahu kalau kebusukan Clara akan terbongkar sepenuhnya. Ia bahkan sengaja bangun lebih awal dan menunggu Clara di ruang tengah sampai pukul delapan pagi.“Noah, kau tak berangkat kerja?” Clara bertanya dengan terkejut.Pasalnya, biasanya Noah sudah berangkat ke kantor pagi buta sehingga Clara tak mengira Noah masih berada di rumah. Padahal ia ingin menghindari Noah hari ini karena terlalu takut diajak ke dokter kandungan.“Aku sengaja mengambil cuti hari ini,” balas Noah. “Cuti? Kenapa?” Clara melebarkan matanya. Noah adalah orang yang gila kerja sehingga mengambil cuti adalah hal yang aneh untuknya.“Karena aku tak sabar melihat keadaan bayiku.”Noah mengulas senyum selebar mungkin. Ia menyukai bagaimana raut muka Clara menjadi tegang, tetapi masih berusaha tetap terlihat tenang. “Astaga… kau tak perlu sampai mengam

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 115. Terbongkarnya Rahasia

    Kyla meraih ponselnya dengan cepat dan menekan kontak Noah. Setelah beberapa nada hubung, akhirnya Noah mengangkat panggilannya.“Halo, Kyla? Ada apa?” tanya Noah.Dari suaranya, Kyla tahu kalau Noah cukup terkejut saat menerima panggilannya. Mereka memang bukan teman dekat, jadi mustahil menghubungi jika tak ada hal penting.“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu tentang Clara,” jawab Kyla dengan cepat.Di seberang sana, Noah yang sedang tenggelam dalam kertas-kertas pekerjaan langsung terdiam saat mendengar ucapan Kyla. Ia bahkan berdiri dari duduknya dengan raut wajah penasaran.“Katakan. Katakan apapun yang kau ketahui tentangnya,” ucap Noah dengan lebih tegas.Kyla menelan salivanya dengan susah payah. Suara Noah sangat berat dan menyeramkan hingga membuatnya tak berkutik.“Gawat! Noah marah,” batin Kyla.Kyla sangat gugup dan khawatir, tetapi ia sudah terlanjur menghubungi Noah dan tak bisa bersembunyi lagi.“Baru saja Clara menghubungiku untuk meminta dibuatkan surat keterangan h

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 114. Bukan Aliansi

    Kyla mengerutkan dahinya saat mendengar permintaan Clara yang sangat tak tahu diri. Hal ini membuat suasana hatinya jadi makin memburuk.“Kau harus membantuku,” pinta Clara dengan penuh tekanan. Kyla menyandarkan punggungnya ke kursi dengan lelah. Padahal, ia baru menyelesaikan operasi besar yang berlangsung selama tiga jam. Ia sangat lelah, lapar, haus, dan mengantuk, tetapi saat masuk ke ruang kerjanya malah harus menerima telepon bodoh seperti ini.“Kenapa aku harus membantumu? Aku tak berhutang apa-apa padamu,” desis Kyla.“Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! Aku janji! Kau hanya perlu melakukan itu saja agar Noah percaya kalau aku hamil anaknya.”Kyla sudah berniat untuk mengakhiri panggilan itu secara sepihak karena terlalu malas berdebat dengan Clara. Namun, ucapan Clara barusan membuatnya cukup terkejut. Ia bahkan langsung duduk tegak di kursinya.“Apa maksudmu?” tanya Kyla dengan bingung.“Aku harus membuat Noah percaya kalau aku mengandung anaknya. Dengan begitu, dia a

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 113. Jalan Buntu

    Ruang makan itu masih dipenuhi dengan dentingan sendok, garpu, dan piring. Noah dan Clara masih terlihat menikmati makanannya.“Aku senang sekali kau menyukai masakanku. Kapan-kapan akan kumasakkan lagi ya?” ucap Clara dengan senang hati.“Ya, boleh. Aku menantikan maskaanmu,” jawab Noah.Clara membalas dengan senyuman yang kian lebar. Ia meraih piring lauk dan kembali meletakkan beberapa daging di piring nasi Noah. “Makanlah yang banyak!”“Hm. Terima kasih.”Noah berusaha keras untuk menelan makanan itu. Tenggorokannya terus tercekat tiap ia menelan daging itu. Setelah menghabiskan makanannya, ia pun menyiapkan diri untuk berbicara mengenai tes kehamilan pada Clara.“Apa besok kau ada acara?” tanya Noah. Bola mata Clara makin berbinar mendengarnya. “Tidak! Tidak ada! Kenapa? Apa kau akan mengajakku berkencan?” tanyanya kemudian.Sudut bibir Noah terasa kaku karena harus terus terangkat, tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya agar Clara terus menatapnya penuh cinta.“Bagaimana

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 112. Raja dan Ratu Akting

    “Noah, bagaimana hasil sidang pertamanya?”Noah baru membuka pintu rumah dan dihadapkan dengan Clara yang bertanya dengan tak tahu malu. Sebisa mungkin Noah menekan emosinya untuk tak menampar perempuan itu dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamar. “Kau dan Ivy tetap bercerai, kan? Mediasinya tak berjalan lancar, kan?” tanya Clara. Clara terus mengikuti langkah Noah hingga di puncak tangga. Ia bahkan menahan lengan Noah yang akan berjalan masuk ke dalam kamarnya.“Noah, kenapa kau tak menjawabku? Aku menunggu seharian di sini dengan gugup,” ucap Clara.“Menunggu seharian di rumah dengan gugup?” ulang Noah dengan rahang mengeras.Tatapan mematikan dari Noah membuat pegangan Clara di lengannya terlepas. Clara berjalan mundur secara spontan dan menahan napasnya. “Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia sudah tahu?” pikir Clara. Ketakutan mendominasi perasaan Clara, tetapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. “Iya! Aku menunggumu! Jadi, bagaimana hasilnya?” Clara t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 111. Tunduk Kepada Musuh

    Setelah terdiam cukup lama memandangi data Clara, tiba-tiba saja Noah teringat pesan Ezra yang meminta agar ia memastikan kehamilan Clara setelah melaksanakan tugas pertamanyaIa pun segera menghubungi Ezra lagi untuk memberitahu penemuannya yang penting ini. Ia yakin Ezra tak akan kalah terkejut saat mengetahui siapa penjahat yang berusaha mencelakai Ivy.“Halo, Ezra?” Noah memanggil Ezra dengan menggebu-gebu saat panggilan itu akhirnya terhubung.“Halo? Ya? Kenapa?”Suara Ezra terdengar lebih lirih dari sebelumnya, bahkan terkesan sedang berbisik-bisik karena takut ketahuan.“Kau dimana?” tanya Noah pada akhirnya.Di seberang telepon, Ezra melirik ke arah Ivy yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit. Ia pun berdiri karena tak ingin suaranya mengganggu waktu istirahat Ivy.“Sedang di rumah,” balas Ezra, memilih berbohong karena ia tak mau Noah tahu kalau Ivy dirawat di rumah sakit. Noah pasti memaksa datang jika saja dia tahu.“Kau sudah mengantar Ivy kembali ke hotel? Apa dia ba

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 110. Perempuan Berbisa

    Noah sudah menggenggam nomor plat mobil yang berusaha menabrak Ivy. Ia juga sudah memiliki salinan rekaman CCTV sebagai pegangan bukti yang cukup kuat apabila si penabrak tak mau mengakui kesalahannya.Sayangnya, setelah melakukan pelacakan, mobil itu rupanya bukan milik pribadi perseorangan melainkan mobil sewaan. Jadi di sinilah ia sekarang, berdiri di depan Rental Mobil Jaya dengan penuh harapan.“Kau akan tertangkap sebentar lagi, Brengsek,” desis Noah selagi kakinya mengambil langkah cepat untuk memasuki tempat penyewaan mobil itu. “Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu? Bapak mau rental mobil yang apa dan berapa lama?”Seorang pegawai perempuan dengan rambut hitam panjang menyapa Noah saat Noah memasuki lobi. Senyumnya terulas lebar untuk memberikan pelayanan terbaik. “Aku ingin bertanya siapa orang yang menyewa mobil ini pagi hari tadi,” ucap Noah sambil menyerahkan foto mobil yang terparkir di pengadilan agama. Senyum di bibir pegawai perempuan itu menjadi kaku. Dia melih

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status